Laman

Rabu, 29 Januari 2014

A Lost Memory ( Chapter 4 )

Cast :
- Do Kyungsoo
- Kim Jong In
- Xi Luhan
- Oh Sehun

***

" wahhh..jinjja! Ini hari yang sangaaaattttttt menyenangkann!!! " Seru Sehun sambil merebahkan tubuhnya rerumputan hijau di taman belakang rumah Jong In.Setelah puas berkeliling di taman Sungai Han mereka memutuskan untuk beristirahat di tempat favorit mereka.Taman belakang rumah Jong In,taman yang sejuk,asri dan terdapat kolam ikan yang terdapat air terjun buatan di dalamnya.Benar-benar,sangat cocok untuk di jadikan tempat berkumpul.
" bagaimana kalau kita lakukan ini setiap hari,pasti sangat menyenangkan " usul Sehun sambil terduduk menatap Jong In dan Luhan yang juga sedang merebahkan badannya.
" Yaa! Apa kau pikir kita tidak perlu sekolah? Pikir dulu kalau mau mengusulkan sesuatu " cibir Luhan tanpa membuka matanya.
Sehun mengerucutkan bibirnya lalu merebahkan badannya lagi. " aisshh..aku selalu salah di mata mu hyung! "
Luhan langsung menduduk-an badannya dan giliran menatap Sehun,ia merasa kata-katanya telah membuat Sehun sakit hati " bukan begitu Sehunnie..aku hanya mengingatkanmu kalau sekolah itu penting,kau sudah kelas 2 SMU.Bukan waktunya main-main lagi.. "
" arraseoyo.. " sahutnya datar.Luhan menghela nafasnya,ia hanya ingin Sehun merubah sifatnya yang kekanak-kanak-an itu.
Jong In tersadar kalau ada sesuatu yang mulai terjadi antara Luhan dan Sehun.Ia bangun dan mengelus-elus pundak Luhan yang masih menatap Sehun yang terpejam.

***

-

" Hyung " panggil Jong In pelan pada seorang namja yang sedang sibuk membaca buku disampingnya itu.
" hmm.. " sahutnya.
" kalau sudah besar nanti,kau ingin jadi apa? " tanyanya.
Namja itu menutup buku tebalnya lalu berpikir sejenak sambil menatap langit biru pagi itu.
" aku tidak ingin jadi orang besar,aku hanya ingin menjadi hyung-mu,dan selalu disampingmu..ku rasa itu sudah lebih dari cukup untukku.Itu cita-citaku.. " tuturnya lembut sambil tersenyum menatap langit.
Jong In tertegun,matanya berkaca-kaca " kau janji padaku,hyung? "
" apa? "
" tidak peduli apapun yang terjadi pada kita,kita harus selalu bersama,kau harus selalu di sampingku.. " ujar Jong In gemetar.Air matanya menetes satu per-satu.
" Yaa! Kau ini laki-laki hebat,jangan cengeng!! " seru namja itu sambil mengusap air mata Jong In.
" aku iri denganmu hyung.. "
" denganku? "
" ohh..kau baru duduk di kelas 1 SMP,tapi pemikiranmu sangat dewasa,kau rajin,tampan,kau juga pintar memasak,suaramu juga sangat merdu,kalau aku dewasa nanti..aku ingin seperti mu " ucap Jong In polos.
Namja itu tertawa " aku juga,kau baru duduk di kelas 6 sekolah dasar,tapi kau mampu menciptakan tarian untuk drama musikal sehebat itu.Aku bangga padamu.Tetap jadi dirimu sendiri Jong In-ah.. "

-

Jong In memejamkan matanya erat-erat.Terus berusaha mengumpulkan tenaga agar otaknya mampu mengingat lebih jauh lagi.Tidak bisa.Ingatannya seperti debu yang perlahan hilang tertiup angin.Semakin lama..semakin jauh,dan sulit untuk di gapai.
" AARRGHH!!!!! "

***

" Sehunnie..mianhe,kau masih marah padaku? " tanya Luhan saat Sehun sama sekali tak berbicara padanya setelah pulang dari rumah Jong In.
Sehun tak menjawab,ia seperti tak mempunyai gendang telinga,dan terus fokus menatap lembaran buku pelajaran yang sebenarnya sangat memusingkan baginya.
" Sehunnie.. " panggil Luhan lagi.Kali ini,ia menarik-narik lengan Sehun.Ia melakukan hal yang sama seperti Sehun saat sedang merengek meminta sesuatu.
" aku sibuk hyung " balas Sehun singkat.Sebenarnya,ia paling tidak bisa bersikap sok cool seperti ini.Tapi,karena ia sudah terlanjur kesal dengan hyung-nya ini.Ia terpaksa harus melakukannya,paling tidak sampai hyung-nya berkata..
" baiklah..katakan apa yang kau inginkan,hyung akan turuti " dan akhirnya kata-kata itu keluar dari mulut Luhan.Ia pasrah,hanya ini satu-satunya cara agar Sehun tidak marah lagi dengannya dan mengadu yang tidak-tidak kepada kedua orang tuanya.
" jinjja?! Apa saja?! " seru Sehun langsung menatap Luhan dengan mata yang berbinar-binar.
Luhan mencibir.
" arrayo..kau pasti tidak akan melakukannya " Sehun kembali membaca bukunya.Sesekali ia melirik Luhan yang menatapnya tajam.
" Kajja! Ku traktir kau Bubble Tea "

***

Jong In menghentikan langkahnya saat melihat seseorang yang ia kenal.Tidak,bukan seseorang,tapi itu Luhan.Ia duduk di bangku panjang taman sekolah bersama seorang yeoja yang ia kenal.
" Kim Hye Soo..apa yang sedang mereka lakukan? " gumam Jong In.Ia ingin menyusul mereka,tapi..setelah berpikir sebentar,lebih baik ia kekantin dan menyusul Sehun.Lagipula..ia tak mau menjadi penganggu.

" Oppa..kau egois! "
" aku mohon padamu..tolong..Hye Soo-ya.. "

***

" mian..aku telat " seru Luhan sambil duduk di kursi.
Jong In tersenyum jahil " gwencanhayo hyung..aku memahamimu "
" maksudmu? "
" dia melihatmu bersama Hye Soo,hyung " sahut Sehun.
Luhan membulatkan matanya " jinjja?! "
" hahahahahaha..tenang hyung,kau tidak perlu panik,aku hanya melihat kalian duduk berdua.Memang,tadinya aku ingin menghampirimu,tapi ku lihat kalian sedang berbicara serius..kalian pacaran? "
" Yaa! Siapa yang mengatakan hal bodoh itu?! " seru Luhan menutupi kegugupan-nya.
" hahaha..Sehunnie,kau lihat? Luhan hyung benar-benar gugup. " Jong In terlihat tertawa terbahak-bahak sedangkan Sehun hanya tertawa kecil sambil menatap Luhan.

***

Seorang yeoja terisak sambil memegang tangan seorang namja laki-laki yang terbaring lemah di hadapannya.Ia menangis tersedu-sedu.
" Oppa..apa yang harus ku lakukan? Ini menyakitkan..sangat menyakitkan..Oppa..aku harus menjauhinya,Oppa..Oppa.. "

***

" Kyungsoo? Apa yang kau lakukan disini? " tanya Jong In saat melihat Kyungsoo kembali duduk termenung di kursi panjang persimpangan jalan saat ia pulang sekolah.
Kyungsoo tersenyum menunjukkan heart shape lips-nya.
Jong In duduk disamping Kyungsoo dan menatap sisi wajahnya.Ia terlihat berbeda,ada apa? Mengapa wajahnya sangat sedih? Ada bercak air mata di sekitar matanya,apa ia habis menangis?
" apa kau ingin pergi ke taman Sungai Han? " tanya Jong In.Kyungsoo langsung menoleh menatap Jong In dengan matanya yang semakin bulat itu.
" aku dengar,saat malam,pemandangannya sangat bagus "
" jinjja?! Baiklah..aku mau! "

Mereka berjalan beriringan berkeliling taman Sungai Han.Terlihat Kyungsoo sangat gembira.Ia bahkan bersenandung sepanjang jalan.Dan itu membuat hati Jong In terasa nyaman,sangat nyaman.
" apa kau bisa bernyanyi? " tanya Jong In setelah mereka duduk di tempat kursi panjang yang langsung menghadap air mancur.
Kyungsoo mengangguk " kau mau mendengarnya? "
" kalau kau mau bernyanyi,aku akan mendengarkannya "
Kyungsoo menarik nafasnya lalu mulai bernyanyi.

Hanbonman ne mamur durojwo
Every day..every night i am missing you
ne gyothe obsodo ijen borsu
obsodo
onjena ne mamen tokathun noingor..

Jong In terdiam terpaku,darahnya berdesir hebat,jantungnya berdegub kencang.Terbesit sebuah ingatan yang sangat sulit untuk ia ingat.Tapi sangat jelas terdengar di telinganya,suara ini..terasa tak asing di telinganya.
Kyungsoo juga ikut terdiam setelah selesai bernyanyi,ia menundukkan kepalanya dalam-dalam.
" aku pulang dulu.. "

***

Jong In menghempaskan tubuhnya ke kasur empuknya.Suara nyanyian Kyungsoo masih terngiang di telinganya seperti kaset yang terus berputar.

-

" Hyung! Nyanyikan lagu untukku! " rengek Jong In sambil menghentak-hentakkan kakinya ke tanah.
" lagu? Lagu apa? " namja itu menatap Jong In dengan tatapan teduh disertai senyumannya yang lembut.
" apa saja..aku akan mendengarkannya "

-

" ARGH! "

" Jong In-ah! Jong In-ah! Ironaaaaa! "

***

" keadaan anak tuan Kim sangat mengkhawatirkan,otaknya tidak bisa dipaksa terus menerus mengingat semua masa lalunya,itu membahayakan " ujar Dokter Lee setelah keluar dari ruang UGD.
" tapi,kami tidak pernah memaksanya dok,kami justru menyembunyikan itu semua " sanggah Appa.
" tapi itu kenyataannya tuan,anak anda,Kim Jong In berusaha mengingat itu semua " Dokter Lee menepuk pundak Appa lalu berlalu pergi.
Sedangkan Oemma tetap menangis bahkan semakin tersedu.Ia tidak bisa membayangkan jika kejadian buruk itu akan terjadi lagi.Ia tidak mau Jong In kembali seperti mayat hidup atau patung berjalan.Hanya itu,ia hanya ingin anaknya kembali hidup seperti dulu.
" yeobo..kita harus bagaimana? aku..aku takut... " isak Oemma.
Appa terdiam,ia juga sama..bahkan rasa takutnya membuatnya ingin menghilang dari dunia ini.
" Kajja! Kita lihat keadaan Jong In "

***

Jong In terbaring lemah di atas kasur putih rumah sakit.Sejak 3 hari lalu keadaannya masih belum bisa dikatakan stabil.Bahkan,ia belum juga membuka matanya.Membuat,kedua orang tuanya,Luhan dan Sehun ikut mengkhawatirkan keadaannya.Mereka saling bergantian untuk menjaga Jong In.Jika Appa pergi bekerja maka Oemma-lah yang akan menjaga Jong In.Setelah Luhan dan Sehun pulang sekolah,mereka akan langsung menuju ke rumah sakit untuk bergantian dengan Oemma.Ya,begitulah,saling menjaga satu sama lain.

Pagi ini,tampaknya tidak ada yang berjaga di kamar rawat Jong In.Oemma sengaja pulang untuk beristirahat karena keadaannya mulai menurun.Appa bekerja,Luhan dan Sehun pun baru akan datang setelah pulang sekolah.

Pintu terbuka,dan terlihat kaki-kaki mungil melangkah masuk lalu duduk di kursi yang terletak di samping ranjang Jong In.

" Mianhe..aku membuatmu seperti ini,tapi sungguh,aku juga tersiksa sekarang.Aku tidak bisa melakukan apapun selain melihatmu,aku tidak bisa mengatakan apapun padamu.Jong In-ah..bangunlah,jangan siksa aku seperti ini.Aku tau,kau mendengarku,bukankah kau selalu menuruti ku? Bangunlah..aku menyayangimu.. "

***

" sampai kapan dia akan terus begini? " tanya Sehun pada Luhan yang sedang menatap Jong In.
Luhan menggeleng pelan " molla..aku berharap,dia membuka matanya.. " Luhan menundukkan kepalanya dalam-dalam.Berusaha tidak menangis.Ia takut..sangat takut.Jong In memang bukan saudara kandungnya,tapi tak di pungkiri kalau ia sangat menyayanginya,bahkan melihatnya terbaring lemah sekarang,membuatnya sangat tersiksa.

" Hyung,aku ingin membeli Bubble Tea sebentar,kau mau? " tawar Sehun.
" Ani,gomawo " jawab Luhan pelan.
" baiklah..aku pergi dulu,aku akan segera kembali " Sehun lalu berjalan keluar ruangan Jong In.

" Hyung.. "
" Jong In-ah "

TBC

Sabtu, 25 Januari 2014

XOXO (˘⌣˘)ε˘`)♥

From: Screet Admirer
Good Morning~
Hari ini kau ada ujian kan? Bagaimana apa kau sudah siap? Aku yakin kau sudah siap,awali pagimu dengan senyuman! Fighting! ^^ #XOXO

Aku memasukkan surat itu ke dalam sebuah kotak.225 surat sudah berhasil ku kumpulkan,tapi sampai sekarang aku tak pernah tau siapa yang mengirimi ku surat ini.

" Morningggg!!! " sapa D.O yang tiba-tiba datang di sampingku.Ia tersenyum lebar padaku.
" Hey! Sudah ku bilang berapa kali lagi padamu,kalau kau menyapaku seperti itu,aku akan mati berdiri! " omelku padanya.
" hehehe...maaf,oohh? Apa itu? " tanyanya saat melihatku membawa kotak.
Aku langsung buru-buru memasukkannya ke dalam loker. " ti..tidak,bukan apa-apa,aku ke kelas dulu " pamitku lalu berjalan cepat meninggalkan sahabat karib-ku itu.
***
" 225 surat? Waahh..daebakk! " D.O terlihat terkagum-kagum setelah mendengar ceritaku.Saat ini kami sedang berada di kantin untuk makan siang.
" apa? daebak? " heranku.
D.O mengangguk " iya,orang itu mengetahui segala hal tentang dirimu,dia juga mengirimu surat setiap saat bukan? Bukankah itu mengagumkan? "
" aku tidak berpikir seperti itu,aku selalu di buat pusing karena memikirkan pengirimnya " ucapku.
" tapi..apa kau tau siapa pengirimnya?? " tanyaku sambil mendekatkan wajahku padanya.
D.O menggeleng " tidak,kenapa aku harus mengetahuinya? "
Refleks aku menjitak kepala pria mungil itu karena terlalu gemas akan sikapnya.
" Hey! Kenapa kau menjitakku?! " marahnya.
" itu balasan karena kau tidak pernah serius saat menjawab pertanyaanku " jawabku.
" Yu Ra-yah aku hanya menjawab secara jujur,apa itu salah? " tanyanya.
" iya,itu salah " jawabku sambil meminum Moccacino ku.
" baiklah..aku tau siapa pengirimnya " ucap D.O.Aku membulatkan mataku " siapa? Siapa pengirimnya? " tanyaku antusias.
" aku tidak tau,aku hanya berbohong " jawabnya enteng.
" HEY! DO KYUNGSOO!!! " teriakku geram.Tanganku sudah mengambil ancang-ancang untuk kembali menjitak kepalanya.
" tadi kau bilang aku jujur itu salah,sekarang giliran aku berbohong,aku juga salah,kau itu memang gadis tidak berpendirian " komentarnya tetap santai
" Kemari kau! Akan ku habisi kau! " aku beridiri dari kursiku dan bersiap untuk menangkap pria mungil menyebalkan di depanku ini.
" aku harus pergi..sampai jumpaaa! " pamitnya lalu berlari meninggalkanku.
" HEY! D.O-ya KEMBALI KAU!!!!!!! "
***
" Yu Ra-yah! Sudahlah.. " bujuk D.O sambil mengikuti ku dari belakang.
" Baiklah..aku minta maaf,aku sungguh-sungguh minta maaf " ujarnya.
Aku menghela nafas " D.O-ya " panggilku.
" iya! " sahutnya.Aku berbalik.
PLETAK!!
" auucchh! " D.O meringis sambil memegangi kepalanya yang terkena jitakanku.
" aku memaafkanmu " ucapku singkat lalu berjalan meninggalkannya.
***
Aku menarik tangan D.O yang berjalan lambat di belakangku.
" cepat! " seru ku setengah berbisik.
Aku dan D.O bersembunyi di belakang tembok.
" Yu Ra-yah! Apa yang kau lakukan? " tanya D.O sambil menguap.
" aku ingin tau siapa pengirim surat itu,hey! kau jangan tidurr! " seruku sambil menarik-narik lengannya agar tak memejamkan matanya.Tapi percuma saja,sepertinya D.O tidur terlalu larut.
" apa?! Kai?! "
***
From: Screet Admirer
Good Morning~ hari ini usahamu cukup bagus untuk mengetahui siapa aku.Tapi sayang,kau kalah cepat denganku :D Jangan kecewa,cepat atau lambat aku akan memberitahumu. ^^
#XOXO

" apa kau yakin itu dia? " tanya D.O sambil menyantap Pasta-nya.Aku mengangguk " itu memang dia,dia juga datang sebelum kita " jawabku.Aku menghela nafas berat " apa yang harus ku lakukan sekarang? " gumamku frustasi.
" apa maksudmu 'apa yang harus kau lakukan?' dia kan sudah bilang cepat atau lambat akan memberitahumu,yasudah kau turuti saja,kau tunggu dia " ucap D.O
***
Mataku tak lepas memandang seorang pria yang sedang menari di hadapanku ini.Tubuh-nya selalu bergerak mengikuti alunan musik Pop R&B yang berbunyi memenuhi ruangan.
KLEK! Ia mematikan musiknya.Aku sedikit terkejut,apa dia sudah selesai latihan?.Setelah dia tak terlihat oleh mataku lagi.Aku berjalan keluar dari balik tembok yang sedari tadi menjadi tempat persembunyian-ku.
" siapa kau? " aku berhenti melangkah dan berbalik badan.Dia berdiri dengan memasukkan tangannya ke dalam saku celana.
" aku..Kim Yu Ra.Murid kelas 2-A.annyeong " sapaku sambil membungkuk.Dia berjalan mendekatiku.
" kau yang mengintipku? " tanyanya.
" ohh? Maaf..tadi aku hanya kebetulan lewat,maaf sudah mengganggumu " ucapku.Dia mengangguk sambil tersenyum " lain kali kalau kau ingin melihatku menari,kau bisa datang sepulang sekolah..jangan mengintip seperti tadi.. " ujarnya sambil menepuk pundakku lalu pergi meinggalkanku dengan rasa malu yang amat sangat besar.
***
Aku menutup wajahku dengan kedua telapak tanganku sambil merutuki diriku sendiri.
" Hey! Sudahlah.. " ucap D.O sambil menarik kedua tanganku.
" kau tidak tau betapa malunya aku sekarang " ucapku.Andai saja aku tidak melakukan hal bodoh seperti kemarin.Pasti semua tidak akan seperti ini.
" ini salahmu sendiri!! " omel D.O.
" apa?! Salahku?! Apa maksudmu?! " kesalku.
" matamu itu matamuuu!! Memang paling tidak bisa kalau melihat pria tampan,kau langsung lupa segalanya! " serunya
" hey! Aku kan juga seorang gadis normal,wajar saja kalau aku menyukai pria tampan " balasku kesal.
" yasudah lah,terserah kau saja,aku ke kelas duluan " pamitnya terlihat kesal lalu pergi meninggalkanku sendiri di kantin.
" hey! D.O-ya .Antarkan aku melihatnya malam ini!!! " teriakku.
" tidak mauuu! " balasnya tanpa menoleh ke arahku.
***
" sudah sana-sana masuk " suruh D.O sambil mendorong tubuhku memasuki ruang dance.
" kau tidak ikut? " tanyaku. D.O menggeleng " tidak,aku harus cepat-cepat pulang,sudah sana masuk " jawabnya sambil mendorong tubuhku lagi.
" ohh..baiklah,kau hati-hati di jalan " ucapku.D.O mengangguk sambil tersenyum kecil lalu berjalan pulang.
Aku menarik nafas panjang dan menghembuskannya lalu berjalan masuk ke ruang dance.Aku berdiri di pintu ruang dance sambil melihatnya menari.
Prok..prok..prok.Aku memberi tepuk tangan saat Kai baru saja selesai menari.Kai tersenyum lalu berjalan ke arahku " kau datang " ucapnya.Aku mengangguk " aku tidak mengganggumu kan? " tanyaku.Ia menggeleng " tidak,ayo masuk! " ajaknya sambil menarik tanganku lembut.Aku duduk bersila disana.
" kebetulan kau ada disini,aku baru saja membuat sedikit koreografi,apa kau mau melihatnya? " tanyanya.Aku mengangguk cepat " iya,aku sangat sangat ingin melihatnya " jawabku.Dia tersenyum lalu,mulai menari di hadapanku.Gerakannya sangat lincah,apalagi wajahnya sangat tampan.
" bagaimana menurutmu? " tanyanya sambil duduk disampingku.Aku bertepuk tangan " kereeennn! Kau benar-benar keren!! " pujiku.Dia tertawa " benarkah? kalau begitu aku harus cepat-cepat menyelesaikan koreo ini "
" memangnya koreo ini untuk siapa? Dan,kenapa tadi kau tidak menyalakan musiknya? " tanyaku penasaran.
Ia tersenyum jahil " nanti juga kau akan tau "
***
Kurang lebih selama satu minggu ini aku jadi dekat dengan Kai.Kami pergi ke sekolah bersama dan pulang pun bersama.Aku sering menemaninya latihan dance sebelum kami pulang.Tapi,sampai saat ini dia belum juga mengungkit tentang surat itu..

" D.O-ya! D.O-ya! " panggilku sambil berlari-lari kecil menghampirinya.
" kenapa? " tanyanya.
" hari ini kita pulang bersama ya? " tanyaku. " ohh? Bukannya kau menemani Kai latihan? "
" kau mau kan menungguku sebentar? Aku hanya ingin pulang bersamamu,kitakan sudah lama tidak pulang bersama " ujarku memasang ekspresi wajah semelas mungkin.Bagaimanapun juga,sedekat apapun aku dengan Kai.Aku jauh lebih dekat dengan D.O.
" maaf..tapi aku tidak bisa aku harus cepat-cepat pulang,aku duluan yaa " pamitnya lalu meninggalkanku.
" hufftt..aku merindukanmu " lirihku sambil menatap punggungnya.
***
" aku datangg! " seruku sambil memasuki ruang dance.Kai tersenyum senang,lalu menarik tanganku lembut.Aku duduk bersila seperti biasa dan memperhatikannya menari,walaupun sekarang pikiranku tidak bisa fokus padanya.Entahlah...
" kau kenapa? " tanya Kai yang ternyata sudah duduk di sampingku.
" aku? tidak..aku baik-baik saja " jawabku seadanya.
" tapi wajahmu terlihat tidak baik-baik saja..katakanlah,aku akan mendengarkanmu " ujarnya sambil tersenyum manis padaku.
" Kai,kau hanya perlu mendengarkan dan jangan tertawa ataupun berkomentar sebelum aku menyuruhmu,kau mengerti? " tanyaku.Kai mengangguk.
Aku memulai ceritaku tentang surat itu.Dan juga tentang ke curigaanku padanya.
" hahahahahahahahahaha " Kai tertawa terbahak-bahak.
" Kenapa kau tertawa? Apa aku terlihat memalukan? " tanyaku.Kai berhenti tertawa " maaf..kau marah? " tanyanya merasa bersalah.Aku menggeleng. " baiklah..sepertinya kau memang harus mengetahuinya sekarang "
***
Good Morning~
Kau sudah tau siapa aku kan? Bisakah kita bertemu di taman kota malam ini? Aku ingin berbicara padamu.Ku harap kau datang #XOXO

Aku menghela nafas lalu memasukkan surat itu kedalam kotak.Apa yang harus ku lakukan sekarang?
***
Sepulang sekolah aku datang ke taman itu.Aku juga tak mengerti mengapa aku harus datang ke tempat ini.Tapi yang jelas,hatiku terus menyuruhku untuk mendengarnya mengatakan itu secara langsung.
Mulutku berdecak kagum ketika melihat taman ini sudah di hiasi lampion-lampion cantik di pohon.Apa dia yang menyiapkannya?
Tiba-tiba terdengar musik berbunyi dan dia muncul.

XOXO XOXO XOXO
yeah

salmyeosi ibmajchun Xneun kiss
donggeulahge aneun Oneun hug
hogsi beolsseo algo isseulkka oh

haruharu mollae sseun pyeonji
geuleohge kkeuteumage jeogeossji
geulaebwassja jun jeog eobsjiman ah~

geulae yosae neon
eottae byeolil eobseosseo
cham ppeonhan maldeulman
meolissogeul seuchyeo
sasil nae mameun gipeo deeper than the sea
kkog hago sipdeon mal geugeon be with me

saenggaghada jamdeulmyeon
(nae kkumsog)
paleul beollyeo ttatteushan
(nae pumsog)
neoleul XOXO pume ana XOXO

jomajoma ganjeolhan
(geumankeum)
nege daheul deus han
(geu ibmajchum)
neoleul XOXO maeil kkume XOXO

Give me XOXO L.O.V.E
You’re my XOXO L.O.V.E

nawa isseul ttae neon pyeonanhae
sido ttaedo eobsi jangnanhae
hayan useum useul ttae mada ah~

geuleon ne maeumeun Yes or No
naege saineul jwo X or O
jaemieobseo gidalineun geon yeah

hanbeon yonggi nae jeonhaejwoya halji
tubaghan songeulssi bukkeuleoun
pyeonji
i ne geuljalo malhagin manhi
bujoghae
namjadabge haengdongeul boilge

saenggaghada jamdeulmyeon (nae kkumsog)
paleul beollyeo ttatteushan (nae pumsog)
neoleul XOXO pume ana XOXO

jomajoma ganjeolhan
(geumankeum)
nege daheul deus han
(geu ibmajchum)
neoleul XOXO maeil kkume XOXO

neoleul wonhae XO
naegen ojig neo
naegen ojig neo nae naegen ojig
neo
neoleul wihan XO naleul badajwo
naleul badajwo na naleul badajwo

nuni busyeo nae ape banjjeum gamgin
salangseuleon ne nuneul bichun
dalnim
malhaejullae kkog ige sijagilago like whoa, let’s go

baby every night

saenggaghada jamdeulmyeon (nae kkumsog)
paleul beollyeo ttatteushan (nae pumsog)
neoleul XOXO pume ana XOXO

jomajoma ganjeolhan
(geumankeum)
nege daheul deus han
(geu ibmajchum)
neoleul XOXO maeil kkume XOXO

Flashback On

" bukan..bukan aku pengirimnya " ucap Kai.
" apa?! Lalu,kalau bukan kau,siapa? Bukankah waktu itu kau yang datang pertama kali? " tanyaku.
Kai menggeleng " bukan,bukan aku..tapi sahabatmu " jawabnya.
" maksudmu D.O ? D.O yang mengirimkanku surat itu? " tanyaku tak percaya.Kai mengangguk.
" tapi kami datang bersama waktu itu " sanggahku.
" tidak,dia datang sebelum sekolah ini di buka,dia datang pagi-pagi buta hanya untuk meletakkan surat itu di lokermu,dia menyukaimu " ujar Kai.
Aku hampir tak percaya,karena itukah ia tertidur waktu itu?
" bagaimana kau tau kalau dia yang mengirim surat itu? " tanyaku.
" aku sahabatnya sejak kecil.."

Flashback Off

Give me XOXO L.O.V.E
You’re my XOXO L.O.V.E
yeah baby, oh~ XOXO oh~
duliseo, oh yeah~

( EXO-K - XOXO )

" Yu Ra-yah " D.O menggenggam tanganku.
" mungkin menurutmu aku lelaki yang pengecut karena aku selalu bersembunyi dibalik surat itu,tapi..aku hanya tidak ingin kau terbebani akan perasaanku padamu,tapi aku sadar..kau harus tau perasaanku padamu yang sebenarnya..aku menyukaimu,sangat sangat menyukaimu " ujarnya.Aku melirik Kai yang berada di belakang D.O.Ia tersenyum padaku " sekarang kau tau kan untuk siapa tarian ini? Aku membuatnya untuk mu dan juga D.O.Dia yang merencanakan ini semua,maka dari itu dia selalu menolak pulang bersamamu " ujar Kai.

" kau sudah tau semuanya sekarang, Give me X or O? " tanya D.o sambil melepas genggamannya dan berjalan mundur.Aku terdiam menunduk,meyakinkan hatiku.Aku menghampirinya lalu memeluk dan mencium pipinya " XOXO " ujarku sambil tersenyum.D.O terlihat terdiam terpaku sambil memegang pipinya tanpa berkedip.
" hey! Yu Ra-yah,kau membuatnya menjadi patung..hahahahahaha " seru Kai sambil tertawa terbahak-bahak.
" D.O-ya XOXO " ujarku sekali lagi sambil tersenyum.D.O tersadar lalu tersenyum dan memelukku " XOXO Yu Ra-yah "

The End~

Baby Don't Cry

(D.O P.O.V)

Aku hampir membeku karena menunggu Ah Ra yang sedang melakukan 'reuni dadakan' dengan teman-teman semasa kecilnya.Aku duduk di sebuah bangku panjang coklat di bawah lampu taman kota.Mataku menjelajah kesekelilingku dan berhenti pada sosok gadis yang sedang duduk terdiam di ujung sana.Aku berdiri,hendak menghampirinya,tapi tiba-tiba Ah Ra datang mengapit tanganku " maaf D.O-ya membuatmu menunggu lama,ayo kita pulang..kau pasti kedinginan " ajaknya.Aku mengangguk kaku,mataku masih terus menatap gadis itu.Sedang apa dia malam-malam begini?
***
" D.O-ya! D.O-ya! " panggil Ah Ra ceria sambil menghampiriku yang baru saja keluar dari kelas.Ia langsung mengapit tanganku.
" ohh? Kenapa? " tanyaku.
" apa maksudmu 'kenapa?' ayo kita ke kantin bersama! " ajaknya lalu menarik tanganku ke arah kantin.
***
" ohh? Penuh? " Ah Ra mengelilingkan pandangannya,ia lalu tersenyum saat melihat terdapat dua bangku kosong.
" ayo kita kesana! " serunya sambil menarik tanganku.Aku melepaskan tangan Ah Ra saat tau kalau Eun Hyun dan Hye Rin juga duduk disana.
" kit..kita makan di taman saja " ucapku.
" ahh..aku tidak mauu! Ayo kita kesana! " Ah Ra langsung menarik tanganku ke meja itu.
" permisi..kita boleh kan makan bersama kalian? " tanya Ah Ra sopan.Eun Hyun langsung mendongak,ia terlihat terkejut saat melihatku.
" ohh..silahkan " jawabnya kaku.Aku dan Ah Ra lalu duduk berhadapan dengan mereka ber-2.
" D.O-ya aaa " Ah Ra menyodorkan sepotong roti ke arahku.Aku melirik Eun Hyun yang sedari tadi menunduk.
" aku bisa makan ini sendiri " ucapku lalu mengambil roti itu dan memakannya.
Hye Rin terlihat beridiri dan menatapku tajam lalu menarik tangan Eun Hyun " ayo kita pergi,aku sudah kenyang! " serunya.Lalu menarik Eun Hyun untuk pergi dari kami.Aku hanya bisa menghela nafas berat melihat mereka pergi.
***
Malam ini aku sengaja ke taman kota.Rasa penasaran-ku yang membawaku kemari.Aku memejamkan mataku sambil menunduk,itu memang dia.Dia duduk di ujung sana sambil menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
" jangan menangis..ku mohon.. " lirihku sambil menatapnya dari jauh.
***
" Eun Hyun-ah! Eun Hyun-ah! " panggilku padanya yang hendak masuk ke kelas bersama Hye Rin.Ia tak berhenti dan terus berjalan,aku langsung berlari ke arahnya.
" berhenti sebentar! " seruku sambil menghalangi jalan mereka.
" ada apa? " tanya Hye Rin ketus.
" aku..ingin bicara dengan Eun Hyun,bisakah kau tinggalkan kami berdua? " tanyaku.
" tidak mau! Aku tidak mau " jawab Eun Hyun.Ia sama sekali tak menatapku,tatapannya lurus ke depan dengan pandangan kosong.
" kau dengar? Dia tidak mau berbicara denganmu,permisi! " pamit Hye Rin ketus sambil menarik tangan Eun Hyun menjauh dari ku.
***
" Kau menyesal?! Kau gila!! Kau bilang kau tidak bisa membalas perasaannya,tapi kenapa sekarang kau mengejarnya?! " marah Hye Rin.Saat jam istirahat ia menarik tanganku dan membawaku ke lorong sekolah.
" aku hanya ingin meminta maaf padanya,aku hanya ingin memperbaiki perasaannya " ucapku.
" Kalau begitu,biarkan dia menjauh dari mu,itu akan memperbaiki perasaannya "
***
Aku memperhatikannya menangis lagi.Entah ini untuk ke sekian kalinya aku datang hanya untuk melihatnya.Ya,setidaknya hanya ini yang bisa ku lakukan.Aku tak berani menghampirinya dan memohon untuk berhenti menangis.
" permisi..bisakah kau berikan ini untuknya? " tanyaku pada seseorang yang lewat di hadapanku.Aku memberikannya sebuah sapu tangan berwarna putih.
" untuk orang itu? " tanyanya sambil menunjuk ke arah dia.Aku mengangguk " iya,tapi jangan beritahu dia ini dariku "
Dia mengangguk lalu mulai berjalan menghampirinya.Ia berhasil memberikan sapu tanganku padanya.Aku tersenyum lega,setidaknya aku bisa menghapus air matanya lewat sapu tanganku.
***
" ini " Hye Rin menyerahkan sapu tangan berwarna putihku padaku.
" bagaimana kau? " heranku.
" dia tau kalau kau yang memberikan ini untuknya " ucap Hye Rin.
" biarkan dia.. "
" aku hanya ingin dia berhenti menangis,itu saja.. "
" kau bilang kau tidak bisa membalasnya!! " bentak Hye Rin.
" memang,aku memang tidak bisa membalasnya.Tapi aku merasa bersalah,aku-- "
" kau menamparnya " potong Hye Rin membuat dahi ku berkerut.
" kau menamparnya dengan kenyataan bahwa kau melakukan semua ini hanya karena kau merasa bersalah " ujar Hye Rin.
" bukan..bukan karena itu,tapi karena-- "
" kau teman-nya? Sahabat-nya? Bagaimana kalau dia berharap lebih? Dia sangat menyukaimu D.O-ya .Tolong kau lepaskan dia,biarkan dia menjauh dari mu.Perasaan bersalahmu itu membuatnya susah melupakanmu. " Ujar Hye Rin lalu pergi meninggalkanku.
" AARRGHH!!!!! " teriakku frustasi,sambil mengacak-acak rambutku.Aku benar-benar bingung harus melakukan apa sekarang.
***
Aku mencoba memahami kata-kata Hye Rin 3 hari yang lalu.Dan sekarang aku mulai mengerti,aku memang harus melepaskannya.
" hhh..cuacanya sangat dingin " ucapku sambil duduk disampingnya.
Eun Hyun menoleh ke arahku " sedang apa kau disini? " tanyanya.
" aku habis dari supermarket,membeli ini " Ku tunjukkan dua minuman kaleng padanya.
" untukmu " ucapku sambil menyodorkan minuman itu di hadapannya.
" tidak mau..aku tidak haus " tolaknya.
" benarkah? bukankah kau habis menangis? pasti kau haus,ambil lah " Ku genggam-kan minuman ini di tangannya.
" pasti aku terlihat bodoh di hadapan mu sekarang..benarkan? " tanyanya.Aku mengangguk sambil meminum minuman sodaku.
Ku lihat ia mulai menangis.Ia selalu menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
" kau bodoh,karena kau menangis untuk pria seperti ku " ucapku. " Seandainya aku mempunyai dua pilihan,menjadi pria yang kau sukai atau pria yang kau benci.Aku lebih memilih menjadi pria yang kau benci.Karena dengan begitu,kau tidak akan menangis lagi karena ku. "
" besok kau akan pindah ke China kan? " tanyaku.Ia mengangguk.
" aku punya sesuatu untukmu " Aku berdiri dan sedikit menjauh darinya.

Deoneun mangseoriji ma
jebal nae simjangeul geodueo ga
Geurae nalkaroulsurok joha dalbit jochado nuneul gameun bam

Na anin dareun namja yeotdamyeon huigeuk anui han
gujeorieotdeoramyeon
Neoui geu saranggwa bakkun
sangcheo modu taewobeoryeo

Baby don’t cry tonight
eodumi geochigo namyeon
Baby don’t cry tonight
eobseotdeon iri doel geoya
Mulgeopumi doeneun geoseun nega aniya kkeutnae mollaya haetdeon
So baby don’t cry cry nae sarangi neol jikil teni

Ojik seororeul
hyanghaeinneun unmyeongeul
jugo bada
Eotgallil su bakke eomneun geu
mankeum deo saranghaesseumeul nan ara
When you smile,sun shines
eoneoran teuren chae mot dameul challan
On mame pado chyeo
buseojyeo naerijanha oh

Baby don’t cry tonight
pokpungi morachineun bam
(u~ haneuri muneojil deut)
Baby don’t cry tonight jogeumeun eoullijanha
Nunmulboda challanhi bitnaneun i
sungan neoreul bonaeya haetdeon
So baby don’t cry cry nae sarangi gieokdoel teni

Ne nun soge gadeuk cha
oreuneun dalbit woo~
Sori eobsi gotong soge
heulleo neomchineun i bam

Baby don’t cry tonight
eodumi geochigo namyeon
Baby don’t cry tonight
eobseotdeon iri doel geoya
Mulgeopumi doeneun geoseun nega aniya kkeutnae mollaya haetdeon
So baby don’t cry cry nae sarangi neol jikil teni

Ireun haessari noga naerinda ( noga)
Neoreul darmeun nunbusimi naerinda (naerinda)
Gireul irheun nae nuneun ijeya
cry cry cry

( EXO K - Baby Don't Cry )

Aku menghampirinya yang mulai berhenti menangis.Ia berdiri.
" jangan menangis untukku lagi..ku mohon " pintaku.Ia tersenyum kecil lalu mengangguk.
" jadi..ini adalah perpisahan benarkan? " Ia mengangguk.
" jaga dirimu baik-baik disana,aku akan mengunjungimu " ucapku.Eun Hyun langsung menggeleng cepat " tidak..ini yang terakhir " ucapnya.
" apa maksudmu? " tanyaku bingung.
" kita tidak akan bertemu lagi,semuanya cukup sampai disini.Aku..benar-benar ingin membuang jauh-jauh perasaanku padamu.Kau mengerti kan? " tanyanya lembut.
Aku mengangguk " tapi kita tetap berteman kan? " tanyaku sambil memajukan kelingkingku.Ia mengangguk lalu mengaitkan kelingkingnya ke kelingking ku. " kita akan tetap berteman. "
" jaga dirimu baik-baik D.O-ya . Aku pergi.. " pamitnya sambil tersenyum lalu pergi berjalan meninggalkanku.
Aku benar-benar melepaskannya.Aku tak mau membuatnya menangis lagi.Eun Hyun-ah aku akan merindukanmu.

The End~

Stupid Love~

***

Pagi yang cerah ini,mataku masih berkutat dengan buku tebal di hadapan ku sekarang.Suara berisik di kelas tak ku hiraukan,yang terpenting sekarang adalah mengembalikan nilaiku.
" hey! Jung Eun Hyun,sudahlah..nilaimu sudah cukup bagus,untuk apa kau belajar lagi? " tanya Kim Hye Rin,sahabatku.
" apa yang bagus? nilaiku turun 1 poin,aku dapat 99,itu penurunan..penurunan Hye Rin-ah " jawabku tanpa mengalihkan pandanganku.
" Eun Hyun-ah! Eun Hyun-ah! " aku langsung memalingkan pandanganku dan memandang pria imut yang datang menghampiriku ini.Ia langsung duduk disampingku dan menyodorkan soal ulangan fisika kemarin.
" Kau harus mengajariku.Semua angka-angka ini hampir saja membunuhku " ucapnya memburu.
Aku menelan ludahku,gugup.Ya,aku sangat gugup sekarang.Aku bahkan,tak bisa membuka mulutku.
" Hey! apa yang kau lakukan sekarang?! Cepat ajari aku! " tegurnya.
" oh? Maaf D.O-ya .Soal yang mana yang tidak kau mengerti? " tanyaku berusaha menutup-nutupi ke-gugup-an ku sekarang.
" semuanya..kau tidak lihat? aku mendapat nilai 40,aku tidak mengerti padahal aku sudah berusaha.. " ujarnya.
" tidak usah dipikirkan..yang terpenting kau sudah belajar semampu-mu " hiburku.
" aku tidak belajar "
" tadi kau bilang,kau sudah berusaha..kalau bukan belajar,lalu kau berusaha apa? " tanyaku bingung.
" aku berusaha ber-do'a dan menyontek dengan sebaik-baiknya,tapi..ternyata itu tidak berhasil " D.O memasang ekspresi melas di wajahnya,dan membuatku tertawa.
" baiklah..baiklah..aku akan mengajarimu,dengarkan baik-baik,oke? " .Dia menganggukkan kepalanya sambil memberiku senyuman manisnya.
***
Namanya Do Kyungsoo,sapaannya di kelas adalah D.O (Di.O).Pria tampan bertubuh imut ini adalah,namja tertampan di kelasku.Suaranya yang sangat merdu serta matanya yang bulat menjadi daya tariknya di kalangan gadis-gadis,termasuk aku,aku suka padanya.
" bodoh! bodoh! Eun Hyun bodoohhhh!!!! " aku merutuki diriku sendiri.Setelah mengajari D.O aku langsung berlari ke taman belakang sekolah.
" bagaimana kau bisa menyebut dirimu pintar,kalau kau saja sama sekali tidak pintar menyimpan perasaanmu sendiri.ahh apa yang harus kulakukan,pasti aku terlihat bodoh dimatanya " Aku menutupi wajahku dengan kedua tanganku.Aku bahkan malu melihat wajahku yang sekarang.
" apa yang kau lakukan disini? " Aku langsung memalingkan wajahku.Mukutku bungkam seribu bahkan se-triliun bahasa,untuk mengedipkan mataku saja aku-pun tak sanggup.
Sedetik kemudian aku tersadar,aku langsung menutup wajahku kembali " sial! sial! siaalllll!!! " seruku langsung berlari meninggalkan D.O
" Hey! Kau mau kemana?? Aku ingin mengajakmu makan siang!!! " teriaknya.Aku sama sekali tak menghiraukan itu.Yang terpenting sekarang adalah menemukan cara untuk menutupi perasaanku,perasaan cinta kepada teman kelasku sendiri.
***
Setelah menyiapkan diri semalaman,kini tiba akhirnya aku untuk berangkat ke sekolah.Aku melihat diriku sendiri di cermin berukuran lumayan di kamarku.
" Hey Jung Eun Hyun,hari ini kau harus menahan perasaanmu..kau harus! kau pasti bisa..fightingg!! " ucapku memberi semangat pada diriku sendiri.
***
Kakiku berhenti melangkah ketika melihat D.O sudah duduk manis di samping kursiku.Dia melihatku datang dan tersenyum sambil melambaikan tangannya.Ku beranikan diriku melangkah menghampirinya dan berusaha biasa-biasa saja.
" apa yang kau lakukan disini? " tanyaku sambil meletakkan tas dan duduk disampingnya.
" aku..meminta Hye Rin bertukar tempat duduk,aku ingin duduk denganmu,dan memintamu untuk mengajarkanku beberapa pelajaran " jawabnya.
Dahiku berkerut " apa mungkin,kau memintaku menjadi guru-mu? " tanyaku
D.O mengangguk " iya,aku tidak ingin menyontek lagi,aku benar-benar ingin belajar denganmu,lagipula aku pusing mendengar celotehan ibu-ku,bagaimana? " D.O menatapku dengan tatapan memelas,dan itu membuatku tak bisa menolaknya,aku refleks menganggukkan kepalaku layaknya robot yang mengikuti perintah tuannya.Hufftt..aku gagal menjaga perasaanku,lagi.
***
" nahh..kita akan mulai dari yang mana? Fisika,Matematika,Kimia..semua terserah padamu,aku akan belajar dan mendengarkanmu dengan baik " D.O menatapku sambil tersenyum,lagi dan lagi itu membuatku terlihat bodoh di hadapannya,aku tak bisa berbuat apapun selain terdiam seperti patung.
" Hey! Kita akan mulai dari yang mana? " D.O mengulang pertanyaannya.Aku tersadar lalu mengambil buku Fisika.
" kit..kita mulai dari Fisika saja,aku rasa nilai Fisika-mu yang paling buruk.. " jawabku gelagapan.
D.O mengangguk " baiklah Guru! " Dia langsung menopang dagu-nya sambil tersenyum menatapku.Sebisa mungkin aku menjaga tingkah laku-ku sekarang,jantung-ku berdegub beribu-ribu kali lipat sekarang.
" jadi begini... " aku mulai menerangkan materi pertama dengan perasaan yang tak karuan.
***
D.O mengajakku belajar disebuah Cafe sore ini,ia bilang ia bosan belajar dirumahku,dan memintaku untuk belajar diluar.Seperti biasa,aku tak bisa menolak itu.
" Eun Hyun-ah,kau kan pintar,cukup cantik,tubuhmu juga lebih tinggi dariku,apa kau sudah punya pacar? " tanya D.O tiba-tiba.
" Apa? Pacar? ten..tentu tidak,maksudku aku belum,aku belum punya pacar " jawabku sedikit terkejut.
D.O mengangguk-anggukkan kepalanya.
" memangnya kenapa? kenapa kau bertanya seperti itu padaku? " tanyaku penasaran.
D.O menggeleng " tidak,aku hanya penasaran apakah semua orang pintar itu tidak memiliki cinta? atau mungkin cinta-mu itu buku-buku pelajaran? " tanyanya polos membuatku tertawa.
" Hey! orang pintar itu juga manusia,mereka juga mempunyai perasaan,tapi mereka lebih memilih diam dan tak mengungkapkan itu " jawabku.Aishh..aku rasa aku membicarakan diriku sendiri.
" apa kau juga seperti itu? " tanyanya penasaran.Matanya semakin membulat,dan itu menbuatku terdiam beberapa saat dan kemudian tersadar.
" ahh lupakanlah..makanlah makananmu " ucapku berusaha mengalihkan pembicaraan dan menyantap makananku.
***
Sudah sekitar satu bulan aku menjadi guru privat D.O.Semua berjalan mulus,bahkan aku mulai terbiasa akan hal ini.Aku merasa senang karena kami sering bersama.Akankah Cinta-ku yang bodoh ini dapat diterima olehnya? Atau,ia akan menjauhiku jika tau aku menyukainya? Entahlah..
" ohh? Hye Rin-ah kenapa kau yang duduk disini? " tanyaku pada Hye Rin yang kembali duduk disampingku.
" itu.. D.O memintaku bertukar tempat duduk,apa dia tidak memberitahumu? " tanyanya.Aku menggeleng,aku melihat ada yang aneh dengan ekspresi Hye Rin pagi ini,ia terlihat takut.
" Kenapa? Apa terjadi sesuatu? "
" begini... "
***
" D.O sudah tau kau menyukainya,maaf tapi aku tak sengaja mengucapkannya.Aku terlalu emosi ketika aku tau ia baru saja berpacaran dengan wanita lain,maaf..aku benar-benar minta maaf Eun Hyun-ah "
Aku menutup wajahku dengan kedua tanganku,tangisanku tak bisa ku hentikan,bagaimana ini? Apa yang harus ku lakukan? D.O akan menjauhi sekarang.Aku menghapus air mataku,dan sebuah pemandangan tak mengenakkan ada di hadapanku,D.O sedang memangku gitar sambil bernyanyi,dihadapan..pacarnya...
***
Pukul 19.45 dan D.O pun tak kunjung datang ke rumahku,di kelas pun dia tak mau berbicara padaku.Ini sudah terjadi satu minggu terakhir,aku tak tahan,aku harus menyelesaikan semua ini..

To: D.O Kyungsoo
19.48
Kita harus bicara,kutunggu pukul 11 di taman belakang sekolah.
***
Sudah lewat 15 menit,aku tak melihat D.O datang,apa dia benar-benar tak mau melihatku lagi? Mataku sudah panas,sekuat tenaga aku menahannya,aku harus melakukan ini..
" Maaf..aku terlambat " Aku mengangkat kepalaku. D.O datang,ia duduk disampingku.
" Eun Hyun-ah,aku ingin berterimakasih padamu,kau sudah membuatku rajin belajar,membuat nilaiku naik.Aku benar-benar berterimakasih..dan mulai sekarang,kau bebas dari tugasmu " ujarnya.
" aahh..kau bilang,kau ingin bicara,kau ingin bicara tentang apa? " tanyanya.
" ohh? Tidak,sama-sama..akhirnya aku bisa bebas dari tugasku..hehe " tawaku garing.Aku tak tau harus berkata apa lagi,semua itu tak bisa ku ungkapkan.
" kalau begitu..aku pergi " pamit D.O lalu berjalan meninggalkanku.
Aku langsung berdiri " karena aku mencintaimu.. " ucapku. D.O berhenti melangkah.
" karena aku mencintaimu,karena itu,kau menjauhiku,benarkan? " tanyaku.
" dimatamu aku bodoh kan? Mencintai teman sekelasku sendiri,aku sadar..tapi aku harus apa? Aku tidak bisa menghentikan ini semua,aku tidak bisa.Aku selalu berusaha menjaga perasaanku dihadapanmu,tapi aku malah terlihat bodoh dihadapanmu,aku tidak bisa mengeluarkan suaraku,bahkan berkedip-pun aku tidak bisa.Aku..benar-benar bodoh..aku bodoh.." Ungkapku.Aku menangis,aku benar-benar merasa bodoh.
" kau tidak bodoh.. " ujar D.O lembut,ia berada di hadapanku sekarang. " maaf...aku benar-benar minta maaf.Aku menjauhimu karena aku takut menyakitimu,aku takut membuatmu menangis,kau terlalu baik padaku.Aku tak bisa membalas perasaanmu..maaf.." tuturnya lembut.
Aku mengangguk " aku mengerti..aku juga akan berusaha menghapus semuanya.. " ujarku.
" maaf.. " lirihnya.
" aku pergi.. " pamitku sambil menghapus air mataku lalu berjalan menjauh darinya.

The End~

Kamis, 23 Januari 2014

A Lost Memory ( Chapter 3 )

Cast :
- Kim Jong In
- Do Kyungsoo
- Xi Luhan
- Oh Sehun

***

" Jong In-ah " panggil Oemma lembut.Jong In semakin merapatkan selimut tebalnya sampai menutupi kepalanya.
" Oemma dan Appa mengerti kalau kau marah pada kami.Mianhe..tapi Appa benar,ini semua demi kebaikanmu.Kami tidak menceritakan alasannya karena kami tidak mau kejadian yang menimpa dirimu waktu itu terulang lagi.Jong In-ah kau mendengarkan Oemma kan? " Oemma berhenti sebentar,ia menahan isak tangisnya.Ia tau anak semata wayang-nya sudah terlanjur membenci perlakuannya.Tapi,ia bingung,karena menurutnya ini adalah cara agar kejadian buruk itu tidak datang lagi.
" Jong In-ah,Oemma..sayang padamu.. " lirihnya lalu beranjak pergi meninggalkan kamar Jong In.
Jong In memejamkan matanya,ia tau pasti hati Oemma nya sangat terluka.Tapi,rasa benci mulai merasuki hati-nya dan menyingkirkan rasa kasih sayang.
" Mianheyo..Oemma "

***

Jong In duduk termenung di kursi taman sekolah yang biasa ia duduki.Pikirannya masih berkecamuk,ia meminta Sehun atau Luhan sekali pun untuk tidak menganggu-nya sebelum ia menghampiri mereka terlebih dahulu.Mereka mengerti,karena Jong In butuh ketenangan sekarang.
" untukmu.. " ucap seorang yeoja sambil menyodorkan CD Drama Musikal ke arah Jong In.
Jong In mendongak dan melihat seorang yeoja berwajah imut dan berambut panjang sedang tersenyum di hadapannya.Yeoja itu duduk di samping Jong In tanpa meminta izin.
" ambil-lah,Oppa pasti akan menjadi lebih tenang setelah mendengar ini " lanjutnya dengan suara imut.
" kau siapa? " tanya Jong In dengan tatapan aneh.
" ohh? Aku..Jung Hye Soo,murid kelas 1-A " jawabnya dengan eyesmile.
Jong In terlihat berpikir,apa dia pernah mengenal yeoja ini? Atau memang ini kali pertama mereka bertemu?
" ambil-lah " Hye Soo mengenggam-kan CD itu ke tangan Jong In.
" aku ada pertanyaan untukmu " ucap Jong In dengan tatapan menyelidik membuat Hye Soo menaikkan satu alisnya.
" apa kita saling mengenal? "
" Ya! Jong In-ah! " teriak Sehun sambil menghampiri Jong In.
Jong In dan Hye Soo serempak menolehkan kepala mereka ke arah Sehun.
" hhh..jadi..hhh..kau..meminta kami..untukh..hhh..tidak menganggumuh..hhh..karena seorang yeoja? hhh " tanya Sehun dengan nafas yang tersengal-sengal.Luhan terlihat menyusul dari belakang dan berdiri di samping Sehun.Mereka berdua menatap Jong In dan Hye Soo dengan tatapan menyelidik.
" mianheyo..aku..aku harus pergi " pamit Hye Soo terbata.Ia terlihat berkeringat dan langsung berlari meninggalkan ketiga namja itu.
" Ya! Kau belum menjawab pertanyaanku! " seru Sehun yang menyadarkan Jong In yang sedari tadi menatap punggung Hye Soo.
" aku bahkan tidak mengenalnya..dia hanya memberiku ini " Jong In menunjukkan sebuah CD Drama Musikal yang Hye Soo berikan.
" eh? mengapa dia memberimu itu? " Sehun mengerutkan dahinya.
" mollaseo..aku bahkan tidak tertarik menontonnya " sahut Jong In santai lalu berjalan menuju kantin di ikuti Sehun.Tapi tidak untuk Luhan ia masih terdiam tak bersuara.
" Hyung! Apa yang kau lakukan? Cepatt! "
" ohh? Nde "

***

" Luhan Hyung lama sekali " gerutu Sehun di depan gerbang sekolah.Ia dan Jong In sudah berdiri di depan gerbang sejak 30 menit yang lalu.
" tadi dia bilang ada urusan apa padamu? " tanya Jong In.
" molla..dia hanya bilang ada urusan,itu saja " jawab Sehun sambil memainkan batu kerikil dengan kakinya.
" itu Luhan Hyung datang! " seru Jong In.Sehun langsung mendongakkan kepalanya melihat Hyung-nya yang sedang berjalan ke arah mereka.
" Hyung! Kau lama sekali!! Kau ingin membuatku mati berdiri,huh?! Kalau hantu sekolah itu muncul lalu menangkapmu bagaimana?! Bukan apa-apa,tapi kau terlalu kecil untuk menjadi lawannya! " cerocos Sehun tak karuan.
" Aishh..kau ini cerewet sekali! " dengus Luhan kesal.Sehun memgerucutkan bibirnya.
" Jong In-ah,apa kau berniat menonton Drama Musikal itu? " tanya Luhan pada Jong In.
" ani,waeyo? "
" aku ingin meminjamnya,aku..aku menyukai Drama Musikal "
Jong In mengangguk lalu mengambil CD itu dari tas-nya lalu memberikannya pada Luhan.
" aku akan mengembalikannya padamu,segera " ucap Luhan.
Jong In menggeleng " tidak perlu,kau boleh mengembalikannya sesukamu hyung,lagipula aku tidak tertarik dengan kaset itu "
" jinjja? baiklah,kajja kita pulang! " Luhan mengapit lengan Jong In dan Sehun lalu menarik mereka.
" andwe... " lirih seseorang dari balik tembok.

***

Luhan menatap CD itu lekat-lekat.Hati-nya berperang hebat.Antara ingin berhenti atau terus melakukannya.Ia bingung,kalau ia berhenti sekarang,dan menceritakannya,namja itu akan membenci dirinya,tapi kalau ia meneruskan ini semua,cepat atau lambat pasti namja itu akan mengetahuinya,dan berakhir membencinya.Semua berakhir sama,pada akhirnya namja itu akan tetap membencinya.

" Hyung.. " panggil Sehun pelan sambil berjalan memasuki kamar Luhan.
" kau belum tidur? " tanya Luhan.Sehun menggeleng sambil duduk disamping Luhan.
" apa kita harus berhenti sekarang Hyung? Aku tidak mau dia membenciku..aku sudah menganggapnya sebagai saudaraku sendiri.. " Sehun menunduk,isakan tangis mulai terdengar dari bibir Sehun.
" kalau kau tidak mau dia membencimu,kita harus tetap melakukannya..Sehunnie "

***

" Jong In-ah " sapa Sehun sambil merangkul Jong In yang sedang berjalan menuju lapangan basket.Jong In membalas sapa-an Sehun dengan senyuman kecil.
" Ya! Hanya senyuman? Ada apa? Apa terjadi sesuatu? " tanya Sehun memburu.
Jong In menghentikan langkahnya,begitupun Sehun.Ia berdiri di hadapan Jong In.
" lalu aku harus membalasnya seperti apa? Berkata ' Annyeong Sehunnie ' begitu? " Jong In memasang ekspresi seorang yeoja-yeoja centil yang biasa mengejarnya.
Sehun bergidik " emhh..lebih baik senyuman kalau begitu " gumamnya.Jong In tertawa kecil melihat tingkah Sehun yang terlalu ke kanak-kanak-an.
" Jong In-ah,bagaimana kalau kita tanding basket satu lawan satu.Yang kalah harus mengikuti permintaan yang menang.Bagaimana? " tantang Sehun.
Jong In menatap Sehun sambil tersenyum menyeringai.
" Kajja kita mulai!! " serunya sambil berlari ke tengah lapangan dan langsung men-dribble bola basket.
" Ya! Kau curaanggggggg!!!!! "

Mereka bermain dengan senyum dan tawa yang terlukis di wajah mereka masing-masing.Benar-benar bahagia,bagi Jong In,Sehun dan Luhan adalah saudara yang ia miliki,orang yang paling mengerti dirinya,dan selalu ada di sampingnya.Mereka adalah kebahagiaan bagi hidup Jong In.Memang,kebahagiaan itu belum sempurna,tetapi ini jauh lebih baik daripada sama sekali tidak ada kebahagiaan di hidupnya.
" aku menaangg!! Hhhh " seru Sehun dengan nafas tersengal-sengal.Jong In terduduk di pinggir lapangan lalu menenggak minumannya.
" Ya! Ya! Ya! Itu berarti kau harus menuruti perintahku..Yeheeettt!! " girangnya.Ia lalu duduk di samping Jong In.
" apa yang kau minta dariku? " tanya Jong In sambil menatap Sehun yang sedang berpikir.
" Aku mau..kau tidak akan pernah pergi dari hidupku dan juga Luhan Hyung.Tidak peduli apa yang kita perbuat satu sama lain,tidak peduli apa yang akan terjadi nantinya,kita harus tetap ber-3.Karena,kalian adalah kebahagiaan hidupku,sahabatku dan juga saudaraku " tutur Sehun.Ia mengulurkan jari kelingkingnya.
Tanpa pikir panjang Jong In langsung mengaitkan kelingkingnya ke kelingking Sehun.
" kalian juga sangat penting bagi ku,aku percaya kalian..jangan pernah mengecewakanku,karena aku percaya kalian " sahutnya sambil tersenyum tulus.Sehun memaksakan senyumnya,karena pada kenyataannya,ia telah menghancurkan kepercayaan Jong In.
' setidaknya dengan perjanjian ini,aku sedikit lega..kau tidak akan meninggalkanku,aku percaya padamu Jong In-ah '
" kau mau mengantarku membeli Bubble Tea? Aku haus "

***

Hari libur adalah hari yang paling menyenangkan bagi seluruh murid sekolah.Termasuk Jong In,Luhan dan juga Sehun.Mereka memanfaatkan waktu luang untuk pergi bersepeda ke taman sungai Han.
" Hyung! Ayo kita beli Bubble Tea dulu,baru kita bersepeda! " seru Sehun.
" Ya! Apa kau pikir kami ke sini untuk itu? Shireo! " tolak Luhan.
Sehun menarik-narik kaus lengan Luhan " aaa..hyung..jebaallll..hyunggg " rengek Sehun seperti anak kecil yang meminta mainan.
" sudahlah hyung,temani saja dia,aku akan berkeliling sambil menunggu kalian " Jong In menengahi.
Luhan mendengus " baiklah..Kajja! "
Luhan dan Sehun mengayuh sepeda mereka ke kedai Bubble Tea yang tak jauh dari tempat mereka berhenti tadi.Sedangkan Jong In langsung berkeliling menikmati taman Sungai Han dengan sepeda hitamnya.
" Eh? bukankah itu Kyungsoo? " gumam Jong In sambil mengayuh sepedanya menghampiri Kyungsoo yang sedang duduk termenung di kursi panjang coklat yang langsung menghadap air mancur.
" Jong In-ah " pekik Kyungsoo dengan mata berbinar ketika melihat Jong In duduk di sampingnya.
" Ya! Ekspresimu terlalu berlebihan,itu membuatku jijik! " omel Jong In.
" hehehehe..mian,aku hanya senang bertemu denganmu lagi "
" apa yang kau lakukan disini? " tanya Jong In sambil menatap sisi wajah Kyungsoo yang sedang menatap lurus air mancur.
" melihat kebahagiaan orang lain " jawab Kyungsoo tanpa mengalihkan padangannya.
" maksudmu? "
"  Di taman ini,banyak orang yang menghabiskan waktu mereka bersama orang yang mereka sayangi,tertawa bersama,menceritakan hal-hal yang lucu dan melakukan hal-hal yang menyenangkan.Aku lupa cara melakukan itu semua,jadi..agar aku tidak melupakannya,aku harus melihatnya. " jawab Kyungsoo sambil tersenyum tipis.
Jong In terdiam,ada rasa sakit yang langsung menggoreskan luka di hatinya.Rasanya ia ingin menghibur namja yang ada di sampingnya saat ini.Melakukan hal-hal yang menyenangkan bersamanya,agar ia tak lupa.Tapi,siapa dia? Dia hanya seorang namja yang baru ia kenal seminggu belakangan ini.
" kau bisa melakukannya dengan temanmu,atau adikmu " akhirnya hanya itu yang bisa Jong In katakan.
" ohh..kau benar,aku akan melakukannya...suatu saat nanti " Kyungsoo menatap Jong In " aku harus pergi,sampai bertemu lagii " pamitnya dengan ekspresi seceria semula.Seperti tak memiliki luka apapun di hidupnya.
Jong In mengangguk lalu membalasnya dengan senyuman tipis.Namja itu pun berjalan dan menghilang di antara kerumunan orang-orang.
" Jong In-ah! "
Jong In tersentak ketika mendengar ada orang yang berteriak memanggil namanya.Ia tersadar lalu menepuk dahinya.
" Sehun! Luhan Hyung! " serunya.Ia langsung melompat ke sepedanya dan mengayuh ke sumber suara.

" Ya! Kau kemana saja?! "
" Mianheyo hyung,aku sedang bertemu dengan temanku tadi "
" teman? siapa? "
" seseorang yang menurutku menyenangkan,suatu saat nanti aku kenalkan pada kalian "

TBC

Minggu, 19 Januari 2014

A Lost Memory ( Chapter 2 )

Cast :
- Kim Jong In
- Do Kyungsoo
- Xi Luhan
- Oh Sehun

***

" Hyung! Ini lezat sekali..sangaatttttt lezattt! " puji Jong In sambil melahap spaghetti kimchi yang di buat oleh namja bertubuh mungil itu.
" jinjja? ini eksperimen ku,apa benar sangat lezat? " tanya namja itu semakin membulatkan namanya.
Jong In mengangguk " seharusnya kau tidak mengambil les musik,kau harus mulai belajar menjadi seorang chef,kau berbakat hyung " ucapnya.
Namja itu hanya menatap Jong In sambil tersenyum kecil.
" wae? Aku serius hyung.Apa ada orang yang mengatakan makananmu tidak enak? Siapa orang-nya? " tanya Jong In terlihat emosi.
Namja itu tertawa sambil menggelengkan kepalanya " ani,hanya saja..aku sedikit terharu,kau selalu memujiku,memberiku semangat..kau selalu melindungiku " tuturnya tersenyum lembut.Jong In menatap sepasang mata itu lekat-lekat.
" itu karena aku menyayangimu hyung,sangat menyayangimu "

-

Jong In membuka matanya,ia terduduk di atas ranjang-nya.Nafasnya tersengal-sengal,keringat dingin pun bercucuran di tubuhnya dan membuat kaus-nya setengah basah.Ia memejamkan matanya mencoba mengingat semua itu,semakin ia mencoba, semakin ingatan itu menjauh darinya.
" Akh!! " ia meringis kesakitan,kepalanya kembali sakit,sakit sekali.Tak lama Oemma dan Appa Jong In memasuki kamarnya dan menghampiri Jong In yang sedang kesakitan.
" Adeul,apa yang terjadi? Kau kenapa? " tanya Oemma khawatir melihat Jong In yang terus berteriak kesakitan sambil memegangi kepalanya.
Appa langsung berlari ke laci meja yang terdapat di samping tempat tidur Jong In lalu mengambil obat dan segelas air putih yang sudah tersedia di atas meja itu.
" Jong In-ah,minum ini " ucap Appa sambil memasukkan obat itu ke mulut Jong In lalu memberikannya minum.
Perlahan rasa sakit Jong In menghilang ia terlihat jauh lebih tenang setelah meminum obat pereda rasa sakit itu.Jong In langsung berbaring dan kembali terlelap.Setelah sekian lama..rasa ketakutan itu pun muncul kembali..

***

Mendengar kabar Jong In sakit Luhan dan Sehun langsung menuju ke rumah Jong In.Mereka meninggalkan 2 pelajaran terakhir setelah meminta izin kepada songsaenim.Luhan yang paling terlihat khawatir,bahkan Sehun pun sempat terkena imbasnya karena terlalu cerewet.Padahal,ia begitu supaya hyung-nya tak terlalu khawatir.

" Jong In-ah apa yang terjadi? Kau sakit apa? " tanya Luhan memburu saat melihat Jong In duduk menyender di ranjangnya.Luhan langsung memeriksa tubuh Jong In juga memeriksa dahi-nya dengan punggung tangan-nya.
" nan gwencanha,hyung..jeongmal " sahut Jong In meyakinkan.

PLETAK!

Luhan menjitak kepala Jong In. " apanya yang baik-baik saja,apa yang kau lakukan pada tubuhmu? Kau menyiksanya huh? Seharusnya kau menjaganya dengan baik,makan yang teratur,tidur yang cukup! " omel Luhan yang terlihat sangat mengkhawatirkan keadaan Jong In.
Jong In mengusap-usap kepalanya " arraso hyung,aku akan menjaga tubuhku " balas Jong In sambil tersenyum lembut.Dalam hati,Jong In berterimakasih pada Luhan yang sangat menyayainginya itu.Luhan menyerah,ia duduk di sofa yang terdapat di kamar Jong In.
Tiba-tiba Sehun masuk sambil membawa nampan berisi minuman dan beberapa cemilan.
" hyung! Cepat bantu aku! " seru Sehun yang terlihat kewalahan.Luhan mendengus kesal dengan kelakuan adik-nya itu.Ia berjalan malas lalu mengambil nampan itu dan meletakkannya di atas meja.
" Ya! Sehunnie,kita kesini untuk menjenguk Jong In bukan meminta makanan " omel Luhan.
" Bukan aku yang memintanya, hyung.Tapi Ahjumma yang menyuruhku membawanya " sahut Sehun santai sambil memakan cemilannya.
" Jong In-ah,kau baik-baik saja kan? Sejak mendengar kau sakit Luhan hyung tidak bisa diam,bahkan dia memarahiku " tanya Sehun yang berujung pada pengaduan atas perlakuan Hyung-nya itu.
" kau memarahinya hyung? Wae? " tanya Jong In menatap Luhan.
" dia menyebalkan dan sangat cerewet " jawab Luhan singkat sambil meminum black tea-nya.
" huh! Kalau aku mengatakan hal ini pada Oemma dan Appa,kau pasti tidak boleh bermain futsal lagi! " ancam Sehun.
" coba saja katakan,jangan harap aku akan mengantarmu membeli bubble tea! " balas Luhan.Sehun langsung melotot ke arah Luhan " Hyung! " serunya.
" wae? Kau pikir aku tidak bisa melakukannya? " Sehun mencibir sambil mengerucutkan bibirnya.
Jong In hanya tertawa mendengar pertengkaran kakak-adik itu.Tapi,di hatinya terselip sebuah kerinduan,ia seperti merindukan masa-masa indah yang sedang terjadi di hadapannya saat ini.
" Jong In-ah,kau kenapa? "
" ohh? Ani,nan gwencanha Sehunnie "

***

Hembusan angin siang itu membuat poni Jong In sedikit berterbangan.Mata-nya terpejam sambil menyender di bangku taman sekolah.Sepi.Sangat sepi.Seperti menyempurnakan kekosongan hati-nya.Tanpa ia sadari ada sepasang mata yang menatapnya,dengan tatapan iba..

***

" Sehunnie kau ingin masuk ke club basket atau sepak bola? " tanya Jong In ketika mereka berjalan beriringan menuju gerbang sekolah.Sehun mengangkat kedua bahu-nya " molla,Luhan hyung berada di club sepak bola,tapi hati ku ingin aku masuk club basket "
" Ya! Kau bukan anak kecil lagi yang selalu mengikuti hyung-mu kemanapun " seru seseorang dari belakang mereka.Mereka tersentak lalu berbalik.
" Luhan hyung! Kau mengagetkan ku saja,ish seperti hantu penunggu sekolah saja! " omel Sehun.
Luhan tak menggubris omelan Sehun yang terdengar seperti termakan cerita tahayul itu.Ia lalu mengapit tangan Jong In.
" Kajja kita pulang! " ajaknya sambil berjalan meninggalkan Sehun.
" Hyung kau meninggalkanku!!! " teriak Sehun kesal.
" jangan berteriak,cepat lari,atau hantu itu akan menangkapmu! " balas Luhan lalu terkekeh.
" Hyung tungguuuu!!! "

***

Jong In berjalan santai menyusuri jalan menuju rumahnya.Ia berpisah jalan dengan Sehun dan Luhan setelah turun dari bus.Tiba-tiba mata-nya menangkap seorang yang pernah ia temui waktu itu.Siapa lagi kalau bukan Kyungsoo.Namja yang ia temui di gedung kesenian beberapa hari yang lalu.Ia sedang duduk termenung di bangku panjang di bawah pohon rindang.Jong In menatap nya aneh,beberapa waktu lalu ia terlihat namja periang,tapi sekarang ia terlihat seperti seseorang yang kehilangan sebagian hidupnya.Dan itu membuat Jong In merasa ia sama seperti dirinya..
" apa yang sedang kau lakukan disini? " tanya Jong In.Namja itu mendongakkan kepalanya dan terlihat terkejut melihat Jong In yang sudah berdiri di hadapannya.
" wae? Ekspresi wajahmu terlalu berlebihan,aku bukan hantu " protes Jong In kesal.
Kyungsoo tertawa kecil sambil menggaruk-garuk kepalanya " ahh mianhe,aku hanya terkejut saja kau bicara denganku,se-ingat ku kau bilang kau tidak mau berurusan denganku lagi " ujarnya.
Jong In berdehem,ia lupa akan hal itu. " kenapa tidak pulang? anak kecil seperti mu seharusnya di rumah " ucap Jong In seenaknya.
Lagi-lagi Kyungsoo membulatkan matanya " mwo?! Anak kecil katamu?! Ya! Seharusnya kau memanggilku hyung!!! " protes Kyungsoo.
" haruskah aku memanggilmu hyung? Bahkan tinggimu tidak lebih dari ku " cibir Jong In.
" kau itu sama sekali tidak berubah,selalu seenaknya seperti ini " gumam Kyungsoo pelan,pelan sekali,tapi Jong In masih dapat mendengarnya dengan jelas.
" maksudmu apa? kau mengenalku? " tanya Jong In dengan tatapan selidik.
" maksudku kau tidak berubah sejak kita pertama kali bertemu di gedung kesenian sampai hari ini,bukankah kau selalu bertindak seenaknya kepadaku? huh! " Kyungsoo mengerucutkan bibirnya.
Jong In tertawa kecil,tapi ia buru-buru mendatarkan ekspresi nya. " yang jelas aku tidak mau memanggilmu hyung,aku pulang,semoga kita tidak akan bertemu lagi " pamit Jong In dingin.Tanpa menunggu omel-an Kyungsoo lebih lanjut dan mendalam Jong In langsung melengos pergi.
" semoga kita bertemu lagi " gumam Kyungsoo.

***

Jong In membuka pintu rumahnya.Kembali,ia menjadi kembali seperti batu yang keras dan sulit di hancurkan.Di dalam hatinya ia tak pernah menganggap ini rumah,bahkan ini terlihat seperti penjara baginya.Dimana ada jeruji besi penghalang yang menahan dirinya juga ingatannya.
" Jong In-ah kemari " panggil Appa yang sedang duduk bersantai di sofa sambil membaca koran.
Jong In berbalik dan menatap Appa-nya malas lalu berjalan ke arah Appa-nya dan duduk di sampingnya.
" ada apa? jika tidak ada yang penting,aku ingin ke kamar,aku lelah " ucap Jong In dingin.
Appa melipat korannya dan meletakkannya di atas meja.
" Appa ingin bertanya sesuatu padamu..tentang kemarin malam,apa yang sebenarnya terjadi padamu? " tanya Appa.
Jong In terdiam,ingin rasanya ia menceritakan semuanya,tapi percuma mereka tak akan membantu sedikitpun dan mereka akan melarang Jong In mengingat masa lalu-nya.
" bukan apa-apa,tidak penting " jawab Jong In ketus.
" Jong In-ah kenapa kau berubah? Dulu kau tidak pernah bersikap tidak sopan pada Appa?! " seru Appa terlihat mulai kesal dengan sikap Jong In.Jong In tersenyum sinis " seharusnya aku yang bertanya pada Appa,mengapa Appa memperlakukanku seperti tahanan rumah? Siapa namja di mimpi ku? Mengapa aku menangis saat itu? Appa sama sekali tidak pernah menjawab semua itu.Yang Appa lakukan hanya menyuruhku melupakan itu semua.Apa Appa pikir itu mudah? Ada apa sebenarnya dengan Appa?! " bentak Jong In meluapkan segala amarahnya.
" kau tidak tau apa-apa! Kami semua melakukan ini demi kebaikanmu..kebaikanmu Jong In-ah! " seru Appa.
" aku tidak tau apa-apa karena Appa tidak pernah menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi padaku!! Ini bukan kebaikan! Kebaikan apa yang Appa maksud?! Ini menyakitkan,Appa menyiksaku!! Bahkan Appa membuatku tidak mengenal diri-ku sendiri.. " Jong In lalu beranjak dari sofa dan berjalan menuju kamar dengan kesal.Ia tidak peduli kata-kata itu menyakitkan bagi Appa-nya atau tidak,bahkan Oemma-nya menangis saat melihat pertengkaran itu.Ia tak peduli,karena memang itu yang ia rasakan selama ini.Tidak mengenal jati dirinya sendiri..karena penjara yang di buat oleh kedua orang tuanya..

TBC

Jumat, 17 Januari 2014

A Lost Memory ( Chapter 1 )

Cast :
- Kim Jong In
- Do Kyungsoo
- Xi Luhan
- Oh Sehun

***

Sepasang mata itu masih menatap lekat ke luar jendela kamar.Seperti tak ingin beranjak,tak berkedip,tapi menatap kosong ke luar.

-

" Hyung! Cepat lahh,sebentar lagi pertunjukkannya akan di mulai! " seru seorang namja tinggi berkulit gelap sambil berlari menghampiri namja lain yang bertubuh kecil berkulit putih di belakangnya.Namja itu terlihat kerepotan akan buku-buku yang ia bawa.
" Kajja! " serunya sambil menarik namja itu berjalan ke arah gedung kesenian.
" maaf..tapi pertunjukkannya sudah selesai " ucap seorang penjaga yang sedang merapikan gedung kesenian.
" mwo?! Selesai?! " mata Jong In membulat.Penjaga itu mengangguk " nde,sekitar 15 menit yang lalu ".Jong In melirik jam tangan yang melingkar di tangan kirinya.Ia menepuk jidatnya lalu menoleh ke arah hyung-nya. " jam ku mati hyung " ucapnya lemas.Ia berjalan keluar gedung kesenian dengan langkah gontai disusul namja yang ia panggil Hyung itu.
" ini semua gara-gara dirimu hyung,kan sudah ku bilang tinggalkan buku-buku itu..hhffftt " ucapnya sambil menunduk.
" mianhe..aku membawanya karena aku harus menyelesaikan tugasku secepatnya " sesal namja bertubuh mungil itu.Ia terlihat sangat menyesal,karena dirinya Jong In tidak bisa menonton drama musikal yang ia nantikan sejak sebulan lalu.Tarian yang ditampilkan,Jong In lah yang membuat gerakannya.Jong In menatap namja mungil yang sedang menunduk itu.Lalu tersenyum " ya! seharusnya kau membuatkanku makanan sebagai imbalannya " serunya.Namja mungil itu menatap Jong In sambil tersenyum lalu mengangguk. " kau ingin makan apa? "

-

Lagi.Ingatan itu muncul lagi,dan membuat dadanya terasa sesak saat ingatan itu muncul.Ia tak bisa mengingatnya,mengingat siapa namja mungil yang ia panggil 'hyung' itu,bahkan wajah namja itu terlihat tak begitu jelas di ingatannya.Bahkan,keluarga Jong In pun tak pernah memberikannya jawaban yang pasti.Mereka hanya mengatakan ' itu hanya halusinasimu saja,lupakanlah ' tapi Jong In tak pernah percaya,kalau memang halusinasi mengapa hal itu terus terjadi? Bahkan ia merasa pernah mengalami itu.Jong In yakin,kalau ingatan ini adalah bagian dari memorinya yang hilang.Ya..pasti.

***

4 tahun lalu,tepatnya saat Jong In berada di sekolah tingkat pertama.Ia mengalami kecelakaan,entah mengapa ia bisa tertabrak oleh mobil itu.Yang ia tau,ia berlari sambil menangis dan kecelakaan itu terjadi.Saat membuka matanya,ingatannya hilang,ia tak ingat apapun.Beruntung si penabrak menemukan nomor ponsel Appa Jong In yang terdapat di ponselnya.Ia menghubungi Appa Jong In dan memberitahu apa yang terjadi.Setelah berhasil mengetahui Oemma dan Appa-nya Jong In langsung pulang ke rumah setelah beberapa hari di rawat.Hari berganti menjadi tahun,ia mulai ingat semua tentang dirinya dan juga keluarganya.Hanya saja..ada satu hal yang belum juga ia ingat,mengapa ia berlari sambil menangis? Ia tak ingat kejadian sebelum itu.
" waktu itu..kau sedang marah pada kami karena kami akan meninggalkanmu ke China saat Appa mendapat tugas di sana " jawab Oemma saat ia bertanya.Jong In percaya,pada awalnya.Tapi semenjak bayang-bayang namja mungil yang sering muncul di ingatannya itu yang membuatnya sedikit ragu.Tak ada satupun orang terdekatnya mau memberitahunya akan namja itu.Jong In mulai kesal,apalagi keluarganya memperlakukannya seperti tahanan rumah,ia tak boleh pergi selain dengan supir pribadinya.Karena itu,Jong In berubah menjadi namja dingin dan menutup diri dari lingkungan sekitarnya.Sampai suatu waktu ia bertemu dengan Sehun dan Luhan,pasangan kakak-adik yang membuat Jong In merasa tidak se-sepi dulu.Ia mulai menjadikan mereka sebagai sahabat yang ia percaya,saat ia bahagia atau sedih pasti merekalah yang akan menjadi tujuan pertama Jong In untuk berbagi.Bukan Appa atau Oemma-nya..

" Jong In-ah,kenapa kau tidak memesan makanan? " tanya Luhan sedikit khawatir,karena Jong In terlihat berbeda dari biasanya,seperti sedang memikirkan masalah yang berat.
" ani hyung,aku hanya tidak lapar " jawab Jong In sambil memaksakan senyum di bibirnya.
" gwencanha? Kau terlihat tidak baik " Luhan semakin khawatir karena ia tau betul Jong In berbohong,pasti ada sesuatu yang ia sembunyikan.
Sehun mengangguk sambil menyeruput bubble tea-nya " Apa kau lupa membawa dompet? Tenang saja,Luhan hyung pasti akan membayar makananmu,jadi jangan siksa perutmu lagi,dan cepatlah pesan makanan " ucap Sehun yang dibalas pelotot-an seram dari Luhan. " aku benar hyung " ucapnya santai,sifat ke-kanak-kanak-an-nya muncul lagi.
Jong In berdiri dari kursinya. " kau mau kemana? " tanya Luhan. " aku ingin pulang,aku rasa aku sedang tidak enak badan " jawabnya. " aku akan mengantarmu " Luhan langsung berdiri.Jong In menggeleng " aniyo,nan gwencanha hyung,aku bisa pulang sendiri,lagi pula kasihan Sehun jika ia pulang sendiri " tolak Jong In halus.Sehun mengangguk " benar hyung,kau tega meninggalkanku sendiri? bagaimana jika aku lupa jalan pulang? atau bagaimana jika seseorang menculikku,lalu memasukkanku ke dalam karung,dan--- " Luhan langsung memberikan pelotot-an seramnya pada dongsaeng-nya itu,membuat Sehun langsung diam dan menunduk.
Jong In tersenyum " Sehunnie,bisakah kau bilang pada songsaenim kalau aku sakit hari ini? " tanya Jong In.Sehun mengangguk " aku akan mengatakannya dengan baik Jong In-ah " jawab Sehun.
" aku pergi hyung " pamit Jong In sambil menepuk pundak Luhan lalu berlalu.Luhan menatap pundak namja itu dengan perasaan khawatir.
" tenang saja hyung,dia baik-baik saja,mungkin dia hanya bosan belajar " ucap Sehun tiba-tiba.
" Ya! Oh Sehun,kau ini!! "

***
Jong In melangkahkan kaki-nya,bukan,bukan ke arah rumahnya,tapi ke sebuah gedung kesenian.Ia penasaran,mungkin kalau ia datang ke sini ingatannya akan pulih kembali.Perlahan ia masuk ke gedung itu,sepi.Tak ada apapun,hanya ada bangku biru yang tertata rapi di ruangan ini.Pandangannya menjelajah seluruh ruangan ini,tak ada yang terasa familiar di otaknya.
" sedang apa kau? " tanya seorang namja dari belakang.Jong In sedikit terkejut lalu membalikkan badannya.Namja bertubuh lebih kecil darinya ini berjalan ke arah Jong In. " bulan depan,drama musikal-nya akan tampil bulan depan " ucapnya. " memangnya siapa yang ingin menontonnya? " balas Jong In sinis.Ia selalu seperti ini jika ada orang yang tidak ia kenal berbicara padanya. " kau,bukannya kau kesini untuk itu kan? " tanya namja itu.Jong In menggeleng " jangan sok tau " jawabnya ketus lalu berlalu melewati namja itu.Namja itu lalu berlari mengejar Jong In yang sudah keluar dari gedung kesenian.Ia menghadang langkah Jong In.
" ada apa lagi? " tanya Jong In malas.
" kita belum berkenalan " Namja itu mengulurkan tangannya " namaku Do Kyungsoo,murid SMU kelas-3 " ujarnya memperkenalkan diri.
" ku rasa kita tidak perlu saling mengenal,aku tidak mau ber-urusan denganmu " balas Jong In.Namja bermata bulat itu semakin membulatkan matanya " eh? Wae? Bukankah menjalin pertemanan itu baik,aku hanya ingin berteman denganmu "
" tapi aku tidak " Jong In lalu berjalan meninggalkan Kyungsoo.Kyungsoo langsung berlari lalu menahan pundak Jong In dan membaca name tag yang tertera di blazernya. " Kim Jong In,namamu tidak buruk,kenapa kau tidak mau memberitahu namamu? kau malu? " tanyanya.
Jong In menatap Kyungsoo kesal lalu menepis tangan Kyungsoo kasar. " kau cerewet " ucapnya singkat lalu berjalan meninggalkan Kyungsoo.
" Yaa! Nama itu adalah do'a dari orang tua! Kau tidak boleh malu dengan namamu! Jong In-ah " teriak Kyungsoo.

***

Jong In,Sehun dan Luhan tengah sibuk menyantap makan siang mereka di kantin sekolah.
" Jong In-ah kemarin kau kemana? " tanya Luhan setelah mereka selesai makan.
" pulang " jawab Jong In tanpa menatap Luhan,saat ia berbohong ia tak berani menatap Luhan,karena Luhan akan tau kalau ia sedang berbohong.
" tapi,orang tuamu bilang,kau pulang seperti biasanya,kau kemana? " tanya Luhan sekali lagi.Ia terlihat marah.
Jong In menghela nafas " arraso,aku hanya berjalan-jalan hyung,itu saja ".
" seharusnya kau bilang padaku,kau tau aku sangat khawatir,bahkan kau tidak meng-aktif-kan ponselmu,dan kau berbohong Jong In-ah " Luhan benar-benar marah.
" mianhe hyung..aku hanya ingin menenangkan diriku,itu saja " lirih Jong In.
" kau ada masalah? tidak seperti biasanya kau merahasiakan ini pada kami,kau tidak percaya pada kami? " Sehun mengangguk menyetujui ucapan Luhan.
Jong In langsung menatap Luhan dan Sehun bergantian,di tatapnya namja yang sudah ia anggap sebagai saudaranya ini.Ia sudah mengecewakan mereka.
" mianhe hyung,sehunnie,jeongmal mianhe..aku hanya tidak mengerti dengan apa yang terjadi dengan diriku akhir-akhir ini " ucap Jong In.
" maksudmu? "
Jong In lalu menghela nafas dan mulai bercerita tentang ingatannya dengan seorang namja.Ia merasa bahwa namja itu ada hubungannya dengan dirinya dan juga mungkin kecelakaan itu.Tapi,orang tua-nya tak mau memberitau siapa namja itu.Dan karena itu lah ia pergi ke gedung kesenian kemarin karena ia penasaran.
" sudah berapa kali ingatan itu muncul? " tanya Luhan.
" sekitar 3 kali "
Luhan terlihat berfikir sedangkan Sehun,ia malah terlihat seperti seseorang yang tak memiliki telinga.Ia hanya menyibukkan dirinya dengan minuman favoritnya itu.
" hyung,apa kau tau sesuatu? " tanya Jong In menatap Luhan penuh harap.Ya,karena ia tau,Sehun pasti tidak akan tau,dan hanya Luhan-lah yang bisa ia harapkan.
" mollaseo Jong In-ah "

TBC