Laman

Selasa, 29 April 2014

EXO Fanfiction: All About Him.

Author: Kyung0712 (@Intansnickers)

Genre: School Life,Friendship,Fluff,Sad-maybe-

Cast:
- Oh Sehun
- Cho Eun Hyun (OC)
- Jung Seong Bin (OC)

Disclaimer: yeeepp! Ini fanfiction bisa dibilang lanjutan dari *-Half Of My Heart-*.Quotes-nya dibikin sama Hirza Qalby Taskia -temenku-.Dan ff ini aku dedikasikan buat dia.Happy reading,maaf kalo gak nyambung.Enjoy^^

***

-

Sebelum bertemu denganmu ,hatiku bagaikan kertas yang masih suci dan belum ternodai sedikitpun ,tetapi setelah bertemu denganmu ,hatiku bagaikan kertas yang sudah menjadi sebuah karya seni yang sangat menakjubkan karena goresan-goresan tinta yang bertuliskan namamu diseluruh milisentinya -hirsykh

-

Huft.

Terhitung sudah 3 jam lewat 15 menit aku duduk di meja belajar dan tidak melakukan apa yang seharusnya aku lakukan-belajar untuk ujian negara-.Yaaa..ujian yang menentukan aku lulus atau tidak akan berlangsung 7 hari lagi,dan aku belum mempersiapkan apapun.

Aku kesal.

Aku marah.

Aku benci.

Dengan siapa?

Diriku sendiri.

Aku bingung,kenapa disaat-saat dimana aku seharusnya fokus dan tidak memikirkan apapun selain mata pelajaran ujian negara,otakku justru di penuhi oleh satu orang yang menyebalkan.

Oh Sehun.

Seharusnya malam ini aku belajar bersama dengan Sehun,tapi aku mati-matian menolaknya dengan berbagai alasan.Dimulai dari alasanku agar dia mandiri dan tidak bergantung denganku terus sampai aku berkata aku malas meladeninya yang kekanak-kanakan.

Ya,aku bohong.

Aku bahkan berharap dia terus bergantung denganku entah sampai kapanpun.

Aku juga tidak malas meladeni sifatnya yang kekanak-kanakan.Aku menyukai itu.

Aku hanya…berusaha fokus.

Tapi yang terjadi justru sebaliknya.Aku justru tidak fokus.Anak menyebalkan itu terus berputar di otakku,membuatku mengacuhkan buku yang sudah menganga lebar sejak 3 jam lewat 15 menit yang lalu.

Oh Sehun.

Oh Sehun.

Oh Sehun.

" aaakkhhh! Aku bisa gilaaaaaaaa!! " teriakku frustasi.Aku mengacak-acak rambutku,aku tidak perduli bagaimana marahnya Ibu saat melihat rambutku nanti.

DOR! DOR! DOR!

Aku mengerang frustasi.Haruskah Kyuhyun Oppa menggedor-gedor pintu kamarku sekeras itu? Tidakkah dia tau itu dapat merusak gendang telinga seseorang yang mendengarnya?

" YA! CHO EUN HYUN! BUKA PINTUNYAAA!! "

Aku menganga.Tidak,itu bukan suara Khyuhyun Oppa.Hei,kenapa aku malah mendengar suara Sehun?

" EUN HYUN-AH! AKU TAU KAU BELUM TIDUR,CEPAT BUKA ATAU AKU AKAN MENDOBRAK PINTUNYA! "

Benar itu Sehun.Aku langsung bangkit dari kursi belajarku dan berlari menuju pintu.Tidak akan kubiarkan pintuku rusak untuk ke-5 kalinya.

CKLEK!

Aku dapat melihat laki-laki itu tersenyum lebar menunjukkan deretan giginya yang putih.Matanya membentuk bulan sabit.

" apa? " tanyaku jutek.

Sehun mengerutkan alisnya.
" hei,apa yang kau lakukan di dalam? Kau baru terkena setruman kabel? " tanyanya polos.Jari telunjuknya mengarah ke rambutku.

Aku langsung merapikan rambutku dengan jari-jari ku.Yaa..setidaknya rambutku tidak lagi mengembang.

" kau mau apa? " tanyaku lagi.

Sehun tertawa kecil,dia mengangkat buku-buku yang dia tenteng.

" Aku sudah belajar dirumah sendiri,tapi tidak bisa dibilang sendiri juga sih,aku meminta bantuan Luhan hyung,tapi dia marah-marah dan mengatakan kalau otakku tidak lebih baik dari anak SMP.Jadi aku mengatakan padanya kalau dia juga tidak lebih baik darimu,aku tidak bisa belajar dengan orang selain dirimu. " ujarnya.Kepalanya menunduk dan mulutnya mengerucut seperti anak TK yang balonnya terbang ke udara.

Aku menghela nafas.
" aku juga tidak bisa belajar sendirian "

Sehun mengangkat kepalanya menatapku dengan tatapannya yang seperti anak anjing.

Aku berdehem sebentar menetralkan suaraku,takut kalau-kalau suaraku melengking seperti curut.

" tidak ada kau,tidak enak " ucapku sambil tersenyum.

Sehun melebarkan matanya,senyumannya melebar.
" jinjja?! "

Aku mengangguk.
" ayo masuk "

Sehun langsung menerobos masuk ke kamarku.Aku mengambil meja lipat yang terletak di kolong ranjangku.Dan mulai memindahkan buku-buku yang ada di meja belajarku ke atas meja lipat.Sedangkan Sehun sudah duduk manis di depan meja.

" Eun Hyun-ah,bagaimana kalau kita mulai dengan matematika? " tanya Sehun.

" baiklah "

Sehun mulai membuka buku matematika dan mengerjakan soal-soal.Sedangkan aku,aku memilih bertopang dagu dan menatapnya yang sedang serius menghitung.

Huft.

Ada atau tidak adanya Sehun di hadapanku.Itu tidak akan merubah apapun.

Karena Sehun selalu ada di hati dan pikiranku.

***
-

Apa yang akan kamu lakukan jika tahu teman dekatmu menyukai laki-laki yang sama dengan yang kamu sukai? Dan apa yang akan kamu lakukan ketika tahu bahwa laki-laki yang kalian berdua sukai lebih memilih temanmu bukan dirimu? Apakah kamu akan mengikuti apa yang logikamu katakan atau apa yang hatimu katakan? Menetap atau pergi? Menjaga atau membuang? -hirsykh

-

" ada murid baru,perempuan "

" lalu? "

Sehun bertopang dagu di sebelahku,memperhatikanku yang sedang menyantap makan siangku hari itu.

" kau tidak penasaran bagaimana wujudnya? " tanyanya.

Aku berpikir sebentar,kemudian menggeleng.
" sudah pasti dia manusia,untuk apa aku penasaran? "

Aku mendengar Sehun berdecak kesal.Aku menoleh menatapnya.
" aku tau dia siapa "

" kau tau? jangan bohong. "

Aku mengendikkan bahu.
" terserah kau mau percaya atau tidak,yang jelas kami dekat "

Sehun menarik lenganku,membuatku terpaksa menatap matanya.Ergh,menyebalkan,tapi aku menyukainya.

" memangnya kau kenal dia dimana? " tanyanya penasaran.

" dia anak teman Ibu-ku.Dia sering berkunjung kerumahku,dan kami cukup dekat. " jawabku.

" jinjja? Aku tidak pernah melihatnya di rumahmu " Sehun melepaskan tangannya yang melingkar dilenganku.

" kau tidak ada dirumah,salah sendiri "

" apa dia cantik? " tanyanya.

Aku menghela nafas.Malas menanggapi pertanyaannya yang satu ini.

" kau bisa liat dia nanti— "

" Eun Hyun! Cho Eun Hyun! "

Aku menoleh ke belakang,dimana suara itu berasal.Seorang perempuan bertubuh tinggi semampai dengan rambut panjangnya yang bergelombang berjalan menghampiri ku.Aku tersenyum kepadanya.

" Hei,Jung Seong Bin! "

Dia duduk di hadapanku dan Sehun.

" Hei,apa dia murid baru itu? " Sehun berbisik di telingaku.Aku meliriknya,Sehun benar-benar tak berkedip.

Aku mengangguk.

" Seong Bin-ah,kenalkan dia temanku yang ku ceritakan waktu itu,Oh Sehun " ucapku.

Seong Bin mengangguk lalu mengulurkan tangannya pada Sehun.
" Hai,aku Jung Seong Bin " ucapnya sambil tersenyum.

Sehun tersenyum sambil membalas uluran tangan Seong Bin.
" Hai,aku Oh Sehun "

Aku menghela nafas pelan,berusaha untuk berpikiran jernih.Cara Sehun menatap Seong Bin sekarang sama seperti cara dia menatap Ah Ra dulu.

Ayolah..apa aku cemburu?

***

Sejak hari perkenalan itu,kami ber-3 sering bersama.Aku,Sehun dan Seong Bin.Ibu menyuruhku mengajak perempuan itu kemanapun aku pergi,karena saat itu Sehun juga ada di sampingku,dia langsung mengangguk bahkan detik ketika aku ingin mengeluarkan alasan agar aku tidak mengajak perempuan itu ikut bersamaku.

" Eun Hyun-ah "

" hmm "

" apa menurutmu Sehun itu cocok denganku? "

BURRRR!!

Aku menyemburkan air mineral yang baru ku tenggak.Rasa haus akibat berlari 3 kali mengelilingi lapangan,langsung hilang seketika.Aku menoleh menatap Seong Bin yang menunduk malu-malu.

Aku menghela nafas sebentar,takut kalau-kalau aku malah marah-marah dengan perempuan di sebelahku ini.

" kenapa bertanya seperti itu? " tanyaku berusaha biasa-biasa saja.Aku mengambil saputangan biruku dari tas olahragaku dan mengelap wajahku yang berkeringat.

" tidak,hanya saja… "

Aku menoleh menatap Seong Bin yang menggantung ucapannya.

" ku rasa aku menyukainya "

Ku rasa telingaku baik-baik saja.

Walaupun aku dan Kyuhyun Oppa sering berteriak,tapi telingaku masih berfungsi dengan baik.

Itu berarti aku tidak salah dengar kan?

" ohh " sahutku pelan.

" dia sedang menyukai seseorang ya? " tanyanya penuh harap.

Aku menghela nafas-untuk kesekian kalinya-.

" tidak tau,dia belum mengatakan apapun "

Aku berjalan menenteng tas olahragaku ke ruang ganti.Seong Bin mengekor dari belakang.

" tipe Oh Sehun itu seperti apa,sih? "

" apa dia menyukai gadis sepertiku? "

" ku dengar mantan pacarnya itu,gadis populer,apa benar? "

" apa aku masuk ke dalam tipe-nya? "

" atau Oh Sehun menyukai perempuan sepertimu? "

Aku berhenti melangkah dan menunduk.Menghela nafas-maaf aku selalu melakukan ini- dan menggeleng.

" tidak,dia tidak menyukai perempuan sepertiku "

***

Aku dan Sehun sedang duduk di ruang keluarga sambil menonton kartun beruang putih besar nan bodoh.Sebenarnya aku sudah berkali-kali berteriak protes,tapi laki-laki itu jauh lebih keras kepala dari pada aku.

" Sehun-ah " panggilku.

Sehun hanya bergumam membalas panggilanku.Tangannya sibuk mengambil snack yang ada di tangannya.Matanya masih berfokus ke televisi.

" Sehun,aku ingin bertanya " ucapku dengan nada yang lebih tinggi.

Sehun menoleh menatapku.
" apa? "

Aku menelan ludahku.Sejak pernyataan Seong Bin 4 hari 3 malam yang lalu,pikiranku benar-benar kacau.

" jawab saja dan jangan banyak protes,oke? "

Sehun mengangguk.

" menurutmu,siapa yang lebih cantik,aku atau Seong Bin? "

" Hahahaahahahahahahahahahahahahahaha "

" Sehunnnnnnnn! Aku seriussss! " seruku kesal.Aku memukul kepalanya dengan bantal kecil.

Sehun menghentikan tawa-nya dan menarik nafas sebentar.

" tentu saja Seong Bin "

Aku mengepal tanganku,ingin menjitak kepala laki-laki di depanku.Tapi aku menahannya,Sehun tidak pernah bohong.

Aku kembali menatap televisi tanpa ekspresi.Aku tidak tertarik lagi,semakin aku bertanya,aku akan semakin sakit hati.Lebih baik,aku diam dan menunggu berita itu datang.

" apa menurutmu aku cocok dengannya? "

Aku langsung mengambil remote di genggaman Sehun yang mengendor dan mengganti chanelnya.Aku lebih suka menonton reality show,daripada beruang putih besar nan bodoh itu.

" ku rasa aku menyukainya "

Aku mematikan televisi,berdiri dan membanting remote ke sofa.

" pulanglah "

" hei,kenapa? aku masih ingin disini "

" terserah,aku ingin tidur " ucapku langsung berjalan meninggalkan Sehun.Aku menghela nafas pelan.

Sehun tidak mungkin menyukai perempuan sepertiku.

***

Aku ingin menjadi tulang rusukmu. Yang akan rela mengorbankan diri demi menjaga organ pentingmu seperti hati (yang semoga saja memilihku) ,jantung (yang semoga saja alasannya berdetak karenaku) ,dan paru-paru (yang semoga saja selalu mengumpamakan-ku sebagai oksigen yang harus selalu dihirup demi kelangsungan hidup) -hirsykh

" PAGIII!!! "

Aku termundur kaget melihat Sehun di depan pintu rumahku.Ini sabtu pagi,dan biasanya Sehun akan hibernasi sampai senin pagi tiba.Tapi kali ini tidak,laki-laki itu malah tersenyum seperti biasa dengan setelan t-shirt berwarna abu-abu dan celana levis selutut.

Sehun tampan.

" mau jalan-jalan? "

Aku mengerjapkan mataku berkali-kali.

" ku anggap kedipanmu itu 'iya' " ucapnya sambil menarik lenganku dan menyeretku keluar rumah.

Aku pasrah,Sehun terus menarikku sesuka hatinya.Dan benar,dia mengajakku ke taman hiburan.

Lotte World.

" kau mengajakku ke…sini? " tanyaku menatap sisi wajah Sehun yang tersenyum puas.

Sehun mengangguk lalu menatapku.Matanya membentuk bulan sabit dengan senyumannya yang manis.

Oh Tuhan…aku ingin mati sekarang.

" ku pikir,semenjak ada Seong Bin kita jadi jarang jalan bersama-sama.Aku merindukanmu "

Aku benar-benar ingin mati.Oh Sehun sialaaaannn!!

" sudahlah,ayo kita nikmati waktu kita berdua! "

***

Oh Sehun menyebalkan.

Oh Sehun kejam.

Oh Sehun tidak punya perasaan.

" Hei,jangan marahh "

Aku diam tak menjawab.

Perutku mual.

" aku tidak tau kau masih phobia dengan ketinggian,maafkan aku "

Aku menghirup nafas lalu menghembuskannya perlahan.

" Sehun diamlah,aku mual "

Sebenarnya aku ingin meninju wajah Sehun.Berteriak marah-marah dengannya karena memaksaku menaiki kereta berputar di udara itu-roller coaster-.Tapi aku mengurungkan niatku,isi perutku benar-benar sedang terguncang dan kalau aku membuka mulut,belum tentu yang keluar dari mulutku itu teriakan protes.

Bisa saja aku muntah tepat di wajah mulus Oh Sehun.

Haa..itu tidak menyenangkan.

" kau tunggu disini,akan ku belikan kau Bubble Tea " ucapnya.

Aku hanya mengangguk.Sehun berjalan ke arah kedai Bubble Tea yang tak jauh dari tempat kami duduk.

Tidak perlu menunggu lama,aku dapat melihat laki-laki itu berjalan ke arahku.Matanya terus membentuk bulan sabit dengan senyumannya yang manis.Aku memperhatikannya dari atas sampai bawah.

Oh tidak Sehun.

" Sehuunnnnnnn!!! "

Aku refleks berlari menghampiri Sehun tanpa memikirkan resiko yang akan ku dapat setelahnya.

BRUG!

Dan akhirnya aku dapat melihat 7 bintang berputar di kepalaku.

***

Aku membuka mataku perlahan,kepalaku masih sedikit berdenyut.Hei,ini hari apa?

" Eun Hyun-ah " pekik Sehun.

Aku melebarkan mataku tepat saat Sehun memeluk tubuhku.Dia menangis kencang di punggung-ku,aku bisa merasakan baju-ku mulai basah karena air matanya.

" Sehun,kau…kenapa? "

Sehun melepas pelukannya,dia mengelap air matanya.Lalu menatap ku dari ujung kepala sampai ujung kaki.

" kau baik-baik saja? " tanyaku.

PLETAK!

" augh! "

Aku menggaduh kesakitan saat kepalan tangan Sehun dengan mulus mengenai ujung kepalaku.

" kau itu bodoh atau apa,huh?! Peringkatmu memang di atas 215 anak yang ada di sekolah kita.Tapi kenapa kau dengan mudah melakukan hal tanpa berpikir dulu?! Apa kau bosan hidup?! Katakan padaku katakan?! " cerocos Sehun,mulutnya tidak berhenti berkomat-kamit-marah-marah-.

Aku membekap mulut Sehun dengan tanganku.Matanya membulat kaget,lalu berubah melotot ke arahku.

" kau bisa diam tidak? kepalaku pusing " ucapku sambil menarik tanganku dari mulutnya.

" apa kau baik-baik saja? " tanya Sehun dengan nada khawatir.

Aku mengangguk.
" lalu kau? " balasku.Baju abu-abu Sehun terlihat basah,wajah Sehun juga pucat pasi.

" aku tidak baik "

" lalu kenapa kau masih di rumahku?! Cepat pulang,ganti bajumu sebelum kau masuk angin! Wajahmu itu pucat— "

" aku mengkhawatirkanmu "

Aku menutup mulutku rapat-rapat.Jantungku berdegup 10x lipat—tidak ini lebih.Aku bisa merasakan seluruh oksigen di sekitarku mulai menipis.

Hanya karena satu kalimat saja.

Sehun dapat membuatku terkena serangan jantung dadakan.

" kau celaka karena melindungiku,kau terjatuh karena menolongku,kau pingsan selama 17 menit lewat 6 detik karena aku " ujar Sehun bergetar.Air matanya mulai mengalir lagi.

Sehun menunduk sesegukan,punggungnya naik turun.
" aku…takut kehilanganmu "

Aku tersenyum menatap laki-laki yang menemani hari-hariku selama kurang lebih 12 tahun.Laki-laki yang menjadi alasan aku tersenyum.

Aku menepuk-nepuk pundaknya.Mencoba menenangkannya.

" angkat kepalamu " perintahku lembut.

Sehun mengelap air matanya dengan punggung tangannya,lalu menatapku.

" aku juga takut kehilanganmu Sehun,karena itu aku melindungimu.Aku tidak sempat berpikir tentang diriku,aku hanya berpikir kalau kau celaka,maka aku akan kehilanganmu.Aku hanya berpikir tentang dirimu,aku juga mengkhawatirkanmu " ujarku.

Sehun tersenyum lebar.Dia memelukku erat.

" aku menyayangimu,sangat menyayangimu,karena itu jangan melakukan hal konyol seperti tadi,aku takut kehilanganmu "

Aku mengangguk sambil melepas pelukan hangat Sehun.

" kau benar-benar tidak apa-apa kan? Kepalamu terbentur saat jatuh tadi.Aku takut kau geger otak,aku tidak mau mempunyai teman idiot "

PLETAK!

" hei,apa aku salah bicara? " Sehun bertanya sambil mengusap-usap ujung kepalanya yang terkena jitakanku.

" memangnya kau tidak idiot,huh? Mana ada murid SMU tidak berani tidur sendirian? Mana ada murid SMU menonton kartun beruang putih besar bodoh itu? Mana ada? Hanya kau tuan Oh! "

" aish! Kau menyebalkan "

" kau lebih menyebalkan "

" tapi aku menyayangimu "

" aku juga menyayangimu "

Kami berdua tertawa kecil.

" aku ingin melaporkan kejadian ini pada Presdir Lotte World " ucap Sehun.

" Ha? Untuk apa Sehun? "

" kau celaka! Aku tidak bisa diam saja! " serunya.

Aku menghela nafas,anak ini benar-benar.

" aku hanya terpeleset kulit pisang,aku baik-baik saja,oke? "

" tetap saja,seharusnya mereka tidak boleh membiarkan barang berbahaya itu tergeletak bebas di jalanan.Itu ber-ba-ha-ya! " tegasnya.

" lalu setelah kau melapor apa mereka akan menindak tegas? Mereka tidak akan membuang-buang waktu untuk mengurus kasus 'pengunjung terpeleset kulit pisang' Sehun. " jelasku.

Sehun mengerucutkan mulutnya,merasa kalah berdebat denganku dia memilih diam sambil melipat kedua tangannya di dada.

" baiklah,maafkan aku " ucapku akhirnya.

" bagaimanapun juga aku berterimakasih padamu " lanjutku.

Sehun menatapku dengan alis bertaut.

" kau membuatku dapat melihat 7 bintang berputar di atas kepalaku " ucapku sambil menunjuk ke atas kepala.

Mata Sehun berbinar mendengar ucapanku barusan.

" benarkah? bagaimana bentuknya? Selama 17 tahun aku hidup,aku belum pernah melihat 7 bintang berputar di atas kepalaku.Ayoo ceritakan padakuuuu! "

Aku menepuk keningku.Ya Tuhaaannn..Sehuuuuuuunnn!

" kau ingin lihat 7 bintang berputar di atas kepalamu? "

" hmm..aku mau! "

" carilah kulit pisang dan berjalanlah di atasnya,ku jamin kau akan melihat 7 bintang berputar di atas kepalamu "

END

Jumat, 25 April 2014

EXO Fanfiction: What Is Friend?

Author: Kyung0712 (@Intansnickers)

Genre: School Life,Friendship

Cast:
- Xi Luhan
- Seo Yoo Ra (OC)
- Kim Minseok

Disclaimer: okeh,ini fanfic semoga ngena sama genre friendship-nya..ehehehe-masih belom jago nulis-.Semoga suka,maaf kalo banyak kesalahan dan gak nyambung.Enjoy^^

***

" annyeonghaseyo,choneun Xi Luhan-imnida..bangapseumnida "

Luhan membungkuk hormat kepada semua 'bakal' teman barunya itu.Ia tersenyum manis sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kelas.Banyak gadis-gadis yang berbisik membicarakannya.Lalu anak laki-laki yang tidak menganggapnya.Dan satu orang gadis yang sibuk dengan catatannya.

" baik Luhan,silahkan duduk di sebelah Minseok " ucap Kang Seonsaengnim.

Luhan mengangguk dan bersyukur ia duduk disamping Minseok satu-dari tiga laki-laki-yang tersenyum memperhatikan Luhan.

" hai,aku Minseok " laki-laki berwajah imut itu berbisik menyapa Luhan.

Luhan mengangguk dan tersenyum membalas 'bakal' teman baru-nya itu.

***

" kalau toilet,kau tau letaknya dimana kan? "

Luhan mengangguk.Jelas dia tau,tadi pagi sebelum ke ruang guru,dia mampir ke toilet terlebih dahulu.

" lalu,apa ada yang kurang di mengerti? kalau belum,akan ku jelaskan dari awal " ucap Minseok tersenyum hangat.

Luhan menggeleng cepat.Sedikit menyesal menerima jasa Minseok sebagai tour guide-nya hari ini.Luhan terpaksa mendengar seluruh rahasia umum di sekolah ini,sampai gosip terbaru tentang guru mereka yang tidak bisa makan nasi.Hei apa itu penting?

" baiklah,tidak ada pertanyaan? " tanya Minseok.Ia mulai menyumpit telur gulung dari kotak bekal-nya.

Luhan menggeleng.Ada pertanyaan itu artinya ia harus merelakan waktu makan siangnya untuk mendengar dongeng pengantar tidur Minseok.

***

Luhan melirik jam tangan hitam di pergelangan tangan kirinya.Satu jam sebelum bel masuk berbunyi,ia sudah berada di lorong kelasnya.Datang pagi-pagi ke sekolah adalah hal yang menyenangkan baginya.Luhan bisa tidur tanpa ada teriakan Ibu-nya yang marah-marah karena ikan goreng-nya hilang di curi kucing tetangga.Tidak ada suara rengekan Sehun-adiknya- yang mencari dasi atau sebelah kaus kaki-nya yang hilang.Tidak ada teriakan dan hanya ada suara kicauan burung yang merdu.

" aa-anyeong " sapa Luhan sedikit kaget saat melihat gadis yang mengacuhkannya seminggu yang lalu-saat perkenalan diri- sudah duduk manis di bangkunya.Gadis itu melihat Luhan,tapi sama sekali tidak meresponnya,ia kembali membaca buku di hadapannya.

Luhan mengangkat kedua bahu-nya.Tidak masalah,selama gadis itu masih sibuk dengan bukunya,Luhan bisa tidur dengan nyenyak.

Itu hanya pikiran Luhan saja.

Nyatanya,setelah limabelas menit ia duduk di bangkunya.Luhan malah tidak bisa memejamkan matanya,matanya terus terjaga.Sedangkan di kelas ini,hanya ada dia dan gadis di depannya.

" hei--apa…kau tau? Gosip tentang Lee Seonsaengnim yang tidak bisa makan nasi? Ha-ha-ha itu konyol kan… "

Krik.

Luhan menggaruk tengkuknya.Gadis itu hanya diam dan sama sekali tidak merespon.

" aku bosan,bicaralah sedikit… " desah Luhan sambil menjatuhkan kepalanya di meja.Ia menghela nafasnya berkali-kali.Angin pagi mulai menerpa wajah Luhan,membuat mata-nya menutup secara perlahan-lahan.

Luhan mulai tertidur saat sebuah suara memecah keheningan pagi itu.

" Hei--apa kau tau,bagaimana rasanya punya teman? "

***

Luhan masih tidak habis pikir dengan apa yang di dengarnya barusan.Suho-si ketua kelas- menghancurkan angan-angannya sore itu dengan sebuah berita duka.

" Hari ini tugasmu membersihkan kelas " ucapnya saat Luhan baru kembali dari toilet untuk mengambil tas-nya.

" aku? dengan siapa? " tanya Luhan.

" dengan Seo Yoo Ra,gadis yang duduk di depanmu " jawab Suho sambil menepuk sebelah pundak Luhan dan berlalu pergi.

Gadis yang duduk di depannya.

Gadis yang tidak membangunkannya saat Chanyeol memfoto dirinya yang sedang tertidur dengan mulut terbuka.

Gadis yang…

" Apa dewi fortuna benar-benar membenciku? "

***

Luhan tidak yakin apa Seo Yoo Ra itu benar-benar manusia atau bukan.Gadis itu benar-benar tidak mengajaknya berbicara sama sekali.Bahkan sekedar berbicara untuk berbagi tugas-pun tidak.Dia hanya membawa satu sapu dan satu pel-an dari ruang janitor.

" hei--Yoo Ra-ssi kau…penulis cerita di mading sekolah kita ya? " tanya Luhan hati-hati.

Luhan memang harus hati-hati,ia sedang naik ke atas meja,tangannya mengelap jendela kelas,matanya melirik ke arah Yoo Ra yang sedang menyapu.

Tadi saat kembali dari kantin,ia sempat membaca mading sekolah dan menemukan sebuah cerita menarik yang mampu membuatnya mau berdiri 15 menit hanya untuk membaca sebuah cerita.Dan saat melihat nama penulis-nya,Luhan bertekad ingin menjadikannya teman.

Kenapa?

Entahlah,Luhan hanya merasa mereka harus berteman.

" iya "

Luhan langsung memutar tubuhnya saat sebuah jawaban terdengar dari mulut gadis itu.Luhan menatap punggung Yoo Ra yang menyapu debu dan sampah kertas di ujung pintu.

" Hei--ceritamu itu sangat-- "

BRUK!

" AUGH! "

Luhan meringis saat dahi-nya mencium lantai kelasnya.Ia terpeleset karena terlalu bersemangat bertanya pada Yoo Ra.

Gadis itu pun menghela nafas,lalu berjalan menghampiri Luhan.Berjongkok di samping laki-laki yang masih meringis memegangi dahi-nya yang mulai memerah.

" tunggu disini "

Luhan mendengar gadis itu memerintahnya,ia berjalan keluar kelas.Setelah merasa pusingnya berkurang Luhan duduk di kursi,dahi-nya berdenyut-denyut membuat semua yang ada di depannya terasa berputar.

Yoo Ra kembali dengan kotak putih yang Luhan yakini itu kotak P3K.Gadis itu pasti baru saja mengambilnya dari ruang kesehatan.

Yoo Ra duduk di bangku yang ada di depan Luhan,membuka kotak P3K dan mengeluarkan obat merah dan plester.

" kemarilah " ucapnya datar.

Luhan menurut lalu memajukan wajahnya.Sementara Yoo Ra memberikan obat merah di dahi Luhan yang merah-tidak ini lecet.Luhan menahan nafasnya,ia bisa melihat wajah gadis pelit suara ini dari jarak 10cm.Wajah seriusnya terlihat begitu cantik saat dilihat dari dekat.

" kau membaca ceritaku? " tanya Yoo Ra saat dirinya selesai mengobati dahi Luhan.Ia memasukkan obat merah ke dalam kotak P3K lalu menutupnya kembali.

" hmm.. " Luhan menggumam sambil mengangguk.

" apa komentarmu? "

Luhan mengerutkan alisnya " kau meminta komentarku? " tanya Luhan menunjuk dirinya sendiri.

Yoo Ra mengangguk " bukankah setiap pembaca pasti punya sesuatu untuk di ungkapkan setelah membaca suatu cerita? Katakanlah,tidak apa-apa walaupun itu tidak bagus. "

" ceritamu bagus,aku suka " puji Luhan sambil tersenyum manis.

Yoo Ra menatap Luhan datar.
" terimakasih "

" aku suka caramu menggambarkan karakter Min Ah yang tidak pernah mempercayai teman lagi.Bagaimana dia jadi gadis pendiam setelah temannya meninggalkannya begitu saja saat Min Ah membutuhkannya.Dan setelah itu dia tidak pernah percaya dengan kata teman.Menurutnya teman itu tidak ada,yang ada hanya seseorang yang akan datang bila membutuhkan dan pergi dengan sesuatu yang dibutuhkannya,itulah teman menurut Min Ah.Teman itu tidak ada,yang ada hanya seseorang yang membicarakan keburukan seseorang yang lain saat orang itu tidak ada disampingnya,itulah teman menurut Min Ah.Di dalam kamus hidup Kim Min Ah,teman itu tidak ada,yang ada hanya seseorang yang datang membawa kebahagiaan dan pergi meninggalkan luka yang dalam. " ujar Luhan menatap dalam mata gadis di depannya itu.

" Kim Min Ah.Gadis bodoh yang percaya begitu saja dengan sebuah pertemanan.Gadis bodoh yang dengan mudah menyayangi temannya.Gadis bodoh yang menghabiskan air matanya hanya untuk seorang teman yang bahkan tidak perduli padanya.Kim Min Ah,dia hanya gadis bodoh. " ujar Yoo Ra membalas tatapan Luhan.

" Tidak,Kim Min Ah tidak bodoh,yang bodoh itu adalah seorang teman yang menyia-nyiakan temannya.Dia itu bodoh karena meninggalkan teman yang begitu menyanyanginya.Teman Min Ah yang bodoh.Kim Min Ah tidak bodoh "

Yoo Ra tersenyum kecil.
" benarkah begitu? " gumamnya.

" aku percaya teman itu ada " ucap Luhan.

Yoo Ra menatap Luhan,menunggunya melanjutkan teori teman menurutnya.

" teman menurutku adalah seseorang yang ada disampingmu disaat apapun.Seseorang yang akan mengulurkan tangannya saat kau jatuh.Seseorang yang akan menarikmu keluar saat kau masuk kedalam jalan yang salah.Seseorang yang akan merangkulmu,menenangkanmu,dan menghapus air matamu.Dan saat kau menemukan seseorang itu.Itu berarti kau sudah menemukan teman.Teman yang sesungguhnya. " ujar Luhan panjang lebar.

Yoo Ra mengangguk-anggukkan kepalanya.Ia menarik nafas panjang lalu menghembuskannya.Pundaknya terasa ringan sekarang.

" mungkin kau benar "

" bukan mungkin,tapi aku memang benar "

Yoo Ra berdiri lalu menggemblok tas punggung-nya.
" aku ingin pulang "

Luhan mengenggam tangan Yoo Ra lembut.
" apa sekarang kau percaya di dunia ini ada teman? " tanya Luhan dengan sorot mata yang penuh harap.

Yoo Ra tersenyum menatap Luhan.

" ku pikir Min Ah sudah mempunyai teman sekarang "

Luhan melebarkan matanya.Ia melepaskan genggaman tangannya.Luhan berdiri dari kursinya dan menggemblok tas punggungnya.

" ayo kita pulang bersama,seorang teman tidak akan membiarkan temannya sendirian "

Yoo Ra mengangguk.

Mereka berdua bergandengan berjalan keluar dari kelas dengan senyum yang tak lepas menghiasi wajah mereka.

" sekarang aku tau rasanya punya teman " ucap Yoo Ra.

" bagaimana rasanya? " tanya Luhan menatap sisi wajah cantik Yoo Ra.

" Seperti melihat matahari terbit dari sebelah timur,dimana sinar matahari akan membawa kehidupan baru untuk kebahagiaan yang baru.Rasanya hangat dan menyenangkan "

END

Rabu, 16 April 2014

EXO Fanfiction: Half of My Heart

Author: Kyung0712 (@Intansnickers)

Genre: School Life,Romance,Hurt-maybe-

Cast:
- Oh Sehun
- Cho Eun Hyun (OC)

Disclaimer: ini fanfiction aku buat untuk temenku namanya Hirza Qalby Tazkia.Quote-quote-nya juga dari dia.Tapi selebihnya aku bikin sendiri.Maaf kalo gak nyambung.Enjoy^^

***

-

Aku tak pernah sekalipun mengartikan perasaan ini sebagai cinta ,karena aku tak tau apa itu cinta dan bagaimana mungkin aku dapat menyimpulkan kalau perasaan ini sebagai cinta kalau definisi cinta saja belum jelas. Aku selalu mengatakan 'aku menyukaimu' ,semua yang ada didalam dirimu aku suka ,karena aku menyukaimu 'apa adanya dirimu' bukan 'ada apanya dirimu' -hirsykh

-

" SEHUN SERIUS! "

" SEHUN JANGAN BERISIK! "

" SEHUN KAU PUNYA TELINGA KAN?! "

" SEHUN DUDUK! "

" SEHUNNNNNN!!!!!!! "

Aku hampir kehabisan kata-kata untuk membuat laki-laki berperawakan tinggi itu diam.Ini sudah 30 menit dia berada di rumahku,tapi aku sudah berteriak lebih dari 30 kali.Laki-laki itu benar-benar membuatku frustasi.

Sehun cekikikan lalu kembali duduk di hadapanku.Aku memandangnya tajam.Sungguh,kalau bukan karena dia temanku sejak kecil,aku tidak tau apa yang akan ku perbuat padanya.

" dengarkan aku.. " aku menarik nafas dalam. " kau..kemari..memintaku untuk mengajarimu,tapi apa yang kau lakukan,huh? "

" baiklah,aku minta maaf..ayolah jangan marah..hmm? "

Aku benci saat Sehun mengeluarkan aegyo-nya.Dia selalu bisa membuat amarahku lenyap seperti debu tertiup angin.

Dia selalu berhasil membuatku marah dengan tindakannya yang seperti anak sekolah dasar kebanyakan.Dia selalu berhasil membuatku frustasi karena ulahnya di sekolah,yang mau tidak mau aku harus menghadap guru BK untuk membebaskannya.Well,Sehun bisa di sebut anak asuhku di sekolah maupun di rumah.Tapi lebih dari itu,Sehun berhasil membuatku jauh lebih dalam menyukainya dengan segala sifat yang ia bawa sejak ia lahir.

Aku menghembuskan nafas,menetralkan segala perasaan yang mulai meracuniku.Jantung-ku berdegub kencang.Perutku tergelitik-rasanya ada kupu-kupu yang terbang di perutku-.

" baiklah,aku memaafkanmu " ucapku akhirnya.

Sehun tersenyum senang.Matanya mengerling.
" Eun Hyun-ah bisakah kau ambilkan aku minum? Aku hausss "

Aku mengangguk dan beranjak menuju dapur.Gara-gara sibuk meneriakinya tadi,aku sampai lupa memberinya minuman dan beberapa camilan.

GUBRAK!

Oh..Tuhan..seharusnya aku tidak membiarkannya sendiri-walaupun hanya satu menit-

" ASTAGA SEHUN! APA YANG KAU LAKUKAN?! "

Dan sekarang kamarku benar-benar hancur tidak berbentuk.Abstrak.Sehun berhasil merubah bentuknya.

" kau..benar-benar seniman.. "

***

-

Jangan salahkan aku ,salahkanlah hati ini yang seenaknya berdegub kencang hanya dengan mendengar namamu ,salahkanlah mata ini yang hanya menatapmu ,salahkanlah telinga ini yang hanya bisa mendengar merdunya suaramu ,salahkanlah mulut ini yang hanya dapat menyebutkan nama indahmu ,salahkanlah tangan ini yang selalu ingin memelukmu ,salahkanlah kaki ini yang selalu ingin melangkah ke arahmu ,dan salahkanlah hati ini yang memilihmu -Hirsykh

-

Sore ini aku dan Sehun duduk ditaman kota.Dia memaksaku untuk menemaninya kemari.Sehun tidak bilang apapun sejak kami sampai.Aku sedikit aneh dengan sikapnya.Sehun adalah orang yang tidak bisa diam bahkan untuk waktu setengah menit-pun.

" Sehun-ah,apa…terjadi sesuatu? " tanyaku hati-hati.Aku menatap sisi wajahnya yang menunduk sedari tadi.

" tidak " jawabnya singkat.

Tidak mungkin.Aku yakin pasti ada sesuatu yang dia sembunyikan.Anak ini,benar-benar seperti anak kecil.

" kalau kau tetap mendiamkanku,aku akan pulang-- "

Aku baru saja berdiri,tapi Sehun langsung mengenggam tanganku.Dia tetap menunduk.

" ayolah,kau kenapa? apa terjadi sesuatu? bicaralah dan jangan diam seperti ini " ucapku sedikit kesal.Aku kembali duduk disampingnya.

" ku dengar..kau salah satu kandidat murid pertukaran pelajar yang akan di kirim ke Jerman,benarkah? " tanya Sehun.Dia menatapku dengan sorot matanya yang--hey apa dia habis menangis?

" jawablah,dan jangan diamm! " serunya.Sehun mengguncang-guncangkan bahu-ku.

" kau..dengar itu darimana? " tanyaku.Seingatku aku tidak pernah sedikitpun membahas hal ini dengan Sehun.

" semua murid tau tentang ini,dan aku baru mendengarnya,kenapa kau tidak memberitauku?! " bentak Sehun.

" maaf..aku tidak bermaksud begitu..hanya saja,ku rasa ini bukan hal yang penting untuk di bahas " balasku.

Aku menunggu Sehun membalas ucapanku barusan.Dia masih saja menunduk dengan kedua telapak tangan yang menutupi wajahnya. Sampai aku baru sadar kalau laki-laki di sampingku ini menangis.

" Se-Hun? " aku memegang pundak Sehun yang naik turun.Isakan kecil-nya mulai terdengar dan lama-kelamaan bertambah kencang.

" hey… "

Sehun menatapku dan memelukku dengan erat.

" bisakah kau tetap tinggal? Bisakah kau tidak meninggalkanku? Aku membutuhkanmu disampingku..ak-aku tidak bisa jauh darimu.Aku tidak bisa mengatasi guru BK jelek itu tanpamu.Aku tidak bisa mengerjakan pr Matematika dan Fisikaku jika tidak ada kau yang membantuku.Aku tidak bisa tidak membuatmu marah.Aku tidak bisa tidak mendengar omelanmu yang menyebalkan itu.Aku tidak bisa melakukan apapun tanpamu "

Perlahan aku menarik sudut bibirku.Tersenyum.Aku dan Sehun memang berteman sejak kecil.Tapi yang ku tau Sehun tidak pernah marah jika aku pergi ke Busan-ke rumah Nenek-.Walaupun harus ku akui,aku cukup kewalahan mendengar celotehannya lewat telepon yang menceritakan pengalamannya sepanjang hari itu.

Aku menepuk-nepuk pundaknya berusaha menenangkan Sehun yang belum juga berhenti menangis.

" aku hanya kandidat Sehun…aku tidak akan mungkin meninggalkanmu " ucapku halus.

Mana mungkin aku bisa meninggalkan Sehun,kalau setiap tingkah laku laki-laki ini selalu membuatku tidak bisa berjauhan dengannya.Mana mungkin aku meninggalkan separuh hati-ku yang sudah dimilikinya…dimiliki Oh Sehun.

***

-

Andai saja menyatakan perasaan semudah membersihkan kotoran hidung maka akan kulakukan ,sayangnya menyatakan perasaan seperti membersihkan kotoran hidung gajah #haha -hirsykh

-

" ayo Eun Hyun!!!!!!! "

Aku mendelik kesal ke arah Sehun yang sedang menghentak-hentakkan kaki-nya di hadapanku.Apa sih yang Sehun khawatirkan? Makanan kantin tidak akan habis dalam waktu 10 menit setelah bel istirahat berbunyi.

" kau tidak tau,Bibi penjaga kantin memberikan 2 coklat gratis untuk pelanggan yang tercepat.Sudahlah,kau bisa pinjam catatan-ku! "

Aku mendengus.Lebih baik aku tidak makan daripada harus meminjam catatan Sehun.

" tulisanmu lebih mirip dengan sandi rumput,aku tidak bisa membacanya " sahutku.

" baiklah,kalau kau tidak mau menemaniku.Lebih baik aku meminta Ah Ra menemaniku.Dia lebih baik daripada dirimu.Dan juga… "

Aku menatap Sehun tajam menunggunya melanjutkan ucapan konyolnya itu.

" cepat tinggalkan catatan itu dan temani akuuu!!! " serunya kemudian.

Aku terpaksa menutup buku catatanku dan beranjak dari kursi.Kalau saja ini bukan tentang Go Ah Ra.Kalau saja ini bukan tentang Ah Ra yang baik.Kalau saja ini bukan tentang Ah Ra gadis tercantik di sekolah.

Dan kalau saja ini bukan tentang Sehun yang menyukai Ah Ra,aku tidak akan meninggalkan kelas ini.

" kau cemburu kan kalau aku dengan Ah Ra? " tanya Sehun dengan senyum jail-nya.

Aku menarik nafas dalam-dalam.
" cepat,aku ingin coklat "

***

-

Apa kalian pernah merasakan yang namanya mencintai seseorang? Jika iya ,apakah orang yang kalian cintai memiliki rasa yang sama? Jika tidak ,apa kalian setuju kalau itu dinamakan cinta bertepuk sebelah tangan? Jika iya ,apa yang akan kalian lakukan ,tetap mencintainya walaupun menyakiti diri sendiri atau melupakannya walaupun terasa berat? -hirsykh

-

" kau mau ku traktir makan di kantin? "

" kau mau ku belikan coklat? "

" ku dengar ada toko ice cream baru di dekat rumah kita,nanti kita kesana ya? "

" eh--bagaimana kalau ke kedai Bubble Tea yang ada di Sungai Han? Ku rasa itu lebih baik "

Aku terus saja mendengar laki-laki di sampingku berceloteh.Aku sedikit heran kenapa Sehun tiba-tiba datang ke rumah dengan ekspresi-nya yang sangat gembira.Dan sekarang dia malah menawarkan sesuatu yang membuatku menelan air liur.

" apa Ahjussi Oh baru mendapat gajian? " tanyaku.

Sehun menggeleng.

" apa Ahjumma Oh dapat arisan? "

" mana mungkin Ibu membaginya denganku "

" apa nilai Matematikamu di atas 6? "

Sehun memukulku dengan bantal kecil.
" jangan meledekku,kau bahkan lihat sendiri bagaimana menyebalkannya angka 5 yang tertulis di kertas ulanganku "

Aku terkekeh.
" lalu apa yang membuatmu begitu bahagia? "

Sehun tersenyum malu-malu.Bisa ku lihat semburat merah yang ada di kedua pipinya.

" aku...berpacaran dengan Ah Ra hari ini "

Aku terdiam.Berusaha mencerna kata-kata Sehun barusan.Seingatku di keluargaku tidak pernah ada yang mempunyai penyakit Asma.

Tapi kenapa dadaku begitu sesak?

" kau tidak memberiku selamat? "

Pertanyaan Sehun menarikku kedalam dunia nyata.Aku mengerjap berkali-kali.Melihat senyuman Sehun yang tidak lepas dari bibirnya,aku yakin,dia benar-benar bahagia.

" selamat Sehun-ah,aku..ikut senang "

***

-

Terlalu mudah untuk memulai tetapi terlalu sulit untuk mengakhiri ,itulah kalimat yang tepat untuk diriku ,terlalu mudah untuk mencintaimu tetapi terlalu sulit untuk melupakanmu -hirsykh

-

Aku selalu berusaha membenci segala sifat buruk Sehun.

Sehun yang kekanak-kanakan.

Sehun yang nakal.

Sehun yang selalu membuat kamarku hancur tidak berbentuk.

Sehun yang tidak pintar.

Sehun yang manja.

Dan segala sifat Sehun yang bisa saja membuatku marah.Tapi hasilnya tetap sama,sekeras apapun aku tidak bisa membenci Sehun,aku terlanjur memberinya separuh hatiku.

Dan aku tidak bisa mengambilnya kembali…

" Hey,Eun Hyun-ah,apa yang kau pikirkan? "

Lambaian tangan Sehun berhasil membuyarkan segala pikiranku.Laki-laki itu menatapku dengan alis yang bertaut.

" tidak,aku tidak memikirkan apapun " ucapku datar.

" aku bertanya soal no.7 " Sehun menunjuk-nunjuk kertas soalnya dengan pensil.

Aku menghela nafas.Sejauh apapun aku berlari dari Oh Sehun aku akan tetap kembali padanya.Lagi-lagi harus ku katakan.

Separuh hatiku sudah kuberikan padanya.Dan aku tidak bisa mengambilnya kembali…

END

Senin, 14 April 2014

EXO Fanfiction: D'Answer

Author: Kyung0712 (@Intansnickers)

Genre: Fluff,School Life,Romance-maybe-

Cast:
- Do Kyungsoo
- Ahn Hee (OC)

Disclaimer: Ini bener-bener hasil karya aku sendiri.Mungkin sedikit aneh dan gak nyambung,hehehe.Enjoy^^

***

BRAK!

Aku melotot menatap buku yang bocah bermata bulat itu letakkan di hadapanku saat ini.3 buku tebal yang halamannya bisa ku perkirakan--tidak aku tidak bisa memperkirakan berapa jumlah halamannya-yang jelas itu sangat-amat tebal-.

" Hey,itu buku-- " aku menggantung kalimatku.Menatap buku itu dan wajah laki-laki -dihadapanku- bergantian.

" Ya. "

Sebuah jawaban pendek-sangat- keluar dari mulutnya,seakan ia tau apa yang akan aku tanyakan tadi.

" haruskah kita mempelajari semuanya? " desahku frustasi.Aku menjatuhkan kepalaku di atas meja.Ayolahhh..aku tau dia guru privat-ku tapi setidaknya kita masih ber-predikat 'teman sekelas' apa dia tidak merasa empati?

" bangunlah,cepat baca buku itu dalam waktu 30 menit.Lalu aku akan memberimu pertanyaan. "

Aku langsung mengagkat kepalaku dan menatapnya dengan tatapan -hey-kau-gila-Kyung!-.

" aku sudah pernah memberitahumu cara membaca cepat,jadi tidak ada protes! " tegasnya.

Aku mendengus lalu dengan setengah hati mengambil buku tebal yang paling atas.Dari sampulnya saja buku ini terlihat membosankan.

" jangan cemberut,wajahmu jelek! "

Aku mendengarnya berseru,tapi aku lebih memilih mengabaikan Kyungsoo.Teman sekelasku yang kelewat pintar sekaligus guru privatku selama beberapa bulan terakhir.Semua orang tau kenapa wali kelasku-bahkan keluargaku- memintanya mengajariku.Karena kemampuan ku yang begitu jauh terpental dibandingkan anak-anak lainnya.

15 menit…

20 menit…

30 menit…

Buku tebal yang ku baca serius-sejak 10 menit tadi- di tarik halus oleh Kyungsoo.Aku menghela nafas.Inilah saat-saat menengangkan di hidupku.Bukan karena pertanyaan yang akan Kyungsoo tanyakan itu sulit-walaupun memang begitu-.Bukan pula hukuman yang akan ia lakukan padaku jika aku tidak berhasil menjawabnya-biasanya dia akan menyuruhku mengerjakan 100 soal essay-.

Melainkan selama tanya jawab ini berlangsung.Kyungsoo memberlakukan peraturan…

" tatap mataku dan jangan sekalipun memutar bola matamu "

Aku harus menatap matanya selama sesi tanya-jawab ini berlangsung.Ya,setidaknya aku harus merasakan jantung-ku menari breakdance selama 30 menit.

" jawab pertanyaanku dengan Ya atau Tidak " tegasnya.

" apa itu sistem baru? biasanya kau memintaku menjelaskan semuanya-- " Aku berhenti ber-argumen menyadari tatapan Kyungsoo yang mengatakan-just yes or no-.
" baiklah " kataku kemudian.

Aku melihat Kyungsoo menarik nafas dalam-dalam.

" kau tau bagaimana rasanya menyukai seseorang? "

Heh? Apa yang baru saja Kyungsoo tanyakan? Seingatku tadi aku membaca buku IPA dan tidak ada materi yang membahas tentang 'rasanya menyukai seseorang'.

" Kyung,itu tidak-- "

" Ya atau tidak "

Aku menelan ludahku.Bohong jika aku bilang tidak.
" Ya. "

" Apa mulutmu terasa kelu saat berada di dekatnya? "

" Ya. "

" Apa hatimu merasa lega dengan hanya mendengar suaranya saja? "

" Ya. "

" Apa kau merasa sedih saat dia tidak masuk sekolah berminggu-minggu karena sakit? "

" Ya. "

Aku ingat betul,saat aku tidak masuk sekolah karena sakit dan tidak bisa melihat Kyungsoo selama beberapa waktu.Dan itu membuatku sedih.Tentu saja.

" Apa kau merasa ada kupu-kupu terbang di perutmu saat dia menyentuhmu? "

Aku tersenyum malu-malu untuk pertanyaan yang satu ini.Bayangan Kyungsoo mengenggam tanganku dan menarikku pergi saat se-ekor Anjing mengejar kami terlintas begitu saja.

" ehm..Ya "

" kau merasa cemburu saat dia dekat dengan orang lain? "

Wajahku berubah masam.Saat ini aku teringat gossip Kyungsoo dan Nana yang berpacaran.Belum lagi mereka sama-sama pintar.
" Tentu saja aku cemburu! Bagaimana tidak-- "

Kyungsoo memelototiku.Baiklah,aku terlalu berapi-api tadi.Maafkan aku.

" Dan apa jantungmu berdetak lebih cepat saat bersamanya? "

" Y-ya. " ucapku gugup.Aku bahkan berniat memeriksa jantungku.Kalau-kalau aku ber-potensi mempunyai penyakit mengerikan itu.

Ada jeda untuk pertanyaan selanjutnya.Aku jadi semakin penasaran.Apa mungkin Kyungsoo menyukai seseorang? Apa dia Kim Nana? Ohh.. Ahn Hee yang malang!

" ternyata benar "

Aku menatap Kyungsoo dengan alis bertaut.Ia terlihat tersenyum manis.Aku jadi berpikir,sepertinya di dekat Kyungsoo akan membuatku berpotensi terkena penyakit Diabetes..huuufftt.

" aku menyukai seseorang " ujarnya.

Aku berusaha tenang.Walau sebenarnya dada-ku terasa sesak.Bahkan aku berusaha tersenyum walau terkesan kaku.

" aahh..se-selamat Kyung! Pasti gadis itu sangat beruntung! " suara-ku melengking seperti tikus got yang selalu mengganggu tidur malamku.

Hening lagi.Aku jadi berpikir apa ini benar-benar akhir dari semuanya? Aku bahkan selalu belajar dengan giat untuk membuat Kyungsoo bangga-walau hasilnya namaku tetap berada di 3 barisan paling bawah-.Seharusnya aku sadar,Kyungsoo tidak mungkin pernah cocok denganku.

" aku menyukai orang yang berada di peringkat ke-77 "

Kyungsoo tersenyum sambil menyerahkan sebuah kertas.Aku membaca tulisan besar yang terdapat di atas kertas itu.Oh..pengumuman nilai test semester ini..

Ya ampun! Aku melupakannya!

Aku langsung menelusuri nama-nama siswa dari yang terbawah.

Namaku tidak masuk 10 terbawah.

" Hey,apa guru itu lupa menulis namaku? " gumamku sambil terus membaca nama-nama siswa yang berada disana.

15 terbawah...

20 terbawah..

30 terbawah..

" kemana guru-guru itu membawa namaku pergi?! " gerutuku kesal.

Murid kelas 2 disekolahku berjumlah 200 orang dan aku sudah membaca hampir setengahnya,tapi namaku belum juga muncul.Apa mereka benar-benar melupakanku?

" ini namaku! " pekikku senang.Aku melihat peringkat yang aku dapat.

" Kyung,aku dapat peringkat ke-77! " seruku gembira,aku menatap Kyungsoo yang tersenyum ke arahku.

Aku terdiam sebentar begitu mengingat kata-kata Kyungsoo 10 menit yang lalu.

Hah..itu tidak mungkin.

Mungkin siswa peringkat ke-76.

Aku melihat nama siswa yang berada di peringkat ke-76.

Park Chanyeol.

Tidak mungkin Kyungsoo menyukai laki-laki,kan?

Aku menatap Kyungsoo yang masih tersenyum.Mungkin lebih tepatnya ia sedang menahan tawa.

" Nana peringkat ke-2,Kyung! "

" lalu? "

Aku menunduk dan terdiam.Memandangi kertas di depanku.

Lalu?

" gadis nomor urut 77,dia yang ku sukai " ucap Kyungsoo lembut sambil tersenyum manis menatapku.

" kau…menyukaiku? " Aku menunjuk diriku sendiri.Mataku hampir tidak berkedip.

Kyungsoo mengangguk.

" Do Kyungsoo menyukai Ahn Hee? " ulangku.

Kyungsoo menghela nafasnya,lalu tertawa kecil.
" Ya. "

" ngomong-ngomong aku belum menyelesaikan pertanyaanku tadi. "

Kyungsoo tersenyum dan sedikit memajukan wajahnya,mendekat ke arahku.

" apa… kau menyukaiku? "

Aku terdiam.Aku merasa nyawaku melayang.Seluruh saraf otakku terasa mati seketika.Aku bangun pagi ini pukul 6 dan sarapan roti dengan selai kacang coklat.Lalu berangkat ke sekolah seperti biasa.Setelah sepulang sekolah aku belajar bersama Kyungsoo di perpustakaan..sampai sekarang.

Jadi ini bukan mimpi.

Kyungsoo benar-benar menyatakan perasaannya padaku.Dan dia menanyakan apa aku menyukainya atau tidak?

Aku mengangguk dan tersenyum lebar.

" Ya. "

Hari ini tidak ada pembahasan mengenai anatomi manusia dan tumbuhan atau reaksi kimia dan fisika.Tidak ada pula 100 soal essay yang bisa membuatku pusing setengah mati.

Tapi yang ada hanya aku dan Kyungsoo yang tersenyum satu sama lain.Sore itu,aku merasa waktu berjalan sangat lambat…dan aku menikmatinya.

" Hey,ku rasa aku tidak perlu belajar lagi " ucapku tiba-tiba.

Kyungsoo menatapku heran.

" lihat! Aku berada di peringkat ke-77! 120 lebih baik daripada yang lalu! " seruku.

Kyungsoo memukulku dengan gulungan kertas polio-nya.
" baiklah,sekarang waktu-nya kita belajar lagi.30 menit,setelah itu aku akan benar-benar bertanya padamu. "

" Hey,itu tidak adil-- " protesku tertahan saat ia membentangkan kertas polio berisikan 120 soal essay.

" baca,dan jangan banyak mengeluh! "

Aku menarik buku yang tadi kubaca dengan malas,sesaat kemudian aku berharap agar waktu berjalan dengan cepat.Kyungsoo kembali lagi.

" bahkan kau menambah 20 soal " desahku frustasi.

END

Jumat, 04 April 2014

EXO Fanfiction : I Don't Hate You

Cast:
- Park Chanyeol
- Kim Rae Hee (OC)
- Xi Luhan
- Kim Minseok

***

Kim Rae Hee merutuki hujan yang turun membasahi jalanan kota Seoul.Hari ini ia lupa membawa payung,dan terpaksa harus duduk menunggu di halte bis sekolah.Hanya diam memandangi hujan membuat Rae Hee merasa ia menyesal memakan ramyun pedas terlalu banyak.Terhitung 4 kali bolak-balik toilet dan membuatnya pulang terlambat tepat saat hujan turun.

Seharusnya saat ini aku sedang meminum segelas coklat panas sambil membaca novel fantasy ku.

Atau..seharusnya saat ini aku sedang tidur dikasurku yang empuk itu.

Dan Seharusnya hujan tidak turun sederas ini agar aku bisa cepat-cepat pulang untuk melakukan semua itu.

" butuh tumpangan,nona? " sebuah suara berat membuyarkan lamunan Rae Hee tentang indahnya sore ini jika ia berada di rumah.

Rae Hee mendengus melihat orang yang sedang menyodorkan payung hijau-nya sambil tersenyum menunjukkan deretan gigi putihnya.

" tidak perlu " jawab Rae Hee tanpa menatap laki-laki ber-nametag Park Chanyeol itu.

Chanyeol tidak menyerah begitu saja,ia duduk di samping Rae Hee dan memandangi gadis itu.Bagaimanapun juga ia harus membuat Rae Hee mau memakai payungnya.Ia sudah bersusah payah mencari informasi tentang ramalan cuaca sore ini-karena ia yakin Rae Hee tidak akan melakukan itu- kalau panas,ia akan membawa dua kaleng minuman soda ketika Rae Hee kehausan sehingga mereka akan duduk berdua sambil menikmati minuman itu dan kalau hujan,ia akan membawa satu payung saat Rae Hee menunggu hujan,sehingga mereka akan pulang dengan berbagi payung.Cara konyol yang ia dapatkan setelah mengeluarkan 100rb won untuk mentraktir Jongin bermain game center sebagai persyaratan.

Rae Hee terus mengumpat dalam hati karena hujan tidak juga reda dan Chanyeol duduk manis di sampingnya.Laki-laki yang paling Rae Hee hindari.Chanyeol selalu saja mengikuti Rae Hee kemanapun,bahkan ia pernah dihukum karena mengikuti Rae Hee ke toilet anak perempuan.Chanyeol selalu berusaha menjadi penolong untuk Rae Hee tapi berakhir dengan omelan Rae Hee karena Chanyeol bukannya menolong tapi hanya diam memandanginya dengan senyum konyol-nya-sama seperti sekarang.

" Rae Hee-ya apa kau tidak mau menerima bantuanku? " tanya Chanyeol hati-hati.

Rae Hee melirik Chanyeol dengan ekor matanya.Menyadari ekor mata Rae Hee yang bergerak meliriknya Chanyeol menunjukkan senyum lebarnya.
" kita bisa pakai ini berdua,aku akan mengantarmu pulang terlebih dahulu " ucap Chanyeol cepat.

Rae Hee mendengus " aku tidak mau berbagi payung denganmu,Yeol " ucap Rae Hee.Ia dapat membaca jalan pikiran Chanyeol,laki-laki itu pasti memikirkan kejadian romantis di drama-drama menggelikan itu.

Chanyeol mengatupkan bibirnya rapat-rapat,baru menyadari kalau ia baru saja membocorkan niatnya.Rae Hee pasti tau rencanya,perempuan itu tidak akan bisa di bohongi-mengingat Rae Hee adalah murid yang menduduki peringkat ke 3 di sekolah-.

Chanyeol melirik kaki Rae Hee yang tidak bisa diam dari tadi.Pasti dia sangat ingin pulang,pikirnya.Chanyeol tersenyum saat sebuah lampu kuning menyala di atas kepalanya.

Kali ini pasti Rae Hee akan berterimakasih padaku.

" kalau kau tidak mau berbagi payung denganku,kau bisa pulang dengan payungku " ucap Chanyeol.

Rae Hee menatap Chanyeol dengan senyum konyolnya itu.Laki-laki ini gila? Lalu bagaimana dengan dirinya? Apa dia rela hujan-hujanan?

" aku membawa jaket,kau tidak perlu khawatir " Chanyeol menunjukkan jaket hitamnya.

Rae Hee menghela nafasnya,ia menyerah,ia ingin pulang dan tidur sekarang.
" aku tidak mengkhawatirkan mu "

Rae Hee mengambil payung hijau Chanyeol.Ia berdiri dan membuka payung itu.Sesaat sebelum pergi Rae Hee menatap Chanyeol yang tetap tersenyum lebar.
" aku akan mengembalikan payungmu besok " ucapnya lalu berjalan menembus hujan dengan payung Chanyeol.

***

Chanyeol duduk dibangku panjang coklat yang terletak di depan kelasnya.Saat jam istirahat seperti ini tidak membuat Chanyeol-si pelanggan no.1 makanan kantin- lapar.Chanyeol bahkan sengaja membawa sandwich sebagai bekal-nya.Ia sengaja menunggu Rae Hee datang mengembalikan payungnya,bahkan ia berniat membagi sandwich-nya dengan Rae Hee.

" Rae Hee-ya! " panggil Chanyeol saat siluet gadis itu mulai terlihat.Chanyeol melambai-lambaikan tangannya.

Rae Hee memutar bola mata-nya.Haruskah Chanyeol bertingkah seperti itu? Oh..ayolah,dengan ukuran tubuh Chanyeol yang tinggi Rae Hee dapat melihat laki-laki itu dengan jelas dari jarak 7 meter.

" kau sudah makan? ayo duduk bersamaku,kita makan sandwich buatan Ibu-ku " cerocos Chanyeol sambil menarik tangan Rae Hee hingga gadis itu terduduk.

" aku hanya ingin mengembalikan ini saja " Rae Hee menyerahkan payung hijau Chanyeol.

Chanyeol menerima payung itu sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal.Hanya mengembalikan payung saja? Bahkan ia sudah susah payah merebut sandwich itu dari kotak bekal adiknya.

" kau benar-benar tidak mau memakan sandwich buatan Ibu-ku? " tanya Chanyeol.

Rae Hee menghela nafasnya,wajah memelas Chanyeol membuatnya merasa tidak enak menolak permintaan laki-laki itu.Bagaimanapun juga,perutnya sudah minta di isi.Lagipula,tidak ada salahnya memakan sandwich ini,toh Ibu Chanyeol yang membuatnya,bukan Chanyeol.

" baiklah,aku akan memakannya " Rae Hee mencomot sepotong sandwich dan mulai mengunyahnya.Chanyeol pun tersenyum lalu ikut mencomot sepotong sandwich-nya.Sambil mengunyah sandwich-nya,sesekali Chanyeol melirik ke arah Rae Hee yang dengan tenang mengunyah sandwich-nya.Ini adalah sandwich terenak yang pernah Chanyeol rasakan seumur hidupnya.

***

" hari ini Luhan akan datang "

Rae Hee membulatkan mata-nya saat kakak laki-laki-nya yang bernama Kim Minseok menyebutkan nama temannya yang paling Rae Hee kagumi.

Luhan.Murid pertukaran pelajar asal China yang tampan dan imut.Selain pintar dalam bidang akademik Luhan juga pintar dalam bidang tarik suara.Orangnya ramah dan sopan.Rae Hee sangat mengagumi laki-laki itu,rasa kagum Rae Hee bertambah saat ia mulai dekat dengan Luhan dan baru mengetahui kalau laki-laki itu juga sangat peduli dengan kehidupan sosial.Bahkan,Luhan seringkali mengajak Rae Hee untuk mengunjungi Panti Asuhan untuk melakukan bakti sosial.

" Luhan Oppa! " pekik Rae Hee saat Luhan memasuki rumahnya.Rae Hee berlari kecil menuruni tangga.

" Hey,kau apa kabar? " tanya Luhan sambil mengacak-acak rambut Rae Hee sayang.

" aku baik,Oppa bagaimana? Apa kau sangat sibuk sampai jarang kemari? " tanya Rae Hee.

Luhan tertawa kecil,Rae Hee terlalu menggemaskan untuknya.
" maaf,Oppa sangat sibuk akhir-akhir ini "

" kau dengarkan Rae? Sudah kubilang dia sibuk.Kau tau Lu? Aku pusing menjawab pertanyaannya yang selalu menanyakanmu " ujar Minseok sambil meletakkan nampan berisi 2 gelas kopi.

Rae Hee mencibir,kakak-nya memang tidak bisa di andalkan kalau soal menjaga rahasia.

" oiya,aku ingin mengajakmu jalan-jalan,bagaimana? " tanya Luhan.

" jinjja? aku mau Oppa!! "

" haha..yasudah,cepat ganti bajumu "

" Ya! Lalu kopinya bagaimana?! "

***

Chanyeol tersenyum sumringah melihat jalanan Myeongdong begitu ramai malam ini.Pilihannya untuk melihat parade yang diadakan setiap 2 tahun sekali itu memang tidak salah.Tadi-nya ia ingin mengajak Rae Hee pergi bersama atau anggaplah Chanyeol ingin mengajak Rae Hee berkencan,tapi melihat uang di dompet-nya yang menipis-akibat menraktir Jongin- Chanyeol mengurungkan niatnya,lebih baik ia berjalan-jalan sendiri,siapa tau ada sesuatu yang menarik yang bisa ia berikan untuk Rae Hee sebagai hadiah.

Chanyeol ke luar dari toko souvenir sambil membuka kotak berwarna biru.Di dalamnya terdapat kalung berbandul bunga mawar biru kesukaan Rae Hee.Chanyeol tau,gadis itu penggemar warna biru.

" Oppa! Aku mau! "

Chanyeol berhenti memainkan kalungnya,orang-orang yang ada di sekitarnya memang banyak.Tapi entah kenapa ia dapat mendengar jelas suara gadis yang setiap hari ia pikirkan.Chanyeol menengok ke kanan dan ke kiri,berharap bahwa memang benar itu suara Rae Hee,jadi ia bisa menyerahkan kalung itu dan menyatakan perasaannya untuk ke-7 kalinya.

Telinga lebar Chanyeol memang tidak pernah salah,itu memang suara pujaan hatinya.Tapi senyumannya memudar saat ia menyadari ada seorang laki-laki di samping Rae Hee.Laki-laki itu menyodorkan tornado potato ke mulut Rae Hee.

Tanpa sadar,Chanyeol melangkah menghampiri Rae Hee dengan langkah-langkah gusar.Ia menarik tangan Rae Hee dan membawanya menjauh dari laki-laki itu.

" Park Chanyeol! Apa yang kau lakukan?! " teriak Rae Hee sambil menghempaskan tangan Chanyeol kasar.

" dia...siapa? " tanya Chanyeol pelan.

" bukan urusanmu! " jawab Rae Hee ketus lalu hendak meninggalkan Chanyeol.

Chanyeol menarik tangan Rae Hee membuat tubuh Rae Hee berhadapan dengannya lagi.Mata mereka bertemu.
" apa dia pacarmu? " tanya Chanyeol.

" kubilang bukan urusanmu,lepaskan aku! " seru Rae Hee.

" jadi itu alasanmu tidak menerimaku? kau sudah punya pacar? " tanya Chanyeol lagi.

Rae Hee semakin bingung dengan sikap Chanyeol yang seperti ini.Apalagi sorot mata Chanyeol yang terlihat kecewa,membuat Rae Hee bingung harus menjawab apa.

" apa dia lebih hebat daripada aku? apa dia lebih kaya daripada aku? apa menurutmu dia lebih tampan? Dia memberikan apa untukmu? Emas? Apa? katakan padaku! " Chanyeol bertanya tanpa jeda sedikitpun.Ia tidak terima kalau yang dilihatnya malam ini adalah jawaban atas pernyataan cinta-nya pada Rae Hee.Ia tidak terima jika benar Rae Hee sudah memiliki pacar.Chanyeol benar-benar tidak terima.

" Chanyeol hentikan! Kau pikir aku gadis murahan yang tertarik dengan seseorang karena harta? barang mahal? wajah tampan? Kau pikir aku seperti itu,huh?! Jadi selama ini aku seperti itu dipikiranmu?! "

Pertanyaan Chanyeol barusan membuat Rae Hee tak habis pikir dengan laki-laki bertelinga lebar ini.Bisa-bisanya dia berpikir seperti itu.

" lalu kenapa kau menolakku? apa dia lebih baik daripadaku? " Chanyeol meninggikan suaranya.

" aku tidak menyukaimu,kau puas?! Iya! Dia memang lebih baik darimu! Jangan pernah ganggu aku lagi! Aku tidak mau melihatmu lagi! "

Rae Hee tidak perduli bagaimana sakit hati-nya Chanyeol saat mendengar ucapannya barusan.Hati-nya juga sakit saat Chanyeol berpikir ia gadis muarahan yang tertarik dengan seseorang karena harta dan wajah.Rae Hee langsung melengos pergi dari hadapan Chanyeol,melihat wajahnya membuat Rae Hee ingin menampar mulut laki-laki itu.

Chanyeol terdiam,menggenggam erat kotak biru-nya tadi.Ia memandang punggung Rae Hee yang berjalan menjauh.Tanpa perlu menyatakan perasaan cintanya untuk yang ke-7 kali,Chanyeol sudah tau jawabannya,ia kalah,dan itu artinya ia harus pergi.

***

Seumur hidupnya,Rae Hee tidak pernah merasa menyesal atau bahkan bersalah saat ia berkata kasar pada seorang yang menurutnya salah.Tapi kali ini tidak,Kim Rae Hee merasa menyesal dan bersalah.

Laki-laki bertelinga lebar itu benar-benar mematuhi perintah Rae Hee untuk tidak menganggunya.Chanyeol selalu menghindar saat berpapasan dengannya,Chanyeol tidak lagi menawarkan bantuan,Chanyeol tidak lagi menawarkan bekal-nya,Chanyeol tidak lagi mengikuti Rae Hee kemanapun.Chanyeol tidak lagi semanis dulu,dan Rae Hee merindukan itu.

Setelah mendapat saran dari Luhan,Rae Hee berniat untuk meminta maaf pada Chanyeol,ia harus menyelesaikan masalah ini.Bagaimanapun juga sebentar lagi,mereka akan lulus dan Rae Hee tidak mau ada masalah apapun.

Jongin benar,Chanyeol sedang berada di pinggir lapangan basket.Hanya duduk dan tidak melakukan apapun.Rae Hee menghela nafas-nya,mengumpulkan seluruh keberaniannya.Ia mulai melangkah mendekati Chanyeol.

" ehem " Rae Hee berdehem untuk menyadarkan Chanyeol.

Chanyeol mendongak dan terlihat terkejut melihat gadis yang selama satu minggu ia hindari.Gadis yang masih jadi pujaan hatinya.Gadis yang diam-diam ia perhatikan.Gadis yang berusaha ia lupakan tapi malah ia ingat 24 jam nonstop.

" aku boleh duduk disini? " tanya Rae Hee hati-hati sambil menunjuk tempat kosong di samping Chanyeol.

Chanyeol mengangguk pelan,lalu fokus ke arah lapangan basket yang tidak berpenghuni.

" Chanyeol-ah..eum..aku ingin..minta maaf padamu " ucap Rae Hee gugup.Chanyeol sama sekali tidak menanggapi-nya.Baiklah,Chanyeol benar-benar marah,batinnya.

" aku tau aku salah,kata-kataku mungkin terlalu kasar untukmu waktu itu,aku sungguh minta maaf padamu,Yeol. " ujar Rae Hee lancar-ia sudah menghafal kata-kata ini seminggu yang lalu-.

" tapi semua kata-kataku itu karena terpancing kata-katamu,kau yang menganggapku gadis murahan dan membuatku marah " lanjutnya-ini juga salah satu dari hafalannya-.

" dia bukan pacarku,dia hanya teman dari kakakku,dan aku mengangumi-nya karena dia baik "

Rae Hee melirik Chanyeol yang masih tidak memberi reaksi apapun.Oh..ayolah,Rae Hee sudah bersusah payah menghafal kata-kata ini,bahkan menurutnya ini lebih susah daripada menghafal rumus fisika atau matematika.

" aku..juga minta maaf " ucap Chanyeol pelan.

Rae Hee menghela nafas lega.Akhirnya Chanyeol bicara juga.

" mungkin aku seperti benalu bagimu,menganggumu dan membuatmu merasa tidak nyaman,aku seperti penguntit yang mengikutimu kemana-mana,aku seperti orang konyol yang mempermalukanmu setiap saat..mungkin kau pantas membenciku " ujar Chanyeol.Kepalanya semakin tertunduk.

Rae Hee tertegun.Dari apa yang di ucapkan Chanyeol barusan,ia merasa kalau ia adalah gadis yang kejam.

" Hey,aku..aku memang mengatakan aku tidak menyukaimu,aku memang menyuruhmu untuk tidak mengikutiku..tapi aku tidak mengatakan kalau aku membencimu,Yeol " ucap Rae Hee.

Chanyeol menatapnya dengan alis bertaut.Ia mungkin bingung.

" baiklah,ku akui,kau cukup menyebalkan soal itu,tapi dibalik semua itu,kau selalu menolongku,membuatku merasa kalau aku punya kau untuk di andalkan.Apa aku pantas membenci orang yang selalu menolongku? " tanya Rae Hee sambil tersenyum menatap Chanyeol-ini tidak termasuk ke dalam hafalannya-.

Chanyeol langsung tersenyum sumringah seketika.
" kau tidak membenciku? sungguh? "

Rae Hee mengangguk " tidak,asal kau kembali seperti dulu,aku tidak membencimu " ucapnya.

Chanyeol memekik kegirangan.Untung lapangan basket sepi,jadi tidak akan ada yang protes saat mendengar suara bass Chanyeol berteriak.

" Chanyeol,duduklah,nanti ada yang melihat! " seru Rae Hee.Terkadang,untuk saat-saat seperti ini ia lebih memilih Chanyeol yang pendiam.

Chanyeol terkekeh,ia lalu merogoh kantung celananya dan mengeluarkan kotak biru.
" untukmu " ucapnya sambil menyerahkan kotak itu pada Rae Hee.

Rae Hee menerima kotak itu ragu,takut kalau-kalau kotak itu berisi serangga atau apapun yang mengerikan-maafkan pikiran negative Rae Hee yang berlebihan- tapi semua itu mungkin saja,mengingat Chanyeol yang memberikannya.

Rae Hee membuka kotak itu perlahan,matanya membulat saat melihat kalung yang ia incar selama ini ada di hadapannya.Apa itu artinya Chanyeol memberikannya sebagai hadiah?

" itu untukmu " ucap Chanyeol saat Rae Hee memandangnya dengan tatapan-ini-benar-untukku?-

" apa sekarang kita berteman? " Chanyeol mengulurkan kelingkingnya.

Rae Hee mengaitkan kelingkingnya ke kelingking Chanyeol.
" bukannya kita memang berteman? "

Chanyeol tertawa kecil sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.

" ingat,aku tidak membencimu,Yeol "

END