Laman

Jumat, 16 Mei 2014

EXO Fanfiction: Goodbye Summer.

Author: Kyung0712 (@Intansnickers)

Genre: School Life,Friendship,Romance,Sad-maybe-

Cast:
- Oh Sehun
- Cho Eun Hyun (OC)

Support Cast:
- Kim Junmyeon as Suho
- Cho Kyuhyun

Disclaimer: yeeepp! Ini ff masih ff lanjutan ( Half Of My Heart sama All About Him ) Tadinya ini mau di post pas aku pindah -ceritanya ini ff perpisahan buat Hirza- tapi berhubung tanganku gatel..yaa begitu jadinya.Maaf kalo jelek dan gak nyambung.Enjoy^^

***

Sebentar lagi musim panas akan datang,banyak teman-teman kelasku yang sudah sibuk membicarakan rencana liburan musim panas mereka.Tadinya aku memang tidak begitu tertarik,tapi saat Ahn Seonsaengnim-wali kelas kami- membahas tentang liburan musim panas.Sejak saat itulah Sehun mulai mengubah ke-tidak tertarikanku tentang liburan musim panas.

-

" nanti sepulang sekolah,tunggu aku di rumah mu,kita akan membicarakan rencana liburan musim panas kita "

-

Itulah yang Sehun katakan padaku.Dan aku dengan bodohnya mengangguk,sekarang aku mau tidak mau duduk menunggu Sehun di ruang tamu.

" Hei,sudah lama menungguku ya? " tanya Sehun sambil menghempaskan tubuhnya di sofa-disampingku-.

Aku mengangguk " kau menyuruhku menunggumu,tapi kenapa kau lama sekali,huh? "

Sehun melebarkan senyumannya " maaf,tadi aku mandi dulu,oiya aku sudah menyiapkan daftar tempat liburan kita "

Aku memperhatikan Sehun yang merosot dari sofa dan duduk di karpet.Dia dengan serius mengeluarkan bukunya dari dalam tas punggung yang ia bawa.Anak ini benar-benar menggemaskan.

" aku sudah minta beberapa saran dari Ibuku,Ayahku,dan juga Luhan hyung " ucapnya sambil membuka lembar demi lembar kertas.

" kau cari apa,sih? " tanyaku penasaran.Aku tidak terlalu perduli Sehun minta saran siapa,aku juga tidak bertanya soal itu.

" daftar tempat wisata yang akan kita kunjungi,tadi aku menulisnya di buku ini " ucapnya tanpa menoleh ke arahku sedikitpun-kebiasaan Sehun jika sedang serius mencari sesuatu-.

" naahhh— " serunya.

Aku mendekat ke arah Sehun dan dia menggeser bukunya sedikit mendekat ke arahku.Aku mengerutkan dahi,tulisan Sehun,ergh—

" Sehun—tulisanmu " ucapku pelan.

Sehun melirikku malas lalu menghela nafas.

" kita punya 3 tempat pilihan,yang pertama Gyeongpo Beach di Kota Gangneung, yang ke-2 Naksan Beach di Kota Yangyang, atau yang ke-3 Eurwangni Beach " ucapnya.Sehun menutup bukunya,dia memiringkan kepalanya menatapku.

" kau pilih yang mana? " tanya Sehun.

" kau memintaku yang memilih tempatnya? " tanyaku.

Sulit di percaya,tapi ketahuliah,dulu saat libur Musim Panas aku sempat bertengkar dengan Sehun soal tempat-tempat wisata dan alhasil kami tidak jadi liburan.Karena itulah aku jadi tidak tertarik dengan libur musim panas,aku tidak suka pertengkaran.Dan sekarang,aku dibuat terkejut dengan sikap anak keras kepala di depanku ini.

Dia memintaku? Are you serious?

" cepatlah! pilih tempat mana yang kau sukai " serunya gemas.

Aku menggaruk rambutku tanda bingung.Masalahnya bukan hanya aku tidak percaya kalau Sehun memintaku menentukan tempatnya.Tapi—

" aku sungguh-sungguh tidak tau dimana tempat itu,Sehun " ucapku.

Sehun meniup poninya.
" baiklah,begini saja,kau pilih sesukamu,terserah yang mana saja,yang menurutmu namanya paling menarik saat kau dengar " ucapnya.

Menurutku tidak ada nama yang paling menarik saat ku dengar,kecuali satu nama.

Oh Sehun.

" aahh,aku sungguh-sungguh— "

Aku menutup mulutku saat pelototan Sehun menginterupsi teriakan frustasiku.

" baiklah,tapi jangan salahkan aku kalau tempat ini tidak sesuai keinginanmu,oke? "

Sehun mengangguk.
" ayo katakan! "

Aku menarik nafas dan menghembuskannya perlahan.Entahlah kenapa ini malah terlihat lebih sulit dibandingkan saat ulangan Fisika.

" menurutku— " Aku melirik Sehun sebentar yang menatapku tidak sabar.

" Eurwangni Beach? "

***

Aku tidak menyangka ternyata kali ini aku dan Sehun punya tempat tujuan yang sama.Setelah aku menyebutkan pilihanku,Sehun dengan hebohnya berteriak dan mengatakan.

-

" Hei,kita punya pikiran yang sama! Aaakkk..aku sangat senang! Lebih senang saat Ah Ra menerimaku dulu! "

-

Begitu teriaknya,dalam hati aku pun juga sama dengan Sehun.Karena selama 12 tahun kami bersahabat,rasanya kami jarang sekali berpikiran sama.

Sering bertengkar karena berbeda pendapat.

Aku bilang kalau tokoh kartun beruang putih besar kesukaannya itu bodoh.Tapi Sehun langsung memukulku dan mengatakan kalau dia tidak bodoh tapi lucu.

Aku bilang kalau bangun pagi di hari libur lalu jogging itu menyenangkan.Tapi Sehun bilang itu menyebalkan,karena pagi hari di hari libur itu adalah waktu istirahat bagi para pelajar.

Aku bilang kita harus mulai berpikir dewasa.Tapi Sehun bilang kita masih remaja,dan kita harus menikmatinya.

Dan masih banyak hal yang membuat kami sering berdebat,tapi hal itulah yang membuat kami semakin dekat.

" kau sudah menyiapkan segala keperluanmu nantinya? " tanya Sehun sambil memakan fried frice-nya.

Aku menggeleng.
" masih satu minggu Sehun " jawabku santai.

Sehun berdecak.
" kau ini tidak tau kalau kita akan lama disana,kita butuh banyak kebutuhan,nanti sepulang sekolah kita belanja di supermarket "

Kali ini aku yang berdecak kesal mendengar aturan sok dewasa yang keluar dari mulut anak kecil seperti Sehun.

" tidak mau "

" yakin tidak mau? Ibuku yang menyuruhnya tau "

Aku mendengus,Sehun paling tau titik kelemahanku adalah Ibu-nya.

" kau mau kan? " tanyanya sambil tersenyum manis.Sehun memajukan wajahnya sambil memasang tampang imutnya.

Demi apapun aku ingin menampar Sehun saat ini juga.Aku bahkan merasa oksigen di sekitarku perlahan menjauh dari ku.

" Sehun,jauhkan wajahmu! " seruku sambil mendorong bahunya.

Sehun tertawa puas melihatku yang mungkin terlihat memalukan di matanya.

" aku akan mengantarmu "

***

Bel pulang berbunyi nyaring membuat semua murid berteriak gembira.Sebenarnya murid kelas 3 di sekolahku boleh saja tidak masuk ke sekolah,toh ujian negara sudah selesai dan pengumumannya pun sudah di umumkan-ngomong-ngomong aku dan Sehun lulus-.Tapi sekolahku mungkin memang sekolah yang menyebalkan,seluruh murid di wajibkan masuk-kecuali yang mempunyai urusan penting-untuk mengikuti seminar yang katanya penting untuk bekal kami melanjutkan ke perguruan tinggi.

" ayo Eun Hyun-ah! " Sehun sudah berdiri di depan mejaku,ish tidak sabaran sekali!

" baiklah " sahutku malas.

Sehun dengan santainya menggenggam tanganku dan menarikku lembut keluar dari kelas.Kalau boleh jujur,aku senang dengan sikap Sehun yang seperti ini.Senyumannya yang lebar,eye smile-nya,ugghhhh aku memang sangat menyukainya!

" Eun Hyun-ah! "

Aku dan Sehun kompak menoleh ke belakang ke arah Suho-sang ketua osis yang memanggilku-.Dia berlari-lari kecil menghampiri kami.

" ada apa? " tanyaku.

" Ahn Seonsaengnim memanggilmu " jawabnya.

Aku dan Sehun saling pandang bingung,lalu aku kembali menatap Suho.

" baiklah " ucapku.

" ayo ikut aku! " serunya.

Aku dan Sehun tetap berpegangan dan berjalan di belakang Suho menuju ruang wali kelas kami.

" Sehun-ah kau tunggu disini " ucap Suho saat di depan pintu.

Sehun mendengus dan melepas genggaman tangannya.
" jangan lama-lama ya,aku takut supermarketnya tutup " ucapnya sambil menatapku.

Aku tertawa kecil,Sehun ada-ada saja.Jelas-jelas supermarket itu buka 24 jam nonstop.

" hmm..aku tau " sahutku lalu masuk ke dalam ruangan itu.

***

Aku duduk di kursi di depan meja Ahn Seonsaengnim setelah mendapat izin darinya.Suho pun menemaniku dengan duduk disampingku.

" maaf,ada apa ya? kenapa saya di panggil untuk menemui seonsaengnim? " tanyaku penasaran.

Ahn Seonsaengnim tersenyum manis menatapku.Wanita berusia 40-an ini begitu cantik walau sudah mempunyai 4 orang anak.

" Begini Eun Hyun-ah… "

Dia melepaskan kacamatanya lalu menatapku serius.

" karena kemarin saat Ujian Negara nilaimu sangat memuaskan untuk sekolah kami dan juga pastinya untuk dirimu,pihak sekolah mendapat kabar gembira,dan kami yakin ini juga merupakan kabar gembira untukmu " ujarnya.

Aku mengerutkan alisku,masih tidak mengerti apa maksud ucapan Ahn Seonsaengnim yang terlalu bertele-tele.Ayolaahh..tidak perlu memakai pembukaan,ini bukan pidato di hari Senin pagi.

" kami berharap kau akan menyetujuinya mengingat ini merupakan hal yang sangat penting bagi masa depanmu,bukankah kau juga menginginkan ini? " tanyanya dengan tersenyum penuh arti.

Aku menghela nafas pelan,mulai tidak sabar.Sehun,bocah itu pasti mati bosan menungguku di dalam sini.

" Yaa..kami semua juga tidak menyangka,karena— "

Aku berdecak kesal " Seonsaengnim,bisakah kau langsung mengatakan apa maksudmu? Aku ada urusan setelah ini " ucapku tidak sabar.

Ahn Seonsaengnim sedikit terkejut melihat sikapku.Tapi apa dia tidak sadar? Kalimat pembukanya membuat seseorang di luar ruangan ini mungkin sudah tidur sambil berdiri sekarang.

" oohh—begitukah? maaf,baiklah kita langsung ke topik pembicaraan " ucapnya.

Aku menghela nafas lega.Sehun-ah kuharap kau benar-benar tidak tidur sambil berdiri sekarang.

" kemarin sore setelah kalian pulang sekolah,kepala sekolah di telepon oleh pihak dari Universitas Robert Gordon yang berada di Inggris.Mereka mengatakan akan memberi beasiswa untuk salah seorang siswi yang ada disini " ujar Ahn Seonsaengnim.

Jantungku mulai berdetak mendengarnya.

Universitas itu—

Universitas yang termasuk kedalam 12 Universitas terbaik.

" Dan…kau orangnya Eun Hyun-ah.Mereka ingin memberimu beasiswa.Kau bisa pergi Inggris,Eun Hyun-ah! " Ahn Seonsaengnim berseru bahagia.Senyumannya melebar menunjukkan deretan gigi-nya yang putih.

Suho memegang bahuku membuatku menoleh.
" kau mau kan? ini kesempatan yang bagus untukmu Eun Hyun-ah.Bahkan,aku iri padamu,karena kau yang mendapatkan kesempatan itu. "

Aku masih terdiam tidak menjawab pertanyaan yang terlontar dari mulut Suho atau memberi respon pada Ahn Seonsaengnim.Aku senang,sangat senang.Tapi ini terlalu mengejutkanku.Aku bingung harus menjawab apa,disatu sisi ini memang impianku sejak dulu.Tapi disisi lain…aku tidak mau pergi dari sini.

" Eun Hyun-ah,bagaimana? "

Aku mendongakkan kepalaku menatap Ahn Seonsaengnim yang sepertinya sangat penasaran dengan jawabanku.Aku melirik ke samping-ke Suho-yang menatapku penuh harap.

" aku yakin orang tuamu pasti sangat bangga kalau putrinya mendapat beasiswa ke luar negeri " ucap Ahn Seonsaengnim kemudian.

Aku menelan ludahku,jari-jariku bertaut.Iya,orang tuaku pasti bangga.Kyuhyun Oppa juga,dan Sehun juga kan?

" Sehun juga pasti bangga mempunyai sahabat yang jenius sepertimu " imbuh Suho.

Aku memejamkan mataku.Menarik nafas dalam,dan menghembuskannya.Semoga apa yang Suho katakan itu benar.

" Baiklah Seonsaengnim saya menerima beasiswa itu. "

Ahn Seonsaengnim berteriak kegirangan mendengar keputusanku.Dia memelukku erat,ku dengar isakan kecil keluar dari mulutnya.

" selamat Eun Hyun-ah,kau memang murid kebanggaanku " ucapnya sambil melepas pelukannya.Aku tersenyum membalasnya.

" selamat Eun Hyun-ah,kau beruntung sekali "

Aku menatap Suho dan tersenyum padanya.

" kapan kira-kira saya berangkat kesana? "

" satu minggu lagi,saat libur musim panas kau berangkat,segala urusan tentang kepindahanmu akan kami urus dalam 3 hari ini,kau tidak perlu khawatir "

***

Aku berjalan keluar ruangan Ahn Seonsaengnim dengan helaan nafas berat.Entah,aku merasa salah mengambil keputusan.

Aku menarik nafas panjang dan menghembuskannya saat melihat Sehun duduk di bangku yang terdapat di depan ruangan ini.Kepalanya tertunduk.Apa…dia mendengar semuanya?

" Sehun-ah " panggilku pelan.

Sehun menatapku.Aku tidak tau pasti,tapi ada bercak air mata di sekitar matanya.Dia tersenyum.

" ayo kita pulang,kita harus segera membeli keperluan liburan nanti! " ajaknya sambil menggenggam dan menarik tanganku lembut.

Mulutku sudah terbuka,ingin mengatakan bahwa liburan musim panas kali ini aku tidak bisa pergi dengannya.Tapi ada sesuatu yang menyangkut di pangkal tenggorokanku,membuat kata-kata yang sudah ku pikirkan tidak bisa ku keluarkan.

Kami tiba di supermarket,Sehun langsung berjalan ke bagian makanan sambil terus menarikku.Dia menarikku kemanapun,sampai ke kasir dia masih menggenggam tanganku.

" Sehun-ah,lepaskan dulu tanganku kalau kau ingin mengambil uangmu " ucapku saat melihat Sehun kesusahan mengambil uang dari dompetnya.

" Bisa tolong ambilkan uangnya? " Sehun bertanya pada penjaga kasir tanpa memperdulikan ucapanku.

Penjaga kasir itu terlihat canggung tapi mengangguk begitu saja dan mengambil uang dari dompet Sehun.

" ayo kita pulang! "

***

Aku menatap sisi wajah Sehun yang terlihat tenang.Dia sama sekali tidak bicara sepulang dari supermarket.Tangannya masih menggenggam tanganku,bahkan semakin erat.

" Sehun-ah " panggilku.

" aahh..aku lupa,apa kau punya alat-alat untuk membuat istana pasir? Sepertinya akan menarik kalau kita membuat istana pasir disana " ucapnya,dia tertawa kecil setelahnya.Aku tau dia terpaksa tertawa.

" Bukan,bukan itu— "

Sehun menatapku " lalu apa? Jangan bilang kau takut kulitmu hitam? Tenang saja..aku sudah bilang Ibu untuk membawa sunblock " ucapnya sambil tersenyum.

" Sehun dengarkan aku dulu! " seruku sambil melepas genggaman tangannya.

Sehun tersentak,kami berdua berhenti berjalan lalu saling menatap satu sama lain.

" kau sudah mendengarnya kan? " tanyaku.

Sehun memalingkan wajahnya " tidak,aku tidak mendengar apapun,memangnya apa yang harus ku dengar? "

Aku menghela nafas.
" aku menerima beasiswa di Universitas Robert Gordon,Inggris. " ucapku.

Sehun tidak memberi respon apapun.Dia tetap tidak menatapku.

" aku bersedia pergi kesana,dan aku akan pergi kesana " ucapku.

Aku tetap menatap Sehun,menunggunya memberi respon.Tapi air mata yang ku lihat sudah menjelaskan,kalau Sehun memberiku sebuah respon.

Sehun menatapku.
" lalu kau ingin aku mengatakan apa? Selamat? Begitu? Kau pikir aku bisa tersenyum dan mengatakan itu padamu? Tidak,aku tidak akan mengatakan itu. " ucapnya dengan mata yang tajam.

Demi apapun,tatapan Sehun yang tajam lebih menyakitkan daripada kenyataan bahwa dia memang tidak menyukaiku.
" Sehun,bukan begitu,aku hanya— "

" hanya apa? kau ingin bilang kalau kita tidak bisa pergi berlibur bersama? begitu? " tanyanya.

Aku menunduk.
" maaf " ucapku pelan.Air mataku mulai menetes satu persatu.

" kau tau betapa senangnya aku saat kita akan berlibur? Aku bahkan membayangkan kalau liburan musim panasku kali ini akan menjadi liburan yang menyenangkan dan tidak akan pernah aku lupakan,aku sudah menyiapkan bajuku setelah aku pulang dari rumah mu waktu itu.Aku juga merengek meminta Ibu dan Ayah untuk tidak bekerja agar bisa menemani kita,aku merelakan uang jajanku untuk menraktir Luhan hyung minum kopi mahal di Çafé baru demi membujuknya ikut berlibur.Aku—cih,kenapa semua pengorbanan ku terlihat sia-sia? "

Aku mendongak melihat Sehun menghapus air mata-nya sendiri.Aku juga,aku juga sama sepertinya,aku bahkan tidak bisa tidur memikirkan apa yang akan ku lakukan bersama Sehun nantinya.Aku juga tidak takut kulitku akan hitam,asal bersama Sehun aku berubah menjadi abu aku juga tidak masalah.Aku juga sama sepertinya,tapi—ini mimpiku.Aku ingin melihat Ayah dan Ibu-ku bangga melihatku sukses.Aku hanya ingin Sehun mengerti…

" aku harus pulang sekarang,makanan ini harus ku habiskan " ucapnya dingin lalu berbalik meninggalkanku sendirian.

Aku hanya bisa menatap punggung Sehun yang berjalan menjauh.Tanpa berusaha mengejar atau mencegahnya.Aku tidak bisa berbuat apapun untuk membuatnya mengerti,kalau aku juga tidak ingin meninggalkannya.

Aku juga ingin menghabiskan libur musim panasku dengannya.

***

Sehun benar-benar meninggalkanku di jalan sendirian.Sebenarnya aku ingin marah karena sekesal apapun atau sebesar apapun kesalahanku padanya,tapi setidaknya dia tidak meninggalkanku begitu sajakan? Maksudku—aku ini kan perempuan,bagaimana kalau aku di culik lalu di cincang? Baiklah,aku mungkin terlalu jauh berpikir.Tapi tetap saja,sepanjang 12 tahun ini selama Sehun marah,dia tidak pernah begitu.Bahkan dia tetap mau menggendongku yang terjungkal masuk ke dalam selokan karena mengejarnya yang marah.

Aku pulang ke rumah setelah satu jam menangis di tengah jalan,aku pulang dengan keadaan yang kacau.Ekspresi-ku jauh dari kata bahagia untuk ukuran seorang pelajar yang mendapat beasiswa di Universitas terbaik di Inggris.Setelah menceritakan semuanya pada kedua orang tuaku dan kakakku,aku langsung meninggalkan mereka dan pergi ke kamar.

Mengetahui betapa bahagianya mereka itu sudah cukup untukku.Asal mereka bahagia aku juga,dan aku yakin lama-lama Sehun juga akan menerima itu.

" Eun Hyun-ah "

Aku membuka kedua mataku yang baru saja terpejam begitu mendengar suara Kyuhyun Oppa.Aku langsung duduk saat dia masuk ke kamarku dan duduk di sampingku.Dia menatapku dan meletakkan tangannya di atas kepalaku.

" kau baik-baik saja kan? " tanyanya.

Aku mengangguk pelan.

" tadi kulihat Sehun pulang sambil menangis,dia bahkan terlihat seperti anak kecil yang mainannya baru di rebut oleh temannya.Kau tau? Bahu-nya naik turun,suara isakannya juga kencang. " ceritanya.

Aku terdiam,kalo Sehun sudah menangis begitu,pasti dia sangat kecewa padaku.

" kalian bertengkar? " tanya Kyuhyun Oppa menatapku khawatir.

" kurasa Sehun belum bisa mengerti Oppa " jawabku pelan.

" kau sungguh ingin pergi? "

Aku mengangguk lambat.
" aku ingin membuat kalian bangga padaku,itu mimpiku,tapi Sehun tidak mengerti " ucapku.

Kyuhyun Oppa merangkulku dan membiarkanku menangis dipelukannya.Satu-satunya orang yang bisa membuatku tenang saat ini hanya Kyuhyun Oppa.

" aku yakin Sehun akan mengerti,dia hanya butuh waktu untuk itu "

***

Aku berangkat ke sekolah dengan semangat yang benar-benar hilang entah kemana.Kyuhyun Oppa bahkan mengantarku,katanya dia takut aku tertiup angin karena sangat loyo pagi ini.

Aku masuk kelas dan pandanganku langsung tertuju ke arah Sehun yang melihatku tapi langsung melengos begitu saja.Dia bahkan langsung memasang earphone di kedua telinganya.Aku hanya bisa menghela nafas lalu duduk di bangku ku.

Ahn Seonsaengnim masuk dan dia menyampaikan pada semua anak-anak di kelas agar membuat kenangan manis denganku sebelum aku pergi beberapa hari lagi.Begitu pun dengan guru yang masuk selanjutnya,aku sampai mengantuk mendengarnya.

***

Lusa aku berangkat ke Inggris semua perlengkapan yang akan ku perlukan sudah ku persiapkan.Bahkan pihak sekolah dan pihak universitas sudah selesai mengurus surat-surat kepindahanku.

Dan selama 3 hari ini juga Sehun benar-benar mendiamkanku.Dia tidak menegurku di kelas,di rumah pun begitu.Aku sudah berusaha untuk mengajaknya pergi,bermaksud untuk membuat kenangan manis sebelum aku pergi ke Inggris.Tapi dia malah mengatakan kalau dia tidak mau melihatku lagi.

Baiklah,tidak ada hal yang bisa ku lakukan kecuali berdo'a semoga Sehun menyesal telah mendiamkanku.

Aku keluar dari rumah untuk pergi ke Mall sendiri.Kyuhyun Oppa bilang dia malas pergi,Ibu juga sedang pergi dengan Nyonya Oh.Ayah kerja.Jadi aku memang harus pergi sendiri.Sehun?

Oh ayolah,sudah ku katakan dia tidak mau melihatku lagi.

" warna merah? atau hitam? " gumamku sambil mengangkat tinggi-tinggi mantel yang akan ku beli.Ini yang ku benci saat aku harus pergi berbelanja sendiri.

Aku tidak bisa meminta saran siapapun.

" seleramu itu murahan atau kau memang tidak tau fashion? itu jelek dua-duanya "

Aku menolehkan kepalaku dan sangat amat terkejut melihat Sehun sudah beridiri manis di sampingku.

" se—sejak kapan kau disini? " tanyaku sambil menunjuk hidungnya.

Sehun menepis telunjukku lalu membuka kacamata hitam yang bertengger manis di hidung mancungnya.
" saat kau dengan tinggi-tinggi mengangkat dua mantel jelek itu " ucapnya ketus.

Aku mendengus.
" ini tidak jelek,menurutku ini bagus " ucapku.

" cih,bagus? ku perlihatkan padamu mantel yang bagus itu seperti apa " ucapnya lalu menarik tanganku ke tempat yang lain.

Sehun mengambil sebuah mantel berwarna Peach dan menunjukannya tepat di depan wajahku.
" kau lihat? Ini lebih cocok untukmu daripada mantel tadi "

Aku mengambil mantel itu dari tangan Sehun dan menelitinya.
" tapi aku lebih suka mantel merah tadi " gumamku.

Sehun berdecak kesal.
" yaa..terserah kau sajalah "

Aku menghela nafas " baiklah,aku akan pilih mantel yang ini,minggir aku mau ke kasir "

Sehun langsung memberikanku jalan dan mengikutiku ke meja kasir.

" biar saya saja yang bayar " ucapnya.

Aku menoleh dengan alis bertaut.

Sehun berdehem lalu menyerahkan mantel yang sudah di masukkan ke dalam tas belanja padaku.

" anggap ini kenang-kenangan untukmu " ucapnya.

Aku mengangguk dan tersenyum kecil.
" terimakasih "

" yaa sama-sama dan karena kita sudah terlanjur ada di Mall ini,bagaimana kalau kita jalan-jalan? Kurasa tidak buruk juga "

Aku tertawa kecil lalu mengangguk lagi.

" baiklah,ayo! "

***

Sudah ku duga,Sehun tidak akan pernah sungguh-sungguh dengan ucapannya.Dia bahkan menarikku ke sana ke mari.Merengek ini dan itu.Seperti Sehun yang dulu.Dan aku senang melihatnya.

" aku lelah " keluhnya sambil duduk di bangku panjang yang terletak di depan Mall.

Aku mengangguk.
" kau seperti robot yang tidak bisa berhenti bergerak,kau yang membuat dirimu lelah " balasku.

Sehun mendengus.
" ini karena sudah lama aku tidak bersamamu,aku terlalu senang bisa bersamamu lagi " ucapnya santai.

Aku menoleh menatapnya yang sedang sibuk meneguk minumannya.Dia sadar berbicara seperti itu?

" aku memutuskan untuk tidak berlibur " ucapnya sambil menunduk.

" kenapa? "

" tidak ada kau,tidak seru "

Sehun menatapku,mengunciku dalam tatapannya yang dalam.

" aku tau aku terlalu kekanak-kanakan,mendiamkanmu beberapa hari ini,aku melakukan itu karena takut akan menangis lagi di depanmu,karena—bagaimanapun juga aku laki-laki,dan sangat menyebalkan apabila aku harus menangis di depan perempuan. " ujarnya.

Aku mengangguk.
" tidak apa-apa,aku juga minta maaf "

Sehun menarik nafas panjang lalu menghembuskannya perlahan.

" kau—sungguh-sungguh akan pergi? " tanyanya dengan menatapku penuh harap.

Aku mengangguk.

" kapan akan kembali? " tanyanya.

" setiap liburan pasti aku akan berkunjung Sehun " jawabku.

Sehun menggeleng.
" bukan,bukan itu.Maksudku kapan kau akan benar-benar kembali lagi? " tanyanya lagi.

" kalau aku bisa cepat 2-3 tahun aku akan kembali " jawabku.

" ohh..begitu ya.. " Sehun menundukkan kepalanya.

Aku menggerakkan tanganku,mengusap-usap punggung Sehun.

" kau tau? aku sangat-sangat bersyukur mempunyai sahabat sepertimu " ucapku.

" jangan menangis kalau aku pergi nanti,aku tau kau sedih,tapi kalau kau menangis aku akan lebih sedih " lanjutku lagi.

Sehun menganggukkan kepalanya.Dia mengangkat kepalanya dan menatapku.

" sebelum kau pergi,boleh aku tanya sesuatu? " tanyanya.

Aku berpikir sebentar lalu mengangguk.

" laki-laki yang kau sukai,dia—siapa? "

***

" jangan lupa telepon Ibu kalau kau sudah sampai " petuah Ibu setelah mengecup pipiku.Aku mengangguk membalasnya.

" beritahu Ayah kalau kau dalam masalah " petuah Ayah setelah mencium keningku.Aku mengangguk.

" jangan menyusahkan orang lain dan carilah teman,oke? " Aku mengangguk membalas petuah Kyuhyun Oppa setelah memelukku.

Aku berdiri di depan Sehun,tersenyum menatapnya.

" sudah ku bilang kau jangan menangis " ucapku lalu menghapus air matanya.

" aku jahat ya? " tanyanya.

Aku menggeleng.

" kau pasti banyak mengeluarkan air mata karenaku kan? "

Aku menggeleng.

" kenapa—kenapa kau menyukai laki-laki seperti ku? "

Aku mengendikkan bahu.

" tidak tau,aku juga bingung,kenapa aku begitu menyukai laki-laki manja sepertimu "

Sehun mengerucutkan bibirnya.Membuatku tertawa.

" bisakah kau menjawabnya dengan jawaban yang romantis? " sungutnya.

Aku tertawa.

" baiklah,Oh Sehun sekarang kau tau kan siapa laki-laki yang ku sukai? "

Sehun mengangguk.

" dia Oh Sehun,laki-laki tampan dan tinggi.Dia manja dan menyebalkan.Kau begitu menyukainya " ucapnya.Bibirnya masih mengerucut.

" kau betul " balasnya.

" seharusnya kau tidak menyukaiku,aku tidak mau kau menangis karena menyukaiku "

Aku menatap Sehun,tersenyum manis padanya.Meyakinkannya kalau aku baik-baik saja.

" asal kau selalu di sampingku,kau tidak menyukaiku pun tidak masalah,aku akan baik-baik saja " ujarku.

Sehun merentangkan kedua tangannya.
" cepat peluk aku sebelum aku menangis! "

Aku tertawa kecil lalu memeluknya.Menghirup aroma parfum coklat yang menguar dari tubuhnya.Mungkin eh bukan mungkin pasti aku akan merindukan parfum ini.

Sehun melepaskan pelukannya.Dia menatapku dengan alis bertaut seolah sedang berpikir.

" Nyonya Cho mencium pipimu,Tuan Cho mencium keningmu,Kyuhyun hyung memelukmu.Aku juga memelukmu,haruskah aku mencium pipi dan keningmu juga? " tanyanya polos.

Aku belum mengangguk ataupun mengatakan kalau bocah ini boleh mencium pipi dan keningku.Tapi dia melakukan itu.

Mencium pipiku singkat.

Dan mencium keningku.

Lama sekali.

Sehun menatapku sambil tersenyum.

" pergilah dan kembali lagi,aku akan menunggumu " ujarnya.

Aku mengangguk menarik koperku dan berbalik,berjalan menjauh dari mereka.

" EUN HYUN-AH! "

Aku menoleh saat Sehun berteriak.

" CEPAT KEMBALI! AKU AKAN MERINDUKANMU! "

Sehun melambai-lambaikan tangannya,sedangkan aku hanya bisa mengangguk membalasnya,lalu kembali berjalan.

" aku juga Sehun,bahkan sekarang aku sudah merindukanmu "

-

" kau benar-benar ingin tau siapa laki-laki yang ku sukai? " Aku balik bertanya.

Sehun mengangguk cepat.
" seperti apa orangnya? "

Aku menarik nafas panjang lalu menghembuskannya perlahan.Sudah saatnya Sehun tau.

" aku dan dia sudah berteman sangaaattt lama,dia itu menyebalkan,dia itu manja,dia itu tukang marah,dia itu tidak tau malu,dia itu cengeng,tapi di balik sifat-sifatnya yang buruk itu,ada satu sifat yang paling aku sukai "

Aku melirik Sehun yang menatapku penasaran.

" dia selalu tau cara untuk membuatku tersenyum,bahkan dengan semua tingkah buruknya pun aku bisa tersenyum karena itu " ujarku.

Aku lagi-lagi menarik nafas lalu menghembuskannya.Aku menolehkan kepalaku menatap Sehun sambil tersenyum.

" singkat kata orang itu sepertimu,Sehun "

Sehun mengerutkan alisnya.
" dia sepertiku? " ulangnya.

Aku memutar bola mata,lupa dengan sifat Sehun yang lambat dalam berpikir.
" dia juga lambat dalam berpikir "

" Hei—ku pikir sifatku tidak seburuk itu,maksudku—sifat buruk ku tidak sebanyak yang kau sebutkan tadi,dan juga—aku tidak lambat dalam berpikir! "

Aku tertawa geli melihat ekspresi tidak terima yang di tunjukkan Sehun.
" yang penting di mataku kau begitu "

" walaupun di matamu aku— " Sehun menghentikkan kalimatnya dan menatapku tidak percaya.

Aku tersenyum penuh arti menatapnya,ku rasa otak Sehun sudah berjalan dengan normal.

" kau—menyukaiku? " tanyanya dengan telunjuk yang mengarah ke wajahnya sendiri.

Aku mengangguk.
" eum,kau,Oh Sehun.Laki-laki dengan segudang sifat buruk yang menjengkelkan.Aku menyukaimu.Sangat menyukaimu "

" sulit di percaya— "

Aku mengangguk lagi dan menatap ke depan.

" awalnya,tapi itulah kenyataannya,Sehun.Aku menyukaimu "

" Eun Hyun-ah " panggilnya pelan.

Aku menoleh menatap Sehun yang masih terlihat terkejut.

" kita pulang sekarang ya? "

-

END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar