Laman

Selasa, 20 Mei 2014

EXO Fanfiction: Mainstream? Eum—No.

Author: Kyung0712 (@Intansnickers)

Genre: Friendship,Fluff,Romance-maybe-

Cast:
- Byun Baekhyun
- Kim Soo Jin (OC)

Support Cast:
- Kim Minseok

Disclaimer: woookkeee lagi-lagi ini fanfic lanjutan.Sebelumnya aku pernah buat fanfic yang judulnya " Mood Maker? Really? " untuk temenku namanya Ica.Nahhh ini fanfic lanjutannya,ini juga buat Ica karena dia ulang tahuuuunnn~ semoga suka,maaf gak nyambung dan aneh.Enjoy~

***

Aku tersenyum setelah membulatkan tanggal 21 di kalender yang terletak di dinding kamarku.

21 May.

Hari dimana aku dilahirkan Ibu-ku.

Dan itu 2 hari lagi.

Aku sudah membuat remainder di setiap ponsel anggota keluargaku.Ibu-ku,Ayah-ku,dan juga Minseok Oppa.

Aku hanya tidak ingin mereka melupakan hari penting bagi hidupku.Dan juga aku tidak ingin ada acara 'diam-diam'-an saat hari ulang tahunku.Kalian tau? Seperti menganggapku hantu tembus pandang yang tidak terlihat.Tidak memberi selamat,mengacuhkan,dan sebagainya.

Ayolahh...itu trik lama.Aku sudah hafal itu di luar kepala.

" Ibu,aku ke rumah Baekhyun ya! " seruku kepada Ibu yang sedang sibuk di dapur.

Saat sahutan Ibu yang berteriak 'iyaa' terdengar,aku langsung membuka pintu rumah dan melenggang ke rumah Baekhyun yang berada persis di samping rumahku.

" Baekhyuuuuunnn! Ohh Baekhyuuuuunnn! " teriakku di depan gerbang.

Sebenarnya aku bisa saja langsung masuk ke dalam rumah Baekhyun,tapi mengingat aku kemari hanya untuk memintanya menemaniku membeli baju-lagipula aku juga sudah mengiriminya pesan aku akan datang-.

" ada apa? " tanya Baekhyun datar.

" Baek,ayo temani aku ke Mall! "

" tidak ah,aku malas keluar,aku masih mengantuk "

Aku memutar bola mataku malas,rambut Baekhyun memang acak-acakan khas orang yang baru saja bangun tidur.Raut wajahnya juga cukup meyakinkan.Tapi apa kalian pernah lihat orang yang baru saja bangun tidur memakai pakaian serapi ini?

Kemeja biru tosca yang di balut dengan sweater rajut putih serta celana levis.

" ayolahh..rencana apa yang sedang kau buat?! jangan pura-pura Baekhyun! Kau juga wangi sekali " seruku sambil memajukan kepalaku mengendus bau parfurm manis khas Baekhyun.

Baekhyun menggaruk kepalanya lalu tersenyum lebar menunjukkan deretan gigi putihnya.

" aktingku kelihatan ya? " tanyanya.

Aku mengangguk.
" sangat Baekhyun " sahutku malas.

Baekhyun mengerucutkan bibirnya.
" aku kan hanya ingin membuatmu kesal seperti orang-orang yang akan berulang tahun kebanyakan "

Aku tertawa kecil.Isi otak Baekhyun terlalu mudah untuk ku tebak.

" rencanamu terlalu mainstream,lain kali buat yang berbeda "

" benarkah? baiklah,aku akan buat rencana yang membuatmu kagum padaku " ucapnya bersemangat.

" yayaya Tuan Byun,sekarang bisakah kita berangkat? Aku tau kau berganti baju untuk mengantarku kan? " tebakku.

" eoh? Iya,hehehe "

***

" Ibuuuuuuu~ aku pulanggggg " teriakku sambil memasuki rumah.

Aku menghampiri anggota keluargaku yang sedang berkumpul di ruang tengah.

" ohh kau sudah pulang? "

Aku mengerutkan dahi-ku mendengar ucapan yang keluar dari mulut Ibu.Tadi aku sudah berteriak kencang,apa tidak terdengar?

Aku hanya mengangguk pelan lalu duduk di samping Minseok Oppa.

" Ayah,Ibu,Oppa,lihatlah aku baru saja membeli dress untuk besok! " seruku sambil membuka tas belanja dan mengeluarkan dress berwarna peach dengan motif polkadot.

" bagaimana? bagus tidak? " tanyaku sambil menatap mereka satu-per-satu.

Mereka semua hanya tersenyum lalu mengangguk,membuatku kembali mengerutkan alisku.

" eum,Soo Jin-ah " panggil Ayah.

" ya Ayah? "

Ayah terlihat berpikir sebentar lalu menatapku ragu.Perasaanku mulai tidak enak.

" bagaimana kalau kita pindah tempat saja? " tanya Ayah.

" pindah tempat? maksud Ayah? " aku balik bertanya karena tidak mengerti.

Ayah menghela nafas panjang.
" tempat acara ulang tahunmu itu…Çafè-nya tidak bisa kita pakai " ucap Ayah.

Aku mengerjapkan mataku berulang kali.Kenapa mereka masih melakukan hal yang sudah ku hafal di luar kepala ini?

" Ayahhhh jangan bercanda " ucapku sambil melipat dress tadi lalu memasukkannya kedalam tas belanjaan.Ayahku memang sungguh humoris.

" bagaimana kalau kita rayakan dirumah saja? Ibu pikir cukup untuk menampung teman-temanmu " imbuh Ibu.

Aku berdecak kesal,mereka sudah ketahuan tapi kenapa terus di lanjutkan?

" Bu,sudahlah jangan main-main,aku tau kalian sedang mengerjaiku,jadi berhentilah,aku sudah tau " ujarku malas.

" Soo Jin-ah,itu benar "

Aku menolehkan kepalaku menatap Minseok Oppa tidak percaya.

" Çafè itu sudah di pesan orang,kita tidak bisa mengadakan acara disana,pihak Çafè baru memberitahu Ayah tadi.Kami sedang tidak mengerjaimu " ujar Minseok Oppa.

Aku terdiam,tidak tau harus membalas apa.Ulang tahun-ku 2 hari lagi,teman-temanku juga sudah ku undang datang ke Çafè yang sedang terkenal itu.Tapi…ada apa ini? Kenapa semuanya jadi begini?

" aku naik ke atas dulu,aku lelah "

***

Baekhyun terus saja membuat lelucon untuk membuatku tertawa.Tapi tetap saja,selucu apapun lelucon Baekhyun,itu tidak lucu di mataku.

Aku benar-benar sedang tidak ingin tertawa.

Aku pusing setelah semalaman memikirkan tempat dimana pesta ulang tahunku akan di laksanakan.Bahkan tadi pagi,teman-temanku sudah meledekku,mengatakan bahwa mereka tidak sabar untuk datang ke pesta ulang tahunku.Aku hanya tersenyum kecil membalas semua ledekkan mereka.

" ahahahahaha "

Suara tawa Baekhyun-yang menertawakan leluconnya sendiri-membuat kesadaranku kembali.Aku menghela nafas pasrah,aku akan memberitahu ke pindahan tempat pesta kepada teman-temanku lewat pesan rombongan saja.Aku benar-benar tidak sanggup kalau harus bebicara langsung.

" Soo Jin-ah "

Aku mendongakkan kepalaku menatap Baekhyun yang menatapku khawatir.Tangan Baekhyun menggenggam tanganku.

" kau baik-baik saja? " tanyanya

" ku harap begitu,Baek "

Untuk saat ini aku benar-benar membutuhkan rencana mainstream Baekhyun.Benar-benar membutuhkannya.

***

" aku pulang… " ucapku pelan.

" Ohh Soo Jin-ah,cepat ganti bajumu lalu turun dan kita makan malam,Ibu masak makanan kesukaanmu " ucap Ibu dari meja makan.

Aku mengangguk pelan lalu naik ke atas.Membuka pintu kamar lalu menghempaskan tubuhku di kasur.

Aku merogoh ponselku yang ada di kantung blazer-ku.Ini saatnya aku memberitahu teman-temanku.

' teman-teman aku pikir kalau mengadakan pesta di Çafè itu terlalu membuang-buang uang.Maksudku—apa bagusnya Çafè? Jadi besok datang ke rumahku saja ya! '

Aku mengerutkan alisku,apa ini kata-kata yang tepat?

Aku menghapusnya dan mengetik ulang.

' teman-teman aku ingin memberitahu kalian kalau tempat dimana pesta ulang tahunku di adakan tidak bisa ku gunakan,jadi kalian datang ke rumah ku besok yaa '

Aku menghela nafas,tidak berniat menulis nama-nama temanku di kotak penerima.Di saat-saat seperti ini aku lebih membutuhkan Baekhyun yang pandai merangkai kata-kata.

' teman-teman besok aku tidak jadi mengadakan pesta '

***

Aku membuka mataku saat merasa silau karena cahaya matahari mulai memasuki kamarku.Ibu sudah membuka gorden kamarku,itu berarti mereka semua sudah bangun.

Aku bangkit dari tidurku sambil menguap lebar.Mengucek-ngucek mataku dan menghela nafas panjang.Tanggal di kalender yang sudah ku bulati dengan spidol berhasil membuat mataku membulat.

Ya ampun—ini hari ulang tahun-ku!

Aku langsung menyibakkan selimutku lalu turun ke bawah.Senyumanku yang mengembang langsung hilang seketika saat melihat post-it yang tertempel di atas meja makan.

' Selamat pagi dan selamat ulang tahun sayangg~ Apa tidurmu nyenyak? Maaf kami semua harus pergi ke rumah Nenekmu,Nenekmu sakit.Ibu sudah menyiapkan sarapanmu,makan siangnya juga sudah ibu masak nanti kau tinggal panaskan saja.Soal pesta,Ibu sudah memesan kue,kalau dekorasi kau bisa meminta bantuan Baekhyun,ibu sudah membeli alat-alatnya.Sekali lagi selamat ulang tahun uri Soo Jin-ah~ 사랑해~ `

Aku duduk di kursi meja makan dengan helaan nafas panjang.Malas sarapan aku memilih untuk mandi,setelah itu ke rumah Baekhyun.Lebih baik aku bertemu Baekhyun.

***

" Baekhyuuuunnn! Ohh Baekhyuuuunnnn! "

Ini sudah kesekian kali-nya aku meneriakkan nama laki-laki itu.Aku bahkan merasa tenggorokanku kering karena Baekhyun tidak kunjung mengeluarkan batang hidungnya.

Apa Baekhyun pergi?

Pintu gerbang terkunci,mobil Ayah Baekhyun juga tidak ada.

Eh—kenapa aku baru menyadari ini? Dasar Soo Jin bodoh!

Aku memutuskan menelepon Baekhyun untuk memastikan sedang dimana dia.

" halo Baek? Kau dimana? " tanyaku begitu Baekhyun mengucapkan 'halo'.

" ohh..maaf Soo Jin-ah aku ke tempat Nenek-ku,beliau sakit.Maaf aku tidak bisa datang ke pestamu,sekali lagi maaf. "

Tut.

Dan Baekhyun menutup teleponnya.Aku mendengus keras,kenapa semua Nenek-nenek harus sakit di hari ulang tahunku? Apa yang Nenek-nenek itu makan sehingga membuat dirinya sakit? Daging? Makanan manis? Atau mereka minum 3 botol Soju?

" setidaknya kau mengucapkan selamat ulang tahun sebelum menutup teleponnya " gumamku sambil memandang gerbang rumah Baekhyun.

Kenapa ulang tahunku terasa begitu menyedihkan?

***

Aku memutuskan untuk berdiam diri di kamar.Tidak berniat makan karena aku sudah kenyang dengan sarapan 'maaf' yang di berikan keluargaku dan juga Baekhyun.

Aku juga tidak berniat mendekorasi rumahku.Biarkan saja teman-temanku datang kemari,atau kalau perlu sekalian saja pintunya ku gembok agar mereka tidak bisa masuk.

Yaa—paling mereka akan memusuhiku sampai aku lulus nanti.

***

" Soo Jiiiiinnn! Ohhh Soo Jiiiiiiiiinnnn! "

Aku menutup kupingku dengan bantal.Aku memang sedang tidur,jadi ini mungkin hanya mimpi.

Baekhyun tidak mungkin di rumahku.

" Soo Jiiiinnn! Ohhh Soo Jiiiiiiinnnn! "

Aku semakin mengeratkan bantalku ke telingaku.

" Ya! Kim Soo Jin! Cepat bangun atau ku seret kau! "

Pukul 18:47

Aku langsung membuka mata lebar-lebar dan bangun dari tidurku.Melompat dari tempat tidur dan membuka pintu kamar.

" Nahh! Akhirnya kau bangun juga,ayo kita— "

BRAK!

Aku menutup pintu kamarku.Apa aku benar-benar sedang bermimpi? Kenapa sosok Baekhyun ada di depan kamarku?

" Ya! Kenapa kau menutup pintunya?! Ini aku! Byun Baekhyun yang tampan! "

Aku kembali membuka pintu.Menatap Baekhyun yang memakai kaus berlengan pendek berwarna biru muda dan celana training panjang berwarna senada.

" Baek—hyun? Ini—Bakhyun temanku? " tanyaku.

Aku memajukan tanganku dan menunjuk-nunjuk pipi Baekhyun dengan tanganku.

Asli.

Ini Baekhyun asli!.

" Hey—apa yang kau lakukan? " Baekhyun yang risih langsung menepis telunjukku.

" kau bilang kau di rumah nenekmu! kau membohongiku?! " seruku kesal.

Baekhyun melebarkan senyumannya sambil tertawa cengengesan.

" sudahlah kau boleh memarahiku nanti,tapi sekarang kau harus ikut aku! "

Baekhyun langsung menarik tanganku ke luar kamar tanpa memberikanku kesempatan untuk 'benar-benar' menghabisinya.

" Baekhyun! Kau mau membawaku kemana?! " seruku kesal.

Baekhyun berhenti menarikku saat kami berada tepat di depan pintu.Dia merogoh kantung celana-nya dan mengeluarkan sapu tangan panjang berwarna hitam.Baekhyun berbalik menghadapku,memajukan wajahnya,membuat mataku membulat kaget.

" Apa—yang kau lakukan,Baek? " gugupku.

Baekhyun menunjukkan saputangan itu tepat di depan wajahku.

" aku harus menutup matamu terlebih dahulu " ucapnya.

" ha? "

Aku menganga kaget tapi Baekhyun langsung menutup mataku dengan saputangan itu.Membuatku bisa menghirup aroma manis yang menguar dari tubuhnya.

" Nah! Ayo kita pergi! "

***

Aku tidak tau apa yang Baekhyun rencakan.Ku ralat perkataanku di awal kalau isi otak Baekhyun dapat ku tebak dengan mudah.

Nyatanya,aku sama sekali tidak dapat menebak apa isi otak seorang Byun Baekhyun.

Aku dan Baekhyun berhenti berjalan setelah-kurasa-aku menaiki mobil,menaiki tangga dan sampai di sebuah tempat yang kurasa aku sedang menginjak rumput.

" kau siap? " tanya Baekhyun.

Aku mengangguk.

Aku bisa merasakan tangan Baekhyun yang melepaskan ikatan saputangan.

Aku membuka mataku perlahan,tidak bisa mengatakan apapun selain—

Menakjubkan.

Di depan mataku terdapat pohon yang dipasang kawat yang berbentuk tulisan—

' HAPPY BIRTHDAY URI SOO JIN '

Di kawat itu dipasang lampu kelap-kelip bermacam warna.Di semak-semak pun juga terdapat lampu kelap-kelip yang sangat cantik.

" Selamat ulang tahun uri Soo Jin!!!!! "

Aku menutup mulutku saat melihat semua orang muncul dari balik pohon,balik semak-semak,dan dari belakang tubuhku.Mereka semua orang tuaku,kakakku,teman-temanku,dan juga guru-guruku.

Tunggu—guru?

Aku baru sadar jika aku sedang berada di taman belakang sekolah yang sangat luas sekarang.

" saengil chukkae hamnida~ saengil chukkae hamnida~ saranghaneun uri Soo Jin~ saengil chukkae hamnidaaaaa~ "

Aku tidak bisa menahan air mataku saat mereka menyanyikan lagu selamat ulang tahun.Aku mendekat ke arah mereka-lebih tepatnya ke arah orang tuaku yang membawa kue tart berlukiskan wajahku-.

" ayo make a wish dan tiup lilinnya! " Baekhyun berseru dari belakang.

Aku memejamkan mataku.

' ku harap aku bisa bersama mereka selamanya '

Fiuuuuhhh.

***

Setelah acara potong kue,kami semua makan-makanan yang telah terhidang manis di atas meja panjang yang terletak di depan semak-semak.

Aku menghampiri Baekhyun-yang sedang duduk menyendiri,setelah mengoceh pada orangtuaku dan kakakku perihal kebohongan yang mereka perbuat.

" Ternyata rencanamu tidak se-mainstream yang ku pikirkan " ucapku sambil duduk di samping Baekhyun.

Baekhyun tertawa kecil.

" tentu saja,untuk sahabatku,mana mungkin aku merencanakan sesuatu yang mainstream " ucapnya bangga.

" aku tahu " sahutku pelan.

Aku menolehkan kepalaku,menatap sisi wajah tenang Baekhyun yang memandang ke depan.

" ngomong-ngomong kau berbohong kan padaku soal Nenekmu? Kau juga kan yang menyuruh orang tua dan juga kakakku untuk berbohong? "

Aku menunjuknya dan menatapnya dengan tatapan menyelidik.

Baekhyun hanya meringis sambil menganggukkan kepalanya.

" dasar tukang bohong! " cibirku sambil menatap ke depan.

" Ya! Itu ku lakukan karena aku tidak mau kau sedih.Aku ingin membuatmu tersenyum. " protesnya.

" benarkah? "

" eum,kalau kau tidak tersenyum aku sedih "

Aku menolehkan kepalaku lalu tersenyum manis padanya.

" terimakasih—terimakasih kau mau menjadi sahabatku Baekhyun. " ucapku tulus.

Baekhyun mengangguk-anggukan kepalanya.

Kami berdua kembali menatap ke depan.

" eh— "

Baekhyun menoleh menatapku dengan alis bertaut.

" apa? "

Aku menatapnya dengan tatap tajam.Mengulurkan tanganku.

" apa,sih? "

Aku memutar bola mataku.

" kado,mana kado untukku? " tagihku.

Baekhyun menatapku tidak percaya.

" kau—aku sudah melakukan ini semua dan kau masih meminta kado? " tanyanya tidak percaya.

Aku mengangguk.Lalu melipat tangan di depan dada.

" kau tidak ingat? "

Baekhyun menggeleng.

" ingat apa? "

Aku berdecak kesal.

" kau belum mengucapkan selamat ulang tahun Baekhyun! " seruku kesal.

Baekhyun menepuk dahi-nya pelan lalu tertawa kecil.

" maaf—aku terlalu sibuk menyiapkan kejutan ini,hehehe "

Aku meniup poniku.

" aku hanya berharap itu darimu,ucapan selamat darimu,aku mengharapkan itu sebagai kadoku " ujarku pelan.

Baekhyun memegang kedua bahu,menatapku sambil tersenyum manis.

" bailklah dengarkan aku baik-baik " ucapnya.

Aku mengangguk.

" selamat ulang tahun Soo Jin-ah,selamat bertambah umur,tetap jadi Soo Jin yang apa adanya,dan tetap tinggal disisiku.Aku menyayangimu "

END

A/N : Happy Birthday Icaaaa~ I wish nothing but the best for you-lah.Sukses teruuuuusss!~ ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar