Laman

Minggu, 19 Januari 2014

A Lost Memory ( Chapter 2 )

Cast :
- Kim Jong In
- Do Kyungsoo
- Xi Luhan
- Oh Sehun

***

" Hyung! Ini lezat sekali..sangaatttttt lezattt! " puji Jong In sambil melahap spaghetti kimchi yang di buat oleh namja bertubuh mungil itu.
" jinjja? ini eksperimen ku,apa benar sangat lezat? " tanya namja itu semakin membulatkan namanya.
Jong In mengangguk " seharusnya kau tidak mengambil les musik,kau harus mulai belajar menjadi seorang chef,kau berbakat hyung " ucapnya.
Namja itu hanya menatap Jong In sambil tersenyum kecil.
" wae? Aku serius hyung.Apa ada orang yang mengatakan makananmu tidak enak? Siapa orang-nya? " tanya Jong In terlihat emosi.
Namja itu tertawa sambil menggelengkan kepalanya " ani,hanya saja..aku sedikit terharu,kau selalu memujiku,memberiku semangat..kau selalu melindungiku " tuturnya tersenyum lembut.Jong In menatap sepasang mata itu lekat-lekat.
" itu karena aku menyayangimu hyung,sangat menyayangimu "

-

Jong In membuka matanya,ia terduduk di atas ranjang-nya.Nafasnya tersengal-sengal,keringat dingin pun bercucuran di tubuhnya dan membuat kaus-nya setengah basah.Ia memejamkan matanya mencoba mengingat semua itu,semakin ia mencoba, semakin ingatan itu menjauh darinya.
" Akh!! " ia meringis kesakitan,kepalanya kembali sakit,sakit sekali.Tak lama Oemma dan Appa Jong In memasuki kamarnya dan menghampiri Jong In yang sedang kesakitan.
" Adeul,apa yang terjadi? Kau kenapa? " tanya Oemma khawatir melihat Jong In yang terus berteriak kesakitan sambil memegangi kepalanya.
Appa langsung berlari ke laci meja yang terdapat di samping tempat tidur Jong In lalu mengambil obat dan segelas air putih yang sudah tersedia di atas meja itu.
" Jong In-ah,minum ini " ucap Appa sambil memasukkan obat itu ke mulut Jong In lalu memberikannya minum.
Perlahan rasa sakit Jong In menghilang ia terlihat jauh lebih tenang setelah meminum obat pereda rasa sakit itu.Jong In langsung berbaring dan kembali terlelap.Setelah sekian lama..rasa ketakutan itu pun muncul kembali..

***

Mendengar kabar Jong In sakit Luhan dan Sehun langsung menuju ke rumah Jong In.Mereka meninggalkan 2 pelajaran terakhir setelah meminta izin kepada songsaenim.Luhan yang paling terlihat khawatir,bahkan Sehun pun sempat terkena imbasnya karena terlalu cerewet.Padahal,ia begitu supaya hyung-nya tak terlalu khawatir.

" Jong In-ah apa yang terjadi? Kau sakit apa? " tanya Luhan memburu saat melihat Jong In duduk menyender di ranjangnya.Luhan langsung memeriksa tubuh Jong In juga memeriksa dahi-nya dengan punggung tangan-nya.
" nan gwencanha,hyung..jeongmal " sahut Jong In meyakinkan.

PLETAK!

Luhan menjitak kepala Jong In. " apanya yang baik-baik saja,apa yang kau lakukan pada tubuhmu? Kau menyiksanya huh? Seharusnya kau menjaganya dengan baik,makan yang teratur,tidur yang cukup! " omel Luhan yang terlihat sangat mengkhawatirkan keadaan Jong In.
Jong In mengusap-usap kepalanya " arraso hyung,aku akan menjaga tubuhku " balas Jong In sambil tersenyum lembut.Dalam hati,Jong In berterimakasih pada Luhan yang sangat menyayainginya itu.Luhan menyerah,ia duduk di sofa yang terdapat di kamar Jong In.
Tiba-tiba Sehun masuk sambil membawa nampan berisi minuman dan beberapa cemilan.
" hyung! Cepat bantu aku! " seru Sehun yang terlihat kewalahan.Luhan mendengus kesal dengan kelakuan adik-nya itu.Ia berjalan malas lalu mengambil nampan itu dan meletakkannya di atas meja.
" Ya! Sehunnie,kita kesini untuk menjenguk Jong In bukan meminta makanan " omel Luhan.
" Bukan aku yang memintanya, hyung.Tapi Ahjumma yang menyuruhku membawanya " sahut Sehun santai sambil memakan cemilannya.
" Jong In-ah,kau baik-baik saja kan? Sejak mendengar kau sakit Luhan hyung tidak bisa diam,bahkan dia memarahiku " tanya Sehun yang berujung pada pengaduan atas perlakuan Hyung-nya itu.
" kau memarahinya hyung? Wae? " tanya Jong In menatap Luhan.
" dia menyebalkan dan sangat cerewet " jawab Luhan singkat sambil meminum black tea-nya.
" huh! Kalau aku mengatakan hal ini pada Oemma dan Appa,kau pasti tidak boleh bermain futsal lagi! " ancam Sehun.
" coba saja katakan,jangan harap aku akan mengantarmu membeli bubble tea! " balas Luhan.Sehun langsung melotot ke arah Luhan " Hyung! " serunya.
" wae? Kau pikir aku tidak bisa melakukannya? " Sehun mencibir sambil mengerucutkan bibirnya.
Jong In hanya tertawa mendengar pertengkaran kakak-adik itu.Tapi,di hatinya terselip sebuah kerinduan,ia seperti merindukan masa-masa indah yang sedang terjadi di hadapannya saat ini.
" Jong In-ah,kau kenapa? "
" ohh? Ani,nan gwencanha Sehunnie "

***

Hembusan angin siang itu membuat poni Jong In sedikit berterbangan.Mata-nya terpejam sambil menyender di bangku taman sekolah.Sepi.Sangat sepi.Seperti menyempurnakan kekosongan hati-nya.Tanpa ia sadari ada sepasang mata yang menatapnya,dengan tatapan iba..

***

" Sehunnie kau ingin masuk ke club basket atau sepak bola? " tanya Jong In ketika mereka berjalan beriringan menuju gerbang sekolah.Sehun mengangkat kedua bahu-nya " molla,Luhan hyung berada di club sepak bola,tapi hati ku ingin aku masuk club basket "
" Ya! Kau bukan anak kecil lagi yang selalu mengikuti hyung-mu kemanapun " seru seseorang dari belakang mereka.Mereka tersentak lalu berbalik.
" Luhan hyung! Kau mengagetkan ku saja,ish seperti hantu penunggu sekolah saja! " omel Sehun.
Luhan tak menggubris omelan Sehun yang terdengar seperti termakan cerita tahayul itu.Ia lalu mengapit tangan Jong In.
" Kajja kita pulang! " ajaknya sambil berjalan meninggalkan Sehun.
" Hyung kau meninggalkanku!!! " teriak Sehun kesal.
" jangan berteriak,cepat lari,atau hantu itu akan menangkapmu! " balas Luhan lalu terkekeh.
" Hyung tungguuuu!!! "

***

Jong In berjalan santai menyusuri jalan menuju rumahnya.Ia berpisah jalan dengan Sehun dan Luhan setelah turun dari bus.Tiba-tiba mata-nya menangkap seorang yang pernah ia temui waktu itu.Siapa lagi kalau bukan Kyungsoo.Namja yang ia temui di gedung kesenian beberapa hari yang lalu.Ia sedang duduk termenung di bangku panjang di bawah pohon rindang.Jong In menatap nya aneh,beberapa waktu lalu ia terlihat namja periang,tapi sekarang ia terlihat seperti seseorang yang kehilangan sebagian hidupnya.Dan itu membuat Jong In merasa ia sama seperti dirinya..
" apa yang sedang kau lakukan disini? " tanya Jong In.Namja itu mendongakkan kepalanya dan terlihat terkejut melihat Jong In yang sudah berdiri di hadapannya.
" wae? Ekspresi wajahmu terlalu berlebihan,aku bukan hantu " protes Jong In kesal.
Kyungsoo tertawa kecil sambil menggaruk-garuk kepalanya " ahh mianhe,aku hanya terkejut saja kau bicara denganku,se-ingat ku kau bilang kau tidak mau berurusan denganku lagi " ujarnya.
Jong In berdehem,ia lupa akan hal itu. " kenapa tidak pulang? anak kecil seperti mu seharusnya di rumah " ucap Jong In seenaknya.
Lagi-lagi Kyungsoo membulatkan matanya " mwo?! Anak kecil katamu?! Ya! Seharusnya kau memanggilku hyung!!! " protes Kyungsoo.
" haruskah aku memanggilmu hyung? Bahkan tinggimu tidak lebih dari ku " cibir Jong In.
" kau itu sama sekali tidak berubah,selalu seenaknya seperti ini " gumam Kyungsoo pelan,pelan sekali,tapi Jong In masih dapat mendengarnya dengan jelas.
" maksudmu apa? kau mengenalku? " tanya Jong In dengan tatapan selidik.
" maksudku kau tidak berubah sejak kita pertama kali bertemu di gedung kesenian sampai hari ini,bukankah kau selalu bertindak seenaknya kepadaku? huh! " Kyungsoo mengerucutkan bibirnya.
Jong In tertawa kecil,tapi ia buru-buru mendatarkan ekspresi nya. " yang jelas aku tidak mau memanggilmu hyung,aku pulang,semoga kita tidak akan bertemu lagi " pamit Jong In dingin.Tanpa menunggu omel-an Kyungsoo lebih lanjut dan mendalam Jong In langsung melengos pergi.
" semoga kita bertemu lagi " gumam Kyungsoo.

***

Jong In membuka pintu rumahnya.Kembali,ia menjadi kembali seperti batu yang keras dan sulit di hancurkan.Di dalam hatinya ia tak pernah menganggap ini rumah,bahkan ini terlihat seperti penjara baginya.Dimana ada jeruji besi penghalang yang menahan dirinya juga ingatannya.
" Jong In-ah kemari " panggil Appa yang sedang duduk bersantai di sofa sambil membaca koran.
Jong In berbalik dan menatap Appa-nya malas lalu berjalan ke arah Appa-nya dan duduk di sampingnya.
" ada apa? jika tidak ada yang penting,aku ingin ke kamar,aku lelah " ucap Jong In dingin.
Appa melipat korannya dan meletakkannya di atas meja.
" Appa ingin bertanya sesuatu padamu..tentang kemarin malam,apa yang sebenarnya terjadi padamu? " tanya Appa.
Jong In terdiam,ingin rasanya ia menceritakan semuanya,tapi percuma mereka tak akan membantu sedikitpun dan mereka akan melarang Jong In mengingat masa lalu-nya.
" bukan apa-apa,tidak penting " jawab Jong In ketus.
" Jong In-ah kenapa kau berubah? Dulu kau tidak pernah bersikap tidak sopan pada Appa?! " seru Appa terlihat mulai kesal dengan sikap Jong In.Jong In tersenyum sinis " seharusnya aku yang bertanya pada Appa,mengapa Appa memperlakukanku seperti tahanan rumah? Siapa namja di mimpi ku? Mengapa aku menangis saat itu? Appa sama sekali tidak pernah menjawab semua itu.Yang Appa lakukan hanya menyuruhku melupakan itu semua.Apa Appa pikir itu mudah? Ada apa sebenarnya dengan Appa?! " bentak Jong In meluapkan segala amarahnya.
" kau tidak tau apa-apa! Kami semua melakukan ini demi kebaikanmu..kebaikanmu Jong In-ah! " seru Appa.
" aku tidak tau apa-apa karena Appa tidak pernah menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi padaku!! Ini bukan kebaikan! Kebaikan apa yang Appa maksud?! Ini menyakitkan,Appa menyiksaku!! Bahkan Appa membuatku tidak mengenal diri-ku sendiri.. " Jong In lalu beranjak dari sofa dan berjalan menuju kamar dengan kesal.Ia tidak peduli kata-kata itu menyakitkan bagi Appa-nya atau tidak,bahkan Oemma-nya menangis saat melihat pertengkaran itu.Ia tak peduli,karena memang itu yang ia rasakan selama ini.Tidak mengenal jati dirinya sendiri..karena penjara yang di buat oleh kedua orang tuanya..

TBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar