Author: Kyung0712 (@Intansnickers)
Genre: School Life,Friendship
Cast:
- Xi Luhan
- Seo Yoo Ra (OC)
- Kim Minseok
Disclaimer: okeh,ini fanfic semoga ngena sama genre friendship-nya..ehehehe-masih belom jago nulis-.Semoga suka,maaf kalo banyak kesalahan dan gak nyambung.Enjoy^^
***
" annyeonghaseyo,choneun Xi Luhan-imnida..bangapseumnida "
Luhan membungkuk hormat kepada semua 'bakal' teman barunya itu.Ia tersenyum manis sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kelas.Banyak gadis-gadis yang berbisik membicarakannya.Lalu anak laki-laki yang tidak menganggapnya.Dan satu orang gadis yang sibuk dengan catatannya.
" baik Luhan,silahkan duduk di sebelah Minseok " ucap Kang Seonsaengnim.
Luhan mengangguk dan bersyukur ia duduk disamping Minseok satu-dari tiga laki-laki-yang tersenyum memperhatikan Luhan.
" hai,aku Minseok " laki-laki berwajah imut itu berbisik menyapa Luhan.
Luhan mengangguk dan tersenyum membalas 'bakal' teman baru-nya itu.
***
" kalau toilet,kau tau letaknya dimana kan? "
Luhan mengangguk.Jelas dia tau,tadi pagi sebelum ke ruang guru,dia mampir ke toilet terlebih dahulu.
" lalu,apa ada yang kurang di mengerti? kalau belum,akan ku jelaskan dari awal " ucap Minseok tersenyum hangat.
Luhan menggeleng cepat.Sedikit menyesal menerima jasa Minseok sebagai tour guide-nya hari ini.Luhan terpaksa mendengar seluruh rahasia umum di sekolah ini,sampai gosip terbaru tentang guru mereka yang tidak bisa makan nasi.Hei apa itu penting?
" baiklah,tidak ada pertanyaan? " tanya Minseok.Ia mulai menyumpit telur gulung dari kotak bekal-nya.
Luhan menggeleng.Ada pertanyaan itu artinya ia harus merelakan waktu makan siangnya untuk mendengar dongeng pengantar tidur Minseok.
***
Luhan melirik jam tangan hitam di pergelangan tangan kirinya.Satu jam sebelum bel masuk berbunyi,ia sudah berada di lorong kelasnya.Datang pagi-pagi ke sekolah adalah hal yang menyenangkan baginya.Luhan bisa tidur tanpa ada teriakan Ibu-nya yang marah-marah karena ikan goreng-nya hilang di curi kucing tetangga.Tidak ada suara rengekan Sehun-adiknya- yang mencari dasi atau sebelah kaus kaki-nya yang hilang.Tidak ada teriakan dan hanya ada suara kicauan burung yang merdu.
" aa-anyeong " sapa Luhan sedikit kaget saat melihat gadis yang mengacuhkannya seminggu yang lalu-saat perkenalan diri- sudah duduk manis di bangkunya.Gadis itu melihat Luhan,tapi sama sekali tidak meresponnya,ia kembali membaca buku di hadapannya.
Luhan mengangkat kedua bahu-nya.Tidak masalah,selama gadis itu masih sibuk dengan bukunya,Luhan bisa tidur dengan nyenyak.
Itu hanya pikiran Luhan saja.
Nyatanya,setelah limabelas menit ia duduk di bangkunya.Luhan malah tidak bisa memejamkan matanya,matanya terus terjaga.Sedangkan di kelas ini,hanya ada dia dan gadis di depannya.
" hei--apa…kau tau? Gosip tentang Lee Seonsaengnim yang tidak bisa makan nasi? Ha-ha-ha itu konyol kan… "
Krik.
Luhan menggaruk tengkuknya.Gadis itu hanya diam dan sama sekali tidak merespon.
" aku bosan,bicaralah sedikit… " desah Luhan sambil menjatuhkan kepalanya di meja.Ia menghela nafasnya berkali-kali.Angin pagi mulai menerpa wajah Luhan,membuat mata-nya menutup secara perlahan-lahan.
Luhan mulai tertidur saat sebuah suara memecah keheningan pagi itu.
" Hei--apa kau tau,bagaimana rasanya punya teman? "
***
Luhan masih tidak habis pikir dengan apa yang di dengarnya barusan.Suho-si ketua kelas- menghancurkan angan-angannya sore itu dengan sebuah berita duka.
" Hari ini tugasmu membersihkan kelas " ucapnya saat Luhan baru kembali dari toilet untuk mengambil tas-nya.
" aku? dengan siapa? " tanya Luhan.
" dengan Seo Yoo Ra,gadis yang duduk di depanmu " jawab Suho sambil menepuk sebelah pundak Luhan dan berlalu pergi.
Gadis yang duduk di depannya.
Gadis yang tidak membangunkannya saat Chanyeol memfoto dirinya yang sedang tertidur dengan mulut terbuka.
Gadis yang…
" Apa dewi fortuna benar-benar membenciku? "
***
Luhan tidak yakin apa Seo Yoo Ra itu benar-benar manusia atau bukan.Gadis itu benar-benar tidak mengajaknya berbicara sama sekali.Bahkan sekedar berbicara untuk berbagi tugas-pun tidak.Dia hanya membawa satu sapu dan satu pel-an dari ruang janitor.
" hei--Yoo Ra-ssi kau…penulis cerita di mading sekolah kita ya? " tanya Luhan hati-hati.
Luhan memang harus hati-hati,ia sedang naik ke atas meja,tangannya mengelap jendela kelas,matanya melirik ke arah Yoo Ra yang sedang menyapu.
Tadi saat kembali dari kantin,ia sempat membaca mading sekolah dan menemukan sebuah cerita menarik yang mampu membuatnya mau berdiri 15 menit hanya untuk membaca sebuah cerita.Dan saat melihat nama penulis-nya,Luhan bertekad ingin menjadikannya teman.
Kenapa?
Entahlah,Luhan hanya merasa mereka harus berteman.
" iya "
Luhan langsung memutar tubuhnya saat sebuah jawaban terdengar dari mulut gadis itu.Luhan menatap punggung Yoo Ra yang menyapu debu dan sampah kertas di ujung pintu.
" Hei--ceritamu itu sangat-- "
BRUK!
" AUGH! "
Luhan meringis saat dahi-nya mencium lantai kelasnya.Ia terpeleset karena terlalu bersemangat bertanya pada Yoo Ra.
Gadis itu pun menghela nafas,lalu berjalan menghampiri Luhan.Berjongkok di samping laki-laki yang masih meringis memegangi dahi-nya yang mulai memerah.
" tunggu disini "
Luhan mendengar gadis itu memerintahnya,ia berjalan keluar kelas.Setelah merasa pusingnya berkurang Luhan duduk di kursi,dahi-nya berdenyut-denyut membuat semua yang ada di depannya terasa berputar.
Yoo Ra kembali dengan kotak putih yang Luhan yakini itu kotak P3K.Gadis itu pasti baru saja mengambilnya dari ruang kesehatan.
Yoo Ra duduk di bangku yang ada di depan Luhan,membuka kotak P3K dan mengeluarkan obat merah dan plester.
" kemarilah " ucapnya datar.
Luhan menurut lalu memajukan wajahnya.Sementara Yoo Ra memberikan obat merah di dahi Luhan yang merah-tidak ini lecet.Luhan menahan nafasnya,ia bisa melihat wajah gadis pelit suara ini dari jarak 10cm.Wajah seriusnya terlihat begitu cantik saat dilihat dari dekat.
" kau membaca ceritaku? " tanya Yoo Ra saat dirinya selesai mengobati dahi Luhan.Ia memasukkan obat merah ke dalam kotak P3K lalu menutupnya kembali.
" hmm.. " Luhan menggumam sambil mengangguk.
" apa komentarmu? "
Luhan mengerutkan alisnya " kau meminta komentarku? " tanya Luhan menunjuk dirinya sendiri.
Yoo Ra mengangguk " bukankah setiap pembaca pasti punya sesuatu untuk di ungkapkan setelah membaca suatu cerita? Katakanlah,tidak apa-apa walaupun itu tidak bagus. "
" ceritamu bagus,aku suka " puji Luhan sambil tersenyum manis.
Yoo Ra menatap Luhan datar.
" terimakasih "
" aku suka caramu menggambarkan karakter Min Ah yang tidak pernah mempercayai teman lagi.Bagaimana dia jadi gadis pendiam setelah temannya meninggalkannya begitu saja saat Min Ah membutuhkannya.Dan setelah itu dia tidak pernah percaya dengan kata teman.Menurutnya teman itu tidak ada,yang ada hanya seseorang yang akan datang bila membutuhkan dan pergi dengan sesuatu yang dibutuhkannya,itulah teman menurut Min Ah.Teman itu tidak ada,yang ada hanya seseorang yang membicarakan keburukan seseorang yang lain saat orang itu tidak ada disampingnya,itulah teman menurut Min Ah.Di dalam kamus hidup Kim Min Ah,teman itu tidak ada,yang ada hanya seseorang yang datang membawa kebahagiaan dan pergi meninggalkan luka yang dalam. " ujar Luhan menatap dalam mata gadis di depannya itu.
" Kim Min Ah.Gadis bodoh yang percaya begitu saja dengan sebuah pertemanan.Gadis bodoh yang dengan mudah menyayangi temannya.Gadis bodoh yang menghabiskan air matanya hanya untuk seorang teman yang bahkan tidak perduli padanya.Kim Min Ah,dia hanya gadis bodoh. " ujar Yoo Ra membalas tatapan Luhan.
" Tidak,Kim Min Ah tidak bodoh,yang bodoh itu adalah seorang teman yang menyia-nyiakan temannya.Dia itu bodoh karena meninggalkan teman yang begitu menyanyanginya.Teman Min Ah yang bodoh.Kim Min Ah tidak bodoh "
Yoo Ra tersenyum kecil.
" benarkah begitu? " gumamnya.
" aku percaya teman itu ada " ucap Luhan.
Yoo Ra menatap Luhan,menunggunya melanjutkan teori teman menurutnya.
" teman menurutku adalah seseorang yang ada disampingmu disaat apapun.Seseorang yang akan mengulurkan tangannya saat kau jatuh.Seseorang yang akan menarikmu keluar saat kau masuk kedalam jalan yang salah.Seseorang yang akan merangkulmu,menenangkanmu,dan menghapus air matamu.Dan saat kau menemukan seseorang itu.Itu berarti kau sudah menemukan teman.Teman yang sesungguhnya. " ujar Luhan panjang lebar.
Yoo Ra mengangguk-anggukkan kepalanya.Ia menarik nafas panjang lalu menghembuskannya.Pundaknya terasa ringan sekarang.
" mungkin kau benar "
" bukan mungkin,tapi aku memang benar "
Yoo Ra berdiri lalu menggemblok tas punggung-nya.
" aku ingin pulang "
Luhan mengenggam tangan Yoo Ra lembut.
" apa sekarang kau percaya di dunia ini ada teman? " tanya Luhan dengan sorot mata yang penuh harap.
Yoo Ra tersenyum menatap Luhan.
" ku pikir Min Ah sudah mempunyai teman sekarang "
Luhan melebarkan matanya.Ia melepaskan genggaman tangannya.Luhan berdiri dari kursinya dan menggemblok tas punggungnya.
" ayo kita pulang bersama,seorang teman tidak akan membiarkan temannya sendirian "
Yoo Ra mengangguk.
Mereka berdua bergandengan berjalan keluar dari kelas dengan senyum yang tak lepas menghiasi wajah mereka.
" sekarang aku tau rasanya punya teman " ucap Yoo Ra.
" bagaimana rasanya? " tanya Luhan menatap sisi wajah cantik Yoo Ra.
" Seperti melihat matahari terbit dari sebelah timur,dimana sinar matahari akan membawa kehidupan baru untuk kebahagiaan yang baru.Rasanya hangat dan menyenangkan "
END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar