Author: Kyung0712 (@Intansnickers)
Genre: School Life,Friendship,Family
Cast:
- Kim Jongin
- Kim Soo Wook (OC)
- Kim Junmyeon
- Seo Eun Ji (OC)
- Oh Sehun
Disclaimer: fiuh-elap keringet- ff ber-genre friendship yang sebenernya rada awkward jadinya XD makasih buat mbah google yang sangat berperan~ maaf kalo jelek dan gak nyambung.Enjoy^^
***
Kelas 2-B terlihat sangat tenang.Hari ini semua guru killer mengisi mata pelajaran di kelas yang terkenal tidak pernah bisa diam itu.Mereka semua pun memilih menutup mulut karena wali kelas mereka sudah memperingatkan mereka jika mereka membuat ulah,maka tahun ini mereka tidak akan naik kelas.
Sekarang,Cho Seonsaengnim-guru kimia- sedang menulis di papan tulis tentang aksi-reaksi senyawa.Semua sibuk mencatat,kecuali si biang onar yang tidak pernah takut akan hukuman.
Kim Jongin.
Dia malah asik menopang dagu sambil memainkan bolpoin layaknya pesawat terbang.
Menurutnya,mata pelajaran Kimia,Fisika,dan Matematika itu adalah dongeng pengantar tidur.Setiap kali guru killer menerangkan,menulis penjelasan di papan tulis atau bahkan memberikan ulangan-yang menegangkan bagi setiap muridnya-justru terasa membosankan bagi Jongin.Matanya terasa berat apabila melihat sederet angka di atas papan tulis atau di atas kertas putih.
" kapan dia akan keluar dari sini? " gerutu Jongin sambil melihat jam tangan hitam di pergelangan tangan kirinya.
Jongin menghela nafas panjang,masih ada 20 menit lagi sebelum bel istirahat berbunyi.
" aku akan benar-benar tertidur " gumamnya sambil menguap lebar.
Matanya berkeliling melihat teman-temannya yang terlihat serius mencatat.Jongin tertawa kecil,mereka semua berusaha keras agar tidak membuat ulah saat ini.
Mata Jongin terhenti melihat satu gadis berambut panjang yang duduk di bangku paling pojok sebelah kiri.Entah kenapa,Jongin sering memperhatikan gadis yang mempunyai bulu mata lentik itu.
" KIM JONGIIINNNNN!!!!! "
Aahh..baiklah,ini dia saatnya untuk keluar.
***
" hey,kkamjjong! Bisakah kau tidak membuat Cho Seonsaengnim naik darah? "
Laki-laki berkulit putih susu itu menatap Jongin heran,menggeleng-gelengkan kepalanya menyikapi tingkah aneh sahabat kecilnya.
Jongin tertawa kecil sambil menelan mie hitam-nya.
" kenapa? Itu seru,Sehun! " balas Jongin.
" seru apanya?! Kalau begini terus bisa-bisa kita benar-benar tidak naik kelas! Aish! " geram Sehun.Wali kelasnya sudah memberi peringatan,dan parahnya itu peringatan yang ke-15 yang kelas mereka dapatkan.Sehun benar-benar tidak mau mengulang kelas.
Jongin tertawa melihat tingkah sahabatnya itu.
" Sehun,sekolah kita tidak mungkin tidak menaikkan 20 orang siswa sekaligus,memangnya mereka tidak malu mendengar omongan sekolah lain? "
Sehun mengulurkan tangannya,memukul kepala Jongin menggunakan sumpit.Berharap agar sahabatnya itu dapat berpikir lebih normal lagi.
" seharusnya kau yang malu,aku heran kenapa sekolah yang katanya bagus malah menerima murid sepertimu " ucap Sehun.
Jongin mengelus-elus kepalanya yang berdenyut sambil terkekeh.
" aku tampan,makanya aku di terima "
***
" ayo Kim Soo Wook! Yang benar! "
Gadis yang di panggil hanya merengut menanggapi laki-laki yang meneriakinya tadi.Dia duduk di lantai sambil meniup poninya.Kesal.
" Aish! Sudahlah! Aku tidak bisa Oppa! " teriaknya frustasi.
Laki-laki yang di panggil Oppa itu menghela nafas lalu mendekati adik semata wayangnya itu.Dia berjongkok di depannya.
" kau ini mudah sekali menyerah,katanya mau mengalahkan Eun Ji? "
Soo Wook memanyunkan bibirnya " aku tau,tapi aku lelah,kakiku mati rasa " keluhnya.
Soo Wook mulai memijat-mijat kaki-nya.Besok dia akan bertanding dengan Seo Eun Ji,gadis cerewet yang suka mencari gara-gara dengannya semenjak Soo Wook tidak sengaja melempar gadis itu dengan uang logam.
Dan kemarin Soo Wook tidak sengaja menumpahkan air pel-an membuat baju seragam Eun Ji basah kuyup dan bau pengharum lantai.Gadis itu marah dan menantang Soo Wook untuk bertanding dengannya.
" aku harus memenangkan pertandingan ini,aku tidak mau dia menang! " tekad Soo Wook.Dia bangkit dari duduknya dan meraih tali yang sempat dia lempar.
***
" kau sudah dengar? "
Jongin mengernyitkan dahi-nya.
" dengar? dengar apa? " tanyanya bingung.Sehun baru datang dan bertanya seperti itu,jelas membuatnya bingung.
" nanti,saat pulang sekolah ada pertandingan seru! " ucap Sehun antusias.
Jongin makin tidak mengerti.
" pertandingan? pertandingan apa? "
Sehun menghela nafas.Jongin terlalu lambat berpikir,batinnya gemas.
" Soo Wook akan bertanding lagi dengan Eun Ji! "
Jongin membulatkan matanya.Lagi? Baru saja seminggu yang lalu mereka berdua bertanding memindahkan gelas plastik dari sisi yang satu ke sisi yang lainnya.Lalu,sebelumnya juga bertanding menahan nafas di kolam renang.
Dan—pertandingan konyol apa lagi yang akan mereka lakukan?
***
Lompat Tali.
Kali ini dua orang itu akan bertanding lompat tali.Barang siapa yang melompat lebih banyak tanpa berhenti,dia yang akan menang.Begitu kata Eun Ji dengan toa putih-kuningnya.
Semua murid berkumpul di stadion olahraga yang ada di belakang sekolah mereka.Tempat dimana Soo Wook dan Eun Ji sering bertanding.
Jongin menghela nafas gusar.Di tatapnya gadis berambut panjang yang sedang melakukan pemanasan di pinggir lapangan.Gadis itu menggunakan baju olahraga,rambutnya pun di kuncir satu.Sama seperti pertandingan sebelum-sebelumnya.
" kau kenapa? " tanya Sehun.Dia baru saja kembali dari kantin.Membeli snack besar dan dua kaleng cola.Hal yang Sehun lakukan setiap menonton pertandingan dua gadis yang saling bermusuhan itu.
" apa dia akan menang kali ini? " gumam Jongin.Mungkin lebih tepatnya dia bertanya pada Sehun.Matanya masih menatap gadis yang kini sedang berdo'a.
Sehun menggeleng,dia ikut-ikut-an menatap gadis yang sedang di tatap sahabatnya itu.
" dia selalu kalah,aku tidak yakin dia akan menang " jawab Sehun.
Jongin menghela nafas.Sudah 8 kali mereka melakukan pertandingan,dan sudah 8 kali pula gadis itu selalu kalah.
Dia tidak keluar dari air setelah 15 menit waktu selesai,dan setelah di periksa,ternyata dia pingsan.Terakhir kali,gadis itu kalah karena tiba-tiba berhenti berlari dan tidak bergerak sampai waktunya habis.
PRIITTT.
Peluit tanda pertandingan di mulai bebunyi nyaring membuat siswa-siswi berteriak heboh.
Jongin mengepalkan tangannya menatap gadis yang berdiri di tengah lapangan sambil menggenggam tali di kedua tangannya.
" Kim Soo Wook " gumamnya.
***
Dia kalah lagi.
Kim Soo Wook kalah lagi.
Kali ini,setelah melompat sebanyak 24 kali tanpa henti,dia tiba-tiba terduduk.Bahkan setelah 10 menit,dia tidak juga bangun dari duduknya.Jongin yang melihat itu hanya bisa menggigit bibir bawahnya gemas.Tangannya terkepal.
Tidak lama,dari sudut stadion keluar dua orang perempuan-sepertinya anggota PMR- dia membopong Soo Wook dengan tandu dan membawanya keluar dari stadion.
" apa yang sebenarnya terjadi dengannya? "
***
Soo Wook berdecak kesal.Lagi-lagi dia harus kalah dengan gadis cerewet itu.
" 9 kali "
Soo Wook mendongak,menatap gadis berambut sebahu yang berjalan mendekatinya yang duduk di atas ranjang ruang kesehatan.
" kau 9 kali kalah dariku " ucapnya.
Soo Wook mendengus.
" aku tau,kau tidak perlu mengingatkanku " balasnya.
Eun Ji tertawa,dia melipat kedua tangannya di depan dada.
" kau lemah sekali,baru 24 kali lompatan saja sudah ambruk,cih "
Soo Wook mengepalkan tangannya.Ingin sekali dia menjambak rambut gadis itu hingga botak atau kalau perlu menarik mulutnya seperti mulut platypus.Tapi sayang,dia tidak sekejam nenek sihir.
" kita bertanding lagi " ucap Soo Wook mantap.
Eun Ji menatapnya tidak percaya.
" kita akan bertanding lari di sepanjang jalan sungai Han,bagaimana? " tantang Soo Wook.
Eun Ji masih terdiam tidak menggerakkan kepalanya.
" kali ini,aku akan benar-benar mengalahkanmu! " desis Soo Wook tajam.Dia langsung turun dari ranjang dan pergi meninggalkan Eun Ji yang masih tidak bergerak.
***
" memangnya dia pikir aku akan menyerah begitu saja? Cih,liat saja di pertandingan kali ini,aku yang akan menang " gerutu Soo Wook di sepanjang koridor sekolah.
Soo Wook berbelok ke arah loker-loker murid kelas 2.Dia berjalan ke arah loker nomor 7.Membukanya dan mengambil baju seragam.
" kau mau bertanding lagi dengannya? "
Hampir saja Soo Wook memukul kepala laki-laki yang tiba-tiba muncul di bekakangnya itu.
Soo Wook berkacak pinggang.
" memangnya kenapa? " tanyanya.
" kau selalu kalah,berhentilah "
Soo Wook menatap laki-laki yang terkenal biang onar itu.
" hei Kim Jongin,kenapa kau mencampuri urusanku? Aku kalah atau menang,itu urusanku "
Jongin berdecak kesal.Tidak menyangka jika Soo Wook akan sekeras kepala ini.
" hanya berhenti,tidak bisa? kau selalu kalah " Jongin menatap Soo Wook,mengisyaratkan gadis itu kalau dia memang harus berhenti.
Soo Wook menggeleng.
" tidak sebelum aku menang " ucapnya lalu pergi meninggalkan Jongin yang mendesah frustasi atas tingkahnya.
***
Mustahil.
Jongin sama sekali tidak mengerti jalan pikirannya sendiri.Biasanya saat kepalanya sudah menyentuh bantal saat itu juga matanya akan terpejam.
Tapi ini?
Ini bahkan sudah 3 jam sejak kepalanya menyentuh bantal,tapi matanya belum juga terpejam.
Pikirannya terus melayang menembus langit malam.Wajah Soo Wook selalu muncul saat dia memejamkan mata.
Tadi,saat Soo Wook meninggalkannya,lokernya belum tertutup,dan Jongin menemukan sesuatu yang terlalu aneh kalau di sebut vitamin atau bahkan permen.
" apa—dia sakit? "
***
" 2 menit 25 detik "
Junmyeon memperlihatkan stopwatch-nya di depan wajah adiknya itu.
" Ha? Kenapa—hhh—lama—hhh—sekali—hhh? "
Junmyeon menarik tangan dingin adiknya untuk duduk di sampingnya.
" Soo Wook-ah bisakah kau berhenti? " tanyanya.
Soo Wook mengerjapkan mata-nya berkali-kali.
" kenapa—Oppa menyuruhku berhenti? "
Junmyeon terdiam sebentar,menarik nafas panjang lalu menghembuskannya perlahan.
" aku tidak mau kau dalam bahaya " ucapnya.
" tidak,aku akan baik-baik saja " sahut Soo Wook meyakinkan.Ia menggenggam tangan kakak-nya erat.
" Soo Wook-ah— "
" Oppa " potong Soo Wook cepat.
" kau tidak perlu khawatir,asal kau berdiri di belakangku dan terus menyemangatiku,aku akan baik-baik saja " ujarnya.
Junmyeon menunduk.
" Ayolahhh...Oppaaaaa " rengek Soo Wook.Dia menggoyang-goyangkan tangan Junmyeon.
Junmyeon mengangkat kepalanya dan menatap Soo Wook.Mengulurkan kelingkingnya.
" kau janji? "
Soo Wook mengangguk lalu mengaitkan kelingkingnya pada kelingking Junmyeon.
" kau bisa mempercayaiku "
***
Soo Wook meluruskan kaki-nya sambil memijat-nya perlahan.Dia menarik ujung bibirnya,tersenyum.
" hei,bisakah minggu besok kau bekerja sama denganku? " Soo Wook bertanya pada kedua kaki-nya sendiri.
" kalau minggu besok kau bisa diajak bekerja sama,aku janji,setelah itu aku akan mengajakmu terapi,bagaimana? "
Soo Wook memandangi kedua kaki-nya yang diam tidak menjawab.
" tidak mau,aku tidak mau itu "
Soo Wook membulatkan matanya,dia tidak salah dengarkan? Kaki-nya bisa bicara?
" la—lalu apa yang kau inginkan? " tanya Soo Wook.
" bisakah kau berhenti bertanding? itu menyiksaku "
Soo Wook mengerutkan dahinya.Dia menghela nafas,seperti tau asal suara yang membalas ucapannya.Itu bukan kaki-nya.
Hei kaki tidak bisa berbicara!
Soo Wook menoleh ke belakang,menatap laki-laki yang menyengir lebar di balik batu besar.
" ternyata kau "
Jongin terkekeh lalu menghampiri Soo Wook yang duduk meluruskan kaki-nya di pinggir lapangan sekolah.Jongin ikut duduk di samping gadis itu lalu menatap sisi wajahnya yang menatap ke depan.
" itu benar-benar suara kaki mu,dia memintamu untuk berhenti " ucap Jongin.
Soo Wook menghela nafas malas.
" kenapa semua orang begitu? " gumamnya sambil menunduk.
Jongin mengerutkan alisnya tidak mengerti.
" begitu? Begitu bagaimana? "
" mereka semua menyuruhku berhenti,kau,oppa-ku,ibu-ku,ayah-ku,kalian sama saja " jawab Soo Wook.
Jongin tersenyum,menyentuh pundak Soo Wook.
" kami menyayangimu,itu alasannya " ujar Jongin.
Soo Wook menatap Jongin.
" apa orang sepertiku tidak pantas menang? " tanyanya.
Jongin kembali mengerutkan dahinya.
" orang sepertimu? maksudmu apa? "
***
Jongin tau isi dari botol kecil itu bukan vitamin apalagi permen.
Itu adalah obat bagi penderita GBS atau Guillain Barre Sindrom seperti yang di alami Soo Wook sekarang.
-
" tahun lalu aku mengalami infeksi usus " ucap Soo Wook mengawali ceritanya.
Jongin dengan setia menatap sisi wajah Soo Wook dan diam-diam memuji bahwa gadis ini benar-benar cantik.
" setelah itu,aku merasa jari-jariku kesemutan,seperti ditusuk-tusuk.Kau tau? Itu sakit sekali " Soo Wook tertawa kecil.Seperti mentertawakan dirinya sendiri.
" Awalnya aku diam dan tidak mengatakan hal itu pada siapapun,tapi lama-lama bukan hanya jari-jariku saja yang sakit,punggung-ku juga,aku susah menggerakkan bola mataku,mengunyah dan menelan makanan-pun aku mulai susah melakukannya.Akhirnya aku mengatakan ini pada keluargaku dan mereka sepakat membawaku ke rumah sakit "
Soo Wook menarik nafas panjang.Mengumpulkan tenaga untuk melanjutkan kelanjutan ceritanya.
" aku di tes di laboratorium,dan ternyata aku terkena penyakit mengerikan itu,sistem imun yang seharusnya menjaga tubuhku dari serangan virus dan bakteri jahat namun justru menyerang syaraf-ku sehingga sel-sel dalam tubuh-ku mengalami kerusakan.Sistem imun-ku penghianat bukan? "
Soo Wook menatap Jongin sambil tersenyum.
" aku kalah bukan karena aku payah,tapi penyakit menyebalkan ini yang membuatku kalah,penyakit tidak tau tempat ini yang membuatku malu di depan banyak orang,kakiku,tanganku,semua anggota badanku akan berhenti bergerak suatu saat nanti "
Jongin mulai melihat air mata yang menumpuk di pelupuk mata Soo Wook.Gadis itu sedang menahannya.
" jangan berhenti " ucap Jongin memotong ucapan yang baru saja akan keluar dari mulut Soo Wook.
Soo Wook menatap Jongin tidak percaya.
" jangan berhenti,aku akan mendukungmu,aku akan ada di belakangmu " ucap Jongin.
Soo Wook menarik kedua ujung bibirnya ke atas.
" kau pantas menang,jadi jangan berhenti "
-
***
Semua murid sekolah memenuhi jalanan Sungai Han pagi ini.Mereka semua berkumpul untuk menyaksikan pertandingan ke-10 dari dua teman mereka.
" bisa kita berhenti sekarang? " Eun Ji berdiri di depan Soo Wook yang sedang mengikat tali sepatunya.
Soo Wook mendongak lalu tersenyum.Dia berdiri sambil berkacak pinggang.
" tidak sebelum aku mengalahkanmu "
Eun Ji mendesah keras.Dia berbalik lalu bersiap-siap di posisinya.
Soo Wook tertawa kecil lalu ikut bersiap-siap di samping Eun Ji.
DOR!
Tembakan pistol ke udara membuat mereka langsung berlari mengelilingi Sungai Han.
Dari jejeran penonton.Jongin yang berdiri di samping Junmyeon terus mengepalkan tangannya.Sementara Junmyeon memejamkan matanya dan terus berkomat-kamit,dia berdo'a.
" hyung,Soo Wook pasti menang " bisik Jongin di telinga Jumnyeon.
Junmyeon membuka matanya dan menatap Jongin.
" ku harap dia menepati janjinya "
***
Eun Ji tidak bisa berhenti menoleh ke belakang,ke arah Soo Wook yang berlari di belakangnya.Gadis itu mulai melambat membuat hati Eun Ji tidak tenang.
" Soo Wook-ah! " teriak Eun Ji ketika gadis itu sudah jatuh terduduk.Dia berlari menghampiri Soo Wook.
Soo Wook tersenyum menatap Eun Ji.
" bodoh—hhh—kenapa—hhh—kau—hhh—menghampiriku—hhh? " tanya Soo Wook dengan nafas yang tersengal-sengal.
" aish! Kau yang bodoh! Kau itu— " Eun Ji berhenti mengomel,dia mulai mengangkat tubuh Soo Wook yang mulai melemas.
" hei—hhh—tinggalkan—hhh—aku—hhh—aku—hhh—berat—hhh " ucap Soo Wook dengan nafas yang terdengar satu-satu.
" diamlah! " seru Eun Ji kesal.Matanya mulai berair,dia benci mengakuinya,tapi dia benar-benar takut sekarang.
Soo Wook menyunggingkan senyum di bibirnya yang pucat dan mulai mengering.
" terimakasih—hhh "
***
Soo Wook di larikan ke ruang ICU.Junmyeon dan Jongin terlihat panik melihat Eun Ji yang datang sambil menuntun Soo Wook yang setengah sadar.
Setelah cukup lama menunggu di luar,dokter akhirnya keluar dari ruang ICU dengan wajah yang keruh.
" kami terpaksa memasang ventilator agar dia dapat bertahan hidup "
Ibu Soo Wook langsung jatuh pingsan membuatnya harus diangkat dan di pindahkan ke ruang rawat.Ayah Soo Wook ikut menemani istrinya itu.Sedangkan,Junmyeon,Jongin dan Eun Ji memilih masuk ke ruang ICU untuk melihat kondisi Soo Wook.
Lambaian tangan Soo Wook menyambut kedatangan mereka.Gadis itu sudah sadar.
" kau melanggar janjimu " ucap Junmyeon yang duduk di bangku kecil yang terletak di sebelah kanan ranjang Soo Wook.
Soo Wook tersenyum lemah.
" aku baik-baik saja,sungguh " sahut Soo Wook dengan suara yang serak.
Tatapan Soo Wook beralih ke arah Eun Ji yang sudah menunduk sambil terisak.
" hey gadis cerewet! " panggil Soo Wook.
Eun Ji mendongakkan kepalanya.Dia mendekat ke arah Soo Wook.
" kau menang lagi,untuk yang ke-10 kalinya " ujar Soo Wook.
" aku tau,kau tidak perlu mengingatkanku lagi " sahutnya kesal.
" maaf aku tidak bisa menghapus air matamu,tanganku sulit di gerakkan " ucap Soo Wook.
Eun Ji mengangguk lalu menghapus air matanya.
" maaf aku selalu mencari gara-gara denganmu " ucapnya.
" tidak apa-apa,karenamu aku jadi punya sesuatu di kerjakan " balas Soo Wook.
" aku seperti itu karena aku tau kau punya penyakit seperti ini,waktu itu aku tidak sengaja mendengar ucapanmu dan oppa-mu saat kita akan bertanding untuk yang ke-2 kalinya,aku mengajakmu bertanding agar kau menang,agar kau tidak menyerah dan berusaha untuk mengalahkanku " ujar Eun Ji lalu terisak.
" kau—juga menyayangiku? " tanya Soo Wook.
Eun Ji mengangguk.
" terimakasih " ucapnya.
Jongin yang berada di sisi kiri Soo Wook menggenggam tangan kiri gadis itu erat.
" berjanjilah padaku untuk tidak akan menyerah " ucapnya.
Soo Wook mengangguk pelan.
" aku tidak akan menyerah "
Jongin tersenyum lalu mengacak rambut Soo Wook sayang.
" aku akan ada di belakangmu " ucapnya.
" Oppa juga " imbuh Junmyeon.
Jongin,Soo Wook,dan Junmyeon menatap Eun Ji yang masih menunduk.
" hatiku bilang aku harus di bekakang Eun Ji,kalian tidak dengar? "
Mereka tertawa mendengar ucapan Eun Ji.
Jongin mendekat ke arah telinga Soo Wook.
" kami pegang janjimu,jangan menyerah Soo Wook-ah " bisiknya.
END