Laman

Selasa, 27 Mei 2014

EXO Fanfiction: Never Give Up.

Author: Kyung0712 (@Intansnickers)

Genre: School Life,Friendship,Family

Cast:
- Kim Jongin
- Kim Soo Wook (OC)
- Kim Junmyeon
- Seo Eun Ji (OC)
- Oh Sehun

Disclaimer: fiuh-elap keringet- ff ber-genre friendship yang sebenernya rada awkward jadinya XD makasih buat mbah google yang sangat berperan~ maaf kalo jelek dan gak nyambung.Enjoy^^

***

Kelas 2-B terlihat sangat tenang.Hari ini semua guru killer mengisi mata pelajaran di kelas yang terkenal tidak pernah bisa diam itu.Mereka semua pun memilih menutup mulut karena wali kelas mereka sudah memperingatkan mereka jika mereka membuat ulah,maka tahun ini mereka tidak akan naik kelas.

Sekarang,Cho Seonsaengnim-guru kimia- sedang menulis di papan tulis tentang aksi-reaksi senyawa.Semua sibuk mencatat,kecuali si biang onar yang tidak pernah takut akan hukuman.

Kim Jongin.

Dia malah asik menopang dagu sambil memainkan bolpoin layaknya pesawat terbang.

Menurutnya,mata pelajaran Kimia,Fisika,dan Matematika itu adalah dongeng pengantar tidur.Setiap kali guru killer menerangkan,menulis penjelasan di papan tulis atau bahkan memberikan ulangan-yang menegangkan bagi setiap muridnya-justru terasa membosankan bagi Jongin.Matanya terasa berat apabila melihat sederet angka di atas papan tulis atau di atas kertas putih.

" kapan dia akan keluar dari sini? " gerutu Jongin sambil melihat jam tangan hitam di pergelangan tangan kirinya.

Jongin menghela nafas panjang,masih ada 20 menit lagi sebelum bel istirahat berbunyi.

" aku akan benar-benar tertidur " gumamnya sambil menguap lebar.

Matanya berkeliling melihat teman-temannya yang terlihat serius mencatat.Jongin tertawa kecil,mereka semua berusaha keras agar tidak membuat ulah saat ini.

Mata Jongin terhenti melihat satu gadis berambut panjang yang duduk di bangku paling pojok sebelah kiri.Entah kenapa,Jongin sering memperhatikan gadis yang mempunyai bulu mata lentik itu.

" KIM JONGIIINNNNN!!!!! "

Aahh..baiklah,ini dia saatnya untuk keluar.

***

" hey,kkamjjong! Bisakah kau tidak membuat Cho Seonsaengnim naik darah? "

Laki-laki berkulit putih susu itu menatap Jongin heran,menggeleng-gelengkan kepalanya menyikapi tingkah aneh sahabat kecilnya.

Jongin tertawa kecil sambil menelan mie hitam-nya.

" kenapa? Itu seru,Sehun! " balas Jongin.

" seru apanya?! Kalau begini terus bisa-bisa kita benar-benar tidak naik kelas! Aish! " geram Sehun.Wali kelasnya sudah memberi peringatan,dan parahnya itu peringatan yang ke-15 yang kelas mereka dapatkan.Sehun benar-benar tidak mau mengulang kelas.

Jongin tertawa melihat tingkah sahabatnya itu.

" Sehun,sekolah kita tidak mungkin tidak menaikkan 20 orang siswa sekaligus,memangnya mereka tidak malu mendengar omongan sekolah lain? "

Sehun mengulurkan tangannya,memukul kepala Jongin menggunakan sumpit.Berharap agar sahabatnya itu dapat berpikir lebih normal lagi.

" seharusnya kau yang malu,aku heran kenapa sekolah yang katanya bagus malah menerima murid sepertimu " ucap Sehun.

Jongin mengelus-elus kepalanya yang berdenyut sambil terkekeh.

" aku tampan,makanya aku di terima "

***

" ayo Kim Soo Wook! Yang benar! "

Gadis yang di panggil hanya merengut menanggapi laki-laki yang meneriakinya tadi.Dia duduk di lantai sambil meniup poninya.Kesal.

" Aish! Sudahlah! Aku tidak bisa Oppa! " teriaknya frustasi.

Laki-laki yang di panggil Oppa itu menghela nafas lalu mendekati adik semata wayangnya itu.Dia berjongkok di depannya.

" kau ini mudah sekali menyerah,katanya mau mengalahkan Eun Ji? "

Soo Wook memanyunkan bibirnya " aku tau,tapi aku lelah,kakiku mati rasa " keluhnya.

Soo Wook mulai memijat-mijat kaki-nya.Besok dia akan bertanding dengan Seo Eun Ji,gadis cerewet yang suka mencari gara-gara dengannya semenjak Soo Wook tidak sengaja melempar gadis itu dengan uang logam.

Dan kemarin Soo Wook tidak sengaja menumpahkan air pel-an membuat baju seragam Eun Ji basah kuyup dan bau pengharum lantai.Gadis itu marah dan menantang Soo Wook untuk bertanding dengannya.

" aku harus memenangkan pertandingan ini,aku tidak mau dia menang! " tekad Soo Wook.Dia bangkit dari duduknya dan meraih tali yang sempat dia lempar.

***

" kau sudah dengar? "

Jongin mengernyitkan dahi-nya.
" dengar? dengar apa? " tanyanya bingung.Sehun baru datang dan bertanya seperti itu,jelas membuatnya bingung.

" nanti,saat pulang sekolah ada pertandingan seru! " ucap Sehun antusias.

Jongin makin tidak mengerti.
" pertandingan? pertandingan apa? "

Sehun menghela nafas.Jongin terlalu lambat berpikir,batinnya gemas.

" Soo Wook akan bertanding lagi dengan Eun Ji! "

Jongin membulatkan matanya.Lagi? Baru saja seminggu yang lalu mereka berdua bertanding memindahkan gelas plastik dari sisi yang satu ke sisi yang lainnya.Lalu,sebelumnya juga bertanding menahan nafas di kolam renang.

Dan—pertandingan konyol apa lagi yang akan mereka lakukan?

***

Lompat Tali.

Kali ini dua orang itu akan bertanding lompat tali.Barang siapa yang melompat lebih banyak tanpa berhenti,dia yang akan menang.Begitu kata Eun Ji dengan toa putih-kuningnya.

Semua murid berkumpul di stadion olahraga yang ada di belakang sekolah mereka.Tempat dimana Soo Wook dan Eun Ji sering bertanding.

Jongin menghela nafas gusar.Di tatapnya gadis berambut panjang yang sedang melakukan pemanasan di pinggir lapangan.Gadis itu menggunakan baju olahraga,rambutnya pun di kuncir satu.Sama seperti pertandingan sebelum-sebelumnya.

" kau kenapa? " tanya Sehun.Dia baru saja kembali dari kantin.Membeli snack besar dan dua kaleng cola.Hal yang Sehun lakukan setiap menonton pertandingan dua gadis yang saling bermusuhan itu.

" apa dia akan menang kali ini? " gumam Jongin.Mungkin lebih tepatnya dia bertanya pada Sehun.Matanya masih menatap gadis yang kini sedang berdo'a.

Sehun menggeleng,dia ikut-ikut-an menatap gadis yang sedang di tatap sahabatnya itu.

" dia selalu kalah,aku tidak yakin dia akan menang " jawab Sehun.

Jongin menghela nafas.Sudah 8 kali mereka melakukan pertandingan,dan sudah 8 kali pula gadis itu selalu kalah.

Dia tidak keluar dari air setelah 15 menit waktu selesai,dan setelah di periksa,ternyata dia pingsan.Terakhir kali,gadis itu kalah karena tiba-tiba berhenti berlari dan tidak bergerak sampai waktunya habis.

PRIITTT.

Peluit tanda pertandingan di mulai bebunyi nyaring membuat siswa-siswi berteriak heboh.

Jongin mengepalkan tangannya menatap gadis yang berdiri di tengah lapangan sambil menggenggam tali di kedua tangannya.

" Kim Soo Wook " gumamnya.

***

Dia kalah lagi.

Kim Soo Wook kalah lagi.

Kali ini,setelah melompat sebanyak 24 kali tanpa henti,dia tiba-tiba terduduk.Bahkan setelah 10 menit,dia tidak juga bangun dari duduknya.Jongin yang melihat itu hanya bisa menggigit bibir bawahnya gemas.Tangannya terkepal.

Tidak lama,dari sudut stadion keluar dua orang perempuan-sepertinya anggota PMR- dia membopong Soo Wook dengan tandu dan membawanya keluar dari stadion.

" apa yang sebenarnya terjadi dengannya? "

***

Soo Wook berdecak kesal.Lagi-lagi dia harus kalah dengan gadis cerewet itu.

" 9 kali "

Soo Wook mendongak,menatap gadis berambut sebahu yang berjalan mendekatinya yang duduk di atas ranjang ruang kesehatan.

" kau 9 kali kalah dariku " ucapnya.

Soo Wook mendengus.

" aku tau,kau tidak perlu mengingatkanku " balasnya.

Eun Ji tertawa,dia melipat kedua tangannya di depan dada.

" kau lemah sekali,baru 24 kali lompatan saja sudah ambruk,cih "

Soo Wook mengepalkan tangannya.Ingin sekali dia menjambak rambut gadis itu hingga botak atau kalau perlu menarik mulutnya seperti mulut platypus.Tapi sayang,dia tidak sekejam nenek sihir.

" kita bertanding lagi " ucap Soo Wook mantap.

Eun Ji menatapnya tidak percaya.

" kita akan bertanding lari di sepanjang jalan sungai Han,bagaimana? " tantang Soo Wook.

Eun Ji masih terdiam tidak menggerakkan kepalanya.

" kali ini,aku akan benar-benar mengalahkanmu! " desis Soo Wook tajam.Dia langsung turun dari ranjang dan pergi meninggalkan Eun Ji yang masih tidak bergerak.

***

" memangnya dia pikir aku akan menyerah begitu saja? Cih,liat saja di pertandingan kali ini,aku yang akan menang " gerutu Soo Wook di sepanjang koridor sekolah.

Soo Wook berbelok ke arah loker-loker murid kelas 2.Dia berjalan ke arah loker nomor 7.Membukanya dan mengambil baju seragam.

" kau mau bertanding lagi dengannya? "

Hampir saja Soo Wook memukul kepala laki-laki yang tiba-tiba muncul di bekakangnya itu.

Soo Wook berkacak pinggang.
" memangnya kenapa? " tanyanya.

" kau selalu kalah,berhentilah "

Soo Wook menatap laki-laki yang terkenal biang onar itu.

" hei Kim Jongin,kenapa kau mencampuri urusanku? Aku kalah atau menang,itu urusanku "

Jongin berdecak kesal.Tidak menyangka jika Soo Wook akan sekeras kepala ini.

" hanya berhenti,tidak bisa? kau selalu kalah " Jongin menatap Soo Wook,mengisyaratkan gadis itu kalau dia memang harus berhenti.

Soo Wook menggeleng.
" tidak sebelum aku menang " ucapnya lalu pergi meninggalkan Jongin yang mendesah frustasi atas tingkahnya.

***

Mustahil.

Jongin sama sekali tidak mengerti jalan pikirannya sendiri.Biasanya saat kepalanya sudah menyentuh bantal saat itu juga matanya akan terpejam.

Tapi ini?

Ini bahkan sudah 3 jam sejak kepalanya menyentuh bantal,tapi matanya belum juga terpejam.

Pikirannya terus melayang menembus langit malam.Wajah Soo Wook selalu muncul saat dia memejamkan mata.

Tadi,saat Soo Wook meninggalkannya,lokernya belum tertutup,dan Jongin menemukan sesuatu yang terlalu aneh kalau di sebut vitamin atau bahkan permen.

" apa—dia sakit? "

***

" 2 menit 25 detik "

Junmyeon memperlihatkan stopwatch-nya di depan wajah adiknya itu.

" Ha? Kenapa—hhh—lama—hhh—sekali—hhh? "

Junmyeon menarik tangan dingin adiknya untuk duduk di sampingnya.

" Soo Wook-ah bisakah kau berhenti? " tanyanya.

Soo Wook mengerjapkan mata-nya berkali-kali.

" kenapa—Oppa menyuruhku berhenti? "

Junmyeon terdiam sebentar,menarik nafas panjang lalu menghembuskannya perlahan.

" aku tidak mau kau dalam bahaya " ucapnya.

" tidak,aku akan baik-baik saja " sahut Soo Wook meyakinkan.Ia menggenggam tangan kakak-nya erat.

" Soo Wook-ah— "

" Oppa " potong Soo Wook cepat.

" kau tidak perlu khawatir,asal kau berdiri di belakangku dan terus menyemangatiku,aku akan baik-baik saja " ujarnya.

Junmyeon menunduk.

" Ayolahhh...Oppaaaaa " rengek Soo Wook.Dia menggoyang-goyangkan tangan Junmyeon.

Junmyeon mengangkat kepalanya dan menatap Soo Wook.Mengulurkan kelingkingnya.

" kau janji? "

Soo Wook mengangguk lalu mengaitkan kelingkingnya pada kelingking Junmyeon.

" kau bisa mempercayaiku "

***

Soo Wook meluruskan kaki-nya sambil memijat-nya perlahan.Dia menarik ujung bibirnya,tersenyum.

" hei,bisakah minggu besok kau bekerja sama denganku? " Soo Wook bertanya pada kedua kaki-nya sendiri.

" kalau minggu besok kau bisa diajak bekerja sama,aku janji,setelah itu aku akan mengajakmu terapi,bagaimana? "

Soo Wook memandangi kedua kaki-nya yang diam tidak menjawab.

" tidak mau,aku tidak mau itu "

Soo Wook membulatkan matanya,dia tidak salah dengarkan? Kaki-nya bisa bicara?

" la—lalu apa yang kau inginkan? " tanya Soo Wook.

" bisakah kau berhenti bertanding? itu menyiksaku "

Soo Wook mengerutkan dahinya.Dia menghela nafas,seperti tau asal suara yang membalas ucapannya.Itu bukan kaki-nya.

Hei kaki tidak bisa berbicara!

Soo Wook menoleh ke belakang,menatap laki-laki yang menyengir lebar di balik batu besar.

" ternyata kau "

Jongin terkekeh lalu menghampiri Soo Wook yang duduk meluruskan kaki-nya di pinggir lapangan sekolah.Jongin ikut duduk di samping gadis itu lalu menatap sisi wajahnya yang menatap ke depan.

" itu benar-benar suara kaki mu,dia memintamu untuk berhenti " ucap Jongin.

Soo Wook menghela nafas malas.
" kenapa semua orang begitu? " gumamnya sambil menunduk.

Jongin mengerutkan alisnya tidak mengerti.
" begitu? Begitu bagaimana? "

" mereka semua menyuruhku berhenti,kau,oppa-ku,ibu-ku,ayah-ku,kalian sama saja " jawab Soo Wook.

Jongin tersenyum,menyentuh pundak Soo Wook.

" kami menyayangimu,itu alasannya " ujar Jongin.

Soo Wook menatap Jongin.

" apa orang sepertiku tidak pantas menang? " tanyanya.

Jongin kembali mengerutkan dahinya.
" orang sepertimu? maksudmu apa? "

***

Jongin tau isi dari botol kecil itu bukan vitamin apalagi permen.

Itu adalah obat bagi penderita GBS atau Guillain Barre Sindrom seperti yang di alami Soo Wook sekarang.

-

" tahun lalu aku mengalami infeksi usus " ucap Soo Wook mengawali ceritanya.

Jongin dengan setia menatap sisi wajah Soo Wook dan diam-diam memuji bahwa gadis ini benar-benar cantik.

" setelah itu,aku merasa jari-jariku kesemutan,seperti ditusuk-tusuk.Kau tau? Itu sakit sekali " Soo Wook tertawa kecil.Seperti mentertawakan dirinya sendiri.

" Awalnya aku diam dan tidak mengatakan hal itu pada siapapun,tapi lama-lama bukan hanya jari-jariku saja yang sakit,punggung-ku juga,aku susah menggerakkan bola mataku,mengunyah dan menelan makanan-pun aku mulai susah melakukannya.Akhirnya aku mengatakan ini pada keluargaku dan mereka sepakat membawaku ke rumah sakit "

Soo Wook menarik nafas panjang.Mengumpulkan tenaga untuk melanjutkan kelanjutan ceritanya.

" aku di tes di laboratorium,dan ternyata aku terkena penyakit mengerikan itu,sistem imun yang seharusnya menjaga tubuhku dari serangan virus dan bakteri jahat namun justru menyerang syaraf-ku sehingga sel-sel dalam tubuh-ku mengalami kerusakan.Sistem imun-ku penghianat bukan? "

Soo Wook menatap Jongin sambil tersenyum.

" aku kalah bukan karena aku payah,tapi penyakit menyebalkan ini yang membuatku kalah,penyakit tidak tau tempat ini yang membuatku malu di depan banyak orang,kakiku,tanganku,semua anggota badanku akan berhenti bergerak suatu saat nanti  "

Jongin mulai melihat air mata yang menumpuk di pelupuk mata Soo Wook.Gadis itu sedang menahannya.

" jangan berhenti " ucap Jongin memotong ucapan yang baru saja akan keluar dari mulut Soo Wook.

Soo Wook menatap Jongin tidak percaya.

" jangan berhenti,aku akan mendukungmu,aku akan ada di belakangmu " ucap Jongin.

Soo Wook menarik kedua ujung bibirnya ke atas.

" kau pantas menang,jadi jangan berhenti "

-

***

Semua murid sekolah memenuhi jalanan Sungai Han pagi ini.Mereka semua berkumpul untuk menyaksikan pertandingan ke-10 dari dua teman mereka.

" bisa kita berhenti sekarang? " Eun Ji berdiri di depan Soo Wook yang sedang mengikat tali sepatunya.

Soo Wook mendongak lalu tersenyum.Dia berdiri sambil berkacak pinggang.

" tidak sebelum aku mengalahkanmu "

Eun Ji mendesah keras.Dia berbalik lalu bersiap-siap di posisinya.

Soo Wook tertawa kecil lalu ikut bersiap-siap di samping Eun Ji.

DOR!

Tembakan pistol ke udara membuat mereka langsung berlari mengelilingi Sungai  Han.

Dari jejeran penonton.Jongin yang berdiri di samping Junmyeon terus mengepalkan tangannya.Sementara Junmyeon memejamkan matanya dan terus berkomat-kamit,dia berdo'a.

" hyung,Soo Wook pasti menang " bisik Jongin di telinga Jumnyeon.

Junmyeon membuka matanya dan menatap Jongin.

" ku harap dia menepati janjinya "

***

Eun Ji tidak bisa berhenti menoleh ke belakang,ke arah Soo Wook yang berlari di belakangnya.Gadis itu mulai melambat membuat hati Eun Ji tidak tenang.

" Soo Wook-ah! " teriak Eun Ji ketika gadis itu sudah jatuh terduduk.Dia berlari menghampiri Soo Wook.

Soo Wook tersenyum menatap Eun Ji.

" bodoh—hhh—kenapa—hhh—kau—hhh—menghampiriku—hhh? " tanya Soo Wook dengan nafas yang tersengal-sengal.

" aish! Kau yang bodoh! Kau itu— " Eun Ji berhenti mengomel,dia mulai mengangkat tubuh Soo Wook yang mulai melemas.

" hei—hhh—tinggalkan—hhh—aku—hhh—aku—hhh—berat—hhh " ucap Soo Wook dengan nafas yang terdengar satu-satu.

" diamlah! " seru Eun Ji kesal.Matanya mulai berair,dia benci mengakuinya,tapi dia benar-benar takut sekarang.

Soo Wook menyunggingkan senyum di bibirnya yang pucat dan mulai mengering.

" terimakasih—hhh "

***

Soo Wook di larikan ke ruang ICU.Junmyeon dan Jongin terlihat panik melihat Eun Ji yang datang sambil menuntun Soo Wook yang setengah sadar.

Setelah cukup lama menunggu di luar,dokter akhirnya keluar dari ruang ICU dengan wajah yang keruh.

" kami terpaksa memasang ventilator agar dia dapat bertahan hidup "

Ibu Soo Wook langsung jatuh pingsan membuatnya harus diangkat dan di pindahkan ke ruang rawat.Ayah Soo Wook ikut menemani istrinya itu.Sedangkan,Junmyeon,Jongin dan Eun Ji memilih masuk ke ruang ICU untuk melihat kondisi Soo Wook.

Lambaian tangan Soo Wook menyambut kedatangan mereka.Gadis itu sudah sadar.

" kau melanggar janjimu " ucap Junmyeon yang duduk di bangku kecil yang terletak di sebelah kanan ranjang Soo Wook.

Soo Wook tersenyum lemah.
" aku baik-baik saja,sungguh " sahut Soo Wook dengan suara yang serak.

Tatapan Soo Wook beralih ke arah Eun Ji yang sudah menunduk sambil terisak.

" hey gadis cerewet! " panggil Soo Wook.

Eun Ji mendongakkan kepalanya.Dia mendekat ke arah Soo Wook.

" kau menang lagi,untuk yang ke-10 kalinya " ujar Soo Wook.

" aku tau,kau tidak perlu mengingatkanku lagi " sahutnya kesal.

" maaf aku tidak bisa menghapus air matamu,tanganku sulit di gerakkan " ucap Soo Wook.

Eun Ji mengangguk lalu menghapus air matanya.

" maaf aku selalu mencari gara-gara denganmu " ucapnya.

" tidak apa-apa,karenamu aku jadi punya sesuatu di kerjakan " balas Soo Wook.

" aku seperti itu karena aku tau kau punya penyakit seperti ini,waktu itu aku tidak sengaja mendengar ucapanmu dan oppa-mu saat kita akan bertanding untuk yang ke-2 kalinya,aku mengajakmu bertanding agar kau menang,agar kau tidak menyerah dan berusaha untuk mengalahkanku " ujar Eun Ji lalu terisak.

" kau—juga menyayangiku? " tanya Soo Wook.

Eun Ji mengangguk.

" terimakasih " ucapnya.

Jongin yang berada di sisi kiri Soo Wook menggenggam tangan kiri gadis itu erat.

" berjanjilah padaku untuk tidak akan menyerah " ucapnya.

Soo Wook mengangguk pelan.
" aku tidak akan menyerah "

Jongin tersenyum lalu mengacak rambut Soo Wook sayang.

" aku akan ada di belakangmu " ucapnya.

" Oppa juga " imbuh Junmyeon.

Jongin,Soo Wook,dan Junmyeon menatap Eun Ji yang masih menunduk.

" hatiku bilang aku harus di bekakang Eun Ji,kalian tidak dengar? "

Mereka tertawa mendengar ucapan Eun Ji.

Jongin mendekat ke arah telinga Soo Wook.

" kami pegang janjimu,jangan menyerah Soo Wook-ah " bisiknya.

END

Minggu, 25 Mei 2014

EXO Fanfiction: Sweet Date.

Author: Kyung0712 (@Intansnickers)

Genre: School Life,Fluff,Romance-maybe-

Cast:
- Do Kyungsoo
- Ahn Hee

Disclaimer: Yeheeettt! Aku balik lagi bawa lanjutan cerita seriesnya Kyungsoo-Ahn Hee.Dengan bantuan mbah google,setelah browsing sana-sini-lebay- akhirnya ff ini jadi jugaaaa!.Maaf kalau rada aneh dan gak nyambung.Enjoy^^

***

Aku bersenandung senang,setelah kejadian 'cemburunya Kyungsoo' beberapa hari yang lalu,kupikir sifatnya mulai berubah.

Kyungsoo mulai mengirimi ku pesan terlebih dahulu.

Kyungsoo lebih memilih makan siang di kantin dengan ku daripada dengan teman pintarnya.

Kyungsoo lebih lembut 'sedikit' daripada yang sebelumnya.

Dan Kyungsoo mengajakku kencan.

Haaahhh..semoga ini awal yang baik.

" aku tidak sabar untuk besok! " seruku senang.

Kyungsoo mengerutkan dahinya.
" memangnya besok ada apa? " tanyanya bingung.

" eiii~ jangan pura-pura lupa,besok kan kita kencan,Kyung " ucapku lalu tertawa.Kyungsoo ada-ada saja.

Kyungsoo mengangguk pelan.Seperti menggumam 'ohh' karena aku tidak begitu mendengar suaranya.

***

Aku mengetuk-ngetukkan kaki-ku di lantai.

Tidak sabar.

Semalam Kyungsoo meneleponku dan mengatakan kalau dia akan menjemput pukul 9 pagi.Tapi karena memang aku sangat sangat senang.Jadi aku bangun pukul 6,mandi dan berganti pakaian.Aku keluar dari kamar pukul 8 lewat 37 menit.

Lama ya?

Aku bingung memilih pakaian mana yang harus ku pakai.Kyungsoo tidak suka jika aku memakai pakaian yang minim bahan.Dia juga tidak suka aku memakai pakaian yang terlalu mencolok warnanya.Jadi,karena itu aku hanya memakai sweater berwarna putih bergambar tedy bear biru serta celana jins dan sepatu sneakers.Rambutku sengaja ku gerai dan hanya memakai bando sebagai aksesoris kepalaku.

Ting Tong.

Aku langsung beranjak dari sofa ruang tamu dan berlari kecil menuju pintu.

" kau sudah datang! " seruku senang.

Aku mengerjapkan mataku menyadari betapa tampannya Kyungsoo hari ini-walaupun setiap hari begitu-.Aku hanya tidak menyangka Kyungsoo mempunyai pilihan yang sama denganku.

Dia juga memakai sweater!

Bedanya,sweater Kyungsoo tidak bergambar melainkan terdapat kata-kata bahasa inggris disana.

" kau mau pergi tidak? "

Pertanyaan datar Kyungsoo menarikku ke dalam dunia nyata.Ku lihat dahi-nya mengernyit heran.

" oh maaf,hehehe "

Kyungsoo menghela nafas.
" ayo berangkat! " ajaknya sambil menarik tanganku lembut.

***

Aku mengerutkan dahi setelah menyadari aku dan Kyungsoo melewati jalan yang kurasa ini salah.

Aku menoleh menatap sisi wajah Kyungsoo yang tetap tenang menyetir.Apa dia tidak sadar kalau dia salah jalan?

" eum..Kyung " panggilku ragu.

" hmm " gumamnya menyahut.

" sepertinya kita—salah jalan "

Aku melongo melihat Kyungsoo hanya diam dan tidak meresponku.Apa dia pikir aku ini bercanda? Hey sebodoh-bodohnya aku kalau soal jalan menuju Namsan Tower aku tau!

***

Aku semakin bingung saat Kyungsoo memakirkan mobilnya.Kyungsoo membukakan pintu mobil untukku.

" ayo keluar! "

Aku menggeleng.

" katakan padaku,ini dimana? Kenapa kesini? " tanyaku.

Kyungsoo menghela nafas lalu menarikku keluar.

" Kyung! " seruku kesal.

Aku merasa Kyungsoo membohongiku.Ini bukan Namsan Tower.Di tempat ini banyak rumah tradisional Korea.Jelas,aku merasa di bohongi.

" Korean Folk Village " ucapnya.

Aku mengerutkan dahiku tidak mengerti.

" kita di Korean Folk Village "

Aku menggeleng tidak percaya.

Bagaimana aku harus percaya?

Aku akan kencan di taman budaya?

Ini kencan bukan Study Tour!

Aku menghentakkan kakiku kesal lalu berjalan mendahului Kyungsoo.

Laki-laki itu benar-benar menyebalkan!

" hey kau kenapa?! "

Aku mendengar Kyungsoo berseru,aku tetap tidak berhenti berjalan dan terus menghiraukannya.

" tunggu! "

Aku mendengus saat Kyungsoo berhasil menarik tanganku membuat badanku otomatis berbalik menghadapnya.

" kau tidak tau tempat ini,setidaknya jangan berjalan di depanku " ucapnya.

Kyungsoo tersenyum lalu mengenggam tanganku.Membawaku berjalan menelusuri tempat ini.

kenapa dia terlihat senang sekali? dia tidak sadar aku sedang marah? Dasar laki-laki tidak pengertian!

***

Aku dan Kyungsoo berkeliling menjelajahi seluk beluk Korean Folk Village.Di sebelahku Kyungsoo terus menggenggam tanganku,senyumannya mengembang melihat replika rumah tradisional Korea yang kami lewati.Kyungsoo menarikku ke pameran teknik pembuatan barang-barang dari kayu dan logam secara tradisional.Aku menoleh dan menatap sisi wajahnya yang terlihat kagum,matanya berbinar,senyumannya juga selalu menghiasi wajahnya.Decakkan kagum dia lontarkan setelah mendengar jawaban dari pertanyaan yang dia ajukan pada si pengrajin.

Jujur,aku senang.

Bukan,bukan karena pamerannya.

Tapi karena melihat senyuman Kyungsoo yang begitu lebar.Mata bulatnya yang berbinar.

Aku senang melihatnya.

Setelah Kyungsoo merasa puas melihat pameran itu,dia menarikku lagi dan membawaku menelusuri pasar jalanan tradisional.Banyak pernak-pernik cantik yang tidak ku pungkiri membuatku tertarik.Aku tertarik pada salah satu cincin yang menurutku cantik.Warna-nya putih bermotif bunga.

Dalam hati aku berharap Kyungsoo mau membelikanku cincin itu.

Ayolahh..ini kencan,seharusnya ada hadiah!

" itu namanya Garakji " ucap Kyungsoo saat aku memegang dua cincin itu.

" oohhh " aku mengangguk-anggukkan kepala.Cincin ini begitu menarik perhatianku.

" cincin itu untuk perempuan yang sudah menikah,katanya sebagai pertanda tentang keharmonisan bersama suaminya " ujar Kyungsoo memberi penjelasan.

" jadi…perempuan yang belum menikah tidak boleh memakai ini? " tanyaku kecewa.Aku menatap Garakji yang ada di telapak tanganku.

Ku dengar Kyungsoo menghela nafas.
" sudah waktunya makan siang,lebih baik kita makan "

Aku mengangguk pelan lalu meletakkan Garakji itu ke tempat semula dan berjalan meninggalkan Kyungsoo.Sungguh aku ingin Garakji itu!

Kyungsoo bisakah kau pengertian sedikiiitttt saja,huh?!

***

Kyungsoo mengajakku ke sebuah restaurant tradisional Korea.Kami duduk di bangku dekat jendela.Dari jendela kami bisa merasakan angin sepoi-sepoi yang menerpa wajah kami.Pemandangannya juga sangat menyegarkan mata.Yaaa..setidaknya ini bisa menjadi penghibur atas kekecewaanku tentang Garakji tadi.

" Samgyetang? "

Aku melongo melihat makanan tradisional Korea yang berbentuk sup ayam ginseng dengan bumbu tambahan merica dan garam itu.Makanan yang paling aku hindari saat hari chobok,jungbok dan malbok itu.

" Kyung,kenapa kau memesan ini? " tanyaku sambil menatapnya.

" memangnya kenapa? " Dia balik bertanya.

Aku mendengus.
" aku tidak mau makan ini! " seruku kesal.

Kyungsoo mengerutkan dahinya.
" kenapa?  ini enak "

Aku menggeleng keras.
" pokoknya tidak mau! "

Ku lihat Kyungsoo menghela nafas.

" makanlah " ucapnya tenang.

Lagi-lagi aku menggeleng.
" ku bilang tidak! Aku tidak suka itu,Kyung! "

Kyungsoo berdecak kesal.

" suka atau tidak aku mau kau menghabiskan itu,kalau tidak— "

" kalau tidak apa?! " potongku cepat.

" aku akan meninggalkanmu disini,jadi cepat makan! " perintahnya dan setelah itu dia langsung memakan Samgyetang-nya.

Aku mengerucutkan bibirku.Terpaksa aku harus memakan makanan ini.Sungguh,Kyungsoo sangat menyebalkan hari ini!

***

Aku memilih mendiamkan Kyungsoo setelah keluar dari restaurant tadi.Aku kesal dengannya karena telah memaksaku memakan Samgyetang.

Dan faktanya,aku benci di paksa.Aku juga tidak suka Samgyetang.

Kyungsoo mengajakku ke taman hiburan tempat di mana ada permainan,taman patung,museum seni,museum rakyat Korea, dan juga museum rakyat dunia.

Kyungsoo sama sekali tidak mengajakku menaiki permainan yang kelihatannya dapat membangkitkan mood buruk-ku.Dia malah mengajakku memasuki museum-museum itu.Berjalan dari satu peninggalan sejarah ke peninggalan sejarah lainnya yang sudah dilindungi oleh kotak kaca.Berdiri untuk beberapa menit sambil membaca asal-usul peninggalan sejarah tersebut.

Ugh,sungguh membosankan.

Aku dan Kyungsoo keluar dari museum sejarah dunia pukul 4 lewat 15 menit.Padahal aku masuk ke museum sejarah Korea pukul 2 siang.

" kita mau kemana lagi? " tanyaku pada Kyungsoo.

Kyungsoo melihat jam tangan hitam yang meligkar di pergelangan tangan kirinya.

" aku mau melihat pertunjukkan tari tradisional Korea.Tapi ini baru pukul 4 lewat 15 menit.Pertunjukkannya di mulai pukul 7 malam. " ujarnya.

" lalu apa yang akan kita lakukan selama 2 jam 45 menit kedepan? " tanyaku.

Kyungsoo tersenyum penuh arti padaku.Sambil menaikkan kedua alisnya.

" kita lihat saja nanti "

***

Kyungsoo mengajakku menonton prosesi perkawinan tradisional Korea yang baru saja di mulai.Kami duduk di bangku bagian tengah.Aku berdecak kagum melihat bagaimana proses perkawinan itu terjadi.

" kau mau berfoto tidak dengan model pengantin tadi? " tanya Kyungsoo setelah acaranya selesai.

" memangnya boleh? " tanyaku.

Kyungsoo mengangguk.
" ayo! " ajaknya sambil menarik tanganku.

Kami menghampiri model pengantin tadi dan foto bersama mereka.Mempelai wanitanya sangat anggun menggunakan hanbok itu.Mempelai pria-nya juga terlihat gagah.

Mataku tertuju pada sebuah tempat berfoto,dimana tempat itu memperbolehkan pengunjung memakai hanbok itu berfoto.

" kau mau kesana? " tanya Kyungsoo.

Aku menatapnya.
" apa boleh? "

Kyungsoo tertawa kecil lalu menarikku lembut.
" aku juga ingin mencobanya "

Kami memakai pakaian hanbok dengan warna yang serasi.Aku tidak bisa menyembunyikan rasa senangku saat Kyungsoo berdiri di sampingku sambil tersenyum ke arah kamera.Dia tidak pernah seperti ini sebelumnya.

" ini "

Aku menoleh menatap tangannya yang terulur.Bibirku melengkung ke atas saat melihat Garikja yang menarik perhatianku tadi ada di telapak tangannya.

" ahjussi,bisakah kau memfoto ku saat aku memakaikan cincin ini padanya? " pinta Kyungsoo pada paman yang memotret kami.

Paman itu mengacungkan jempol sambil mengulum senyum.

Kyungsoo menarik tanganku dan memakaikan Garikja di jari manis tangan kiriku.

" anggap saja kita sudah menikah,hanya untuk berfoto " ucapnya sambil tersenyum.

Aku mengangguk.Aku merasa wajahku memanas,mungkin saat ini pipiku memerah.

Ughhhh Kyungsoooo! Aku benar-benar membencimuuuuuuuu!

Kami berfoto beberapa kali dengan berbagai macam gaya.Dan untungnya,foto itu langsung di cetak,jadi aku bisa membawanya pulang dan memajangnya di kamar.

" waktunya masih lama,kita akan kemana lagi? " tanyaku.

Kyungsoo kembali tersenyum.

" ikuti saja aku "

***

Tempat selanjutnya adalah keterampilan menunggang kuda.

Aku berteriak heboh saat para penunggang kuda itu menunggang kuda sambil berdiri.Setelah itu mereka berganti gaya,mereka menunggang kuda dengan kepala dibawah dan kaki di atas,sungguh menakjubkan!

" waahhhh! Mereka benar-benar kereeennnn! " decakku kagum saat atraksi sudah selesai.

Aku menatap Kyungsoo yang hanya diam memandangku.

" Kyung? " aku menjentikkan jariku di depan wajahnya.

" eoh? "

Aku menepuk dahiku sambil tertawa.Ekspresi bingung Kyungsoo sangat lucu.Mata-nya membulat,mulutnya pun begitu.

Aku melirik jam tangan biru-ku.

" Kyung! Ini sudah jam 7 kurang 17 menit! Ayo kau bilang ingin melihat pertunjukan tari tradisional Korea! " seruku sambil menarik tangannya.Menunggu Kyungsoo sadar dari lamunannya itu akan memakan waktu,bisa-bisa pertunjukannya selesai terlebih dahulu.

***

" Yyyaaahhhhh "

Tempat duduk sudah mulai penuh,aku dan Kyungsoo terpaksa duduk di barisan ke-3 dari belakang.

" 10 menit lagi acara akan di mulai " ucap Kyungsoo.

Aku mengangguk semangat.Tangan kanan ku sibuk mengambil isi snack yang ku beli sebelum ke sini.Kami juga membeli minuman,Kyungsoo bilang acara ini cukup lama.

Entah sudah berapa kali aku berdecak kagum.Kagum dengan para penari yang menari dengan anggunnya.Senyuman mereka sangat manis.Aku menyukai cara mereka tersenyum.Anggun.

" Kyung,mereka cantik ya? " tanyaku tatapan mataku masih menatap kagum ke arah penari.

" iya " jawab Kyungsoo singkat.

" menurutmu siapa yang paling cantik? " Aku menoleh menatapnya.

Kyungsoo tersenyum manis menatapku.Dia memajukan wajahnya.

" kau yang paling cantik " bisiknya.

Dan aku hanya bisa mengerjapkan mataku.

***

Lagi-lagi aku berdecak kagum saat melihat lampion berwarna biru dan merah yang menggantung di sepanjang jalan.Ini sudah malam dan pengunjung makin ramai memenuhi para pedagang di sepanjang jalan.

" setelah ini kita akan kemana? " tanyaku pada Kyungsoo.

Kyungsoo tersenyum.
" ada satu tempat terakhir,ini tempat penutup " jawabnya.

Aku mengangguk-anggukkan kepalaku.Entah,kejutan apalagi yang akan Kyungsoo berikan padaku.

Kyungsoo mengajakku berjalan melewati jalan yang tadi pagi kami lewati.Dan kami berhenti di batu besar berdiri dan satunya lebih besar lagi karena disusun dari sejumlah batu kecil.Aku sempat melihat batu ini tadi pagi,tapi karena terbawa rasa kesal jadi aku mengabaikannya.

Sekarang aku mulai penasaran dengan batu besar ini.

Gundukan batu besar itu diikat dengan tali.Di tali itu terdapat lipatan kertas yang diikatkan.Aku penasaran dengan lipatan kertas-kertas itu.

" Itu adalah batu harapan.Pengunjung yang percaya dapat menulis harapan masa depannya di kertas yang telah disediakan. " ujar Kyungsoo menjelaskan.

Kyungsoo menyerahkan secarik kertas dan sebuah bolpoin padaku.

" tulis harapanmu,terserah kau,boleh tentang sekolahmu,tentang keluargamu,atau—tentang kita " ujarnya.

Aku mengangguk sambil tersenyum malu-malu mendengar kalimat terakhir Kyungsoo.

Tentang kita?

Tentang aku dan dia?

Aku menulis harapanku di kertas dengan menjadikan batu besar itu sebagai tatakannya.Sebelah tanganku menutupi kertas itu agar Kyungsoo tidak melihat.

" selesai! " seruku senang.

Aku melipat kertas itu lalu menoleh ke arah Kyungsoo.

" kita ikat sekarang " ucapnya.

Aku mengangguk,dan kami pun sama-sama mengikat kertas itu di tali yang ada di batu itu.

Aku berharap orang-orang yang ku sayangi dan menyayangiku bahagia selamanya.Aku berharap aku dapat bersama mereka selamanya ^^

***

Setelah membuat harapan kami berdua memutuskan untuk pulang karena jam sudah menunjukkan pukul 10 malam.

Waktu memang terasa begitu cepat ketika kau bersama dengan orang yang berarti dalam hidupmu.

" kau tau kenapa aku mengajakmu kemari daripada ke Namsan Tower? " tanyanya sambil berhenti berjalan-akupun juga-.Kami berhadap-hadapan.

Aku menggeleng.

" aku ingin membuat sesuatu yang berbeda,Namsan Tower terlalu biasa menurutku.Semua orang yang berkencan pasti akan kesana.Dan kalau ada yang bertanya apa saja yang mereka lakukan disana? Pasti jawabannya sudah bisa di tebak " ujar Kyungsoo.

Aku tersenyum kecil.Dalam hati membenarkan ucapan Kyungsoo.

" sedangkan tempat ini,tempat ini berbeda menurutku,walaupun tempat ini biasa digunakan untuk berekreasi atau study tour,tapi menurutku tempat yang romantis untuk berkencan " lanjutnya.

" kalau ada temanku yang bertanya kau berkencan dimana? Aku akan dengan bangga menjawab aku berkencan di Korean Folk Village.Dan kalau mereka bertanya apa saja yang kau lakukan disana? Aku akan menjawab banyak hal yang ku lakukan,dan yang pasti aku bisa berfoto dengan pasanganku menggunakan hanbok layaknya pengantin.Aku memasangkan Garakji di jarinya,bukankah itu romantis? "

Aku tertawa kecil melihat Kyungsoo yang beradegan seolah-olah ada temannya yang bertanya tentang bagaimana kencannya dan dia sedang menjawab pertanyaan itu.

" kenapa tertawa? Aku sungguh-sungguh akan menjawab begitu kalau temanku bertanya " ucapnya dengan mimik wajah yang tidak bisa ku deskripsi-kan.Terlalu lucu menurutku.

" aku juga,aku juga dengan bangga akan menjawab kalau aku kencan di Korean Folk Village.Aku akan mengatakan kalau ini adalah tempat kencan yang paling romantis.Dan yang pasti ada banyak kejutan yang diberikan pasanganku di tempat ini. " ujarku.

" oya? Ku kira kau kesal saat ku ajak kemari " cibirnya.

" i—itu karena ku pikir kau mengajakku kemari hanya untuk memuaskan keinginanmu saja " ucapku membela diriku sendiri.

" baiklah,oiya mana foto-foto yang tadi? " tanyanya.

Aku mengeluarkan foto-foto tadi yang ku letakkan di dalam tas selempang yang ku bawa.

" untuk apa? " aku balik bertanya sambil menyerahkan foto-foto itu padanya.

Kyungsoo terlihat memilih-milih foto-foto dan mengambilnya satu.

" aku juga mau menyimpannya " ucapnya sambil menunjukkan foto yang dia ambil.Foto dimana dia merangkulku dan kami tersenyum lebar.

Aku tersenyum lalu memasukkan foto-foto itu ke dalam tas.

" ngomong-ngomong,kapan kau membeli cincin ini? " tanyaku.Aku mengelus-elus dua cincin yang melingkar di jari manisku.

" tadi,saat kau marah dan berjalan terlebih dahulu menuju restaurant. " jawabnya.

Aku mengangguk-anggukkan kepalaku.

" aku hanya tidak suka melihatmu cemberut,jadi aku membelikannya untukmu agar kau tersenyum. " ujarnya.

Aku tersenyum,entah aku harus menjawab apa.Aku benar-benar tidak menyangka kalau Kyungsoo bisa semanis itu.

" aku senang seharian ini menghabiskan waktu bersamamu " ucapnya sambil menatapku.

" aku juga " balasku.

" aku senang melihat senyumanmu seharian ini,aku senang melihatmu tersenyum seharian ini karena ku " lanjutnya.

Oh Tuhaaannnn! Kyungsooooo!!!!

" kenapa kau menyuruhku memakan Samgyetang? Kau kan tau aku tidak menyukai makanan itu " tanyaku.Aku penasaran dengan hal yang sudah membuatku sempat kesal dengannya.

" itu karena kita sudah berjalan 3 jam di bawah terik matahari,aku tidak mau kau sakit,jadi aku memaksamu memakan Samgyetang agar kau tidak sakit " jawabnya.

Dia melirikku sekilas.
" kalau aku menyuruhmu ini dan itu,itu adalah bentuk rasa peduli ku padamu "

Dalam hati,aku merasa bersalah telah bertingkah kekanak-kanakan hari ini.Telah berprasangka buruk tentang Kyungsoo.Sungguh,aku menyesal.

" Kyung,kemarilah! " perintahku sambil mengisyaratkannya untuk mendekatkan wajahnya.

Aku mengecup pipi-nya singkat lalu berlari menuju parkiran.

" TERIMAKASIH UNTUK HARI INI YA KYUNG! "

Teriakku dari jauh,aku masih bisa melihat Kyungsoo yang diam di posisinya tanpa bergerak.Aku berkacak pinggang menunggunya.

" Y-YA! AHN HEE! AKU AKAN MEMBALASMU! " balasnya sambil berkacak pinggang juga.

" O-ow "

Aku langsung berlari,aku harus cepat-cepat masuk ke dalam mobil!

Apa yang akan Kyungsoo lakukan untuk membalasku?

END

Jumat, 23 Mei 2014

EXO Fanfiction: A Lost Memory (Chapter 12)

Author: Kyung0712 (@Intansnickers)

Genre; Brothership,Family,Fantasy

Cast:
- Do Kyungsoo
- Kim Jongin
- Xi Luhan
- Oh Sehun
- Kim Hye Soo (OC)

***

-

11 Januari 2010

" Kyungsoo koma "

" apa kita harus memberitahu Jongin? "

" tidak,aku tidak mau dia bertambah depresi "

Kim Jongin berdiri mematung di depan dua orang dewasa itu.Tas yang menggantung di pundaknya jatuh begitu saja.Air matanya langsung menetes tanpa di perintah.Dia tidak salah dengar?

" omo! Jongin-ah,kau sudah pulang? Apa kau lelah? Oemma akan membuatkanmu makanan " ucap Nyonya Kim cepat.Dia mendekat ke arah Jongin yang hanya berdiri tanpa bereaksi.

" dimana hyung-ku? " tanya Jongin pelan.

" Kyungsoo..pindah ke Jepang " jawab Nyonya Kim.

" bohong! Kalian bohong! Dimana hyung-ku?! " teriak Jongin.

Nyonya Kim menangkupkan tangannya di kedua pipi Jongin.Berusaha menenangkan anak-nya yang histeris.

" Jongin-ah..Kyungsoo butuh istirahat.Kita jenguk dia lain kali saja yaa..hari ini kau lelah,sebaiknya kau istirahat. "

Jongin menepis tangan Nyonya Kim kasar.

" apa yang kalian sembunyikan dariku?! Dimana hyung-ku?! " teriak Jongin.

" Jongin..dengarkan kami bicara " Tuan Kim angkat bicara.

" aku mau mencari hyung-ku! " seru Jongin lalu berlari keluar rumah tanpa menghiraukan panggilan orang tua-nya.

Jongin berlari dan terus berlari.Di pikirannya kali ini hanya ada hyung-nya seorang.Tidak ada yang lain.

" hyung,tunggu aku.. "

Tanpa dia sadari,dari jarak beberapa meter darinya.Sebuah mobil melaju ke arahnya.Sebelah tangan pengemudi memegang ponsel,mengetik pesan.Matanya tidak menatap ke depan.Saat matanya menatap ke depan,hanya ada teriakan terkejut karena melihat anak kecil yang tiba-tiba muncul di depan mobilnya.Membuat dirinya terlambat menginjak rem.

BBRRAAKK!!!

***

Seorang anak laki-laki mengerjapkan mata-nya berkali-kali.Kalender besar langsung menyambutnya.Kepalanya masih terasa pusing,tapi bisa di pastikan ia berada di rumah sakit-karena bau obat langsung tercium oleh hidungnya-.

" Kim Jongin! " seru seorang wanita yang baru saja membuka pintu dan langsung memeluknya.

" aku? Kim Jongin? " tanyanya.Jongin memandang bingung wanita yang ada di depannya ini.

Nyonya Kim mengangguk " iya sayang,namamu Kim Jongin,aku adalah Oemma-mu "

" Oemma? "

-

Sehun duduk termenung di bangku taman rumah sakit.Tidak berniat pulang,masih ingin disini.Di dekat Jongin.

Sahabatnya.

Saudaranya.

Seseorang menepuk pundaknya,membuat kepalanya mendongak.Luhan tersenyum manis lalu duduk di samping Sehun.

" kau baik-baik saja? " tanya Luhan menatap sisi wajah Sehun yang menunduk dalam.

Sehun menggeleng pelan.

" aku—tidak baik " jawabnya pelan.

Luhan tersenyum manis.

" kita sudah tau resikonya,kita harus menerima semuanya,Sehun " ucap Luhan lembut.

" aku tidak bisa jauh dari Jongin,dia sahabatku,saudaraku,bagaimana bisa aku jauh darinya? " Sehun menatap Luhan dalam.Air matanya sudah menumpuk di pelupuk matanya.

" Sehun— "

" demi apapun walau Jongin berteriak untuk menyuruhku pergi,aku akan tetap tinggal,aku akan tetap tinggal disisi-nya.Tidak peduli dia akan memukulku,atau membunuhku sekalipun.Aku akan tetap disisinya. " ujar Sehun,ada penekanan di setiap kata-katanya.Menggambarkan kalau dia benar-benar tidak akan pergi.

Luhan menghembuskan nafas panjang.Dalam hatinya,dia pun sama.Dia juga tidak ingin pergi dari sisi Jongin.Tapi—apa yang dapat dia lakukan kalau Jongin sudah terlanjur membencinya?

" kita beri Jongin waktu,Sehun "

***

" Kyungsoo hyung! Kyungsoo hyung keluarlah! Aku tau kau di dekatku! Keluarlah dan jangan sembunyi!!!!! " teriak Jongin.Matanya berkeliling mencari sosok mungil yang sedang ia rindukan.

" Kumohon…keluarlah " Jongin menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.Menunduk dan terisak kencang.

Sementara di luar pintu,tanpa Jongin sadar orang yang dirindukannya sedang memperhatikannya.Sama dengannya,Kyungsoo juga mengeluarkan air matanya,menatap Jongin lirih.

Bukannya Kyungsoo tidak mau muncul di hadapan Jongin.Tapi keadaannya semakin memburuk,tubuhnya juga semakin memudar kalau ia sering menampakkan diri di depan Jongin.Suho memberinya saran untuk tidak menemui Jongin sampai hari itu tiba.Kyungsoo akan menghilang kalau ia terlalu sering menampakkan dirinya di depan Jongin.

" Jongin-ah…maafkan aku "

***

Tangan Hyesoo dengan telaten mengelap tangan Kyungsoo dengan handuk kecil yang sudah ia basahi dengan air hangat.Hal yang biasa ia lakukan setiap pagi.

" Hyesoo-ya "

Hyesoo menoleh ke arah wanita paruh baya yang sedang menyiapkan makanan di atas meja.Dia Ibu Kyungsoo.Wanita berusia 40-an yang sangat lembut.

" terimakasih kau mau menjaga Kyungsoo selama ini " ujarnya sambil menatap Hye Soo.Bibirnya membentuk seulas senyuman yang manis.Tatapannya juga sangat teduh.

Hye Soo mengangguk.

" D.O oppa sudah ku anggap seperti kakak-ku sendiri,aku tidak mau melihatnya kesepian " balasnya.

Hye Soo menatap Kyungsoo sambil tersenyum.Tangannya terulur mengelap wajah Kyungsoo dengan lembut.

" Kyungsoo mungkin tidak akan pernah bangun lagi,Tapi—kau tetap akan menjadi putriku kan? " tanya Nyonya Do.Dia menatap Hye Soo dari balik punggungnya.

Hye Soo meletakkan handuk kecil itu ke dalam baskom berisi air hangat yang terletak di meja kecil di samping ranjang Kyungsoo.Dia berdiri dan menghampiri Nyonya Do yang duduk di sofa.

Hye Soo duduk di sebelah Nyonya Do lalu menggenggam tangannya.Nyonya Do masih menatap Hye Soo dengan penuh harap.

" apa Omoni berpikir aku ini anak yang durhaka,huh? " tanya Hye Soo.Bibirnya mengerucut.

Nyonya Do yang melihat itu langsung tersenyum lebar.

" kau—tidak akan pergi? " tanya Nyonya Do.

Hye Soo berpura-pura berpikir.Matanya melirik keatas.

" sepertinya kalau nanti malam ke restoran baru di depan rumah sakit tidak buruk juga " ucapnya sambil melirik Nyonya Do.Bibirnya tersungging jail.

Nyonya Do tertawa melihat tingkah Hye Soo.Malaikat kecilnya.Sejak ada Hye Soo di kehidupan keluarganya,hidupnya terasa sempurna.

" baiklah,aku akan menraktirmu nanti malam " ucap Nyonya Do.

Hye Soo bersorak gembira.Tangannya meninju ke udara lalu memeluk Nyonya Do.Ibu ke-2-nya.Orang tua Hye Soo sudah lama meninggal.Selama ini,ia hanya tinggal dengan Paman dan Bibi-nya yang memang tidak mempunyai anak.Mereka sibuk bekerja,jadi Hye Soo jarang mendapatkan kasih sayang yang seharusnya ia rasakan.Setelah bertemu Kyungsoo dan sering berkunjung ke rumahnya,Hye Soo mulai merasakan kasih sayang orang tua.Ibu Kyungsoo begitu menyayanginya,begitupun Ayah Kyungsoo yang selalu menjaganya.

' D.O Oppa…aku merindukanmu '

***

Sehun menyunggingkan bibirnya.Tangannya membawa parsel buah.Hari ini,sepulang sekolah,Sehun memutuskan untuk menjenguk Jongin.Tidak bertemu dengannya selama 3 hari membuat Sehun merindukan tingkah nakal Jongin.

Sehun menarik nafas panjang saat dirinya sudah berdiri di depan pintu ber-cat putih itu.Sebelum berangkat kemari,Luhan sudah memperingatkan Sehun untuk menerima segala perlakuan Jongin nantinya.

-

" kita bersalah,dan orang yang bersalah pantas menerima hukuman. "

-

Perlahan tapi pasti Sehun membuka kenop pintu itu.

" Hai "

Sehun mengangkat sebelah tangannya menyapa Jongin yang menatapnya sekilas lalu kembali membaca komik yang ada di tangannya.Sehun berjalan pelan ke arah kursi yang tersedia di samping ranjang Jongin dan duduk di sana.

" ini aku bawakan buah untukmu " ucap Sehun.

" hmm..terimakasih,letakkan saja di meja " sahut Jongin datar.Matanya sama sekali tidak lepas dari komik yang di pegangnya.

Sehun mengangguk lalu meletakkan parsel buahnya di meja kecil.

" bagaimana kabarmu? apa sudah membaik? " tanya Sehun.

Jongin mengangguk.
" baik " jawabnya singkat.

Sehun mengangguk-angguk-kan kepalanya.Tangan kanannya menggaruk tengkuknya,suasana yang sungguh canggung.

" Jongin— "

" Sehun— "

Sehun tertawa kecil.
" baiklah,kau duluan saja " ucap Sehun.

Jongin menghela nafas panjang,matanya masih menatap buku komik.

" kalau kau sudah tidak ada urusan sebaiknya kau pulang " ucap Jongin dingin.

Sehun tertegun mendengar ucapan Jongin.

Jongin mengusirnya?

-

" terima saja perlakuan Jongin padamu,jangan berusaha menjelaskan apapun,karena itu percuma,Jongin membenci kita Sehun "

-

Kata-kata Luhan menginterupsi mulutnya yang baru saja akan mengeluarkan penjelasan.Sehun menghela nafas lalu mengangguk pelan.

" baiklah,aku akan pulang " pamitnya.

" hmm " gumam Jongin menyahut.

Sehun berjalan pelan menuju pintu.Dia masih ingin disini,masih ingin menghabiskan waktunya bersama Jongin.

" Sehun-ah "

Seketika Sehun tersenyum lebar saat Jongin memanggil namanya.Ia membalikkan badannya.

" ya? "

Jongin mengangkat kepalanya,menatap Sehun datar.

" bisakah kau tidak menemuiku lagi? "

***

Sehun pulang ke rumah dengan air mata yang mengalir di pipinya.Mata-nya sembab.

" Sehun-ah,apa yang terjadi? " tanya Luhan khawatir.

Sehun tidak menjawab,ia berjalan melewati Luhan dan duduk di sofa.Kedua tangannya menutup wajahnya yang sudah basah dengan air matanya detik ketika ia menutup pintu ruang rawat Jongin.

Luhan menghela nafas lalu ikut duduk di samping Sehun.Mengelus-elus punggung Sehun yang naik turun.

" semuanya akan baik-baik saja, Sehun.Aku janji. "

***

Jongin hanya diam memandangi buku komik yang memang tidak sedikitpun ia baca.Dia hanya pura-pura membaca,bermaksud untuk mencari kesibukan lain.Juga—

" kenapa aku tidak bisa membenci mereka? " gumamnya.

Sebenarnya sejak 3 hari yang lalu,rasa marah terhadap sepasang kakak-adik itu sudah hilang.Bahkan,Jongin merasa kesepian tanpa adanya mereka.

Jongin merindukan candaan Sehun.

Jongin merindukan perhatian yang di berikan Luhan.

Singkat kata…Jongin merindukan mereka.

" bagaimana bisa aku merindukan kalian disaat aku ingin membenci kalian? " Jongin bergumam lagi.

Ia menoleh ke samping,ke arah jendela yang terbuka.Dimana dulu Kyungsoo lompat dari sana dan datang untuk menjadi teman bicaranya.

" Hei hyung,kau dimana? Aku membutuhkanmu,aku—merindukanmu "

***

Hye Soo keluar dari ruang rawat Kyungsoo dengan mengendap-endap.Ini sudah kelewat malam,tapi Luhan terus saja merengek memintanya untuk keluar.

" oh yaampun! " pekik Hye Soo kaget.Bagaimana tidak? Saat ia membuka pintu sesosok Luhan sudah berdiri di depan pintu sambil tersenyum.

" kenapa mengendap-endap seperti itu? " tanya Luhan.

Hye Soo membekap mulut Luhan.
" sstt—di dalam ada orang tua D.O Oppa sedang tidur.Pelankan suaramu " bisik Hye Soo.

Luhan mengangguk mengerti.

" ada apa? kenapa ingin bertemu denganku? " tanya Hye Soo sambil melepaskan tangannya dari mulut Luhan.

Luhan mengangkat bahu.
" ayo temani aku minum kopi! "

" ha? "

***

" sebenarnya apa yang ingin Oppa bicarakan? " tanya Hye Soo.

Hye Soo mulai tidak sabar karena Luhan sedari tadi hanya diam dan menyesap kopi-nya tanpa berbicara sedikitpun.

" Jongin " ucap Luhan pelan.

Hye Soo mengerutkan dahinya.
" ada apa dengannya? " tanya Hye Soo.Entah kenapa nama Jongin terasa begitu sensitive di telinga Hye Soo,ia sudah malas mendengar nama laki-laki itu.

" dia di rawat di rumah sakit ini " jawab Luhan.Ia menyesap kopi-nya sambil menatap jalanan yang mulai sepi dari balik jendela Çafè.

Mata Hye Soo membulat,tapi cepat-cepat ia menetralkan ekspresi terkejutnya,sebelum Luhan melihatnya.

" ohh "

Luhan menatap Hye Soo sambil tersenyum.

"  yakin hanya itu? tidak bertanya bagaimana keadaannya? " tanya Luhan meledek.

Hye Soo mendengus.
" untuk apa? aku tidak punya waktu untuk memikirkannya " jawab Hye Soo.

Luhan mengangguk-anggukkan kepalanya.
" baiklah,aku tidak jadi menceritakan sesuatu padamu "

" tidak bisa begitu! Oppa sudah menyuruhku untuk keluar malam-malam begini,dan dengan entengnya Oppa bilang tidak jadi? Cih "

Luhan tertawa kecil,gadis di depannya sungguh pintar dalam berakting.

" bilang saja kalau kau penasaran " ucap Luhan.

Hye Soo mendelik ke arah Luhan.
" ku bilang tidak! " serunya.

" yasudah karena kau tidak penasaran maka aku tidak akan cerita " Luhan mengendikkan bahu-nya.Berpura-pura tidak peduli.

Hye Soo menghela nafas pasrah.

" baiklah,aku penasaran,cepat ceritakan apa yang terjadi sebenarnya "

***

Hye Soo menatap wajah Kyungsoo.Menggenggam tangannya erat.Tangannya terulur,mengelus pipi lembut laki-laki mungil itu.

" D.O Oppa,aku punya kabar baik untukmu " ucapnya pelan.

Air mata Hye Soo mengalir begitu saja.Ia buru-buru menghapus air matanya.

" aku tidak menangis karena aku sedih,tapi aku menangis,karena aku bahagia " ucapnya.

Hye Soo tersenyum.

" Jongin Oppa—dia sudah mengingatmu.Dia sudah mengingat apa yang hilang dari otaknya.Dia mengingatmu Oppa " ujar Hye Soo.

" Karena itu,ku mohon…bukalah matamu. "

***

" siapa? "

Jongin menyahuti ketukan pintu dari luar ruang rawatnya.

Kenop pintu bergerak dan pintu pun perlahan terbuka.Gadis mungil itu tersenyum manis menatap Jongin.

" Hyesoo… " Senyuman Jongin melebar saat melihat gadis itu berjalan mendekatinya dan duduk di kursi yang terletak di samping ranjang Jongin.

" aku ke sini untuk melihat keadaanmu Oppa " ucap Hye Soo.

Jongin tidak merespon,ia hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.Terlalu senang membuatnya sulit mengeluarkan kata-kata.

" bagaimana kabarmu? Baik? " tanya Hye Soo.

" eum,aku baik " jawab Jongin cepat.

" Oppa " panggil Hye Soo.

" ya? "

" apa kau bosan disini? "

" sangat,aku sangat bosan,apa kau ingin mengajakku keluar? " Jongin bertanya dengan semangat.Berharap Hye Soo akan mengajaknya keluar seperti dulu.

Hye Soo mengangguk.Ia menarik nafas dalam lalu menghembuskannya.

" ada…yang ingin ku tunjukkan padamu. "

TBC

Kamis, 22 Mei 2014

EXO Fanfiction: A Lost Memory (Chapter 11)

Author: Kyung0712 (@Intansnickers)

Genre: Brothership,Family,Fantasy

Cast:
- Do Kyungsoo
- Kim Jongin
- Xi Luhan
- Oh Sehun
- Kim Hyesoo (OC)

Disclaimer: huufftt sebenernya chapter ini udah lama nangkring cuma masih ragu jadi belom di post tapi karena sekarang lagi gak ada kerjaan jadi gatel pengen nge-post.maaf kalo gak nyambung dan jelek.Enjoy^^

***

Jongin memang gila.

Mereka benar-benar memanjat pagar itu dan masuk ke rumah Kyungsoo dengan sebelumnya memecahkan gembok pintu dengan bata yang ada di sekitar pot bunga.

" apa mungkin dia pindah? " tanya Sehun.

Rumah itu tak berpenghuni.Hanya ada barang-barang yang tertinggal bersama debu di dalamnya.Jongin masih berkeliling tanpa menghiraukan pertanyaan Sehun.Ia hanya merasa rumah ini tampak familiar baginya.

" apa ini? " gumam Jongin sambil memungut sebuah buku hitam berdebu yang tak sengaja di injaknya.

" Do Kyungsoo " baca Sehun yang tau-tau ada di samping Jongin.

Jongin buru-buru memasukkan buku yang diyakininya sebagai buku harian Kyungsoo ke tas-nya.

" Kajja kita pulang.Mungkin dia memang benar-benar pindah " ajak Jongin.

Sehun mengangguk dan berjalan di belakang Jongin.

" Do Kyungsoo? Sepertinya aku pernah mendengar nama itu " pikirnya.

***

Sehun merebahkan badannya yang ia rasa hampir remuk -setelah 2 kali memanjat pagar setinggi itu-.Otaknya masih terus memikirkan sosok teman baru Jongin yang aneh menurutnya.

Dia tidak mempunyai ponsel.

Dia hanya bertemu Jongin di 2 tempat,taman Sungai Han dan persimpangan jalan rumah Jongin.

Rumahnya kosong.

Namanya Do Kyungsoo.

4 fakta tentang teman baru Jongin yang baru di dapatnya dan itu membuat kepalanya terasa pusing.Pikiran tentang makhluk dunia lain tak bisa di hapus begitu saja,bahkan semakin besar kemungkinannya.

" bukankah begitu? " gumam Sehun mengakhiri kesimpulan yang di buatnya sendiri.

" aku mencarimu,dan ternyata kau disini "

Oke,suara Luhan menghentikan spekulasi yang baru saja akan Sehun keluarkan.

***

Luhan tersenyum dan duduk di samping Sehun.

" aku sedang berpikir,hyung "

Luhan tertawa mengejek,sejak kapan adiknya ini bisa berpikir? -oke,dia jahat-

" hyung " panggil Sehun sambil bangkit dari tidurnya dan menatap Luhan serius-walau di mata Luhan terlihat seperti anak kecil yang ingin memulai cerita serunya-

" apa? " tapi Luhan berusaha menyahut secara normal dan tidak tertawa.

" apa menurutmu,orang yang tidak mempunyai ponsel di zaman yang canggih ini itu normal? " tanya Sehun.

Luhan menatap Sehun heran.Tapi kemudian ia mengangguk.
" normal,karena dia bukan dirimu "

" hyung,aku seriuuusss! " seru Sehun kesal.

" hahahaha..maafkan aku.Memangnya kau sedang berpikir tentang apa? " tanya Luhan penasaran.Siapapun orang yang bisa membuat Sehun berpikir sekeras itu,berarti ia orang hebat.

" teman baru Jongin "

" apa dia perempuan? "

" tidak,laki-laki "

Luhan menatap Sehun.Laki-laki? Sehun memikirkan seorang laki-laki?

" aku normal,hyung " ujar Sehun malas.

" apa yang membuatmu memikirkan teman baru Jongin? "

" ku pikir dia sedikit aneh,maksudku dia tidak mempunyai ponsel,dia hanya bertemu Jongin di 2 tempat.Dan yang lebih membuatku heran,tadi kami ke rumahnya dan ternyata rumah itu kosong.Tidak kosong juga,maksudku semua barang-barangnya masih ada disana hanya tidak berpenghuni.Apa menurutmu itu tidak aneh? "

Luhan berusaha mencerna ucapan Sehun barusan.Ia memang mengakui kalau teman baru Jongin aneh,tapi tidak dapat di pungkiri Sehun bisa saja melebih-lebihkan ucapannya barusan.

" apa kau tau orang yang bernama Do Kyungsoo,hyung? " tanya Sehun lagi.

" siapa? "

" Do Kyungsoo..dia teman baru Jongin "

***

Jongin membuka tas-nya dan langsung mengambil buku harian Kyungsoo yang ia bawa tadi.Ia duduk di kursi dekat jendela kamarnya dan mulai membuka buku hitam itu.

12 Januari 2009

Hai,aku Do Kyungsoo.Oemma memberikanmu sebagai hadiah untuk ulang tahun ku yang ke-14.Senang memilikimu ^^

Jongin tersenyum geli,ia lalu membuka halaman berikutnya.

14 Januari 2009

Hei..selamat ulang tahun yang ke-13 Kkamjjong! Kau sudah semakin dewasa,hyung berjanji akan selalu menjagamu ^^

" Kkamjjong? Apa itu nama adiknya? "

17 Januari 2009

Sebentar lagi aku lulus sekolah dasar.Aahh itu artinya aku akan menjadi namja sungguhan kan?

" cih? Bahkan kau terlihat seperti anak kecil "

Jongin terus saja membaca lembar demi lembar coretan yang ada di buku itu.Sesekai ia tertawa,sesekai ia mencibir dan tak jarang ia mengerutkan dahi-nya karena penasaran.

20 November 2009

Ada sesuatu di kepalaku.Paman berjas putih itu bahkan mengatakan sesuatu -aku tidak mau menyebutnya- dan itu membuat orang tuaku menangis.Apa kkamjjong perlu tau?

27 November 2009

Aku sudah berusaha untuk melakukan segala cara agar sesuatu di kepalaku ini hilang.Tapi kenapa susah sekali?

29 November 2009

Hari ini,aku bermain seharian dengan kkamjjong di taman Sungai Han.Dia bilang padaku,dia ingin ikut aku kemanapun aku pergi.Aku hanya bisa membalasnya dengan senyuman.Bisakah aku meninggalkannya nanti?

31 November 2009

Aku punya dua pilihan.Pergi ke Jepang atau pergi ke surga.Hei,apa tidak ada pilihan pergi ke taman Sungai Han? Aku bosan di sini-bau obat membuat ku mual-.Aku ingin bermain bersama Kkamjjong!

01 Desember 2009

Bisa tolong carikanku alat untuk mengangkat sesuatu dari kepalaku ini? Tidak,karena kau benda mati.

07 Desember 2009

Aku tidak akan kemanapun.Aku tidak mau kemanapun.Aku tidak akan meninggalkan kkamjjong.Aku tidak mau meninggalkan kkamjjong!!

10 Desember 2009

Aku ingin pindah rumah.Oemma memberikanku waktu untuk memberikan ucapan perpisahan pada kkamjjong.Apa aku bisa?

17 Desember 2009

Kkamjjong bilang dia membenciku.Aku minta maaf..aku tidak bisa terus disampingmu.Tapi aku janji,saat aku kembali nanti aku akan terus disampingku.Sukses untuk drama musikalmu ^^

20 Desember 2009

Hyesoo bilang padaku,kkamjjong tidak baik.Dia tidak baik saat aku pergi meninggalkannya.Apa aku sejahat itu?

" mungkin Hyesoo yang dimaksud bukan Hyesoo ini.Hyesoo kan banyak "

25 Desember 2009

Saat natal seperti ini.Aku merindukan kkamjjong..hfftt

30 Desember 2009

Aku ingin menyerah.Ku rasa obat-ku hanya kkamjjong.

31 Desember 2009

Kkamjjong,hyung merindukanmu.

01 Januari 2010

Tahun baru,aku tidak merasakan ada yang spesial.Hyesoo bilang kkamjjong tidak masuk sekolah selama satu minggu.Dia sakit.

07 Januari 2010

Aku benar-benar lelah.Sesuatu di kepalaku benar-benar membuat tenagaku habis.Bahkan berat badanku turun.

08 Januari 2010

Aku menyerah saja.

11 Januari 2010

Selamat tinggal..Kkamjjong..selamat tinggal Kim Jongin.

Kim Jongin.

Kyungsoo menulis Kim Jongin di buku hariannya.

Itu bukan Kim Jongin orang lain.Ia yakin itu Kim Jongin dirinya.Kkamjjong adalah Kim Jongin dan Kim Jongin adalah Kkamjjong.

Ia memang tidak ingat kejadian sebelum kecelakaan itu.Tapi ia ingat kalender besar di rumah sakit saat pertama kali ia membuka matanya menunjukkan tanggal 11 bulan Januari tahun 2010.11 Januari 2010 itu hari dimana ia kehilangan ingatannya.

" Akh! "

***

" Do Kyungsoo koma! Bagaimana mungkin teman baru Jongin orang yang sudah koma! " seru Luhan.Berkali-kali ia menyerukan itu.

" aku tidak tau hyung,Jongin yang mengatakan kalau temannya itu Do Kyungsoo. " sahut Sehun.Pikirannya tidak salah kali ini.Otak fantasy-nya tidak salah.

Do Kyungsoo koma selama 4 tahun dan arwah-nya berteman dengan Kim Jongin.Ck,bukankah itu aneh?

" hyung! " seru Sehun.

" apa?! " bentak Luhan kesal.

" Kita harus ke rumah Jongin saat ini juga! "

Luhan menatap Sehun bingung." Untuk apa? Untuk mengatakan kalau teman baru-nya itu arwah? Itu sama saja bunuh diri! " serunya.

" Jongin menemukan buku harian Kyungsoo dirumahnya.Dia mungkin membacanya sekarang "

" m..mwo?! "

***

Sepasang suami istri itu sedang duduk di ruang tunggu.Sang istri tidak henti-hentinya mengeluarkan air mata memikirkan nasib anak semata wayang-nya yang kini sedang berada di ruang ICU.

Rasa takut akan kehilangan terasa semakin besar di hatinya.Bertahun-tahun ia berusaha menutup mulut agar kejadian buruk itu tidak terulang lagi.Agar tidak ada lagi patung berjalan dirumahnya.Tapi,ternyata ia kecolongan.Sebuah buku hitam yang tergeletak di kamar anaknya sudah cukup untuk menjelaskan apa yang terjadi sebelum anak semata wayangnya itu pingsan.

" jangan tinggalkan Oemma..jangan tinggalkan Oemma.. "

Berulang kali Nyonya Kim bergumam seperti itu.Berharap kali ini Tuhan benar-benar mengabulkan do'a-nya untuk tidak mengambil anaknya.

Pintu ruang ICU terbuka memunculkan seorang pria paruh baya yang memakai jas berwarna putih.

" bagaimana dokter? Jongin baik-baik saja kan? " cerca Nyonya Kim sambil bangkit dari duduknya.

Dokter tersenyum menanggapi.

" Nyonya tidak usah khawatir,Jongin baik-baik saja.Kami akan memindahkannya ke ruang rawat inap biasa "

Nyonya Kim tersenyum lebar begitupun Tuan Kim.Mereka tak henti-hentinya berucap syukur sekaligus terimakasih pada Dokter yang sudah menangani Jongin sejak dulu.

" terimakasih kau mau bertahan untuk Oemma.. "

***

Luhan dan Sehun langsung berlari ke rumah sakit setelah mendengar kabar dari Bibi Lee kalau Jongin di larikan ke rumah sakit.Raut wajah panik terlihat jelas di wajah kakak beradik itu.

" suster,pasien atas nama Kim Jongin di rawat di ruang berapa? " tanya Luhan pada Suster penjaga resepsionis.

Suster itu berkata untuk menunggu sebentar lalu mencari data pasien lewat komputer.Tidak sampai satu menit ia menatap Luhan.

" Melati nomor 88 tuan "

Luhan langsung menarik tangan Sehun dan membawanya ke ruang rawat Jongin.Tanpa mengetuk pintu Luhan langsung membukanya.

" mau apa kalian kesini? " desis Jongin tajam saat melihat Luhan dan Sehun masuk ke ruang rawatnya.

Nyonya Kim memegang tangan Jongin,menenangkan anak-nya.

" Kalian pembohong! " seru Jongin.

Luhan dan Sehun tersentak lalu saling padang.Luhan langsung mendekat ke arah ranjang Jongin.

" pergi dari ku! " teriak Jongin.

" Jongin aku bisa menjelaskan ini semua— "

" ku bilang pergi! aku tidak mau mempunyai saudara pembohong seperti kalian! kalian menjauhkanku dengan hyungku! " teriaknya lagi.

Sehun menggigit bibir bawahnya menahan tangis.Hal yang selama ini ia takutkan terjadi tanpa permisi.Hal yang sama sekali tidak di harapkan terjadi tanpa permohonan.

" kalian semua pergi! Aku ingin sendiri! Pergi! "

" Jongin— "

Jongin menutup mata dan juga telinganya dengan kedua tangannya.

" Kumohon… "

TBC

Selasa, 20 Mei 2014

EXO Fanfiction: Mainstream? Eum—No.

Author: Kyung0712 (@Intansnickers)

Genre: Friendship,Fluff,Romance-maybe-

Cast:
- Byun Baekhyun
- Kim Soo Jin (OC)

Support Cast:
- Kim Minseok

Disclaimer: woookkeee lagi-lagi ini fanfic lanjutan.Sebelumnya aku pernah buat fanfic yang judulnya " Mood Maker? Really? " untuk temenku namanya Ica.Nahhh ini fanfic lanjutannya,ini juga buat Ica karena dia ulang tahuuuunnn~ semoga suka,maaf gak nyambung dan aneh.Enjoy~

***

Aku tersenyum setelah membulatkan tanggal 21 di kalender yang terletak di dinding kamarku.

21 May.

Hari dimana aku dilahirkan Ibu-ku.

Dan itu 2 hari lagi.

Aku sudah membuat remainder di setiap ponsel anggota keluargaku.Ibu-ku,Ayah-ku,dan juga Minseok Oppa.

Aku hanya tidak ingin mereka melupakan hari penting bagi hidupku.Dan juga aku tidak ingin ada acara 'diam-diam'-an saat hari ulang tahunku.Kalian tau? Seperti menganggapku hantu tembus pandang yang tidak terlihat.Tidak memberi selamat,mengacuhkan,dan sebagainya.

Ayolahh...itu trik lama.Aku sudah hafal itu di luar kepala.

" Ibu,aku ke rumah Baekhyun ya! " seruku kepada Ibu yang sedang sibuk di dapur.

Saat sahutan Ibu yang berteriak 'iyaa' terdengar,aku langsung membuka pintu rumah dan melenggang ke rumah Baekhyun yang berada persis di samping rumahku.

" Baekhyuuuuunnn! Ohh Baekhyuuuuunnn! " teriakku di depan gerbang.

Sebenarnya aku bisa saja langsung masuk ke dalam rumah Baekhyun,tapi mengingat aku kemari hanya untuk memintanya menemaniku membeli baju-lagipula aku juga sudah mengiriminya pesan aku akan datang-.

" ada apa? " tanya Baekhyun datar.

" Baek,ayo temani aku ke Mall! "

" tidak ah,aku malas keluar,aku masih mengantuk "

Aku memutar bola mataku malas,rambut Baekhyun memang acak-acakan khas orang yang baru saja bangun tidur.Raut wajahnya juga cukup meyakinkan.Tapi apa kalian pernah lihat orang yang baru saja bangun tidur memakai pakaian serapi ini?

Kemeja biru tosca yang di balut dengan sweater rajut putih serta celana levis.

" ayolahh..rencana apa yang sedang kau buat?! jangan pura-pura Baekhyun! Kau juga wangi sekali " seruku sambil memajukan kepalaku mengendus bau parfurm manis khas Baekhyun.

Baekhyun menggaruk kepalanya lalu tersenyum lebar menunjukkan deretan gigi putihnya.

" aktingku kelihatan ya? " tanyanya.

Aku mengangguk.
" sangat Baekhyun " sahutku malas.

Baekhyun mengerucutkan bibirnya.
" aku kan hanya ingin membuatmu kesal seperti orang-orang yang akan berulang tahun kebanyakan "

Aku tertawa kecil.Isi otak Baekhyun terlalu mudah untuk ku tebak.

" rencanamu terlalu mainstream,lain kali buat yang berbeda "

" benarkah? baiklah,aku akan buat rencana yang membuatmu kagum padaku " ucapnya bersemangat.

" yayaya Tuan Byun,sekarang bisakah kita berangkat? Aku tau kau berganti baju untuk mengantarku kan? " tebakku.

" eoh? Iya,hehehe "

***

" Ibuuuuuuu~ aku pulanggggg " teriakku sambil memasuki rumah.

Aku menghampiri anggota keluargaku yang sedang berkumpul di ruang tengah.

" ohh kau sudah pulang? "

Aku mengerutkan dahi-ku mendengar ucapan yang keluar dari mulut Ibu.Tadi aku sudah berteriak kencang,apa tidak terdengar?

Aku hanya mengangguk pelan lalu duduk di samping Minseok Oppa.

" Ayah,Ibu,Oppa,lihatlah aku baru saja membeli dress untuk besok! " seruku sambil membuka tas belanja dan mengeluarkan dress berwarna peach dengan motif polkadot.

" bagaimana? bagus tidak? " tanyaku sambil menatap mereka satu-per-satu.

Mereka semua hanya tersenyum lalu mengangguk,membuatku kembali mengerutkan alisku.

" eum,Soo Jin-ah " panggil Ayah.

" ya Ayah? "

Ayah terlihat berpikir sebentar lalu menatapku ragu.Perasaanku mulai tidak enak.

" bagaimana kalau kita pindah tempat saja? " tanya Ayah.

" pindah tempat? maksud Ayah? " aku balik bertanya karena tidak mengerti.

Ayah menghela nafas panjang.
" tempat acara ulang tahunmu itu…Çafè-nya tidak bisa kita pakai " ucap Ayah.

Aku mengerjapkan mataku berulang kali.Kenapa mereka masih melakukan hal yang sudah ku hafal di luar kepala ini?

" Ayahhhh jangan bercanda " ucapku sambil melipat dress tadi lalu memasukkannya kedalam tas belanjaan.Ayahku memang sungguh humoris.

" bagaimana kalau kita rayakan dirumah saja? Ibu pikir cukup untuk menampung teman-temanmu " imbuh Ibu.

Aku berdecak kesal,mereka sudah ketahuan tapi kenapa terus di lanjutkan?

" Bu,sudahlah jangan main-main,aku tau kalian sedang mengerjaiku,jadi berhentilah,aku sudah tau " ujarku malas.

" Soo Jin-ah,itu benar "

Aku menolehkan kepalaku menatap Minseok Oppa tidak percaya.

" Çafè itu sudah di pesan orang,kita tidak bisa mengadakan acara disana,pihak Çafè baru memberitahu Ayah tadi.Kami sedang tidak mengerjaimu " ujar Minseok Oppa.

Aku terdiam,tidak tau harus membalas apa.Ulang tahun-ku 2 hari lagi,teman-temanku juga sudah ku undang datang ke Çafè yang sedang terkenal itu.Tapi…ada apa ini? Kenapa semuanya jadi begini?

" aku naik ke atas dulu,aku lelah "

***

Baekhyun terus saja membuat lelucon untuk membuatku tertawa.Tapi tetap saja,selucu apapun lelucon Baekhyun,itu tidak lucu di mataku.

Aku benar-benar sedang tidak ingin tertawa.

Aku pusing setelah semalaman memikirkan tempat dimana pesta ulang tahunku akan di laksanakan.Bahkan tadi pagi,teman-temanku sudah meledekku,mengatakan bahwa mereka tidak sabar untuk datang ke pesta ulang tahunku.Aku hanya tersenyum kecil membalas semua ledekkan mereka.

" ahahahahaha "

Suara tawa Baekhyun-yang menertawakan leluconnya sendiri-membuat kesadaranku kembali.Aku menghela nafas pasrah,aku akan memberitahu ke pindahan tempat pesta kepada teman-temanku lewat pesan rombongan saja.Aku benar-benar tidak sanggup kalau harus bebicara langsung.

" Soo Jin-ah "

Aku mendongakkan kepalaku menatap Baekhyun yang menatapku khawatir.Tangan Baekhyun menggenggam tanganku.

" kau baik-baik saja? " tanyanya

" ku harap begitu,Baek "

Untuk saat ini aku benar-benar membutuhkan rencana mainstream Baekhyun.Benar-benar membutuhkannya.

***

" aku pulang… " ucapku pelan.

" Ohh Soo Jin-ah,cepat ganti bajumu lalu turun dan kita makan malam,Ibu masak makanan kesukaanmu " ucap Ibu dari meja makan.

Aku mengangguk pelan lalu naik ke atas.Membuka pintu kamar lalu menghempaskan tubuhku di kasur.

Aku merogoh ponselku yang ada di kantung blazer-ku.Ini saatnya aku memberitahu teman-temanku.

' teman-teman aku pikir kalau mengadakan pesta di Çafè itu terlalu membuang-buang uang.Maksudku—apa bagusnya Çafè? Jadi besok datang ke rumahku saja ya! '

Aku mengerutkan alisku,apa ini kata-kata yang tepat?

Aku menghapusnya dan mengetik ulang.

' teman-teman aku ingin memberitahu kalian kalau tempat dimana pesta ulang tahunku di adakan tidak bisa ku gunakan,jadi kalian datang ke rumah ku besok yaa '

Aku menghela nafas,tidak berniat menulis nama-nama temanku di kotak penerima.Di saat-saat seperti ini aku lebih membutuhkan Baekhyun yang pandai merangkai kata-kata.

' teman-teman besok aku tidak jadi mengadakan pesta '

***

Aku membuka mataku saat merasa silau karena cahaya matahari mulai memasuki kamarku.Ibu sudah membuka gorden kamarku,itu berarti mereka semua sudah bangun.

Aku bangkit dari tidurku sambil menguap lebar.Mengucek-ngucek mataku dan menghela nafas panjang.Tanggal di kalender yang sudah ku bulati dengan spidol berhasil membuat mataku membulat.

Ya ampun—ini hari ulang tahun-ku!

Aku langsung menyibakkan selimutku lalu turun ke bawah.Senyumanku yang mengembang langsung hilang seketika saat melihat post-it yang tertempel di atas meja makan.

' Selamat pagi dan selamat ulang tahun sayangg~ Apa tidurmu nyenyak? Maaf kami semua harus pergi ke rumah Nenekmu,Nenekmu sakit.Ibu sudah menyiapkan sarapanmu,makan siangnya juga sudah ibu masak nanti kau tinggal panaskan saja.Soal pesta,Ibu sudah memesan kue,kalau dekorasi kau bisa meminta bantuan Baekhyun,ibu sudah membeli alat-alatnya.Sekali lagi selamat ulang tahun uri Soo Jin-ah~ 사랑해~ `

Aku duduk di kursi meja makan dengan helaan nafas panjang.Malas sarapan aku memilih untuk mandi,setelah itu ke rumah Baekhyun.Lebih baik aku bertemu Baekhyun.

***

" Baekhyuuuunnn! Ohh Baekhyuuuunnnn! "

Ini sudah kesekian kali-nya aku meneriakkan nama laki-laki itu.Aku bahkan merasa tenggorokanku kering karena Baekhyun tidak kunjung mengeluarkan batang hidungnya.

Apa Baekhyun pergi?

Pintu gerbang terkunci,mobil Ayah Baekhyun juga tidak ada.

Eh—kenapa aku baru menyadari ini? Dasar Soo Jin bodoh!

Aku memutuskan menelepon Baekhyun untuk memastikan sedang dimana dia.

" halo Baek? Kau dimana? " tanyaku begitu Baekhyun mengucapkan 'halo'.

" ohh..maaf Soo Jin-ah aku ke tempat Nenek-ku,beliau sakit.Maaf aku tidak bisa datang ke pestamu,sekali lagi maaf. "

Tut.

Dan Baekhyun menutup teleponnya.Aku mendengus keras,kenapa semua Nenek-nenek harus sakit di hari ulang tahunku? Apa yang Nenek-nenek itu makan sehingga membuat dirinya sakit? Daging? Makanan manis? Atau mereka minum 3 botol Soju?

" setidaknya kau mengucapkan selamat ulang tahun sebelum menutup teleponnya " gumamku sambil memandang gerbang rumah Baekhyun.

Kenapa ulang tahunku terasa begitu menyedihkan?

***

Aku memutuskan untuk berdiam diri di kamar.Tidak berniat makan karena aku sudah kenyang dengan sarapan 'maaf' yang di berikan keluargaku dan juga Baekhyun.

Aku juga tidak berniat mendekorasi rumahku.Biarkan saja teman-temanku datang kemari,atau kalau perlu sekalian saja pintunya ku gembok agar mereka tidak bisa masuk.

Yaa—paling mereka akan memusuhiku sampai aku lulus nanti.

***

" Soo Jiiiiinnn! Ohhh Soo Jiiiiiiiiinnnn! "

Aku menutup kupingku dengan bantal.Aku memang sedang tidur,jadi ini mungkin hanya mimpi.

Baekhyun tidak mungkin di rumahku.

" Soo Jiiiinnn! Ohhh Soo Jiiiiiiinnnn! "

Aku semakin mengeratkan bantalku ke telingaku.

" Ya! Kim Soo Jin! Cepat bangun atau ku seret kau! "

Pukul 18:47

Aku langsung membuka mata lebar-lebar dan bangun dari tidurku.Melompat dari tempat tidur dan membuka pintu kamar.

" Nahh! Akhirnya kau bangun juga,ayo kita— "

BRAK!

Aku menutup pintu kamarku.Apa aku benar-benar sedang bermimpi? Kenapa sosok Baekhyun ada di depan kamarku?

" Ya! Kenapa kau menutup pintunya?! Ini aku! Byun Baekhyun yang tampan! "

Aku kembali membuka pintu.Menatap Baekhyun yang memakai kaus berlengan pendek berwarna biru muda dan celana training panjang berwarna senada.

" Baek—hyun? Ini—Bakhyun temanku? " tanyaku.

Aku memajukan tanganku dan menunjuk-nunjuk pipi Baekhyun dengan tanganku.

Asli.

Ini Baekhyun asli!.

" Hey—apa yang kau lakukan? " Baekhyun yang risih langsung menepis telunjukku.

" kau bilang kau di rumah nenekmu! kau membohongiku?! " seruku kesal.

Baekhyun melebarkan senyumannya sambil tertawa cengengesan.

" sudahlah kau boleh memarahiku nanti,tapi sekarang kau harus ikut aku! "

Baekhyun langsung menarik tanganku ke luar kamar tanpa memberikanku kesempatan untuk 'benar-benar' menghabisinya.

" Baekhyun! Kau mau membawaku kemana?! " seruku kesal.

Baekhyun berhenti menarikku saat kami berada tepat di depan pintu.Dia merogoh kantung celana-nya dan mengeluarkan sapu tangan panjang berwarna hitam.Baekhyun berbalik menghadapku,memajukan wajahnya,membuat mataku membulat kaget.

" Apa—yang kau lakukan,Baek? " gugupku.

Baekhyun menunjukkan saputangan itu tepat di depan wajahku.

" aku harus menutup matamu terlebih dahulu " ucapnya.

" ha? "

Aku menganga kaget tapi Baekhyun langsung menutup mataku dengan saputangan itu.Membuatku bisa menghirup aroma manis yang menguar dari tubuhnya.

" Nah! Ayo kita pergi! "

***

Aku tidak tau apa yang Baekhyun rencakan.Ku ralat perkataanku di awal kalau isi otak Baekhyun dapat ku tebak dengan mudah.

Nyatanya,aku sama sekali tidak dapat menebak apa isi otak seorang Byun Baekhyun.

Aku dan Baekhyun berhenti berjalan setelah-kurasa-aku menaiki mobil,menaiki tangga dan sampai di sebuah tempat yang kurasa aku sedang menginjak rumput.

" kau siap? " tanya Baekhyun.

Aku mengangguk.

Aku bisa merasakan tangan Baekhyun yang melepaskan ikatan saputangan.

Aku membuka mataku perlahan,tidak bisa mengatakan apapun selain—

Menakjubkan.

Di depan mataku terdapat pohon yang dipasang kawat yang berbentuk tulisan—

' HAPPY BIRTHDAY URI SOO JIN '

Di kawat itu dipasang lampu kelap-kelip bermacam warna.Di semak-semak pun juga terdapat lampu kelap-kelip yang sangat cantik.

" Selamat ulang tahun uri Soo Jin!!!!! "

Aku menutup mulutku saat melihat semua orang muncul dari balik pohon,balik semak-semak,dan dari belakang tubuhku.Mereka semua orang tuaku,kakakku,teman-temanku,dan juga guru-guruku.

Tunggu—guru?

Aku baru sadar jika aku sedang berada di taman belakang sekolah yang sangat luas sekarang.

" saengil chukkae hamnida~ saengil chukkae hamnida~ saranghaneun uri Soo Jin~ saengil chukkae hamnidaaaaa~ "

Aku tidak bisa menahan air mataku saat mereka menyanyikan lagu selamat ulang tahun.Aku mendekat ke arah mereka-lebih tepatnya ke arah orang tuaku yang membawa kue tart berlukiskan wajahku-.

" ayo make a wish dan tiup lilinnya! " Baekhyun berseru dari belakang.

Aku memejamkan mataku.

' ku harap aku bisa bersama mereka selamanya '

Fiuuuuhhh.

***

Setelah acara potong kue,kami semua makan-makanan yang telah terhidang manis di atas meja panjang yang terletak di depan semak-semak.

Aku menghampiri Baekhyun-yang sedang duduk menyendiri,setelah mengoceh pada orangtuaku dan kakakku perihal kebohongan yang mereka perbuat.

" Ternyata rencanamu tidak se-mainstream yang ku pikirkan " ucapku sambil duduk di samping Baekhyun.

Baekhyun tertawa kecil.

" tentu saja,untuk sahabatku,mana mungkin aku merencanakan sesuatu yang mainstream " ucapnya bangga.

" aku tahu " sahutku pelan.

Aku menolehkan kepalaku,menatap sisi wajah tenang Baekhyun yang memandang ke depan.

" ngomong-ngomong kau berbohong kan padaku soal Nenekmu? Kau juga kan yang menyuruh orang tua dan juga kakakku untuk berbohong? "

Aku menunjuknya dan menatapnya dengan tatapan menyelidik.

Baekhyun hanya meringis sambil menganggukkan kepalanya.

" dasar tukang bohong! " cibirku sambil menatap ke depan.

" Ya! Itu ku lakukan karena aku tidak mau kau sedih.Aku ingin membuatmu tersenyum. " protesnya.

" benarkah? "

" eum,kalau kau tidak tersenyum aku sedih "

Aku menolehkan kepalaku lalu tersenyum manis padanya.

" terimakasih—terimakasih kau mau menjadi sahabatku Baekhyun. " ucapku tulus.

Baekhyun mengangguk-anggukan kepalanya.

Kami berdua kembali menatap ke depan.

" eh— "

Baekhyun menoleh menatapku dengan alis bertaut.

" apa? "

Aku menatapnya dengan tatap tajam.Mengulurkan tanganku.

" apa,sih? "

Aku memutar bola mataku.

" kado,mana kado untukku? " tagihku.

Baekhyun menatapku tidak percaya.

" kau—aku sudah melakukan ini semua dan kau masih meminta kado? " tanyanya tidak percaya.

Aku mengangguk.Lalu melipat tangan di depan dada.

" kau tidak ingat? "

Baekhyun menggeleng.

" ingat apa? "

Aku berdecak kesal.

" kau belum mengucapkan selamat ulang tahun Baekhyun! " seruku kesal.

Baekhyun menepuk dahi-nya pelan lalu tertawa kecil.

" maaf—aku terlalu sibuk menyiapkan kejutan ini,hehehe "

Aku meniup poniku.

" aku hanya berharap itu darimu,ucapan selamat darimu,aku mengharapkan itu sebagai kadoku " ujarku pelan.

Baekhyun memegang kedua bahu,menatapku sambil tersenyum manis.

" bailklah dengarkan aku baik-baik " ucapnya.

Aku mengangguk.

" selamat ulang tahun Soo Jin-ah,selamat bertambah umur,tetap jadi Soo Jin yang apa adanya,dan tetap tinggal disisiku.Aku menyayangimu "

END

A/N : Happy Birthday Icaaaa~ I wish nothing but the best for you-lah.Sukses teruuuuusss!~ ^^

Jumat, 16 Mei 2014

EXO Fanfiction: Goodbye Summer.

Author: Kyung0712 (@Intansnickers)

Genre: School Life,Friendship,Romance,Sad-maybe-

Cast:
- Oh Sehun
- Cho Eun Hyun (OC)

Support Cast:
- Kim Junmyeon as Suho
- Cho Kyuhyun

Disclaimer: yeeepp! Ini ff masih ff lanjutan ( Half Of My Heart sama All About Him ) Tadinya ini mau di post pas aku pindah -ceritanya ini ff perpisahan buat Hirza- tapi berhubung tanganku gatel..yaa begitu jadinya.Maaf kalo jelek dan gak nyambung.Enjoy^^

***

Sebentar lagi musim panas akan datang,banyak teman-teman kelasku yang sudah sibuk membicarakan rencana liburan musim panas mereka.Tadinya aku memang tidak begitu tertarik,tapi saat Ahn Seonsaengnim-wali kelas kami- membahas tentang liburan musim panas.Sejak saat itulah Sehun mulai mengubah ke-tidak tertarikanku tentang liburan musim panas.

-

" nanti sepulang sekolah,tunggu aku di rumah mu,kita akan membicarakan rencana liburan musim panas kita "

-

Itulah yang Sehun katakan padaku.Dan aku dengan bodohnya mengangguk,sekarang aku mau tidak mau duduk menunggu Sehun di ruang tamu.

" Hei,sudah lama menungguku ya? " tanya Sehun sambil menghempaskan tubuhnya di sofa-disampingku-.

Aku mengangguk " kau menyuruhku menunggumu,tapi kenapa kau lama sekali,huh? "

Sehun melebarkan senyumannya " maaf,tadi aku mandi dulu,oiya aku sudah menyiapkan daftar tempat liburan kita "

Aku memperhatikan Sehun yang merosot dari sofa dan duduk di karpet.Dia dengan serius mengeluarkan bukunya dari dalam tas punggung yang ia bawa.Anak ini benar-benar menggemaskan.

" aku sudah minta beberapa saran dari Ibuku,Ayahku,dan juga Luhan hyung " ucapnya sambil membuka lembar demi lembar kertas.

" kau cari apa,sih? " tanyaku penasaran.Aku tidak terlalu perduli Sehun minta saran siapa,aku juga tidak bertanya soal itu.

" daftar tempat wisata yang akan kita kunjungi,tadi aku menulisnya di buku ini " ucapnya tanpa menoleh ke arahku sedikitpun-kebiasaan Sehun jika sedang serius mencari sesuatu-.

" naahhh— " serunya.

Aku mendekat ke arah Sehun dan dia menggeser bukunya sedikit mendekat ke arahku.Aku mengerutkan dahi,tulisan Sehun,ergh—

" Sehun—tulisanmu " ucapku pelan.

Sehun melirikku malas lalu menghela nafas.

" kita punya 3 tempat pilihan,yang pertama Gyeongpo Beach di Kota Gangneung, yang ke-2 Naksan Beach di Kota Yangyang, atau yang ke-3 Eurwangni Beach " ucapnya.Sehun menutup bukunya,dia memiringkan kepalanya menatapku.

" kau pilih yang mana? " tanya Sehun.

" kau memintaku yang memilih tempatnya? " tanyaku.

Sulit di percaya,tapi ketahuliah,dulu saat libur Musim Panas aku sempat bertengkar dengan Sehun soal tempat-tempat wisata dan alhasil kami tidak jadi liburan.Karena itulah aku jadi tidak tertarik dengan libur musim panas,aku tidak suka pertengkaran.Dan sekarang,aku dibuat terkejut dengan sikap anak keras kepala di depanku ini.

Dia memintaku? Are you serious?

" cepatlah! pilih tempat mana yang kau sukai " serunya gemas.

Aku menggaruk rambutku tanda bingung.Masalahnya bukan hanya aku tidak percaya kalau Sehun memintaku menentukan tempatnya.Tapi—

" aku sungguh-sungguh tidak tau dimana tempat itu,Sehun " ucapku.

Sehun meniup poninya.
" baiklah,begini saja,kau pilih sesukamu,terserah yang mana saja,yang menurutmu namanya paling menarik saat kau dengar " ucapnya.

Menurutku tidak ada nama yang paling menarik saat ku dengar,kecuali satu nama.

Oh Sehun.

" aahh,aku sungguh-sungguh— "

Aku menutup mulutku saat pelototan Sehun menginterupsi teriakan frustasiku.

" baiklah,tapi jangan salahkan aku kalau tempat ini tidak sesuai keinginanmu,oke? "

Sehun mengangguk.
" ayo katakan! "

Aku menarik nafas dan menghembuskannya perlahan.Entahlah kenapa ini malah terlihat lebih sulit dibandingkan saat ulangan Fisika.

" menurutku— " Aku melirik Sehun sebentar yang menatapku tidak sabar.

" Eurwangni Beach? "

***

Aku tidak menyangka ternyata kali ini aku dan Sehun punya tempat tujuan yang sama.Setelah aku menyebutkan pilihanku,Sehun dengan hebohnya berteriak dan mengatakan.

-

" Hei,kita punya pikiran yang sama! Aaakkk..aku sangat senang! Lebih senang saat Ah Ra menerimaku dulu! "

-

Begitu teriaknya,dalam hati aku pun juga sama dengan Sehun.Karena selama 12 tahun kami bersahabat,rasanya kami jarang sekali berpikiran sama.

Sering bertengkar karena berbeda pendapat.

Aku bilang kalau tokoh kartun beruang putih besar kesukaannya itu bodoh.Tapi Sehun langsung memukulku dan mengatakan kalau dia tidak bodoh tapi lucu.

Aku bilang kalau bangun pagi di hari libur lalu jogging itu menyenangkan.Tapi Sehun bilang itu menyebalkan,karena pagi hari di hari libur itu adalah waktu istirahat bagi para pelajar.

Aku bilang kita harus mulai berpikir dewasa.Tapi Sehun bilang kita masih remaja,dan kita harus menikmatinya.

Dan masih banyak hal yang membuat kami sering berdebat,tapi hal itulah yang membuat kami semakin dekat.

" kau sudah menyiapkan segala keperluanmu nantinya? " tanya Sehun sambil memakan fried frice-nya.

Aku menggeleng.
" masih satu minggu Sehun " jawabku santai.

Sehun berdecak.
" kau ini tidak tau kalau kita akan lama disana,kita butuh banyak kebutuhan,nanti sepulang sekolah kita belanja di supermarket "

Kali ini aku yang berdecak kesal mendengar aturan sok dewasa yang keluar dari mulut anak kecil seperti Sehun.

" tidak mau "

" yakin tidak mau? Ibuku yang menyuruhnya tau "

Aku mendengus,Sehun paling tau titik kelemahanku adalah Ibu-nya.

" kau mau kan? " tanyanya sambil tersenyum manis.Sehun memajukan wajahnya sambil memasang tampang imutnya.

Demi apapun aku ingin menampar Sehun saat ini juga.Aku bahkan merasa oksigen di sekitarku perlahan menjauh dari ku.

" Sehun,jauhkan wajahmu! " seruku sambil mendorong bahunya.

Sehun tertawa puas melihatku yang mungkin terlihat memalukan di matanya.

" aku akan mengantarmu "

***

Bel pulang berbunyi nyaring membuat semua murid berteriak gembira.Sebenarnya murid kelas 3 di sekolahku boleh saja tidak masuk ke sekolah,toh ujian negara sudah selesai dan pengumumannya pun sudah di umumkan-ngomong-ngomong aku dan Sehun lulus-.Tapi sekolahku mungkin memang sekolah yang menyebalkan,seluruh murid di wajibkan masuk-kecuali yang mempunyai urusan penting-untuk mengikuti seminar yang katanya penting untuk bekal kami melanjutkan ke perguruan tinggi.

" ayo Eun Hyun-ah! " Sehun sudah berdiri di depan mejaku,ish tidak sabaran sekali!

" baiklah " sahutku malas.

Sehun dengan santainya menggenggam tanganku dan menarikku lembut keluar dari kelas.Kalau boleh jujur,aku senang dengan sikap Sehun yang seperti ini.Senyumannya yang lebar,eye smile-nya,ugghhhh aku memang sangat menyukainya!

" Eun Hyun-ah! "

Aku dan Sehun kompak menoleh ke belakang ke arah Suho-sang ketua osis yang memanggilku-.Dia berlari-lari kecil menghampiri kami.

" ada apa? " tanyaku.

" Ahn Seonsaengnim memanggilmu " jawabnya.

Aku dan Sehun saling pandang bingung,lalu aku kembali menatap Suho.

" baiklah " ucapku.

" ayo ikut aku! " serunya.

Aku dan Sehun tetap berpegangan dan berjalan di belakang Suho menuju ruang wali kelas kami.

" Sehun-ah kau tunggu disini " ucap Suho saat di depan pintu.

Sehun mendengus dan melepas genggaman tangannya.
" jangan lama-lama ya,aku takut supermarketnya tutup " ucapnya sambil menatapku.

Aku tertawa kecil,Sehun ada-ada saja.Jelas-jelas supermarket itu buka 24 jam nonstop.

" hmm..aku tau " sahutku lalu masuk ke dalam ruangan itu.

***

Aku duduk di kursi di depan meja Ahn Seonsaengnim setelah mendapat izin darinya.Suho pun menemaniku dengan duduk disampingku.

" maaf,ada apa ya? kenapa saya di panggil untuk menemui seonsaengnim? " tanyaku penasaran.

Ahn Seonsaengnim tersenyum manis menatapku.Wanita berusia 40-an ini begitu cantik walau sudah mempunyai 4 orang anak.

" Begini Eun Hyun-ah… "

Dia melepaskan kacamatanya lalu menatapku serius.

" karena kemarin saat Ujian Negara nilaimu sangat memuaskan untuk sekolah kami dan juga pastinya untuk dirimu,pihak sekolah mendapat kabar gembira,dan kami yakin ini juga merupakan kabar gembira untukmu " ujarnya.

Aku mengerutkan alisku,masih tidak mengerti apa maksud ucapan Ahn Seonsaengnim yang terlalu bertele-tele.Ayolaahh..tidak perlu memakai pembukaan,ini bukan pidato di hari Senin pagi.

" kami berharap kau akan menyetujuinya mengingat ini merupakan hal yang sangat penting bagi masa depanmu,bukankah kau juga menginginkan ini? " tanyanya dengan tersenyum penuh arti.

Aku menghela nafas pelan,mulai tidak sabar.Sehun,bocah itu pasti mati bosan menungguku di dalam sini.

" Yaa..kami semua juga tidak menyangka,karena— "

Aku berdecak kesal " Seonsaengnim,bisakah kau langsung mengatakan apa maksudmu? Aku ada urusan setelah ini " ucapku tidak sabar.

Ahn Seonsaengnim sedikit terkejut melihat sikapku.Tapi apa dia tidak sadar? Kalimat pembukanya membuat seseorang di luar ruangan ini mungkin sudah tidur sambil berdiri sekarang.

" oohh—begitukah? maaf,baiklah kita langsung ke topik pembicaraan " ucapnya.

Aku menghela nafas lega.Sehun-ah kuharap kau benar-benar tidak tidur sambil berdiri sekarang.

" kemarin sore setelah kalian pulang sekolah,kepala sekolah di telepon oleh pihak dari Universitas Robert Gordon yang berada di Inggris.Mereka mengatakan akan memberi beasiswa untuk salah seorang siswi yang ada disini " ujar Ahn Seonsaengnim.

Jantungku mulai berdetak mendengarnya.

Universitas itu—

Universitas yang termasuk kedalam 12 Universitas terbaik.

" Dan…kau orangnya Eun Hyun-ah.Mereka ingin memberimu beasiswa.Kau bisa pergi Inggris,Eun Hyun-ah! " Ahn Seonsaengnim berseru bahagia.Senyumannya melebar menunjukkan deretan gigi-nya yang putih.

Suho memegang bahuku membuatku menoleh.
" kau mau kan? ini kesempatan yang bagus untukmu Eun Hyun-ah.Bahkan,aku iri padamu,karena kau yang mendapatkan kesempatan itu. "

Aku masih terdiam tidak menjawab pertanyaan yang terlontar dari mulut Suho atau memberi respon pada Ahn Seonsaengnim.Aku senang,sangat senang.Tapi ini terlalu mengejutkanku.Aku bingung harus menjawab apa,disatu sisi ini memang impianku sejak dulu.Tapi disisi lain…aku tidak mau pergi dari sini.

" Eun Hyun-ah,bagaimana? "

Aku mendongakkan kepalaku menatap Ahn Seonsaengnim yang sepertinya sangat penasaran dengan jawabanku.Aku melirik ke samping-ke Suho-yang menatapku penuh harap.

" aku yakin orang tuamu pasti sangat bangga kalau putrinya mendapat beasiswa ke luar negeri " ucap Ahn Seonsaengnim kemudian.

Aku menelan ludahku,jari-jariku bertaut.Iya,orang tuaku pasti bangga.Kyuhyun Oppa juga,dan Sehun juga kan?

" Sehun juga pasti bangga mempunyai sahabat yang jenius sepertimu " imbuh Suho.

Aku memejamkan mataku.Menarik nafas dalam,dan menghembuskannya.Semoga apa yang Suho katakan itu benar.

" Baiklah Seonsaengnim saya menerima beasiswa itu. "

Ahn Seonsaengnim berteriak kegirangan mendengar keputusanku.Dia memelukku erat,ku dengar isakan kecil keluar dari mulutnya.

" selamat Eun Hyun-ah,kau memang murid kebanggaanku " ucapnya sambil melepas pelukannya.Aku tersenyum membalasnya.

" selamat Eun Hyun-ah,kau beruntung sekali "

Aku menatap Suho dan tersenyum padanya.

" kapan kira-kira saya berangkat kesana? "

" satu minggu lagi,saat libur musim panas kau berangkat,segala urusan tentang kepindahanmu akan kami urus dalam 3 hari ini,kau tidak perlu khawatir "

***

Aku berjalan keluar ruangan Ahn Seonsaengnim dengan helaan nafas berat.Entah,aku merasa salah mengambil keputusan.

Aku menarik nafas panjang dan menghembuskannya saat melihat Sehun duduk di bangku yang terdapat di depan ruangan ini.Kepalanya tertunduk.Apa…dia mendengar semuanya?

" Sehun-ah " panggilku pelan.

Sehun menatapku.Aku tidak tau pasti,tapi ada bercak air mata di sekitar matanya.Dia tersenyum.

" ayo kita pulang,kita harus segera membeli keperluan liburan nanti! " ajaknya sambil menggenggam dan menarik tanganku lembut.

Mulutku sudah terbuka,ingin mengatakan bahwa liburan musim panas kali ini aku tidak bisa pergi dengannya.Tapi ada sesuatu yang menyangkut di pangkal tenggorokanku,membuat kata-kata yang sudah ku pikirkan tidak bisa ku keluarkan.

Kami tiba di supermarket,Sehun langsung berjalan ke bagian makanan sambil terus menarikku.Dia menarikku kemanapun,sampai ke kasir dia masih menggenggam tanganku.

" Sehun-ah,lepaskan dulu tanganku kalau kau ingin mengambil uangmu " ucapku saat melihat Sehun kesusahan mengambil uang dari dompetnya.

" Bisa tolong ambilkan uangnya? " Sehun bertanya pada penjaga kasir tanpa memperdulikan ucapanku.

Penjaga kasir itu terlihat canggung tapi mengangguk begitu saja dan mengambil uang dari dompet Sehun.

" ayo kita pulang! "

***

Aku menatap sisi wajah Sehun yang terlihat tenang.Dia sama sekali tidak bicara sepulang dari supermarket.Tangannya masih menggenggam tanganku,bahkan semakin erat.

" Sehun-ah " panggilku.

" aahh..aku lupa,apa kau punya alat-alat untuk membuat istana pasir? Sepertinya akan menarik kalau kita membuat istana pasir disana " ucapnya,dia tertawa kecil setelahnya.Aku tau dia terpaksa tertawa.

" Bukan,bukan itu— "

Sehun menatapku " lalu apa? Jangan bilang kau takut kulitmu hitam? Tenang saja..aku sudah bilang Ibu untuk membawa sunblock " ucapnya sambil tersenyum.

" Sehun dengarkan aku dulu! " seruku sambil melepas genggaman tangannya.

Sehun tersentak,kami berdua berhenti berjalan lalu saling menatap satu sama lain.

" kau sudah mendengarnya kan? " tanyaku.

Sehun memalingkan wajahnya " tidak,aku tidak mendengar apapun,memangnya apa yang harus ku dengar? "

Aku menghela nafas.
" aku menerima beasiswa di Universitas Robert Gordon,Inggris. " ucapku.

Sehun tidak memberi respon apapun.Dia tetap tidak menatapku.

" aku bersedia pergi kesana,dan aku akan pergi kesana " ucapku.

Aku tetap menatap Sehun,menunggunya memberi respon.Tapi air mata yang ku lihat sudah menjelaskan,kalau Sehun memberiku sebuah respon.

Sehun menatapku.
" lalu kau ingin aku mengatakan apa? Selamat? Begitu? Kau pikir aku bisa tersenyum dan mengatakan itu padamu? Tidak,aku tidak akan mengatakan itu. " ucapnya dengan mata yang tajam.

Demi apapun,tatapan Sehun yang tajam lebih menyakitkan daripada kenyataan bahwa dia memang tidak menyukaiku.
" Sehun,bukan begitu,aku hanya— "

" hanya apa? kau ingin bilang kalau kita tidak bisa pergi berlibur bersama? begitu? " tanyanya.

Aku menunduk.
" maaf " ucapku pelan.Air mataku mulai menetes satu persatu.

" kau tau betapa senangnya aku saat kita akan berlibur? Aku bahkan membayangkan kalau liburan musim panasku kali ini akan menjadi liburan yang menyenangkan dan tidak akan pernah aku lupakan,aku sudah menyiapkan bajuku setelah aku pulang dari rumah mu waktu itu.Aku juga merengek meminta Ibu dan Ayah untuk tidak bekerja agar bisa menemani kita,aku merelakan uang jajanku untuk menraktir Luhan hyung minum kopi mahal di Çafé baru demi membujuknya ikut berlibur.Aku—cih,kenapa semua pengorbanan ku terlihat sia-sia? "

Aku mendongak melihat Sehun menghapus air mata-nya sendiri.Aku juga,aku juga sama sepertinya,aku bahkan tidak bisa tidur memikirkan apa yang akan ku lakukan bersama Sehun nantinya.Aku juga tidak takut kulitku akan hitam,asal bersama Sehun aku berubah menjadi abu aku juga tidak masalah.Aku juga sama sepertinya,tapi—ini mimpiku.Aku ingin melihat Ayah dan Ibu-ku bangga melihatku sukses.Aku hanya ingin Sehun mengerti…

" aku harus pulang sekarang,makanan ini harus ku habiskan " ucapnya dingin lalu berbalik meninggalkanku sendirian.

Aku hanya bisa menatap punggung Sehun yang berjalan menjauh.Tanpa berusaha mengejar atau mencegahnya.Aku tidak bisa berbuat apapun untuk membuatnya mengerti,kalau aku juga tidak ingin meninggalkannya.

Aku juga ingin menghabiskan libur musim panasku dengannya.

***

Sehun benar-benar meninggalkanku di jalan sendirian.Sebenarnya aku ingin marah karena sekesal apapun atau sebesar apapun kesalahanku padanya,tapi setidaknya dia tidak meninggalkanku begitu sajakan? Maksudku—aku ini kan perempuan,bagaimana kalau aku di culik lalu di cincang? Baiklah,aku mungkin terlalu jauh berpikir.Tapi tetap saja,sepanjang 12 tahun ini selama Sehun marah,dia tidak pernah begitu.Bahkan dia tetap mau menggendongku yang terjungkal masuk ke dalam selokan karena mengejarnya yang marah.

Aku pulang ke rumah setelah satu jam menangis di tengah jalan,aku pulang dengan keadaan yang kacau.Ekspresi-ku jauh dari kata bahagia untuk ukuran seorang pelajar yang mendapat beasiswa di Universitas terbaik di Inggris.Setelah menceritakan semuanya pada kedua orang tuaku dan kakakku,aku langsung meninggalkan mereka dan pergi ke kamar.

Mengetahui betapa bahagianya mereka itu sudah cukup untukku.Asal mereka bahagia aku juga,dan aku yakin lama-lama Sehun juga akan menerima itu.

" Eun Hyun-ah "

Aku membuka kedua mataku yang baru saja terpejam begitu mendengar suara Kyuhyun Oppa.Aku langsung duduk saat dia masuk ke kamarku dan duduk di sampingku.Dia menatapku dan meletakkan tangannya di atas kepalaku.

" kau baik-baik saja kan? " tanyanya.

Aku mengangguk pelan.

" tadi kulihat Sehun pulang sambil menangis,dia bahkan terlihat seperti anak kecil yang mainannya baru di rebut oleh temannya.Kau tau? Bahu-nya naik turun,suara isakannya juga kencang. " ceritanya.

Aku terdiam,kalo Sehun sudah menangis begitu,pasti dia sangat kecewa padaku.

" kalian bertengkar? " tanya Kyuhyun Oppa menatapku khawatir.

" kurasa Sehun belum bisa mengerti Oppa " jawabku pelan.

" kau sungguh ingin pergi? "

Aku mengangguk lambat.
" aku ingin membuat kalian bangga padaku,itu mimpiku,tapi Sehun tidak mengerti " ucapku.

Kyuhyun Oppa merangkulku dan membiarkanku menangis dipelukannya.Satu-satunya orang yang bisa membuatku tenang saat ini hanya Kyuhyun Oppa.

" aku yakin Sehun akan mengerti,dia hanya butuh waktu untuk itu "

***

Aku berangkat ke sekolah dengan semangat yang benar-benar hilang entah kemana.Kyuhyun Oppa bahkan mengantarku,katanya dia takut aku tertiup angin karena sangat loyo pagi ini.

Aku masuk kelas dan pandanganku langsung tertuju ke arah Sehun yang melihatku tapi langsung melengos begitu saja.Dia bahkan langsung memasang earphone di kedua telinganya.Aku hanya bisa menghela nafas lalu duduk di bangku ku.

Ahn Seonsaengnim masuk dan dia menyampaikan pada semua anak-anak di kelas agar membuat kenangan manis denganku sebelum aku pergi beberapa hari lagi.Begitu pun dengan guru yang masuk selanjutnya,aku sampai mengantuk mendengarnya.

***

Lusa aku berangkat ke Inggris semua perlengkapan yang akan ku perlukan sudah ku persiapkan.Bahkan pihak sekolah dan pihak universitas sudah selesai mengurus surat-surat kepindahanku.

Dan selama 3 hari ini juga Sehun benar-benar mendiamkanku.Dia tidak menegurku di kelas,di rumah pun begitu.Aku sudah berusaha untuk mengajaknya pergi,bermaksud untuk membuat kenangan manis sebelum aku pergi ke Inggris.Tapi dia malah mengatakan kalau dia tidak mau melihatku lagi.

Baiklah,tidak ada hal yang bisa ku lakukan kecuali berdo'a semoga Sehun menyesal telah mendiamkanku.

Aku keluar dari rumah untuk pergi ke Mall sendiri.Kyuhyun Oppa bilang dia malas pergi,Ibu juga sedang pergi dengan Nyonya Oh.Ayah kerja.Jadi aku memang harus pergi sendiri.Sehun?

Oh ayolah,sudah ku katakan dia tidak mau melihatku lagi.

" warna merah? atau hitam? " gumamku sambil mengangkat tinggi-tinggi mantel yang akan ku beli.Ini yang ku benci saat aku harus pergi berbelanja sendiri.

Aku tidak bisa meminta saran siapapun.

" seleramu itu murahan atau kau memang tidak tau fashion? itu jelek dua-duanya "

Aku menolehkan kepalaku dan sangat amat terkejut melihat Sehun sudah beridiri manis di sampingku.

" se—sejak kapan kau disini? " tanyaku sambil menunjuk hidungnya.

Sehun menepis telunjukku lalu membuka kacamata hitam yang bertengger manis di hidung mancungnya.
" saat kau dengan tinggi-tinggi mengangkat dua mantel jelek itu " ucapnya ketus.

Aku mendengus.
" ini tidak jelek,menurutku ini bagus " ucapku.

" cih,bagus? ku perlihatkan padamu mantel yang bagus itu seperti apa " ucapnya lalu menarik tanganku ke tempat yang lain.

Sehun mengambil sebuah mantel berwarna Peach dan menunjukannya tepat di depan wajahku.
" kau lihat? Ini lebih cocok untukmu daripada mantel tadi "

Aku mengambil mantel itu dari tangan Sehun dan menelitinya.
" tapi aku lebih suka mantel merah tadi " gumamku.

Sehun berdecak kesal.
" yaa..terserah kau sajalah "

Aku menghela nafas " baiklah,aku akan pilih mantel yang ini,minggir aku mau ke kasir "

Sehun langsung memberikanku jalan dan mengikutiku ke meja kasir.

" biar saya saja yang bayar " ucapnya.

Aku menoleh dengan alis bertaut.

Sehun berdehem lalu menyerahkan mantel yang sudah di masukkan ke dalam tas belanja padaku.

" anggap ini kenang-kenangan untukmu " ucapnya.

Aku mengangguk dan tersenyum kecil.
" terimakasih "

" yaa sama-sama dan karena kita sudah terlanjur ada di Mall ini,bagaimana kalau kita jalan-jalan? Kurasa tidak buruk juga "

Aku tertawa kecil lalu mengangguk lagi.

" baiklah,ayo! "

***

Sudah ku duga,Sehun tidak akan pernah sungguh-sungguh dengan ucapannya.Dia bahkan menarikku ke sana ke mari.Merengek ini dan itu.Seperti Sehun yang dulu.Dan aku senang melihatnya.

" aku lelah " keluhnya sambil duduk di bangku panjang yang terletak di depan Mall.

Aku mengangguk.
" kau seperti robot yang tidak bisa berhenti bergerak,kau yang membuat dirimu lelah " balasku.

Sehun mendengus.
" ini karena sudah lama aku tidak bersamamu,aku terlalu senang bisa bersamamu lagi " ucapnya santai.

Aku menoleh menatapnya yang sedang sibuk meneguk minumannya.Dia sadar berbicara seperti itu?

" aku memutuskan untuk tidak berlibur " ucapnya sambil menunduk.

" kenapa? "

" tidak ada kau,tidak seru "

Sehun menatapku,mengunciku dalam tatapannya yang dalam.

" aku tau aku terlalu kekanak-kanakan,mendiamkanmu beberapa hari ini,aku melakukan itu karena takut akan menangis lagi di depanmu,karena—bagaimanapun juga aku laki-laki,dan sangat menyebalkan apabila aku harus menangis di depan perempuan. " ujarnya.

Aku mengangguk.
" tidak apa-apa,aku juga minta maaf "

Sehun menarik nafas panjang lalu menghembuskannya perlahan.

" kau—sungguh-sungguh akan pergi? " tanyanya dengan menatapku penuh harap.

Aku mengangguk.

" kapan akan kembali? " tanyanya.

" setiap liburan pasti aku akan berkunjung Sehun " jawabku.

Sehun menggeleng.
" bukan,bukan itu.Maksudku kapan kau akan benar-benar kembali lagi? " tanyanya lagi.

" kalau aku bisa cepat 2-3 tahun aku akan kembali " jawabku.

" ohh..begitu ya.. " Sehun menundukkan kepalanya.

Aku menggerakkan tanganku,mengusap-usap punggung Sehun.

" kau tau? aku sangat-sangat bersyukur mempunyai sahabat sepertimu " ucapku.

" jangan menangis kalau aku pergi nanti,aku tau kau sedih,tapi kalau kau menangis aku akan lebih sedih " lanjutku lagi.

Sehun menganggukkan kepalanya.Dia mengangkat kepalanya dan menatapku.

" sebelum kau pergi,boleh aku tanya sesuatu? " tanyanya.

Aku berpikir sebentar lalu mengangguk.

" laki-laki yang kau sukai,dia—siapa? "

***

" jangan lupa telepon Ibu kalau kau sudah sampai " petuah Ibu setelah mengecup pipiku.Aku mengangguk membalasnya.

" beritahu Ayah kalau kau dalam masalah " petuah Ayah setelah mencium keningku.Aku mengangguk.

" jangan menyusahkan orang lain dan carilah teman,oke? " Aku mengangguk membalas petuah Kyuhyun Oppa setelah memelukku.

Aku berdiri di depan Sehun,tersenyum menatapnya.

" sudah ku bilang kau jangan menangis " ucapku lalu menghapus air matanya.

" aku jahat ya? " tanyanya.

Aku menggeleng.

" kau pasti banyak mengeluarkan air mata karenaku kan? "

Aku menggeleng.

" kenapa—kenapa kau menyukai laki-laki seperti ku? "

Aku mengendikkan bahu.

" tidak tau,aku juga bingung,kenapa aku begitu menyukai laki-laki manja sepertimu "

Sehun mengerucutkan bibirnya.Membuatku tertawa.

" bisakah kau menjawabnya dengan jawaban yang romantis? " sungutnya.

Aku tertawa.

" baiklah,Oh Sehun sekarang kau tau kan siapa laki-laki yang ku sukai? "

Sehun mengangguk.

" dia Oh Sehun,laki-laki tampan dan tinggi.Dia manja dan menyebalkan.Kau begitu menyukainya " ucapnya.Bibirnya masih mengerucut.

" kau betul " balasnya.

" seharusnya kau tidak menyukaiku,aku tidak mau kau menangis karena menyukaiku "

Aku menatap Sehun,tersenyum manis padanya.Meyakinkannya kalau aku baik-baik saja.

" asal kau selalu di sampingku,kau tidak menyukaiku pun tidak masalah,aku akan baik-baik saja " ujarku.

Sehun merentangkan kedua tangannya.
" cepat peluk aku sebelum aku menangis! "

Aku tertawa kecil lalu memeluknya.Menghirup aroma parfum coklat yang menguar dari tubuhnya.Mungkin eh bukan mungkin pasti aku akan merindukan parfum ini.

Sehun melepaskan pelukannya.Dia menatapku dengan alis bertaut seolah sedang berpikir.

" Nyonya Cho mencium pipimu,Tuan Cho mencium keningmu,Kyuhyun hyung memelukmu.Aku juga memelukmu,haruskah aku mencium pipi dan keningmu juga? " tanyanya polos.

Aku belum mengangguk ataupun mengatakan kalau bocah ini boleh mencium pipi dan keningku.Tapi dia melakukan itu.

Mencium pipiku singkat.

Dan mencium keningku.

Lama sekali.

Sehun menatapku sambil tersenyum.

" pergilah dan kembali lagi,aku akan menunggumu " ujarnya.

Aku mengangguk menarik koperku dan berbalik,berjalan menjauh dari mereka.

" EUN HYUN-AH! "

Aku menoleh saat Sehun berteriak.

" CEPAT KEMBALI! AKU AKAN MERINDUKANMU! "

Sehun melambai-lambaikan tangannya,sedangkan aku hanya bisa mengangguk membalasnya,lalu kembali berjalan.

" aku juga Sehun,bahkan sekarang aku sudah merindukanmu "

-

" kau benar-benar ingin tau siapa laki-laki yang ku sukai? " Aku balik bertanya.

Sehun mengangguk cepat.
" seperti apa orangnya? "

Aku menarik nafas panjang lalu menghembuskannya perlahan.Sudah saatnya Sehun tau.

" aku dan dia sudah berteman sangaaattt lama,dia itu menyebalkan,dia itu manja,dia itu tukang marah,dia itu tidak tau malu,dia itu cengeng,tapi di balik sifat-sifatnya yang buruk itu,ada satu sifat yang paling aku sukai "

Aku melirik Sehun yang menatapku penasaran.

" dia selalu tau cara untuk membuatku tersenyum,bahkan dengan semua tingkah buruknya pun aku bisa tersenyum karena itu " ujarku.

Aku lagi-lagi menarik nafas lalu menghembuskannya.Aku menolehkan kepalaku menatap Sehun sambil tersenyum.

" singkat kata orang itu sepertimu,Sehun "

Sehun mengerutkan alisnya.
" dia sepertiku? " ulangnya.

Aku memutar bola mata,lupa dengan sifat Sehun yang lambat dalam berpikir.
" dia juga lambat dalam berpikir "

" Hei—ku pikir sifatku tidak seburuk itu,maksudku—sifat buruk ku tidak sebanyak yang kau sebutkan tadi,dan juga—aku tidak lambat dalam berpikir! "

Aku tertawa geli melihat ekspresi tidak terima yang di tunjukkan Sehun.
" yang penting di mataku kau begitu "

" walaupun di matamu aku— " Sehun menghentikkan kalimatnya dan menatapku tidak percaya.

Aku tersenyum penuh arti menatapnya,ku rasa otak Sehun sudah berjalan dengan normal.

" kau—menyukaiku? " tanyanya dengan telunjuk yang mengarah ke wajahnya sendiri.

Aku mengangguk.
" eum,kau,Oh Sehun.Laki-laki dengan segudang sifat buruk yang menjengkelkan.Aku menyukaimu.Sangat menyukaimu "

" sulit di percaya— "

Aku mengangguk lagi dan menatap ke depan.

" awalnya,tapi itulah kenyataannya,Sehun.Aku menyukaimu "

" Eun Hyun-ah " panggilnya pelan.

Aku menoleh menatap Sehun yang masih terlihat terkejut.

" kita pulang sekarang ya? "

-

END