Laman

Jumat, 23 Mei 2014

EXO Fanfiction: A Lost Memory (Chapter 12)

Author: Kyung0712 (@Intansnickers)

Genre; Brothership,Family,Fantasy

Cast:
- Do Kyungsoo
- Kim Jongin
- Xi Luhan
- Oh Sehun
- Kim Hye Soo (OC)

***

-

11 Januari 2010

" Kyungsoo koma "

" apa kita harus memberitahu Jongin? "

" tidak,aku tidak mau dia bertambah depresi "

Kim Jongin berdiri mematung di depan dua orang dewasa itu.Tas yang menggantung di pundaknya jatuh begitu saja.Air matanya langsung menetes tanpa di perintah.Dia tidak salah dengar?

" omo! Jongin-ah,kau sudah pulang? Apa kau lelah? Oemma akan membuatkanmu makanan " ucap Nyonya Kim cepat.Dia mendekat ke arah Jongin yang hanya berdiri tanpa bereaksi.

" dimana hyung-ku? " tanya Jongin pelan.

" Kyungsoo..pindah ke Jepang " jawab Nyonya Kim.

" bohong! Kalian bohong! Dimana hyung-ku?! " teriak Jongin.

Nyonya Kim menangkupkan tangannya di kedua pipi Jongin.Berusaha menenangkan anak-nya yang histeris.

" Jongin-ah..Kyungsoo butuh istirahat.Kita jenguk dia lain kali saja yaa..hari ini kau lelah,sebaiknya kau istirahat. "

Jongin menepis tangan Nyonya Kim kasar.

" apa yang kalian sembunyikan dariku?! Dimana hyung-ku?! " teriak Jongin.

" Jongin..dengarkan kami bicara " Tuan Kim angkat bicara.

" aku mau mencari hyung-ku! " seru Jongin lalu berlari keluar rumah tanpa menghiraukan panggilan orang tua-nya.

Jongin berlari dan terus berlari.Di pikirannya kali ini hanya ada hyung-nya seorang.Tidak ada yang lain.

" hyung,tunggu aku.. "

Tanpa dia sadari,dari jarak beberapa meter darinya.Sebuah mobil melaju ke arahnya.Sebelah tangan pengemudi memegang ponsel,mengetik pesan.Matanya tidak menatap ke depan.Saat matanya menatap ke depan,hanya ada teriakan terkejut karena melihat anak kecil yang tiba-tiba muncul di depan mobilnya.Membuat dirinya terlambat menginjak rem.

BBRRAAKK!!!

***

Seorang anak laki-laki mengerjapkan mata-nya berkali-kali.Kalender besar langsung menyambutnya.Kepalanya masih terasa pusing,tapi bisa di pastikan ia berada di rumah sakit-karena bau obat langsung tercium oleh hidungnya-.

" Kim Jongin! " seru seorang wanita yang baru saja membuka pintu dan langsung memeluknya.

" aku? Kim Jongin? " tanyanya.Jongin memandang bingung wanita yang ada di depannya ini.

Nyonya Kim mengangguk " iya sayang,namamu Kim Jongin,aku adalah Oemma-mu "

" Oemma? "

-

Sehun duduk termenung di bangku taman rumah sakit.Tidak berniat pulang,masih ingin disini.Di dekat Jongin.

Sahabatnya.

Saudaranya.

Seseorang menepuk pundaknya,membuat kepalanya mendongak.Luhan tersenyum manis lalu duduk di samping Sehun.

" kau baik-baik saja? " tanya Luhan menatap sisi wajah Sehun yang menunduk dalam.

Sehun menggeleng pelan.

" aku—tidak baik " jawabnya pelan.

Luhan tersenyum manis.

" kita sudah tau resikonya,kita harus menerima semuanya,Sehun " ucap Luhan lembut.

" aku tidak bisa jauh dari Jongin,dia sahabatku,saudaraku,bagaimana bisa aku jauh darinya? " Sehun menatap Luhan dalam.Air matanya sudah menumpuk di pelupuk matanya.

" Sehun— "

" demi apapun walau Jongin berteriak untuk menyuruhku pergi,aku akan tetap tinggal,aku akan tetap tinggal disisi-nya.Tidak peduli dia akan memukulku,atau membunuhku sekalipun.Aku akan tetap disisinya. " ujar Sehun,ada penekanan di setiap kata-katanya.Menggambarkan kalau dia benar-benar tidak akan pergi.

Luhan menghembuskan nafas panjang.Dalam hatinya,dia pun sama.Dia juga tidak ingin pergi dari sisi Jongin.Tapi—apa yang dapat dia lakukan kalau Jongin sudah terlanjur membencinya?

" kita beri Jongin waktu,Sehun "

***

" Kyungsoo hyung! Kyungsoo hyung keluarlah! Aku tau kau di dekatku! Keluarlah dan jangan sembunyi!!!!! " teriak Jongin.Matanya berkeliling mencari sosok mungil yang sedang ia rindukan.

" Kumohon…keluarlah " Jongin menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.Menunduk dan terisak kencang.

Sementara di luar pintu,tanpa Jongin sadar orang yang dirindukannya sedang memperhatikannya.Sama dengannya,Kyungsoo juga mengeluarkan air matanya,menatap Jongin lirih.

Bukannya Kyungsoo tidak mau muncul di hadapan Jongin.Tapi keadaannya semakin memburuk,tubuhnya juga semakin memudar kalau ia sering menampakkan diri di depan Jongin.Suho memberinya saran untuk tidak menemui Jongin sampai hari itu tiba.Kyungsoo akan menghilang kalau ia terlalu sering menampakkan dirinya di depan Jongin.

" Jongin-ah…maafkan aku "

***

Tangan Hyesoo dengan telaten mengelap tangan Kyungsoo dengan handuk kecil yang sudah ia basahi dengan air hangat.Hal yang biasa ia lakukan setiap pagi.

" Hyesoo-ya "

Hyesoo menoleh ke arah wanita paruh baya yang sedang menyiapkan makanan di atas meja.Dia Ibu Kyungsoo.Wanita berusia 40-an yang sangat lembut.

" terimakasih kau mau menjaga Kyungsoo selama ini " ujarnya sambil menatap Hye Soo.Bibirnya membentuk seulas senyuman yang manis.Tatapannya juga sangat teduh.

Hye Soo mengangguk.

" D.O oppa sudah ku anggap seperti kakak-ku sendiri,aku tidak mau melihatnya kesepian " balasnya.

Hye Soo menatap Kyungsoo sambil tersenyum.Tangannya terulur mengelap wajah Kyungsoo dengan lembut.

" Kyungsoo mungkin tidak akan pernah bangun lagi,Tapi—kau tetap akan menjadi putriku kan? " tanya Nyonya Do.Dia menatap Hye Soo dari balik punggungnya.

Hye Soo meletakkan handuk kecil itu ke dalam baskom berisi air hangat yang terletak di meja kecil di samping ranjang Kyungsoo.Dia berdiri dan menghampiri Nyonya Do yang duduk di sofa.

Hye Soo duduk di sebelah Nyonya Do lalu menggenggam tangannya.Nyonya Do masih menatap Hye Soo dengan penuh harap.

" apa Omoni berpikir aku ini anak yang durhaka,huh? " tanya Hye Soo.Bibirnya mengerucut.

Nyonya Do yang melihat itu langsung tersenyum lebar.

" kau—tidak akan pergi? " tanya Nyonya Do.

Hye Soo berpura-pura berpikir.Matanya melirik keatas.

" sepertinya kalau nanti malam ke restoran baru di depan rumah sakit tidak buruk juga " ucapnya sambil melirik Nyonya Do.Bibirnya tersungging jail.

Nyonya Do tertawa melihat tingkah Hye Soo.Malaikat kecilnya.Sejak ada Hye Soo di kehidupan keluarganya,hidupnya terasa sempurna.

" baiklah,aku akan menraktirmu nanti malam " ucap Nyonya Do.

Hye Soo bersorak gembira.Tangannya meninju ke udara lalu memeluk Nyonya Do.Ibu ke-2-nya.Orang tua Hye Soo sudah lama meninggal.Selama ini,ia hanya tinggal dengan Paman dan Bibi-nya yang memang tidak mempunyai anak.Mereka sibuk bekerja,jadi Hye Soo jarang mendapatkan kasih sayang yang seharusnya ia rasakan.Setelah bertemu Kyungsoo dan sering berkunjung ke rumahnya,Hye Soo mulai merasakan kasih sayang orang tua.Ibu Kyungsoo begitu menyayanginya,begitupun Ayah Kyungsoo yang selalu menjaganya.

' D.O Oppa…aku merindukanmu '

***

Sehun menyunggingkan bibirnya.Tangannya membawa parsel buah.Hari ini,sepulang sekolah,Sehun memutuskan untuk menjenguk Jongin.Tidak bertemu dengannya selama 3 hari membuat Sehun merindukan tingkah nakal Jongin.

Sehun menarik nafas panjang saat dirinya sudah berdiri di depan pintu ber-cat putih itu.Sebelum berangkat kemari,Luhan sudah memperingatkan Sehun untuk menerima segala perlakuan Jongin nantinya.

-

" kita bersalah,dan orang yang bersalah pantas menerima hukuman. "

-

Perlahan tapi pasti Sehun membuka kenop pintu itu.

" Hai "

Sehun mengangkat sebelah tangannya menyapa Jongin yang menatapnya sekilas lalu kembali membaca komik yang ada di tangannya.Sehun berjalan pelan ke arah kursi yang tersedia di samping ranjang Jongin dan duduk di sana.

" ini aku bawakan buah untukmu " ucap Sehun.

" hmm..terimakasih,letakkan saja di meja " sahut Jongin datar.Matanya sama sekali tidak lepas dari komik yang di pegangnya.

Sehun mengangguk lalu meletakkan parsel buahnya di meja kecil.

" bagaimana kabarmu? apa sudah membaik? " tanya Sehun.

Jongin mengangguk.
" baik " jawabnya singkat.

Sehun mengangguk-angguk-kan kepalanya.Tangan kanannya menggaruk tengkuknya,suasana yang sungguh canggung.

" Jongin— "

" Sehun— "

Sehun tertawa kecil.
" baiklah,kau duluan saja " ucap Sehun.

Jongin menghela nafas panjang,matanya masih menatap buku komik.

" kalau kau sudah tidak ada urusan sebaiknya kau pulang " ucap Jongin dingin.

Sehun tertegun mendengar ucapan Jongin.

Jongin mengusirnya?

-

" terima saja perlakuan Jongin padamu,jangan berusaha menjelaskan apapun,karena itu percuma,Jongin membenci kita Sehun "

-

Kata-kata Luhan menginterupsi mulutnya yang baru saja akan mengeluarkan penjelasan.Sehun menghela nafas lalu mengangguk pelan.

" baiklah,aku akan pulang " pamitnya.

" hmm " gumam Jongin menyahut.

Sehun berjalan pelan menuju pintu.Dia masih ingin disini,masih ingin menghabiskan waktunya bersama Jongin.

" Sehun-ah "

Seketika Sehun tersenyum lebar saat Jongin memanggil namanya.Ia membalikkan badannya.

" ya? "

Jongin mengangkat kepalanya,menatap Sehun datar.

" bisakah kau tidak menemuiku lagi? "

***

Sehun pulang ke rumah dengan air mata yang mengalir di pipinya.Mata-nya sembab.

" Sehun-ah,apa yang terjadi? " tanya Luhan khawatir.

Sehun tidak menjawab,ia berjalan melewati Luhan dan duduk di sofa.Kedua tangannya menutup wajahnya yang sudah basah dengan air matanya detik ketika ia menutup pintu ruang rawat Jongin.

Luhan menghela nafas lalu ikut duduk di samping Sehun.Mengelus-elus punggung Sehun yang naik turun.

" semuanya akan baik-baik saja, Sehun.Aku janji. "

***

Jongin hanya diam memandangi buku komik yang memang tidak sedikitpun ia baca.Dia hanya pura-pura membaca,bermaksud untuk mencari kesibukan lain.Juga—

" kenapa aku tidak bisa membenci mereka? " gumamnya.

Sebenarnya sejak 3 hari yang lalu,rasa marah terhadap sepasang kakak-adik itu sudah hilang.Bahkan,Jongin merasa kesepian tanpa adanya mereka.

Jongin merindukan candaan Sehun.

Jongin merindukan perhatian yang di berikan Luhan.

Singkat kata…Jongin merindukan mereka.

" bagaimana bisa aku merindukan kalian disaat aku ingin membenci kalian? " Jongin bergumam lagi.

Ia menoleh ke samping,ke arah jendela yang terbuka.Dimana dulu Kyungsoo lompat dari sana dan datang untuk menjadi teman bicaranya.

" Hei hyung,kau dimana? Aku membutuhkanmu,aku—merindukanmu "

***

Hye Soo keluar dari ruang rawat Kyungsoo dengan mengendap-endap.Ini sudah kelewat malam,tapi Luhan terus saja merengek memintanya untuk keluar.

" oh yaampun! " pekik Hye Soo kaget.Bagaimana tidak? Saat ia membuka pintu sesosok Luhan sudah berdiri di depan pintu sambil tersenyum.

" kenapa mengendap-endap seperti itu? " tanya Luhan.

Hye Soo membekap mulut Luhan.
" sstt—di dalam ada orang tua D.O Oppa sedang tidur.Pelankan suaramu " bisik Hye Soo.

Luhan mengangguk mengerti.

" ada apa? kenapa ingin bertemu denganku? " tanya Hye Soo sambil melepaskan tangannya dari mulut Luhan.

Luhan mengangkat bahu.
" ayo temani aku minum kopi! "

" ha? "

***

" sebenarnya apa yang ingin Oppa bicarakan? " tanya Hye Soo.

Hye Soo mulai tidak sabar karena Luhan sedari tadi hanya diam dan menyesap kopi-nya tanpa berbicara sedikitpun.

" Jongin " ucap Luhan pelan.

Hye Soo mengerutkan dahinya.
" ada apa dengannya? " tanya Hye Soo.Entah kenapa nama Jongin terasa begitu sensitive di telinga Hye Soo,ia sudah malas mendengar nama laki-laki itu.

" dia di rawat di rumah sakit ini " jawab Luhan.Ia menyesap kopi-nya sambil menatap jalanan yang mulai sepi dari balik jendela Çafè.

Mata Hye Soo membulat,tapi cepat-cepat ia menetralkan ekspresi terkejutnya,sebelum Luhan melihatnya.

" ohh "

Luhan menatap Hye Soo sambil tersenyum.

"  yakin hanya itu? tidak bertanya bagaimana keadaannya? " tanya Luhan meledek.

Hye Soo mendengus.
" untuk apa? aku tidak punya waktu untuk memikirkannya " jawab Hye Soo.

Luhan mengangguk-anggukkan kepalanya.
" baiklah,aku tidak jadi menceritakan sesuatu padamu "

" tidak bisa begitu! Oppa sudah menyuruhku untuk keluar malam-malam begini,dan dengan entengnya Oppa bilang tidak jadi? Cih "

Luhan tertawa kecil,gadis di depannya sungguh pintar dalam berakting.

" bilang saja kalau kau penasaran " ucap Luhan.

Hye Soo mendelik ke arah Luhan.
" ku bilang tidak! " serunya.

" yasudah karena kau tidak penasaran maka aku tidak akan cerita " Luhan mengendikkan bahu-nya.Berpura-pura tidak peduli.

Hye Soo menghela nafas pasrah.

" baiklah,aku penasaran,cepat ceritakan apa yang terjadi sebenarnya "

***

Hye Soo menatap wajah Kyungsoo.Menggenggam tangannya erat.Tangannya terulur,mengelus pipi lembut laki-laki mungil itu.

" D.O Oppa,aku punya kabar baik untukmu " ucapnya pelan.

Air mata Hye Soo mengalir begitu saja.Ia buru-buru menghapus air matanya.

" aku tidak menangis karena aku sedih,tapi aku menangis,karena aku bahagia " ucapnya.

Hye Soo tersenyum.

" Jongin Oppa—dia sudah mengingatmu.Dia sudah mengingat apa yang hilang dari otaknya.Dia mengingatmu Oppa " ujar Hye Soo.

" Karena itu,ku mohon…bukalah matamu. "

***

" siapa? "

Jongin menyahuti ketukan pintu dari luar ruang rawatnya.

Kenop pintu bergerak dan pintu pun perlahan terbuka.Gadis mungil itu tersenyum manis menatap Jongin.

" Hyesoo… " Senyuman Jongin melebar saat melihat gadis itu berjalan mendekatinya dan duduk di kursi yang terletak di samping ranjang Jongin.

" aku ke sini untuk melihat keadaanmu Oppa " ucap Hye Soo.

Jongin tidak merespon,ia hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.Terlalu senang membuatnya sulit mengeluarkan kata-kata.

" bagaimana kabarmu? Baik? " tanya Hye Soo.

" eum,aku baik " jawab Jongin cepat.

" Oppa " panggil Hye Soo.

" ya? "

" apa kau bosan disini? "

" sangat,aku sangat bosan,apa kau ingin mengajakku keluar? " Jongin bertanya dengan semangat.Berharap Hye Soo akan mengajaknya keluar seperti dulu.

Hye Soo mengangguk.Ia menarik nafas dalam lalu menghembuskannya.

" ada…yang ingin ku tunjukkan padamu. "

TBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar