Laman

Senin, 30 Juni 2014

EXO Fanfiction: Be a Ssang Namja.

Author: Kyung0712 (@Intansnickers)

Genre: Friendship,Romance-maybe-

Cast:
- Oh Sehun
- Cho Eun Hyun (OC)

Support Cast:
- Kim Jongin
- Cho Khyuhyun

Disclaimer: akhirnya jadi jugaaaaaaaa,ini permintaan orang yang sama seperti sebelumnya,temenku tercintah *asek* Hirza Qalby Tazkia.Maaf kalo gak dapet feel-nya atau kurang berkenan.Enjoy^^

Sebelumnya :
- Half Of My Heart
- All About Him
- Goodbye Summer

***

Sepasang mata itu mengerling menatap roda pesawat yang mulai bergesekan dengan aspal bandara lewat jendela pesawat.Setelah duabelas jam ia duduk manis di pesawat,menghabiskan setengah dari harinya untuk berdiam diri memandangi langit,kini saatnya ia menghirup udara tanah kelahirannya yang tiga tahun ditinggalkannya.

" yeah,i'm backkk!! "

Perempuan berambut panjang bergelombang dengan tinggi semampai itu merentangkan kedua tangannya lebar-lebar.Bibirnya menyungging lebar memperhatikan orang-orang yang juga lalu-lalang turun dari pesawat.

Setelah melewati beberapa pemeriksaan oleh petugas,perempuan itu berhenti berjalan dan meletakkan satu tangannya di atas kedua alisnya; mencari seseorang yang menjemputnya.

Ponselnya berdering tanda telepon masuk.Perempuan itu merogoh kantung jins-nya dan menggeser tombol berwarna hijau itu.

" Ya! Kau dimanaaa?! "

Perempuan itu meringis sambil menjauhkan telinganya dari ponsel saat panggilannya di sambut dengan seruan yang menyakitkan gendang telinganya.

" aish! Bisa tidak kau tidak berteriak padaku,huh?! " sungut perempuan itu.

" baiklah,baiklah,sekarang kau dimana? pakai baju apa? " laki-laki di seberang sana mulai bertanya lembut.

Perempuan itu menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri berusaha mencari petunjuk masuk akal yang dapat ia katakan kepada si laki-laki itu agar dapat menemukannya.

" aku berdiri di dekat toko Bubble Tea,dan baju yang ku pakai sekarang adalah kaus lengan panjang warna abu-abu dan celana jins "ujarnya.

" eoh? Toko Bubble Tea? "

" hmm "

tut.

Perempuan itu mengernyit heran manakala sambungan teleponnya di putus begitu saja.

" Oh Sehun ini gila atau apa? kenapa dia mematikan teleponnya? " gerutunya kesal.

Perempuan itu meniup poni-nya pasrah,terserah laki-laki bernama Oh Sehun itu akan kebingungan mencarinya di seluruh sudut di bandara ini,yang terpenting ia harus segera pulang dan merebahkan diri di kasur empuknya.

Baru saja tangannya akan kembali menggeret koper biru dongker-nya mata lebih dulu menangkap siluet sosok tinggi yang berjarak empat meter dari tempatnya berdiri.Laki-laki tinggi berambut coklat gelap dengan poni sampingnya memakai kaus putih yang di lapisi jaket berwarna biru laut serta celana jins.Laki-laki itu tersenyum menunjukkan eyesmile-nya sambil melambaikan tangan.

" EUN HYUN-ah! EUN HYUN-ah! "

Sehun berseru sambil melompat-lompat kecil dari tempatnya,berharap kalau orang yang di panggilnya itu merespon panggilannya.

Kaki-kaki panjangnya melangkah lebar dengan senyuman yang tidak kalah lebar menunjukkan deretan gigi putihnya.Sehun merentangkan tangannya lalu membawa Eun Hyun kedalam dekapannya,memeluk perempuan-yang masih tidak bergerak itu-erat.

" aku merindukanmu,sungguh aku merindukanmu "

Tubuh Eun Hyun terasa hangat dan lemas saat Sehun membisikan kalimat itu di balik punggungnya.Kedua tangannya yang sedari tadi diam kini perlahan naik ke atas punggung Sehun.

" hmm,aku juga,Sehun "

***

Setelah puas melepas rasa rindu masing-masing Sehun dan Eun Hyun memilih langsung pulang.Sehun langsung mengambil alih koper Eun Hyun dan berjalan mendahului perempuan itu.

" hei,Sehun " panggil Eun Hyun saat mereka sudah di dalam mobil.

" apa? " Sehun menyahut ia memalingkan wajahnya menatap Eun Hyun dengan eskpresi luar biasa senangnya.

Percaya atau tidak,ini adalah hari yang paling di tunggu Sehun selama tigatahun terakhir.Ini hari-nya seorang oh Sehun.

Eun Hyun yang di tatap mata mengerling Sehun langsung menelan ludah sambil mengerjapkan matanya.Tigatahun berkomunikasi dengan Sehun lewat telepon atau skype membuatnya lupa cara menjaga sikap di depan Sehun.

" kau sekarang kerja? " tanya Eun Hyun setelah menormalkan detak jantungnya.

Sehun mengangguk lalu kembali fokus ke depan.

" kerja apa? "

" pelatih dance "

Eun Hyun mengernyitkan dahi-nya menatap sisi wajah Sehun tidak percaya.Oh Sehun koreografer?

" jangan bilang kau lupa kalau aku memang suka menari " ucap Sehun sambil mengerucutkan bibirnya.

Eun Hyun menggeleng cepat.Bukan lupa,hanya tidak percaya Sehun benar-benar menjadi pelatih dance.Eun Hyun kira bocah itu hanya bercanda saat dulu mengatakan kalau ia ingin menjadi pelatih dance suatu saat nanti.

Eun Hyun hanya kurang percaya Sehun bisa se-konsisten itu.

" kau sendiri? apa yang akan kau kerjakan di sini? " tanya Sehun.

Eun Hyun meletakkan telunjukkan di bibir,alisnya bertaut.Ia sedang berpikir.

" dokter "

" dokter? Kau akan menjadi dokter? " Sehun berteriak heboh.

" yep! dokter,teman Ayahku bekerja di rumah sakit Seoul,dia menawariku bekerja disana  "

" wahh,kalau begitu nanti aku akan jadi pasienmu,pasien pertama Cho Eun Hyun "

Eun Hyun menoleh " memangnya kau sakit? kalau kau tidak sakit kau tidak bisa menjadi pasienku,Sehun "

" aku sakit,aku akan sakit saat kau menjadi dokter,aku akan sakit supaya kau merawatku " ucap Sehun masih fokus melihat ke depan.

Sehun menolehkan kepalanya,menatap Eun Hyun sambil tersenyum lebar.

" pokoknya aku harus menjadi pasien pertama mu,tidak mau tau bagaimanapun caranya,aku harus menjadi pasien pertamamu! "

***

Eun Hyun tersenyum saat melihat bayangan dirinya di cermin besar yang menyatu dengan pintu lemari pakaiannya.Jas putih dokter terlihat begitu cocok di tubuh rampingnya.

Eun Hyun menyematkan jepit rambut berwarna putih bermotif bunga berwarna biru di sudut kiri rambut gelombangnya.Jepit rambut yang Sehun berikan padanya sebagai kado ulang tahunnya yang ke limabelas.

Sehun memang pelit soal kado.

Tapi tetap saja Eun Hyun menyukai apapun yang Sehun berikan padanya,bahkan Eun Hyun suka greeting card buatan Sehun yang ia buat dari kertas karton.Walaupun kelihatannya seperti anak sekolah dasar-Sehun menggambar balon di setiap sudutnya dan tulisan laki-laki itu yang jauh dari kata bagus-tapi Eun Hyun tetap menyukainya.

" aish! kemana bocah itu?! "

Eun Hyun menggerutu kesal karena Sehun yang tidak kunjung memunculkan batang hidungnya.Semalam bahkan Sehun sangat bersemangat dan mengatakan ia akan mengantar Eun Hyun ke rumah sakit dan menjadi pasien pertamanya.

Tapi kenyataannya?

" bahkan kau tidak menjawab teleponku,dasar mulut besar "

Dan dengan satu dengusan kesal Eun Hyun memutuskan untuk pergi ke rumah sakit menaiki bus.

***

Bunyi roda ranjang pasien yang di dorong oleh beberapa suster menggema di seluruh sudut lorong rumah sakit.Seorang laki-laki muda yang terluka parah terlihat tidak berdaya di atasnya.Para suster-suster itu memasukkannya ke dalam ruang ICU.

" bagaimana ini?! dokter-dokter belum ada yang datang,ini masih terlalu pagi.Apa yang harus kita lakukan?! " seru seorang suster yang memakai kacamata dengan nada panik yang sangat kentara.

Suster yang bertubuh gempal juga tidak kalah panik,ia menggigit bibir bawahnya sambil menatap laki-laki muda yang terluka parah.

" Ya! Jangan diam saja,cepat lakukan sesuatuuu!! " seru suster lain yang bertubuh kurus.

" aku akan keluar,siapa tau ada dokter yang baru datang " usul suster bertubuh gempal tadi.Ia berlari keluar ruang ICU setelah mendapat anggukan dari teman-temannya.

Suster bertubuh gempal itu terus berlari,berharap ada seorang dokter yang baru datang dan menyelamatkan nyawa laki-laki tadi.Ia dan teman-temannya hanya suster jaga yang bertugas mengecek kondisi pasien; memeriksa tekanan darah,cairan infus,menyuntikkan vitamin,memberi makanan sesuai jam-nya.Bukan suster-suster yang biasa mendampingi dokter saat melakukan tindakan.

" Dokter! Dokter! "

Suster itu berteriak kencang saat melihat perempuan tinggi memakai jas dokter memasuki rumah sakit.Ia berlari ke arah perempuan itu.

" Dokter..hhh..tolong..hhh..ada..hhh..pasien..hhh...terluka...hhh "

***

Sehun membuka matanya perlahan,matanya terbelalak saat melihat cahaya matahari yang sudah luar biasa terang di luar sana.Ia langsung menyibakkan selimut dan meraih ponsel yang berada di nakas-nya.

" ah sial! " umpatnya kesal.

Tujuhbelas panggilan tidak terjawab dan lima pesan.

From: Eun Hyun.
05:56
Aku berangkat naik bus.

Sehun mendudukkan tubuhnya di kasur sambil menghela nafas kasar.Menyesal karena semalam tidur terlalu larut hanya karena menonton piala dunia.

" apa aku masih bisa menjadi pasien pertamanya? "

***

Eun Hyun menghela nafas panjang,ia baru saja melakukan penanganan terhadap pasien pertamanya.Seorang laki-laki muda berkulit agak gelap yang terluka parah.Suster-suster itu mengatakan kalau laki-laki muda itu berjalan terseok-seok ke rumah sakit pagi-pagi buta dengan luka lebam di wajah serta luka tusuk di perutnya.

" apa dia gangster? " gumam Eun Hyun sambil memandangi wajah damai laki-laki yang sedang memejamkan matanya itu.

" eung... "

Eun Hyun membulatkan matanya saat mendengar lenguhan yang keluar dari bibir laki-laki itu.Perlahan kedua kelopak mata itu terbuka,memunculkan sepasang bola mata berwarna coklat gelap yang indah.

Laki-laki itu mengerjap pelan,bola matanya langsung mengarah pada perempuan yang tersenyum memandangnya.

" apa anda baik-baik saja? " tanya Eun Hyun lembut.

Laki-laki itu diam tidak menjawab,ia hanya memandang bingung kepada Eun Hyun.

" Saya dokter yang menangani anda,Jongin-ssi.Nama saya Cho Eun Hyun " ucap Eun Hyun yang sadar jika laki-laki itu mungkin bingung dengan dirinya.

" kau tau namaku? " tanya laki-laki itu dengan suara serak.

Eun Hyun menggaruk tengkuknya sambik meringis.

" maaf,saya memeriksa dompet anda,rumah sakit ini butuh identitas anda "

Laki-laki bernama Jongin itu hanya mengangguk pelan.

" anda benar-benar baik-baik saja sekarang? Apa ada yang sakit? "

Jongin mengangguk pelan.
" perutku terasa kaku "

Eun Hyun tersenyum memaklumi.
" perut anda harus di jahit karena mengalami luka sobek,Jongin-ssi " ungkap Eun Hyun.

" terimakasih sudah menolongku " ujar Jongin dengan senyum tipis di balik bibir pucatnya.

***

" aku minta maaf tidak menjemputmu kemarin pagi,aku sungguh-sungguh kesiangan "

Sehun terus saja berseru sambil mengekor di belakang Eun Hyun yang mengacuhkannya sejak dia datang mengunjungi Eun Hyun di rumah sakit.

" aku harus melakukan apa supaya kau berhenti mengacuhkanku? " tangan besar Sehun menarik lengan kurus Eun Hyun,memaksa perempuan itu untuk berbalik menghadapnya.

" aku ingin memeriksa pasien pertamaku,Sehun.Bisa berhenti mengikutiku? " Eun Hyun bertanya dengan dingin.

Pegangan tangan Sehun langsung lepas detik ketika Eun Hyun menyebutkan kalimat 'Pasien Pertama'.Apa dia sudah terlambat sekarang?

" kau—sudah memiliki pasien? " tergagap,Sehun bertanya.

Eun Hyun mengangguk.

" dan itu bukan dirimu "

***

Eun Hyun menghela nafas berkali-kali untuk meredakan malu yang ada di dalam dirinya.Sehun bersikeras ikut dengannya untuk bertemu dengan pasien pertama Eun Hyun.

" bagaimana Jongin-ssi,apa ada keluhan lain? " Eun Hyun bertanya lembut sambil memegang tangan Jongin.

Jongin tersenyum sambil menggeleng.
" tidak,aku merasa lebih baik sekarang " jawabnya.

Sehun mendengus melihat pasien pertama Eun Hyun adalah seorang laki-laki.Terlebih sikap Eun Hyun yang sangat lembut dengannya,berbanding terbalik dengan Eun Hyun yang selalu meneriakinya.

" bisa kita pindah ke pasien lain? lama sekali " ucap Sehun dengan ketus.Kedua tangannya terlipat di depan dada.

Eun Hyun menoleh ke belakang dan memberi Sehun tatapan tajam.Mengisyaratkan laki-laki itu untuk menjaga mulutnya.

" apa? aku bosan disini " ucapnya membalas santai pelototan Eun Hyun.

Eun Hyun menghela nafas sekali lagi,ia tersenyum canggung pada Jongin.

" maaf Jongin-ssi,dia itu pasien gangguan saraf,jadi maklum kalau bicaranya sedikit kasar " ucapnya.

Sehun melotot kaget mendengar ucapan Sehun barusan,pasien gangguan saraf? Maksudnya apa?.Ia mendengus kesal,ia tau laki-laki bernama Jongin itu sedang menahan tawanya.Sehun paling tidak suka jika ada orang yang menertawakannya seperti itu.

" aku pulang! "

***

Eun Hyun menghabiskan setengah hari dari kerja-nya di ruang rawat Jongin.Hampir setiap hari ia selalu menemani Jongin,ia baru tau kalau Jongin kemarin terlibat perkelahian dengan teman-temannya.Jongin seorang player.

" orang tuamu? " Eun Hyun bertanya sambil menyodorkan potongan apel ke mulut Jongin.

Jongin mengendikkan bahunya.
" entah,mereka mengusirku dan terus mengumpatiku.Katanya aku anak yang tidak berguna. " jawabnya santai.

Eun Hyun menelan potongan apel yang ada di dalam mulutnya lalu menggenggam tangan Jongin.

" ku rasa kau perlu minta maaf pada orangtua-mu,bagaimanapun juga mereka yang selama ini membesarkanmu dengan susah payah " ujarnya.

Jongin menelan ludah,baru kali ini ada perempuan yang berani menasihatinya,selama ini ia hanya mengencani perempuan-perempuan centil yang kerjaannya hanya berdandan di depan kaca.

Dengan seulas senyuman manis Jongin mengangguk.

" kau benar,aku akan melakukannya "

***

" itu dari siapa? "

Eun Hyun menghampiri sang kakak yang sedang menonton tv.Di atas meja terdapat buket bunga mawar putih cantik.

" Sehun,dia yang memberikannya " jawab Kyuhyun.

Eun Hyun mengernyit tidak percaya lalu mengangkat buket bunga itu.Membaca pesan singkat yang terdapat di kartu yang ada di dalamnya.

Bunga ini ku beli menggunakan gaji pertamaku,semoga kau menyukainya ^^~

-Oh Sehun-

Eun Hyun tersenyum membacanya,ia merogoh ponsel yang ada di saku blazer putihnya dan menekan tombol satu.

Panggilan cepat,Sehun berada di nomor satu.

" Terimakasih " Eun Hyun berkata lembut ketika teleponnya diangkat.

" untuk? " tanya Sehun dengan nada bingung.

" bunganya,aku menyukainya " jawab Eun Hyun.

Sesaat Sehun tidak mengeluarkan suara.

" Sehun? Kau masih disana kan? Tidak tidur kan? "

" eoh? Tidak,syukurlah kau menyukai bunga itu "

Eun Hyun tersenyum.

" tentu aku menyukainya "

Tut.

Eun Hyun mengernyitkan dahinya,kenapa Sehun senang sekali memutuskan telepon seenaknya?

***

Siang ini Sehun meminta Eun Hyun untuk menemaninya makan siang di taman dekat rumah sakit.Laki-laki itu datang membawa dua kotak bekal yang katanya itu adalah hasil masakannya sendiri.

" kalau hanya menggoreng nugget aku juga bisa,Sehun " komentar Eun Hyun sambil menyumpit nugget rasa spicy ke mulutnya.

" orang bilang jangan lihat hasilnya tapi lihat prosesnya,kau tidak tau kan bagaimana rasanya menggoreng nugget? itu menyeramkan,bayangkan resikonya,aku bisa terkena minyak panassss! " ujar Sehun dengan nada di lebih-lebihkan.

Eun Hyun hanya mencibir mendengarnya.Ia mulai curiga kalau Sehun pasti memakai helm saat memasak nugget ini.

" kau tau Jongin? Dia ternyata laki-laki yang menyenangkan "

" tidak ada laki-laki yang lebih menyenangkan dariku " sahut Sehun cuek.

" kau itu manja dan tukang ngambek,Sehun.Bagaimana kau bisa menyebut dirimu menyenangkan? " balas Eun Hyun.

" dulu saat kita di mall kau bilang walaupun aku punya banyak segudang sifat buruk tapi aku tetap menyenangkan " ucap Sehun tidak mau kalah.

Eun Hyun menelan ludahnya.Tiba-tiba ia merasa sulit bernafas,kejadian itu sudah tiga tahun yang lalu,dan Sehun masih mengingatnya.

" itu dulu Sehun "

Sehun menahan nafasnya,dulu? apa semuanya sudah berubah? apa ia terlambat?

***

Eun Hyun mulai membenarkan perkataan nya tentang Sehun adalah seorang pasien gangguan saraf.Sebab,akhir-akhir ini Sehun terlihat seperti 'bukan Sehun'.Laki-laki itu merubah penampilannya,terlihat lebih dewasa sekarang.Setiap pagi mengantar Eun Hyun ke rumah sakit,mengantar bekal makan siang yang sekarang menunya sudah mulai meningkat dari pada saat pertama,udang goreng tepung.Lumayan bukan?.Sehun juga tidak lagi menonton kartun kesukaannya,dia lebih suka menonton berita sekarang.

Singkat kata,Sehun berubah menjadi laki-laki sesungguhnya.

Tidak lagi manja.

" kau masih berhubungan dengan Jongin? " tanya Sehun.

Malam itu,ia dan Eun Hyun keluar untuk makan malam bersama,Sehun baru saja mendapat gaji ke dua-nya.

" masih,walaupun dia sudah tidak menjadi pasienku,tapi kami tetap berkomunikasi,kenapa? " Eun Hyun mengalihkan pandangannya dari steak yang ia makan.Ia menatap kedua manik mata Sehun.

Waktu terasa berjalan lambat saat kedua manik cantik milik Eun Hyun menatap manik matanya.

Setidaknya itu yang Sehun rasakan sekarang.

" kenapa,Sehun? "

Sehun mengerjapkan matanya berkali-kali saat Eun Hyun mengulang pertanyaannya.Ia menggeleng pelan.

" aahh tidak " gumamnya pelan lalu memasukkan potongan daging ke dalam mulutnya.Dalam hati terus merutuki jantungnya yang tidak juga menormalkan detaknya.

" Jongin tipe ideal "

Sehun langsung mengangkat kepalanya menatap wajah Eun Hyun dengan dahi mengernyit.Matanya menatap menuntut pada perempuan itu.

" semua perempuan,oke? "

Eun Hyun menyahut tatapan menuntut Sehun dengan ucapan santai lalu kembali menyantap steak-nya.Tidak menyadari betapa buruknya perasaan Sehun setelahnya.

" kau menyukai Jongin? " tanya Sehun.

Eun Hyun melotot kaget,tidak percaya jika Sehun akan bertanya soal ini.

" kau bilang dia tipe ideal semua perempuan,termasuk dirimu? " Sehun bertanya lagi.

Eun Hyun menutup mulutnya rapat-rapat,tatapan kecewa Sehun membuatnya susah menjawab pertanyaan yang seharusnya dengan mudah ia jawab.

Ada apa dengan tatapan Sehun?

***

Jongin keluar dari studio dance tempatnya bekerja,semenjak kedua orang tua-nya memaafkannya,Jongin mulai bekerja sebagai pelatih dance di salah satu studio dance kepunyaan saudaranya.

" ada yang penting? " Jongin bertanya sambil menjatuhkan tubuhnya di kursi panjang yang terletak di depan studio dance.

Laki-laki di sampingnya itu menjulurkan sekaleng minuman soda ke hadapan Jongin.

Jongin menyambut kaleng soda itu dengan tertawa kecil.
" aku tidak berpikir kita sedekat ini,jadi ada apa kau menemuiku,Oh Sehun? "

Sehun mendengus,ia sebenarnya benci dengan laki-laki di sampingnya ini,tapi demi rasa penasaran yang mendominasi perasaannya ia rela menurunkan harga dirinya dan menelepon Jongin—setelah mencuri nomornya dari ponsel Eun Hyun—untuk memintanya bertemu sebentar.

" kau—menyukai Eun Hyun? " tanya Sehun menatap mata Jongin intens.

Jongin menyemburkan minuman soda-nya,pertanyaan Sehun mengejutkan kerja jantungnya.Jongin mengelap bibirnya yang basah dengan punggung tangan lalu berdehem.

" kenapa kau bertanya seperti itu? " tanya Jongin kembali biasa.

Sehun menatap ke depan lurus-lurus sambil mengendikkan bahu-nya sebagai jawaban.

" kau mau tau jawabannya? "

Sehu menatap tajam Jongin.
" kalau tidak kenapa aku bertanya? " desisnya sebal.

Jongin terkekeh pelan,menarik nafas dalam lalu menganggukkan kepalanya pelan.

Mata Sehun melebar saat Jongin menganggukkan kepalanya.Nafasnya mulai tidak teratur,kerongkongannya terasa kering.

" jadi—kau benar-benar menyukai Eun Hyun? " ulangnya.

Jongin mengangguk lalu menatap Sehun dalam.
" iya,aku menyukainya " jawabnya.

Sehun menarik kaleng soda yang ada di tangan Jongin lalu meneguknya isinya sampai habis,entah kenapa sekarang kerongkongannya terasa kering.

Tangan besar Jongin mengenggam bahu Sehun,menatap laki-laki itu dengan seulas senyum tipis.

" dia menolakku,Sehun "

Mulut Sehun terbuka begitu saja,ingin sekali ia bertanya 'jadi kau sudah menyatakan perasaanmu?' tapi sekali lagi.

Sehun sulit mengeluarkan suaranya,ia mulai khawatir takut ia tiba-tiba menjadi gagu atau apalah itu.

" dia menyukai orang lain " Jongin kembali bersuara.Ia masih menatap Sehun yang terlihat tidak percaya.

Walaupun tidak ada petir,tapi Sehun dapat mendengar suara petir yang menggelegar saat Jongin kembali bersuara.

Menyukai orang lain?

Siapa?

***

Eun Hyun mengernyit heran,Sehun malam ini muncul di depan pintu rumahnya tapi yang membuatnya heran bukan itu,melainkan cengiran khas Sehun yang tidak ia temui.

" Sehun ada apa? " tanya Eun Hyun.

" bisa kita keluar? " pertanyaan datar Sehun seakaan bukanlah sebuah pertanyaan melainkan pernyataan yang hanya satu jawabannya.

" iya "

***

" tadi aku menemui Jongin "

Eun Hyun menolehkan kepalanya menatap sisi wajah Sehun yang menatap lurus air mancur taman kompleks.

" aku bertanya padanya apa dia menyukaimu? "

Sehun menarik nafas dalam lalu mengalihkan pandangannya,menatap Eun Hyun dalam.

" dia bilang,dia menyukaimu " dengan nada rendah dan dalam Sehun berkata.

Eun Hyun mengerjapkan matanya berulang-ulang.Ia lupa cerita soal Jongin yang menyatakan perasaan padanya,selain lupa ia takut Sehun akan mengamuk mengingat ketidak sukaan Sehun terhadap Jongin.

Eun Hyun mendengar Sehun menghela nafas.
" akhir-akhir ini aku tidak mengerti dengan diriku sendiri " gumamnya pelan.

Eun Hyun menatap Sehun tidak mengerti.
" aku juga " sahutnya dengan bergumam.

" aku berubah sekarang "

Eun Hyun mengangguk.

Sehun menolehkan kepalanya,menatap Eun Hyun lekat-lekat.

" karenamu "

Eun Hyun terpaku,tidak merasakan apapun setelah Sehun berkata demikian.Yang ia rasakan adalah jantungnya yang berdegub beribu-ribu kali lebih cepat,aliran darahnya yang berdesir hebat,serta kerongkongan yang tercekat.

Waktu seakan berjalan lamban.

" aku tidak mengerti kenapa dan apa yang membuatku melakukan ini untukmu,yang ku tau hatiku berkata ' berubahlah,dan kau akan mendapatkannya ' aku berubah untuk menunjukkan padamu kalau aku bukan anak manja yang menyebalkan,aku adalah laki-laki dewasa yang sudah pantas menjagamu.Kau selalu mengatakan kalau aku anak manja dan tukang ngambek,aku mulai berpikir bagaimana bisa kau memilihku daripada Jongin yang pandai berkelahi kalau kau saja berkata seperti itu. "

" …Aku mulai merubah penampilanku,memberikan playstasion-ku pada Luhan hyung,membuang segala kaset naruto dan bernard bear yang ku punya,mencoba menonton berita yang membuat kepalaku pusing karena harus berpikir,dan belajar memasak.Aku benar-benar ingin menunjukkan kalau aku bukan lagi Oh Sehun yang manja tapi aku adalah Oh Sehun si laki-laki dewasa yang dapat menjaga Eun Hyun. "

Eun Hyun hanya dapat menatap Sehun tidak percaya,sebagian hatinya merasa sangat senang tapi sebagian yang lain merasa bahwa Sehun sudah terlambat.

Belasan tahun Eun Hyun menyukai Sehun,belasan tahun ia memendam rasa itu,menerima dengan ikhlas kalau Sehun memang tidak menyukainya.Tiga tahun yang lalu ia pergi dari Sehun,mencoba melupakan segala perasaannya.

Perlahan tapi pasti.

" Sehun… "

" Belasan tahun aku bersamamu,kita menghabiskan waktu bersama,belasan tahun pula aku bergantung padamu.Ku anggap sikap bergantung ini adalah hal biasa mengingat kita memang berteman sejak kecil,tapi ternyata aku salah. "

Sehun menarik nafas panjang.

" aku menyukaimu Eun Hyun-ah "

Dan dengan satu kalimat Sehun dapat membuat air mata itu mengalir mulus melewati pipi tirus Eun Hyun.

Kenapa baru sekarang? Kenapa saat perasaan itu hampir hilang? Kenapa ia baru menyadarinya sekarang? Tidakkah ia tau betapa sakitnya hati Eun Hyun?

" apa aku terlambat? apa perasaanmu sudah hilang? apa semua perasaanmu padaku sekarang hanya sebatas teman? apa perasaan suka-mu padaku sudah terikat dengan kata 'dulu'? " Sehun bertanya dengan mata yang menatap berharap.Berharap bahwa semuanya belum terlambat,berharap bahwa ia masih memiliki kesempatan walau hanya sebesar lubang semut.

" kau menyukai bunga yang ku berikan,tidakkah kau menyukaiku juga? "

Eun Hyun menatap Sehun dengan matanya yang berair.Menatapnya dengan tatapan tolong-hentikan-Sehun.

" apa aku tidak bisa menjadi tipe ideal bagimu? Seperti Jongin yang menurutmu adalah tipe ideal semua perempuan? "

Eun Hyun memejamkan matanya rapat-rapat.Sehun terus saja bertanya apa dia terlambat? apa dia tidak punya kesempatan lagi? apa perasaan Eun Hyun sudah berubah sekarang?

" jadi ini rasanya sakit hati " gumam Sehun pelan.Ia berhenti bertanya dan menunduk dalam.

Eun Hyun menatap Sehun dalam,masih belum yakin jika Sehun memang sungguh-sungguh dengan ucapannya.

" kau menyukai orang lain ya? " tanya Sehun pelan.Menatap Eun Hyun dengan pandangan sendunya.

Eun Hyun mengangguk.
" maaf Sehun "

Sehun mengangguk-anggukkan kepalanya.

" yaaa—aku harus apa? tetap memaksamu? itu bukan gaya seorang laki-laki dewasa.Aku sudah menjadi laki-laki dewasa sekarang " ujar Sehun dengan senyum tipisnya.

" aku menyukaimu Sehun "

Sehun tertawa kecil mendengar ucapan Eun Hyun.
" kau menghiburku? ku bilang aku sudah menjadi laki-laki dewasa sekarang,mungkin memang menjadi masalah sekarang,tapi aku yakin aku akan bahagia melihat senyummu nantinya "

" kalau memang aku menyukaimu bagaimana? " tanya Eun Hyun santai.

Mulut Sehun terbuka,bahkan Eun Hyun bersumpah jika tangannya tidak segera menutup rahang Sehun yang menganga mungkin beribu serangga akan masuk ke dalam sana.

" 'kan sudah ku bilang aku menyukaimu dengan segala sifat burukmu,bahkan dengan sifat burukmu itu aku bisa tertawa,lalu kenapa kau merubahnya? "

Sehun mengerjap beberapa kali.
" aku ingin menjagamu,karena kalau sifatku yang kekanak-kanakan mungkin aku tidak bisa menjagamu "

" aku tidak hanya menyukai bungamu,aku tidak hanya menyukai kado-kado darimu,aku menyukai dirimu Sehun.Tidak peduli seberapa keras aku berusaha melupakanmu,toh hatiku sudah memilihmu,hatiku sudah menggunakan haknya dalam memilih.Dan kau pilihan hatiku. " ujar Eun Hyun.Ia menyerah,hatinya lebih memilih untuk menerima Sehun.

Sehun tersenyum lebar,merentangkan tangannya lalu membawa Eun Hyun ke dalam pelukannya.

" aku berharap hak pilih hatimu tidak berlangsung selama lima tahun,tapi selamanya " ujar Sehun.Ia melepas pelukannya lalu membentuk 'V' lewat jari telunjuk dan jari tengahnya.

" aku janji akan menjadi laki-laki dewasa,laki-laki cool dan berkarisma yang akan selalu menjagamu " ucapnya mantap.

" seperti Jongin? "

Sehun menggeleng.

" sepuluh bahkan bertriliun kali lebih baik dari Jongin,aku akan menjagamu "

END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar