Laman

Selasa, 10 Juni 2014

EXO Fanfiction: Not Me.

Author: Kyung0712 (@Intansnickers)

Genre: School Life,Friendship,Crime.

Cast:
- Jung Dong Hee (OC)
- Kim Jongin

Support Cast:
- Seo Ah Hyun (OC)
- Kim Do Yeon (OC)
- Do Kyungsoo

Discalimer: ohohoho halloooo~ ini fanfic yang pas di pikirin kayaknya bagus tapi pas di tulis eum semoga tetep bagus,hahahaha.Maaf kalo gak nyambung dan banyak typo.This story is mine ^^ Enjoy^^

***

Namanya Jung Dong Hee.Perempuan pendiam dan tidak banyak bicara.Orangtua-nya sudah meninggal dua tahun lalu tepat di hari kelulusannya.Dong Hee berumur 17 tahun,umur dimana seharusnya dia duduk di bangku kelas dua SMA.Tapi karena suatu hal dia baru akan masuk kelas satu SMA.

" silahkan,pekenalkan dirimu " ucap Seonsaengnim.

Dong Hee mengangguk singkat.Dia mengedarkan pandangannya ke seluruh 'bakal' teman-temannya.

" halo semua,nama saya Jung Dong Hee.Senang bertemu kalian " ucapnya dengan lantang.

" sstt—ku dengar dia anak yatim piatu " bisik seorang perempuan berambut pirang pada teman sebangkunya.

Teman sebangkunya itu mengangguk antusias.
" benar,dia juga telat satu tahun,seharusnya dia di kelas dua sekarang " sahut temannya.

" apa dia bodoh? "

" jangan-jangan dia murid nakal "

" aku tidak mau berteman dengannya "

Telinga Dong Hee bergerak mendengar bisikan-bisikan teman-temannya yang membicarakannya.Ada yang menatap sinis,ada yang membuang pandangannya,ada yang pura-pura mencatat.

" ekhm " Seonsaengnim berdehem kencang untuk membuat murid-murid-nya diam.Semua mulut murid-murid-nya itu seketika diam.

Seonsaengnim menatap Dong Hee sambil tersenyum.

" silahkan duduk di sebelah kursi Jongin " ujarnya.

Dong Hee mengangguk dan berjalan ke arah kursi kosong di sebelah kursi kosong yang katanya milik laki-laki bernama Jongin itu.Dong Hee hanya berharap kalau Jongin dapat menerimanya dengan baik.

***

Dong Hee merasa lega saat mengetahui Jongin adalah laki-laki yang cukup baik.Tadi saat dia kembali dari toilet dan melihatnya duduk di kursi kosong di samping kursi-nya,Jongin tersenyum sambil mengenalkan dirinya dengan ramah.

Ketika Dong Hee sendiri saat waktu istirahat padahal seluruh teman-temannya pergi ke kantin,Jongin mengajaknya untuk ke kantin bersama.Menceritakan seluk beluk sekolah barunya dan beberapa lelucon lucu yang membuat Dong Hee setidaknya terkekeh setelah dua tahun tidak pernah tersenyum.

" ngomong-ngomong,kenapa kau masih duduk di kelas satu? " tanya Jongin sambil memakan kentang gorengnya.

Dong Hee tertegun,pergerakan tangannya yang sedang memutar spaghetti dengan garpunya berhenti.Jongin yang melihat itupun terlihat salah tingkah,ia berdehem.

" maaf kalau pertanyaanku menyinggungmu,kau tidak usah menjawab juga tidak apa-apa " ucap Jongin merasa tidak enak.

Dong Hee tersenyum tipis sambil menggeleng.
" tidak,kau pantas bertanya seperti itu " sahut Dong Hee.

" aku mengalami sesuatu hal,itu sebab-nya aku telat masuk SMA " ucap Dong Hee tetap dengan senyumannya.

Jongin mengangguk-anggukkan kepalanya menanggapi.Tidak memilih bertanya lebih lanjut karena Jongin rasa itu akan mengusik privasi teman baru-nya itu.

***

Dong Hee melangkahkan kaki-nya di koridor sekolah di iringi dengan tatapan-tatapan tidak menyenangkan yang di tujukan padanya dari murid-murid sekolah.Mereka saling berbisik saat Dong Hee melewati-nya.

" dia datang! dia datang! " seru seseorang perempuan berambut pirang yang pertama kali berbisik waktu itu berteriak pada teman-teman sekelas Dong Hee.

Perempuan bernama Seo Ah Hyun itu berkacak pinggang menghalangi Dong Hee saat dia baru saja sampai di depan pintu kelas.Di belakang perempuan itu berjejer teman-teman sekelasnya yang lain,menatapnya dengan tatapan jijik sekaligus menghina.

" hei,mantan narapidana! " seru Ah Hyun sambil mendorong pelan bahu Dong Hee.

Dong Hee terkesiap mendengar ucapan Ah Hyun barusan.Dia melirik ke belakang,menatap senyum mengejek yang di lontarkan teman-teman sekelasnya.

" kau terkejut kami semua tau siapa dirimu,huh? " tanya Ah Hyun dengan seringaian kecil di bibirnya.

Ah Hyun memainkan ujung rambut Dong Hee sambil memelintirnya menggunakan telunjuknya.

" kami semua tau alasanmu telat masuk sekolah selama setahun,kami semua tau siapa kau sebenarnya " ujarnya.

Dong Hee menatap Ah Hyun tajam.
" apa maksudmu? " tanyanya dengan nada rendah dan dalam.

Ah Hyun tertawa kecil.Melepas telunjuk-nya yang sedari tadi memainkan rambut Dong Hee.Dia berbalik dan menatap teman-teman sekelasnya.

" hei teman-teman! " serunya lantang.

Dia menunjuk Ah Hyun menggunakan jempolnya. " Di belakangku berdiri seorang mantan narapidana.Perempuan di belakangku adalah seorang penjahat! " lanjutnya berseru.

Terdengar bisikan-bisikan teman-teman sekelas Dong Hee yang mengumpati dirinya.Menatapnya sinis dengan decakkan jijik.

Dong Hee menarik nafas lalu menghembuskannya.Berusaha menahan emosi yang meledak-ledak di dalam dirinya.Dia berjalan melewati gerombolan anak-anak itu menuju tempat duduk-nya.Berakting seolah-olah saat ini dia adalah manusia tanpa panca indera.

Tidak punya indera penglihat.

Tidak punya indera pendengar.

Tidak punya indera pencium.

Tidak punya indera peraba.

Tidak punya indera perasa.

***

Jongin baru saja tiba di sekolah,telinga-nya menangkap bisikan-bisikan tidak mengenakkan dari murid-murid yang melewatinya.Ini bukan soal bisikan histeris tentang dirinya,melainkan tentang teman barunya.

Saat memasuki kelas,pemandangannya pun tidak jauh berbeda dengan apa yang dia lihat sepanjang koridor tadi.Semua saling berbisik.Jongin berlari kecil menuju tempat duduk-nya yang berada di paling belakang pojok kanan.

Jongin meletakkan tas-nya pelan-pelan,tidak ingin mengganggu Dong Hee yang sedang menelungkupkan kepalanya di atas meja.Mungkin,Dong Hee butuh waktu istirahat.

Kepala Dong Hee terangkat,ekspresi-nya datar,tidak menunjukkan emosi apapun disana.

Mungkin lebih tepat kalau disebut; kosong.

" Dong Hee-ya " panggil Jongin pelan.

Dong Hee menoleh pada Jongin.Menatap-nya dengan ekspresi yang sama.

" aku akan pindah tempat duduk kalau saja kelas ini lebih luas sedikit " ucap Dong Hee.

Jongin kehabisan kata-kata,dia tidak menyuruh perempuan itu pindah.Dia hanya ingin bertanya,apa perasaannya baik-baik saja sekarang?

Dong Hee memutar tubuhnya ke belakang untuk mengambil buku pelajaran dan catatan yang ada di dalam tas-nya.Mengeluarkannya dan tenggelam dalam kesibukannya sendiri; mencatat segala hal yang ada di buku pelajaran.

Jongin hanya dapat terdiam,mungkin Dong Hee butuh waktu untuk sendiri.

***

Saat jam istirahat Jongin tetap bersama Dong Hee pergi ke kantin.Saat di perjalanan,banyak murid-murid yang mengumpati Dong Hee lewat bisikan atau bahkan suara yang kencang.

" dia tidak pantas sekolah disini "

" dasar mantan narapidana "

" apa yang dia lakukan? mencuri? "

" aish! kenapa dia harus berada di samping Jongin?! "

Sebenarnya Dong Hee sudah mempunyai firasat jika mereka akan memperlakukannya seperti ini.Tidak ada niatan untuk melawan perkataan mereka,percuma.

Jongin selesai memesan makanan,dan kini giliran Dong Hee yang memesannya.Tapi Bibi Kantin langsung menyatukan kedua telapak tangannya di depan dada.

" maaf,tapi murid-murid di sekolah ini melarang Ahjumma untuk menjual makanan padamu.Maaf,Ahjumma terpaksa melakukannya karena mereka mengancam tidak akan membeli makanan disini kalau Ahjumma tetap memberikanmu makanan " ujarnya dengan nada menyesal.

Dong Hee hanya mengangguk lalu pergi meninggalkan toko Bibi kantin diikuti Jongin yang tidak bisa membantu apapun.Mereka duduk di bangku paling pojok.

" ini "

Jongin menyodorkan nampan berisi makan siangnya ke arah Dong Hee.

Dong Hee menatap Jongin datar.
" tidak perlu,kau makan saja " tolaknya.

Jongin menggeleng.
" aku laki-laki,tidak apa-apa,aku bisa menahannya.Sebaiknya ini untukmu " ucap Jongin.

" Ya! Jongin! " seru seseorang bersuara cempreng.Itu Seo Ah Hyun.

Perempuan berambut pirang yang berjarak dua meja dari tempat Jongin itu berjalan ke arahnya.Dia tersenyum sinis ke arah Dong Hee.

" kau ingin memberi makan siangmu,untuk perempuan ini? " tanya Ah Hyun dengan nada jijik.

" iya,kenapa? " Jongin balas bertanya dengan tatapan tajamnya.

Ah Hyun terkesiap melihat Jongin yang menatapnya tajam.

" dia mantan narapidana! " seru Ah Hyun dengan telunjuknya yang mengacung ke arah Dong Hee.Seruan-nya membuat seluruh pasang mata pengunjung kantin beralih menatap mereka ber-tiga.

" lalu kenapa? "

" kau bertanya kenapa? kau tidak penasaran apa yang di lakukannya dulu? Apa dia pencuri? Pengguna narkoba? Atau—Pembunuh? "

Ah Hyun menyelesaikan kalimat terakhirnya dengan menatap Dong Hee tajam yang di balas tatapan kosong perempuan itu.

Jongin berdiri menepis tangan Ah Hyun yang menunjuk Dong Hee secara kasar.

" tutup mulut besarmu itu,Ah Hyun-ssi " desis-nya tajam lalu menarik tangan Dong Hee untuk berjalan keluar kantin.

***

Jongin mengajak Dong Hee untuk duduk di kursi reot yang berada di atap sekolah.Mereka berdua sama-sama terdiam,tenggelam dalam pikiran masing-masing.Semilir angin musim gugur memainkan rambut dua anak manusia itu.

" kenapa kau membelaku? " tanya Dong Hee pelan.

Jongin menoleh menatap sisi wajah Dong Hee yang sedang menatap lurus ke depan.Perempuan itu tersenyum tipis.

" semua orang membenciku,kenapa kau tidak? " tanyanya lagi.

Jongin terdiam sebentar,memikirkan kata-kata yang pas untuk menjawab pertanyaan Dong Hee.

" aahh,mungkin kau hanya merasa tidak enak jika kau menjauhiku,iya 'kan? "

Dong Hee menatap Jongin dengan seulas senyuman tipis di bibirnya.

Jongin menggeleng cepat.Menyilangkan kedua tangannya.

" aku pantang menjauhi seseorang hanya karena latar belakangnya " ucapnya cepat.

" benarkah? "

" iya,itu benar "

Dong Hee kembali menatap ke depan dengan tatapan kosong.

" kau baik-baik saja? " tanya Jongin hati-hati.

Dong Hee mengangguk.

" ya,aku merasa lebih baik sekarang "

***

Pagi itu sekolah terlihat tiga kali lebih ramai dari biasanya.Empat mobil polisi serta satu ambulance terparkir di depan sekolah.Murid-murid berkumpul membentuk kerumunan di depan garis polisi yang ada di halaman belakang.

Satu orang murid perempuan terjun dari atap sekolah.

Tadi pagi saat tukang kebun ingin membersihkan daun-daun kering di halaman belakang,dia dibuat terkejut saat melihat sesosok mayat dengan kepalanya yang sudah hancur.

" apa dia bunuh diri? "

" ya,kurasa dia bunuh diri. "

" tapi apa penyebab-nya? "

" orangtua-nya bercerai "

" Seo Ah Hyun yang malang "

Begitulah bisikan-bisikan yang terlontar dari teman-temannya.Mereka hanya terlalu tidak percaya jika teman mereka yang kemarin terlihat baik-baik saja pagi ini di temukan sudah mati terbujur kaku.

***

Gebrakan meja terdengar memenuhi seluruh ruangan kelas.Dong Hee mendongakkan kepalanya,menatap datar orang yang menggebrakkan mejanya.

" Ada apa? " tanyanya datar.

Perempuan berambut gelombang itu berdecak saat Dong Hee menanggapi gebrakannya dengan tenang.

" kau bertanya 'ada apa?'.Seharusnya aku yang bertanya padamu.Ada apa denganmu?! " bentak Perempuan yang bernama Kim Do Yeon itu.

" denganku? " Dong Hee bertanya lagi.

Do Yeon mengangguk lalu melipat tangannya di depan dada.

" iya,kau.Saat semua murid berkumpul di halaman sekolah untuk melihat mayat Ah Hyun,kenapa kau malah duduk santai disini? Di saat semua orang sedang penasaran tentang kematiannya,kenapa kau terlihat biasa-biasa saja? " cerca Do Yeon.

" Aku sudah melihatnya tadi,jadi aku duduk disini.Ada polisi yang akan mengurusnya,kenapa aku harus repot-repot mencari tau? " balas Dong Hee tenang.

Do Yeon berdecak kesal merasa pertanyaannya di putar balik.Tangannya terkepal kuat menahan amarah.

" Kau—Apa kau yang membunuh Ah Hyun? " desisnya.

Dong Hee menghela nafas.
" kau menuduhku? "

" ya,aku menuduhmu "

" ku rasa tuduhanmu salah,Do Yeon-ssi "

***

Dong Hee semakin menjadi bahan gunjingan seluruh murid di sekolah.Kali ini tema-nya bukan karena dia adalah seorang mantan narapidana.Melainkan pembunuh Seo Ah Hyun,teman mereka yang di temukan mati di halaman belakang sekolah satu minggu yang lalu.

" kau tetap bertahan di sampingku " gumam Dong Hee dengan senyuman tipis.

Dong Hee dan Jongin memilih duduk di pinggir lapangan sekolah sambil memakan bekal yang Jongin bawakan dari rumah untuknya.

Jongin tersenyum.
" aku sudah mengatakan alasannya padamu,lagipula aku tidak percaya kalau kau membunuh Ah Hyun " sahut Jongin lalu memasukkan telur gulung ke dalam mulutnya.

" lagipula,Ah Hyun memang sedang memiliki banyak masalah keluarga,mungkin memang benar dia bunuh diri.Polisi juga sudah menutup kasus ini " ujar Jongin.

Dong Hee menutup kotak bekal Jongin yang ada di pangkuannya.Menatap Jongin dengan pandangan serius.

" kau percaya padaku? " tanyanya.

Jongin mengangguk.

" aku percaya padamu " jawabnya dengan senyuman lebar.

Dong Hee tersenyum tipis.Senang rasanya masih ada orang yang mempercayainya.

" terimakasih,Jongin "

***

Dong Hee jatuh tersungkur karena sebuah kaki yang terjulur dari balik meja.Semua teman-teman sekelasnya tertawa keras melihatnya yang jatuh dengan memalukan.Dong Hee berdiri lalu menatap orang yang menyengkatnya.

Kim Do Yeon.

Perempuan itu menopang dagu,menatap Dong Hee dengan tatapan sinis serta seringaian kecil di bibirnya.

" hei,pembunuh! " serunya.

Dong Hee tetap menatap Do Yeon dengan tatapan datarnya.

" kau tidak punya mata,huh? "

Dong Hee diam tidak menjawab.

" kau tidak punya telinga,ya? "

Tetap tidak menjawab.

" atau kau mendadak gagu? "

Masih diam.

" YA! JUNG DONG HEE! " teriaknya emosi.Do Yeon berdiri dari kursi-nya dan menatap Dong Hee tajam.

" pergunakan kaki-mu dengan baik,Do Yeon-ssi "

Setelah membalas seluruh makian Do Yeon dengan ucapan singkat,Dong Hee keluar dari kelasnya untuk menyusul Jongin yang menunggu-nya di lapangan.

***

Dong Hee baru saja tiba di sekolahnya.Langkah Dong Hee terhenti saat melihat laki-laki bertubuh mungil sedang berada di taman yang berada di samping sekolah.Bibirnya menyungging ke atas saat melihat tingkah lucu laki-laki itu yang berusaha memetik bunga mawar merah dengan cara yang tepat.

Dong Hee melangkahkan kaki-nya menuju laki-laki itu.

" permisiii " ucapnya sopan.

Laki-laki itu tersentak saat melihat Dong Hee tiba-tiba berdiri di belakangnya.Matanya membulat,membuat ekspresi kaget lucu untuk ukuran anak SMA sepertinya.

" saya Jung Dong Hee.Murid kelas 1-C " ucap Dong Hee sambil membungkuk hormat.

Laki-laki itu juga balas membungkuk.
" Do Kyungsoo.3-A " ucapnya.

" eoh? Sunbae? "

Dong Hee terlihat tidak percaya,ukuran badan laki-laki bernama Kyungsoo sedikit melenceng dari kata sunbae.

" apa yang kau lakukan pagi-pagi disini,sunbaenim? " tanya Dong Hee.

Kyungsoo menunjuk bunga mawar merah yang ada di depannya.

" Ibu-ku ulang tahun,aku sudah meminta izin kepala sekolah untuk memetiknya satu.Tapi aku malah lupa membawa gunting ataupun cutter " ujarnya.

Dong Hee tersenyum lalu mengedepankan tas punggung-nya,mengambil cutter dari dalam tempat pensil-nya.

" pakai punyaku saja,sunbaenim "

Kyungsoo tersenyum menunjukkan heart shape lips-nya menerima cutter bermotif bunga-bunga cerah itu.Dia memotong batang bunga mawar itu dengan benar.

" terimakasih kau membantuku " ucapnya sambil menyerahkan cutter itu pada Dong Hee.

Dong Hee mengangguk lalu memasukkan cutter-nya kembali.

" hyung! "

Kyungsoo dan Dong Hee kompak menoleh ke belakang.Ke arah Jongin yang baru saja datang.

" eoh? Dong Hee? "

Jongin mengerjapkan matanya saat melihat ada Dong Hee bersama Kyungsoo.

" kau mengenal Kyungsoo hyung? " tanya Jongin.

" dia membantuku memetik bunga mawar ini untuk Ibu-ku " Kyungsoo menjawab.

" kalian saling kenal? "

Jongin merangkul tubuh Kyungsoo yang lebih pendek darinya.

" kami berteman sejak kecil,dia ini hyung kesayanganku " serunya bangga.

Dong Hee mengangguk-anggukkan kepalanya.

" ayo,kita masuk,sepuluh menit lagi bel berbunyi "

***

Dua kali.

Dua kali sekolah ini di gemparkan dengan sesuatu yang begitu mengejutkan.Pagi ini saat seorang murid perempuan menjadi pengunjung toilet pertama,dia dibuat berteriak histeris melihat pandangan menjijikan di depannya.

Seorang murid perempuan mati bermandikan darah dengan bekas sayatan di urat nadi-nya serta pergelangan kaki-nya.

Garis polisi melingkari pintu toilet perempuan memberi batasan bagi murid-murid yang berkerumun di depan pintu masuk agar tidak melewati batas itu.

" bunuh diri,lagi? "

" kemarin dia baru saja aborsi "

" ku dengar dia pengonsumsi obat penenang "

" kenapa sekolah kita seperti ini? "

Kyungsoo yang berdiri paling belakang hanya dapat menghela nafas frustasi.Sekolah-nya kini menjadi sorotan publik karena dua kali kasus bunuh diri.

" apa murid-murid perempuan di sekolah kita itu otaknya dangkal? " tanya Jongin yang berada di sebelahnya.

Kyungsoo mengangkat bahu-nya tidak peduli.Dua detektif keluar dari kerumunan membawa beberapa bukti.Tas milik Do Yeon,sepatu,surat keterangan rumah sakit,obat-obatan,dan—

" tidak mungkin " Kyungsoo menggumam tidak percaya saat melihat benda itu ada di plastik bening yang di bawa detektif itu.

Benda yang di duga di gunakan Do Yeon untuk mengakhiri hidupnya.

Benda yang sangat Kyungsoo kenal karena kemarin pagi dia gunakan untuk memetik bunga mawar merah sebagai hadiah ulang tahun ibunya.

Cutter bemotif bunga-bunga cerah.

Milik Jung Dong Hee.

***

" eoh? sunbae? "

Dong Hee mengerjapkan matanya berkali-kali saat melihat Kyungsoo di depan pintu kelasnya.

" ada yang ingin ku bicarakan denganmu " ucap Kyungsoo dengan nada serius.

Mereka berdua duduk di bangku paling depan.Semua murid-murid di sekolah ini memang sudah pulang,mungkin tinggal Dong Hee dan Kyungsoo saja yang berada di sekolah.

" ada apa,sunbaenim? " tanya Dong Hee.

" aku pinjam cutter-mu "

Dong Hee mengerjapkan mata-nya.

" cutter-mu " Kyungsoo berujar lagi.

" tapi cutter-ku tidak ada " ucap Dong Hee.

" kemana? " tanya Kyungsoo.

" kemarin di pinjam Do Yeon " jawab Dong Hee.

Kyungsoo mengernyitkan dahinya.

" dipinjam? "

" iya "

Kyungsoo menarik nafas panjang lalu menghembuskannya.

" aku melihat cutter-mu sebagai barang bukti tadi pagi " ucap Kyungsoo.

Dong Hee menatap Kyungsoo datar.

" kau ingin mengatakan kalau aku yang membunuhnya? " tanyanya.

Mata Kyungsoo membulat menyadari perubahan ekspresi yang kentara di wajah Dong Hee.

" kali ini aku tertuduh membunuhnya? " Dong Hee bertanya lagi dengan nada datar.

Kyungsoo menelan ludah-nya,merasa tidak enak menuduh Dong Hee.Mungkin benar,Do Yeon meminjam cutter itu padanya.Karena Dong Hee tidak enak jadi dia meminjamkannya.

Ah,Kyungsoo bodoh! Kenapa tidak berpikir seperti ini dari tadi?!

" ku kira kau sama dengan Jongin yang mempercayaiku.Tidak mendengarkan omongan orang lain tentangku dan menerimaku.Ternyata aku salah " ujar Dong Hee.

" maaf,aku— "

" kau sama seperti mereka,Kyungsoo sunbaenim "

***

Jongin kembali ke sekolah karena menyusul Kyungsoo yang tadi pamit padanya ingin pulang telat karena harus membersihkan perpustakaan.Jongin tidak heran dengan tingkah Kyungsoo yang seperti ini.Dia bahkan rela pulang larut malam untuk membersihkan gudang sebulan sekali.

Jongin sudah sampai di depan pintu kembar perpustakaan.Langkahnya berhenti sampai di depan pintu ruangan itu saat terdengar bunyi barang-barang jatuh dari dalam.Pintu kembar di depan Jongin terbuka memunculkan seorang perempuan yang sedang membelalakkan matanya terkejut.

" Dong Hee? "

" J—jongin? "

" apa yang kau lakukan di dalam? dan bunyi apa itu? apa ada Kyungsoo hyung di sana? " cerca Jongin.

Dong Hee diam tidak menjawab.Jongin langsung masuk kedalam dan mendapati rak besar berisi buku-buku tebal menimpa seseorang.Jongin dapat melihat satu tangan orang itu terjulur di balik rak besar.

Perasaan Jongin mulai tidak karuan,air mata-nya mengalir begitu saja.Dia menggeser rak besar yang luar biasa berat itu agar dapat melihat siapa orang yang tertimpa rak besar itu.

Hancur sudah.

Hati Jongin remuk melihat laki-laki mungil tertelungkup dengan kepala yang mengeluarkan darah segar.Wajahnya yang putih berubah jadi merah,matanya yang bulat kini menutup sempurna.

" Kyungsoo hyung? "

Jongin meluruh,duduk bersimpuh di sebelah mayat Kyungsoo.Dia membalikkan tubuh Kyungsoo,memangku kepalanya di kedua paha-nya.Jongin memejamkan matanya tidak kuat melihat wajah Kyungsoo yang berlumuran darah,tangan Kyungsoo dingin.Tidak lagi hangat seperti saat pulang sekolah tadi ketika Kyungsoo memegang tangannya memohon untuk mengatakan pada Ibu-nya bahwa dia akan pulang terlambat.

Jongin mengusap pipi Kyungsoo lembut,membuat tangannya berlumuran darah.

" Hyung,bangunlah,ayo kita pulang bersama " ucapnya bergetar.

" Hyung,bangunlah,akan ku bantu kau membersihkan perpustakaan ini " Jongin berucap lagi.

" Hyung,sebentar lagi kau lulus,bangunlah "

Jongin membawa tubuh Kyungsoo kedalam dekapannya.Menangis kencang,berharap bahwa Kyungsoo akan bangun dan mengusap air matanya seperti yang biasa dia lakukan saat Jongin menangis.

Tiba-tiba Jongin ingat perempuan yang di temuinya di depan pintu perpustakaan tadi.Dia meletakkan kepala Kyungsoo perlahan lalu bangkit.

" kau membunuhnya! " desis Jongin tajam pada Dong Hee yang ternyata memperhatikannya di belakang.

" tidak " sahut Dong Hee tenang.

" kau membunuhnya!" Jongin mengulangi kalimatnya.

" ku bilang tidak "

" pembohong! " bentak Jongin.

Dong Hee terkesiap mendengar bentakan Jongin.Matanya menatap Jongin tidak percaya.

" kau bilang,kau mempercayaiku? "

Jongin menggeleng keras.

" aku tidak mempercayaimu "

" KAU MEMBUNUH HYUNG-KU! DASAR PEMBUNUH! KAU PEMBUNUH! "

" TUTUP MULUTMU,KIM JONGIN! "

Dada Dong Hee naik turun menandakan emosi-nya sedang tidak stabil.Air mata-nya mengalir dari kedua bola matanya.

" kau pembunuh! " desis Jongin tajam.

" bukan aku yang melakukan ini,tapi mereka,mereka yang membuatku melakukannya! " seru Dong Hee.

Dong Hee menghampiri Jongin.Menatap mata laki-laki yang mengatakan kalau dia mempercayainya.

" kau tau kenapa aku seperti ini? " tanya Dong Hee bergetar.

" tidak tau dan tidak mau tau " balas Jongin tajam.

Dong Hee tersenyum getir.

" dua tahun yang lalu aku di penjara karena di tuduh membunuh orang tuaku,mereka menuduhku menembak orang tua-ku hanya karena bukti itu ada di tanganku.Aku bersikeras mengatakan kalau aku bukan pembunuhnya,sore itu aku pulang dari sekolah,aku pulang dengan perasaan gembira karena aku lulus.Aku berlari lantai atas,ke kamar orang tuaku "

" …saat aku membuka pintu-nya aku sudah melihat mereka berdua tergeletak kaku dengan darah ada di mana-mana.Aku berteriak menangis melihat-nya,aku bersimpuh disamping mereka dan menemukan pistol itu disana.Aku hanya menggenggamnya,tapi mereka melihatku seolah-olah aku yang membunuh orang tuaku sendiri.Mereka menuduhku membunuh orang tua-ku sendiri! "

Jongin tertegun,merasakan betapa menyakitkannya perasaan Dong Hee saat itu.

" mereka memenjarakanku,aku di perlakukan tidak adil,di cap sebagai pembunuh padahal aku tidak membunuh siapapun.Aku keluar dari penjara dua tahun setelahnya dan bersekolah disini.Ku pikir sekolah dapat membuatku melupakan semuanya dan memberikanku sebuah keluarga baru.Tapi ternyata—kalian begitu tidak menyukaiku "

" …Ah Hyun dan Do Yeon.Mereka terus mengataiku mantan narapidana dan pembunuh.Mereka menyebarkan seluruh berita itu ke segala penjuru sekolah.Membuatku semakin di benci setiap manusia di sekolah ini.Aku tidak membalas ucapan mereka,karena ku pikir mereka tidak akan mengerti jika aku membantah ucapan mereka dengan mengatakan 'cukup,hentikan' atau 'tidak,aku bukan pembunuh' "

Dong Hee tersenyum getir.Dia menatap Jongin.

" Jadi ku putuskan untuk mewujudkan segala ucapan mereka,Ah Hyun mengataiku penjahat,dan aku melakukan apa yang seorang penjahat lakukan,aku membunuhnya.Do Yeon mengataiku pembunuh,akupun melakukan ucapannya.Aku membunuhnya. "

" lalu kenapa kau membunuh hyung-ku? " tanya Jongin dengan nada bergetar.

Dong Hee melongok ke belakang.Melihat mayat Kyungsoo sebentar.Ada rasa sakit di hatinya melihat wajah Kyungsoo yang berubah menjadi warna merah akibat ulahnya.

" awalnya aku menyukai Kyungsoo sunbae.Sangat menyukainya.Saat melihat dia pertama kali di taman bunga,aku mulai menyukainya.Tadi,saat dia menghampiriku,aku senang bukan main.Tapi kau tau tujuannya menemuiku? "

Jongin menggeleng.

Dong Hee tersenyum sinis.
" dia mencurigaiku membunuh Do Yeon.Dia berpura-pura ingin meminjam cutter-ku dan berakhir mengatakan kalau dia melihat cutter-ku ada sebagai barang bukti.Singkat kata,dia menuduhku membunuh Do Yeon " ungkap Dong Hee.

" kau memang membunuhnya "

" tapi dia yang membuatku membunuhnya.Mulut besarnya yang membuatku membunuhnya! "

Jongin menggeleng-gelengkan kepalanya tidak percaya.Dia memang menyukai Dong Hee,dia satu-satunya perempuan yang dapat membuat Jongin nyaman.Tapi melihatnya seperti ini,Jongin rasa bukan Dong Hee ini yang dia sukai,bukan Dong Hee seperti ini yang Jongin sukai.

Dong Hee mengeluarkan pistol dari balik punggungnya,mengarahkan pistol itu ke arah jantung Jongin.

" Kau juga Jongin,kau juga sama seperti mereka.Kau tidak mempercayaiku! Kau memanggilku pembunuh! " seru Dong Hee.

" kau memang pembunuh! " balas Jongin.Dia sama sekali tidak takut peluru itu akan menembus jantungnya.Dia akan segera menyusul Kyungsoo.

" tapi aku tidak bisa membunuhmu "

Dong Hee mengarahkan pistolnya secepat kilat ke dada sebelah kirinya.

DOR!

Bunyi tembakan itu melayang di udara bersamaan dengan nyawa Dong Hee yang juga melayang detik itu juga.Tubuhnya meluruh di iringi cairan merah kental yang keluar dari mulutnya.

Jongin membulatkan matanya kaget.Kejadian barusan terlalu cepat untuk di cegahnya.Kaki-nya sulit di gerakkan.Jongin tidak bisa merasakan oksigen di sekitarnya,kepalanya mulai merasa pening luar biasa,dan semuanya berakhir gelap.

***

-

" bukan aku yang melakukan ini,tapi mereka,mereka yang membuatku melakukannya! "

" …aku membunuhnya "

" …aku membunuhnya "

" tapi aku tidak bisa membunuhmu "

DOR!

-

Jongin bangun dari tidurnya dengan nafas terengah-engah,kejadian satu minggu yang lalu saat di perpustakaan selalu menghampirinya.

Lagi.

Bayangan itu berputar.

Ah Hyun mati terbunuh.

Do Yeon mati terbunuh.

Kyungsoo mati terbunuh.

Pelakunya Dong Hee.

Dia mati bunuh diri.

DOR!

Jongin menutup kedua telinganya saat bunyi tembakan memasuki gendang telinganya.

-

" bukan aku yang melakukan ini,tapi mereka,mereka yang membuatku melakukannya! "

" …aku membunuhnya "

" …aku membunuhnya "

" tapi aku tidak bisa membunuhmu "

DOR!

-

" HENTIKAN! HENTIKAN KU MOHON! HENTIKAN! "

Jongin berteriak histeris saat bayang-bayang Kyungsoo yang berdiri di depan rak lalu Dong Hee mendorong Kyungsoo kasar hingga dia menubruk rak itu,membuat raknya goyang dan menimpa Kyungsoo.

Jongin semakin meringkuk ketakutan saat bayang-bayang Ah Hyun yang jatuh di dorong dari atap sekolah.

BRUG!

Jongin jatuh dari tempat tidur-nya sambil terus memukulkan kepalanya ke lantai,kini bayang-bayang Dong Hee menyayat pergelangan kaki Do Yeon.Mengatakan kalau seharusnya dia tidak menyengkatnya dan mempergunakan kaki-nya dengan baik.Lalu Dong Hee menyayat urat nadi Do Yeon membuat perempuan itu melotot dan menjerit kesakitan.

" AARGHHH! "

Jongin berteriak kencang sebelum dia menghempuskan nafas terakhir karena kepalanya yang terus mengeluarkan darah.

Jongin meninggal malam itu.

END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar