Laman

Selasa, 08 Juli 2014

EXO Fanfiction: Lie.

Author: Kyung0712 (@Intansnickers)

Genre: School Life,Romance,Fluff

Cast:
- Do Kyungsoo
- Ahn Hee (OC)

Support Cast:
- Byun Baekhyun.

Sebelumnya:
- D'Answer
- Sweet Message.
- He's Jealous!
- Sweet Date.

Disclaimer: Yehet! Selesai yehet! Aku suka Kyungsoo dan sekarang makin suka Kyungsoo :3 Jadi itu alasannya aku ngelanjutin series ini XD Maaf kalo jelek dan gak dapet feel-nya.Enjoy^^

***

Samar-samar aku membuka mataku karena silaunya matahari yang menyusup masuk lewat celah jendela.Aku menguap lebar sambil mengusap-usap mataku.Mengerjapkan mata beberapa kali untuk menormalkan penghilatanku.

" ASTAGA! "

Aku langsung bangkit dari karpet kamarku saat sadar kalau hari sudah mulai siang.

Tidak.

INI MEMANG SUDAH SIANG!

Aku langsung berlari menuju kamar mandi dan membersihkan diri dengan asal.Memakai seragam tanpa memperdulikan kalau seragam ini lupa ku gosok kemarin.Menyisir rambut dengan brutal sampai rasanya rambutku mulai menipis.Aku menyambar tas punggung-ku dan langsung berlari turun ke bawah setelah memakai sepatu tanpa memperdulikan kalau sepatuku tidak sepasang.

" bu,aku berangkat! " seruku tergesa lalu melesat secepat kilat.

Sampai-sampai aku lupa.

" rok ku terbalik! "

***

Aku meringis menahan perih perutku yang belum sempat sarapan pagi ini.Cheon seonsaengnim mengusirku keluar karena aku terlambat satu jam,di tambah penampilanku yang berantakan dan jangan lupakan rok-ku yang terbalik.Aku dihukum berlutut di luar kelas dengan tangan kanan memegang telinga kiri dan tangan kiri memegang telinga kanan.

Sampai bel istirahat.

Aku benar-benar sial pagi ini.

" ada apa denganmu? " Kyungsoo bertanya sambil meneliti wajahku.

Aku menunduk dalam.Aku sangat amat malu karena saat bel istirahat Kyungsoo menghampiriku,dia bahkan yang membantuku berdiri.

" aku menjemputmu dirumah,tapi ibu-mu bilang kau susah bangun dan dia bilang padaku untuk pergi duluan saja "

Aku menghela nafas,berusaha menetralkan rasa takut yang ada di dalam diriku.

" kau tidur pukul berapa? " tanya Kyungsoo.

Aku memejamkan mataku rapat-rapat,berusaha mencari alasan masuk akal untuk orang jenius seperti Kyungsoo.Aku tidak mungkin mengatakan kalau aku tidak bisa tidur karena mencari Garikja yang hilang entah kemana.

Dia bisa menghabisiku kalau tau cincin itu hilang.

" pukul sembilan " jawabku pelan.

Ku dengar Kyungsoo menghela nafas keras.
" angkat kepalamu! kau itu kenapa sih?! " seru Kyungsoo.

Aku langsung mengangkat kepalaku dan menatap Kyungsoo takut.

" kalau kau tidur pukul sembilan,kenapa bisa terlambat? "

" aku mimpi buruk "

Kyungsoo mengernyit tidak percaya.

" aku baru tau kalau mimpi buruk bisa membuat tidur seseorang nyenyak " ucapnya dengan nada menyelidik.

Aku menelan ludah lalu menatapnya memohon.

" bisakah kita pesan makanan sekarang? Sungguh,perutku perih sekali "

***

Kyungsoo sudah melupakan soal keterlambatanku tadi pagi,aku tau itu.Dia bersikap seperti biasa,datar.Saat ini kami sedang berada di perpustakan hampir tiga jam.Kyungsoo mengawasiku belajar materi ulangan biologi yang ada di kelasku besok.Padahal aku sudah berusaha meyakinkan Kyungsoo kalau aku pasti akan belajar dirumah.Tapi,Kyungsoo tetaplah Kyungsoo,dia menahanku di perpustakaan ini.

Ugh,aku sungguh ingin pulang,aku ingin mencari Garikja ituuuu!

" Ahn Hee-ya "

Aku mendongak menatap Kyungsoo.
" ya? "

Kyungsoo menjulurkan tangannya,menarik tangan kiriku dan memperhatikan jari manisku yang kosong tanpa hiasan Garikja yang selama seminggu ini melingkar disana.

" kemana Garikja yang ku berikan? " tanya Kyungsoo sambil menatapku datar.

Walaupun hanya tatapan datar,aku sungguh takut kalau laki-laki itu tau Garikja-nya hilang.

" ku tinggal di rumah " jawabku cepat sambil menarik tanganku.

Mataku kembali ku tuangkan pada buku biologi membosankan yang ada di hadapanku.Berpura-pura sibuk belajar adalah salah satu cara agar Kyungsoo tidak lagi bertanya soal Garikja itu.

" oh iya! "

Aku kembali mendongak saat Kyungsoo memekik pelan.

" ada apa? " tanyaku penasaran.

" besok bisa temani aku? aku ingin membeli beberapa buku di toko buku,kau juga ingin membeli novel 'kan? " Kyungsoo menatapku.

" tidak bisa! aku tidak bisa! " seruku dengan suara nyaring.Aku mengutuk diriku sendiri yang tidak bisa menahan suara curut ini.

" aku hanya bertanya,kalau tidak bisa yasudah " ucapnya cuek.

Aku hanya dapat meringis pelan,lalu menunduk kembali membaca buku.Diam-diam menghela nafas lega.

Besok aku harus menemukan cincin itu.

***

" lututmu merah " ucap Kyungsoo lalu berjongkok memperhatikan kedua lututku yang memerah

" aahh tidak apa-apa,sebentar lagi juga sembuh " balasku gugup sambil menarik lengan Kyungsoo agar laki-laki itu berdiri.

" sungguh tidak apa-apa? " tanya Kyungsoo.Aku dapat menangkap nada khawatir disana.

Aku mengangguk pelan.
" eum,kau pulang saja "

" kompres dengan air hangat,aku takut lututmu akan bengkak,jangan lupa makan malam,baca kembali materi untuk ulangan besok,lalu langsung tidur,aku tidak mau kau terlambat lagi,itu memalukan "

Aku langsung mengangguk cepat.Dalam hati terus meminta maaf pada Kyungsoo karena telah membohonginya dan tidak mengatakan kalau Garikja yang dia berikan hilang.

" aku pulang,sampai jumpa besok " pamitnya sambil tersenyum tipis.Tangan kanannya terulur mengacak-ngacak rambutku pelan lalu melenggang pergi dari hadapanku.

" aku janji akan menemukan Garikja itu,kyung "

***

Jam besar di dinding menunjukkan pukul 10 lewat 15 menit.Itu berarti aku sudah menghancurkan seisi rumah dalam waktu 3 jam lewat 15 menit.Saat ini aku benar-benar merasa seniman yang berbakat.Aku menghancurkan bentuk seluruh ruangan yang ada di rumah menjadi tidak berbentuk.

Abstrak.

Aku bahkan tidak mempedulikan bagaimana marahnya Ibu saat melihat betapa hancurnya rumah ini besok,yang ku pedulikan sekarang adalah Garikja itu dan perasaan Kyungsoo.

Kyungsoo pasti kecewa kalau dia tau Garikja-nya hilang.

Tubuhku merosot dari atas sofa ruang tamu.Keringat mulai membanjiri seluruh tubuhku,badanku mulai lemas dan perasaanku mulai kacau.Aku mengerang frustasi,mengutuk otak payahku yang dengan mudah melupakan sesuatu.

Seingatku aku masih memakai cincin itu kemarin saat di sekolah,tapi saat aku baru saja selesai ganti baju setelah mandi aku baru sadar Garikja itu tidak lagi melingkar di jari manisku.

Karena terlalu lelah berpikir kedua kelopak mataku mulai berat dan enggan membuka kembali.

Pencarianku kali ini gagal.

***

" ASTAGA APA YANG TERJADI?! "

Aku langsung membuka mataku begitu gendang telingaku menangkap teriakan terkejut Ibu.Aku bangkit dari sofa dan mengintip di depan pintu kamar,Ibu terlihat emosi.

" Pencuri mana yang melakukan ini?! " serunya emosi.

Aku mengintip takut-takut dari balik pintu,Ibu benar-benar marah sedang Ayah terlihat bingung bukan kepalang.Ayah dan Ibu keluar dari kamar dan mereka terlihat amat sangat terkejut melihat keadaan ruang tamu yang sangat jauh dari kata rapi.

" astaga,Ibu tidak sanggup melihatnya " gumam Ibu lemas.

Aku yang berada di samping Ibu menatapnya takut-takut.Aku salah tidak mempedulikan kemarahan Ibu,aku sudah membuatnya emosi di pagi hari.

" Bu… " panggilku pelan.

" apa?! " sahutnya ketus.

Aku menelan ludah.
" aku tau siapa yang melakukan ini " gumamku pelan sambil menundukkan kepala dalam.

" kau tau?! Sungguh?! Siapa?! "

Aku menarik nafas panjang.Baiklah,aku tau aku benar-benar akan ketiban sial pagi ini.

" aku Bu "

***

" hei " seruku pelan sambil tersenyum tipis pada Kyungsoo yang duduk di teras.

Kyungsoo berdiri dari kursi dan melongok ke dalam rumah dengan pandangan bingung.

" rumah-mu? " tanyanya.

Aku mengangguk-anggukan kepala paham.Ibu memarahiku habis-habisan setelah aku menceritakan semuanya.Dia berkata akan memotong uang jajanku 75% bulan ini.Aku tidak protes karena itu memang salahku,lagipula aku juga memohon pada Ibu untuk tidak mengatakan apapun pada Kyungsoo.

" kerja bakti,yaa—Ibu bilang ada keluarga yang akan kemari jadi rumahku sedang di bersihkan " jawabku.

Kyungsoo mengangguk pelan.

" semalam kau kemana? kenapa teleponku tidak kau angkat? "

Aku memejamkan mata,semalam aku benar-benar mengabaikan seluruh panggilan Kyungsoo.

" belajar,aku belajar,hehehe "

Kyungsoo hanya mengangguk-anggukkan kepalanya sambil bergumam ' ohh '.

' Maaf Kyungsoo,aku sungguh menyesal '

***

Soal-soal biologi hanya membuat kepalaku bertambah pusing,aku memang belajar di perpustakaan bersama Kyungsoo,tapi ingatanku hilang karena terlalu memikirkan Garikja yang tidak kunjung ku temukan.

" Ahn Hee,kau sakit? "

Aku mendongak menatap Song seonsaengnim yang berseru padaku.

" wajahmu pucat,apa kau sakit? " ulangnya.

Aku menangguk pelan,aahh akhirnya ada cara untuk tidur.

" yasudah,kau ke ruang kesehatan,kau ikut ulangan susulan lusa " petuahnya.

Aku bangkit dari kursiku dan berjalan pelan keluar kelas.Ternyata masih ada orang baik seperti Song seonsaengnim.

***

Pintu ruang kesehatan bergeser memunculkan seorang laki-laki yang menghampiriku dengan senampan bubur dan air putih.

" anak-anak bilang kau disini,jadi aku bawakan ini untukmu " ucap Kyungsoo sambil meletakkan nampan berisi bubur dan air putih itu di nakas.

Kyungsoo menatapku khawatir.

" kau baik-baik saja? " tanyanya.

Aku mengangguk pelan.

Laki-laki itu menjulurkan tangannya dan meletakkan punggung tangannya di dahiku.

Sungguh,aku tidak baik-baik saja kalau seperti ini.

" suhu tubuhmu panas,apa perlu aku mengantarmu pulang? "

" tidak usah,aku hanya sedikit pusing "

" baiklah,sekarang makan bubur-nya " Kyungsoo mengambil mangkok yang berada di atas nampan.

" katakan 'aaa' " Kyungsoo menjulurkan sendok berisi bubur ke depan mulutku.

" Kyung—aku bisa makan sendiri "

Aku tidak bisa berhadapan dengan sikap lembut Kyungsoo saat ini.Itu membuatku semakin merasa bersalah,akhir-akhir ini laki-laki itu sangat hangat padaku.Dan sekarang,aku malah berbohong padanya.

" bisa turuti apa kataku dan tidak banyak protes? kau cerewet sekali "

Aku merengut.
" baiklah "

***

" kau pulang duluan saja " ucapku saat Kyungsoo kembali menghampiriku di ruang kesehatan saat pulang sekolah.

Kyungsoo mengernyit bingung.
" kenapa? "

" aku ada pelajaran tambahan dengan Cheon seonsaengnim karena waktu itu aku tidak mengikuti pelajarannya " jawabku.

Kyungsoo berdecak.
" izin saja,kau 'kan sedang sakit,lagipula dia hanya mengajar kelas keputrian,kenapa harus ada pelajaran tambahan,sih?! "

Aku menelan ludahku,berusaha bersikap biasa saja padahal kau gugup bukan main adalah hal yang sulit.Sama sulitnya dengan menerima kenyataan kalau hari ini ada ulangan matematika mendadak.

" tidak usah,aku sudah baik-baik saja,sungguh! kau pulang saja duluan,bukannya kau ingin ke toko buku? "

Kyungsoo mendengus.

" jaga dirimu,kalau kau tidak enak badan,telepon keluargamu atau aku dan tunggu disini,jangan telepon siapapun " petuahnya.

Aku mengangguk.

" baik,ssaem,hehehehe "

***

Kali ini lokasi pencarianku selanjutnya adalah sekolah.Aku yakin aku menghilangkan Garikja itu disini,karena saat aku buang air kecil di toilet perempuan saat pulang sekolah Garikja itu masih ada,tapi saat selesai mandi dirumah Garikja itu sudah tidak ada.

" Ahn Hee? "

Aku menoleh ke belakang saat ada yang memanggil namaku.Itu Baekhyun,laki-laki itu tersenyum lebar sambil berjalan ke arah ku.

" kau belum pulang? ini sudah pukul lima sore " ujarnya.

Aku menggeleng.

" belum,aku harus mencari sesuatu yang hilang "

" boleh aku membantu? " Baekhyun bertanya dengan hati-hati.Mungkin Baekhyun takut aku menolaknya mentah-mentah.

" tentu boleh,aku senang kau mau membantuku "

Baekhyun hanya tersenyum lebar menunjukkan deretan gigi putihnya yang rapi dan juga eye smile-nya yang menawan.

***

" aku dengar kau sakit? " Baekhyun memecah keheningan saat kami sedang mencari Garikja itu di semak-semak taman sekolah.

" kau dengar dari siapa? "  aku balik bertanya.Tanganku terjulur semakin masuk ke dalam semak-semak,siapa tau Garikja itu nyangkut di salah satu daun.

" eum—hanya tidak sengaja mendengar " sahutnya.

" aku tidak sakit,mungkin kau salah dengar,hahahaha—aww sakit! "

Aku memekik kencang saat merasa telapak tanganku tertusuk sesuatu.Aku mengeluarkan tanganku dari dalam semak-semak dan menemukan ranting kecil tertancap di telapak tangan kananku.

" apa aku salah dengar? " Baekhyun bertanya tenang.Dia menarik tangan kananku lembut,memperhatikan ranting kecil yang sedang menancap di telapak tanganku dengan alis bertaut.

Mungkin Baekhyun sedang berpikir.

" aku sedang berpikir bagaimana cara yang tepat mencabut ranting kecil ini agar kau tidak merasa sakit " ujar Baekhyun.

Aku tertawa kecil.Baekhyun selalu punya cara membuat orang lain tertawa.

Baekhyun mencabut ranting kecil itu dengan hati-hati lalu membuangnya ke sembarang tempat.Dia menatapku khawatir.

" bagaimana? sakit? " tanyanya.

" tidak terlalu " jawabku sedikit meringis.

Ku lihat Baekhyun merogoh kantung celananya dan mengambil plaster disana.Memasang plaster berwarna biru tua dengan motif roket itu di telapak tanganku.

" Baekhyun " panggilku pelan.

Baekhyun mengangkat kepalanya,menatapku.

" terimakasih " ujarku tulus dengan senyum terbaik yang ku punya.

Baekhyun berdehem lalu mengangguk,tangan kanannya menggaruk tengkuknya.Aku dapat melihat telinga dan pipinya mulai bersemu merah.

" kau masih mau membantuku 'kan? " tanyaku.

Baekhyun mengangguk dengan senyum lebarnya.

" tentu,aku senang bisa membantumu,Ahn Hee "

***

Aku dan Baekhyun berpindah tempat,saat ini kami berada di luar sekolah,tepatnya di semak-semak belukar yang ada di depan sekolah.

" biar aku saja yang mencarinya,kau bilang Garikja itu berwarna putih bermotif bunga 'kan? "

Aku mengangguk.

" baiklah,tunggu sebentar,Nona "

Aku berdiri di belakang Baekhyun sambil memperhatikannya yang sibuk mencari Garikja itu.

" Baek— " panggilku pelan.

" apa? " Baekhyun menyahut tanpa menoleh.

" aku minta maaf soal Kyungsoo yang melabrakmu " ucapku.

" ohh itu,dia memang pantas melakukannya,aku saja yang tidak tau diri,hahahaha " balasnya santai.

Tawa Baekhyun tidak sama.

" maaf aku membuatmu merasakan sakit hati,jika aku dapat membalas perasaanmu aku pasti akan membalas perasaanmu,tapi aku— "

Baekhyun tiba-tiba berbalik badan dan tersenyum hangat padaku.

" jangan membuatku mendengar itu lagi,cukup sekali aku mendengarnya " ujarnya.

" maaf " ucapku pelan sambil menunduk.

" permintaan maaf di terima "

Baekhyun berujar sambil menjulurkan telapak tangannya.

HEI! ADA GARIKJA KU DI SANA!

Aku menatap Baekhyun dengan mata berbinar.

" Baek! Kau menemukannya! " seruku senang.

Baekhyun mengangguk.

" yep! panggil aku Bacon kalau aku tidak bisa menemukannya " candanya.

Aku dan Baekhyun sama-sama tertawa.Tanganku terjulur mengambil Garikja itu dan memasangnya di jari manisku sendiri.

" apa Garikja itu sangat berarti untukmu? sampai-sampai kau rela terluka? " tanya Baekhyun.

Aku mengangguk.

" menghilangkannya sama saja mengecewakan Kyungsoo " jawabku memandangi Garikja yang sudah melingkar di jari manisku.

Aku mendengar Baekhyun menghela nafas.Membuatku mendongak dan menatapnya khawatir.

Raut wajah Baekhyun sama seperti saat aku menolaknya.

" Baek—aku— "

Baekhyun tersenyum lebar.

" jadi,di restoran mahal mana kau akan menraktirku? "

Aku tersenyum.

" terserah tuan Byun saja,akan ku turuti "

Aku terdiam,kenapa aku berkata seperti itu? Uang jajanku 'kan di potong 75% karena menghancurkan seisi rumah.

" hahahaha aku bercanda,Ahn Hee " tawa Baekhyun meledak.

Aku merengut.

" oho! Bercanda-mu membuat dompetku menjerit,Baekhyun " sahutku.

Baekhyun tertawa.

" aku tidak mau di traktir "

Aku menatapnya bingung.

" lalu apa yang kau inginkan,jangan bilang kau— "

" apa sekarang Cheon seonsaengnim berubah jadi laki-laki dan lebih pendek? "

Aku dan Baekhyun kompak menoleh ke belakang.

Ada Kyungsoo yang berdiri dan menatap kami tajam.

" Kyung—ku pikir kau salah paham " ucapku terbata.

Kyungsoo menyunggingkan satu sudut bibirnya.
" salah paham? bahkan aku tidak berpikir apapun "

Aku menunduk,Kyungsoo jelas terlihat marah padaku.

" Kyungsoo,tadi aku hanya membantu Ahn Hee,sebagai teman aku hanya membantunya " Baekhyun angkat bicara.

" yeah,terimakasih atas bantuanmu,kau memang teman yang baik Baekhyun-ssi " balas Kyungsoo sarkastik.

" ayo kita pulang,Ibu-mu meneleponku,dia bilang kau harus segera pulang dan membereskan kekacauan yang kau buat di rumah karena mencari Garikja itu "

Aku mendongak dan melihat Kyungsoo yang berjalan mendahuluiku.Aku menghela nafas berat.

" kau tidak apa-apa? " tanya Baekhyun lembut.Tangannya menepuk pundakku pelan.

Aku mengendikkan bahu.

" aku hanya perlu do'a-mu,do'a kan semoga semua baik-baik saja,Baekhyun "

***

Aku hanya dapat mengekori Kyungsoo tanpa berani berucap.Meminta maaf-pun rasanya percuma karena saat ini aku hanya di anggap sebagai daun kering yang bertebangan di musim gugur.

" apa sekarang kau pintar berbohong? "

Aku berhenti berjalan saat suara Kyungsoo terdengar.Kyungsoo berbalik dan menatapku dalam.

" sudah berapa kali kau berbohong padaku? "

Aku menelan ludah.Rasanya saat ini aku benar-benar seperti pencuri helm di parkiran sekolah yang tertangkap oleh satpam sekolah.

" hari ini dan kemarin,apa semua perkataanmu juga berbohong? apa selama ini kau sering membohongiku? "

Aku mendongak,sedikit terkejut karena kali ini bukan tatapan tajam yang Kyungsoo tunjukkan.Bukan pula tatapan datar yang ku lihat setiap hari.

Kyungsoo menatapku kecewa.

" aku hanya tidak ingin kau kecewa karena tau aku menghilangkan Garikja itu " ujarku.

Kyungsoo menghela nafas.

" kalau kau pikir dengan kau berbohong aku tidak kecewa maka aku anggap kau benar-benar bodoh,aku sungguh kecewa " ujarnya dengan nada rendah dan dalam.

Aku menunduk,menyembunyikan kedua mataku yang sudah berkaca-kaca.Hatiku serasa mencelos saat melihat tatapan kecewa Kyungsoo,di tambah dia bilang kalau dia sungguh kecewa.

Demi Tuhan,aku tidak pernah ingin membuat Kyungsoo kecewa padaku.

" kalau Garikja itu hilang seharusnya kau bilang padaku,apa aku terlihat akan memakanmu hidup-hidup kalau tau Garikja itu hilang? " tanya Kyungsoo.

Aku menggeleng pelan sebagai jawaban.

" apa aku terlihat seperti akan meninggalkanmu begitu saja saat Garikja itu hilang? "

Aku mendongak menatapnya dengan alis bertaut.

Jadi?

" banyak penjual Garikja di Seoul,aku bisa membelikannya lagi untukmu " ujarnya.

Perlahan bibirku melengkung ke atas.

" kau tidak perlu tidak tidur semalaman hanya untuk Garikja itu,kau tidak perlu merepotkan Ibu-mu dengan menghancurkan seisi rumah,kau tidak perlu— "

Aku menunggu Kyungsoo yang tiba-tiba saja berhenti melanjutkan kalimatnya.Dia menaikkan tangan kanannya,mengusap tengkuknya.

" bersamaBaekhyunmalammalambegini " ucapnya cepat dan pelan.

Oh astaga,aku bahkan mengira Kyungsoo sedang berkumur sekarang.

" hei,Prof.Kalau bicara itu yang jelas " protesku.

Kyungsoo mendengus.Lalu mengibaskan tangannya di depan wajahnya sendiri.

" ahh sudahlah,lupakan "

Laki-laki itu berkacak pinggang,kembali menatapku dengan tatapan mengintimidasi.

" 'kan sudah ku bilang,kalau ada sesuatu beritahu keluargamu atau aku,bukan siapapun,apalagi Baekhyun " ujarnya.

" aku tidak memberitahu Baekhyun! " bantahku.

" oho! anggaplah kau tidak memberitahu Baekhyun " ucapnya lalu kembali berjalan.

Aku membuang nafas kasar sambil berjalan kembali mengikuti Kyungsoo.

" Kyung,aku minta maaf! " seruku.

" sudahlah,lupakan saja " sahutnya datar.

" aku tau aku salah,aku berbohong padamu,aku minta maaf! "

Kyungsoo kembali berhenti membuatku juga ikut berhenti.Dia berbalik dan menatap kebawah.

" lututmu bengkak,kau tidak mengompresnya? " tanyanya.

" eoh? itu— " Aku menunduk dalam " maaf aku tidak sempat mengompresnya karena mencari Garikja itu " jawabku pelan.

Kyungsoo kembali berbalik badan dan berjongkok.

" naiklah,aku akan menggendongmu " suruhnya.

" apa? "

Kyungsoo menoleh,menatapku gemas.
" cepat naik! "

Aku mengangguk lalu melingkarkan tanganku di lehernya.Kyungsoo menggendongku.

" tanganmu? " tanyanya sambil memegang telapak tanganku yang tertempel plaster.

" ohh…tadi tertusuk ranting,Baekhyun yang menolongku dan menempelkan plaster itu " jawabku.

Aku menatap wajah Kyungsoo dari samping yang terlihat kaku.

" seharusnya malam ini aku yang menemanimu mencari Garikja itu,seharusnya kita mencarinya bersama-sama " ujarnya datar.

" kau pasti akan terbebani kalau aku menceritakan masalah ini padamu,kau pasti kecewa " balasku.

" aku lebih kecewa saat tau kau mencarinya dengan Baekhyun,hei itu Baekhyun! Byun Baekhyun yang pernah menembakmu di kantin! Ohh pasti dia mencuri kesempatan dengan alasan ingin membantumu " cerocos Kyungsoo.

Aku tertawa kecil,menyadari sesuatu.

Hal ini terjadi lagi.

" Hei Kyung " panggilku.

" apa? "

Kyungsoo menoleh menatapku.

Pandangan kami bertemu,aku tersenyum jahil.

" kau cemburu? "

" eoh? " Matanya membulat sempurna.

" kau cemburu karena aku mencari Garikja itu dengan Baekhyun? Iya 'kan? Iya 'kan? " godaku.

" ehm,tidak! " elaknya.Kyungsoo kembali berjalan.

" aahh—kalau kau memang tidak cemburu,apa kau mau mendengar ceritaku selama bersama Baekhyun tadi? "

Kyungsoo berdecak.

" diam! kau berisik! " serunya.

" Hahahahaha,benar 'kan? Kau cemburu 'kan? Iya 'kaaaannnnn?? "

Lagi-lagi Kyungsoo berhenti berjalan,dia menoleh menatapku tajam.

" diam,atau ku turunkan kau disini? " ancamnya.

" cih,coba saja kalau berani? Lagipula kalau kau menurunkanku dan meninggalkanku disini masih ada Baekhyun yang mau menjemputku,aku masih punya— "

Kalimatku terhenti begitu saja,tertahan di ujung tenggorokan.Aku merasa sulit bernafas detik ketika Kyungsoo menciumku sekilas.

" kau masih punya apa? coba teruskan ucapanmu kalau berani " ucapnya datar.

" Kyung— "

" apa? "

" kau mencuri ciuman pertamaku "

END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar