Laman

Rabu, 26 Februari 2014

A Lost Memory ( Chapter 8 )

Luhan menghela nafasnya berkali-kali.Percuma,Hye Soo tidak akan terbujuk dengan alasan kenapa ia meminta yeoja itu pergi menjauh.Luhan meraih ponselnya yang tergeletak di sampingnya dan mengetikkan sesuatu.

To: Kim Hye Soo (1-A)
23:14
Besok aku akan menjeputmu untuk makan siang.

Setelah menekan tombol send.Luhan mengetikkan beberapa nomor dan menghubungi seseorang.

" annyeonghaseyo..omoni,apa aku mengganggumu? "

***

Luhan berdiri menatap dirinya sendiri di depan cermin besar di kamarnya.Menghela nafas berkali-kali,entah ia merasa ia adalah namja yang jahat dan tidak berperasaan.Namja pembohong,dan mempunyai kepribadian ganda.Tapi,salahkah ia bila ia hanya ingin tetap bersama saudaranya? Egois-kah? Luhan menggeleng.Tidak,mungkin.

" Hyung,sampai kapan kau akan berdiri di depan cermin,percuma..tubuhmu tidak akan berubah tinggi " seru Sehun yang duduk di atas kasur Luhan.

Sehun mengerti perasaan hyung-nya sekarang.Sebenarnya ia jenuh melihat Luhan yang seperti ini.Luhan yang selalu takut kehilangan seseorang yang sama pentingnya bagi hidup Sehun.Tapi..ayolah..Luhan yang sekarang,bukan Luhan yang se-ceria dulu.Sekarang,ia terlihat lebih dingin dan selalu serius.Dan Sehun tidak suka itu.

" apa aku bisa melakukan ini? hhh " desah Luhan pelan.Ia menundukkan kepalanya.

" cepat berangkat,kau ingin mengajaknya makan siang bukan makan malam,hyung "

***

Alis Jongin terangkat satu melihat rumahnya yang begitu sepi.Hanya ada pelayan di rumah ini.Sejak bangun tidur Jongin berada di kamar dan baru keluar setelah mandi.Ia menuruni anak tangga dengan kepala yang ia julurkan ke ruang tamu,berharap ada siluet Ibu-nya sedang membaca majalah.

" Ahjumma..Oemma,apa dia pergi? " tanya Jongin pada Bibi Lee-ketua pelayan di rumah Jongin-

Bibi Lee mengangguk " Nde,Nonya Kim bilang beliau ada janji makan siang dengan temannya " jawab Bibi Lee sopan.

" apa tuan lapar? "

" ahh tidak..aku ingin ke luar saja "

***

Jongin menengok ke kanan dan ke kiri.Biasanya Kyungsoo akan muncul ketika ia sudah duduk manis di tempat biasa-kursi panjang yang langsung menghadap air mancur,taman Sungai Han-.Bodohnya lagi,Jongin tidak pernah menanyakan nomor ponsel atau alamat rumah Kyungsoo.

" Huuuffftttt "

Satu-satunya orang yang dapat mengerti dirinya saat ini adalah Kyungsoo,tapi kemana dia? Apa terjadi sesuatu dengannya? Jongin jadi teringat dengan wajah Kyungsoo yang semakin lama semakin memucat.Bahkan,Kyungsoo mengatakan bahwa dirinya memang kurang baik.

" Ohh..ayolah,Kyungsoo,jangan membuatku khawatir " gumam Jongin.Bibirnya bergumam tidak jelas sedari tadi.Jari-jarinya saling bertaut di atas paha-nya.Berharap namja itu datang dan tersenyum menunjukkan heart shape lips-nya.

" mianhe..Jongin-ah,aku tidak bisa muncul dengan keadaanku yang seperti ini..jeongmal mianhe "

***

Hening..

Tidak ada yang berbicara sama sekali.Semua sibuk dengan pikiran masing-masing.Bola mata Hye Soo seakan tidak bisa di gerakkan dan terus menatap ke kolong meja makan.Punggungnya terasa berat untuk di tegakkan.Semenjak melihat wanita itu,kepala Hye Soo langsung tertunduk,bibirnya mengatup rapat-rapat.Setelah 4 tahun..apa wanita ini akan memintanya untuk pergi juga? Sejahat itukah mereka?

" tolong..Hye Soo-ya " ucap Nyonya Kim tiba-tiba.

Hye Soo langsung mengangkat kepalanya menatap wanita tua ini bingung.

Nonya Kim menggenggam tangan Hye Soo erat,menatapnya dengan tatapan memohon.Terlihat jelas air mata yang mulai menggenangi pelupuk wanita berusia 40-an ini.

" kau tau..aku sangat tersiksa saat melihat Jongin seperti mayat hidup.Dia tidak merespon apa yang aku katakan,badannya kurus,bahkan ia menghabiskan waktunya dengan duduk di depan jendela kamarnya.Setelah kepergiannya,Jongin mengalami kecelakaan itu,dia hilang ingatan,dia menjadi orang yang dingin dan berbicara seperlunya setiap hari.Aku sangat tersiksa..rasanya seperti melihat patung berjalan di sudut kamar.Kau menyukai Jongin sejak dulu,kau sangat mengenalnya,dan kau juga tau betapa aku sangat menyayanginya.Ku mohon..jangan katakan apapun padanya,cukup simpan ini semua dalam pikiranmu.Tidak,kalau perlu hapus semua ini dalam pikiranmu,lupakan Jongin,jauhi dia..jauhi kami..Hye Soo-ya.. " Nyonya Kim terisak,ia menangis.

Sebagai seorang anak yang tentunya memiliki ibu.Hye Soo merasa bersalah telah membuat wanita ini menangis.Dulu,Nyonya Kim bukanlah wanita yang rapuh seperti sekarang ini.Ia terlihat kuat dengan jiwa ke-ibu-an-nya yang seperti bidadari layaknya di sebuah film.Masih jelas di ingatan Hye Soo,Nyonya Kim yang selalu meledeknya karena ia tau Hye Soo sangat menyukai Jongin.Nyonya Kim yang selalu tertawa dan tersenyum dengan hangat.

" Oppa..dia masih hidup,dia koma setelah penyakit itu menyerangnya,menyerang seluruh sarafnya.Dia berbohong,dia tidak pergi,dia tetap tinggal,dia hanya tidak ingin membuat Jongin menangis melihat keadaannya yang menyedihkan.Oppa tidak bisa jauh dari Jongin,oppa harus segera bertemu Jongin.Aku tidak mau melihatnya makin menderita..aku..tidak bisa " ujar Hye Soo.

Ia melepaskan genggaman tangan Nyonya Kim secara tiba-tiba.Ia tidak peduli,ini sudah lebih dari cukup untuk menyiksanya.Ia tak mau kehilangan orang yang amat sangat ia sayangi.Ini sudah cukup..

" Mianheyo,omoni,mungkin aku terlihat tidak sopan.Aku tidak masalah jika aku harus pergi dari Jongin Oppa.Tapi tidak dengan Oppa-ku,aku tidak bisa membawanya pergi dari Jongin Oppa.Omoni tau mereka sangat dekat? Omoni juga mengenal baik sikap Oppa-ku,dia yang selalu melindungi Jongin,menjaga Jongin,apa itu tidak bisa membuat hatimu terbuka? Sebegitu besarkah Omoni ingin kami pergi dari hidup Jongin Oppa? Kalau iya,aku benar-benar tidak menyangka,Omoni yang dulu ku kenal seperti Ibu Bidadari-ku sekarang berubah menjadi seperti ini.. "

Nyonya Kim hanya bisa memejamkan matanya sambil menutup telinganya.Berharap semua yang ia dengar itu hanya angin yang berhembus dan tidak berpengaruh apapun.Ia harus tetap pada pendiriannya,tidak peduli gadis kecil yang sudah ia anggap sebagai anaknya ini membencinya atau tidak,ia hanya ingin Jongin tidak seperti dulu.

" aku pergi,Jongin menungguku dirumah " pamit Nyonya Kim dingin lalu berjalan keluar Çafè.

Hye Soo hanya menghela nafas,ia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan.

" jangan menangis...jangan menangiss " gumamnya pelan.

Ia beranjak dari kursinya dan menemui Luhan yang memang menunggu mereka berdua di luar.

" kau ingin pulang? " tanya Luhan menatap Hye Soo khawatir.Mata Hye Soo memerah menahan air mata,dan itu membuat Luhan yakin kalau ia sedang tidak baik-baik saja.

" tidak,aku ingin menemui seseorang " jawab Hye Soo datar lalu berjalan meninggalkan Luhan tanpa berpamitan.

Luhan menarik lengan Hye Soo,ia tidak mau Hye Soo menangis di tengah jalan atau nekat berjalan di tengah rel kereta.

" aku akan mengantarmu..ku mohon "

***

Luhan memarkirkan mobilnya di rumah sakit yang ditunjukkan Hye Soo.Mungkin ia tak tau pasti untuk apa Hye Soo kesini.Tapi,menurut pemikirannya Hye Soo sering kesini untuk mengunjungi 'Oppa'-nya itu.

" gomawoyo "

Hye Soo turun dari mobil Luhan dan masuk ke dalam gedung ber-cat biru putih itu.Luhan hanya terdiam memandang punggung Hye Soo yang perlahan menghilang,sebenarnya ia ingin melihat sosok yang mereka bilang dekat dengan Jongin,tapi lebih baik tidak.Ia tidak mau melihat bukti lebih banyak lagi.Melihat Hye Soo menangis,itu sudah cukup membuktikan bahwa ia memang namja jahat tak berperasaan.

***

" Ya! kau tau?! Kalau saja aku bukan seorang murid yang teladan,sudah ku pukul kepala botak guru itu.Memangnya dia pikir otak kita itu apa?! Otak seorang hebat seperti Einstein,huh?! " gerutu Sehun.

Ya.Sehun terlihat frustasi akibat nilai ulangan Matematika-nya yang bisa dikatakan tiarap.Dia mendapat nilai 3.Dan itu membuatnya menjadi bulan-bulanan Kwon Songsaenim yang terkenal perfeksionis terhadap nilai-nilai muridnya.

Berbeda dengan Jongin yang terlihat cekikikan melihat tingkah Sehun,yaa..mungkin bisa dibilang kali ini nilai Jongin tidak begitu buruk.Setidaknya 6 sudah cukup membuat anak ini tertawa dan menelan makanan dengan mudah tanpa wajah yang tertekuk.

" Itu semua salahmu,kau tidak pernah membuka matamu ketika ada guru yang menerangkan,belajar sebelum ulangan pun tidak.Bahkan kau menyumpal telingamu ketika aku mengajarimu.Jadi,terimalah akibatnya..ku pastikan Oemma dan Appa akan melarangmu membeli Bubble Tea! " kesal Luhan sambil memasukkan Ramyun-nya kedalam mulut.

Sehun mendelik kesal " Hyung! Aiisshh..seharusnya kau menghiburku! Apa mengatakan ' kerja bagus,Sehunnie,kau sudah berusaha' itu sulit bagimu?! Bahkan,temanku akan mendapatkan pelukan dari Ibu-nya "

" aku bukan Ibu-mu! "

Jongin tidak bisa menghentikan tawa-nya melihat kedua kakak-beradik itu terus beradu mulut.Tapi,di dalam hatinya..ia tidak sabar ingin cepat-cepat pulang.Ia harus menunjukkan nilainya pada Kyungsoo.

" Jongin-ah! Kau di panggil Lee Songsaenim ke ruangan-nya " seru seorang murid yanh tiba-tiba datang ke meja mereka.

Jongin menatap Sehun dan Luhan yang kini berhenti bertengkar dan menatapnya.

" aku akan segera kembali "

***

" Kyungsoo-ya! Kyungsoo-ya! "

Kyungsoo menoleh ke arah sumber suara yang sudah sangat ia rindukan.Tersenyum lebar saat mengetahui orang itu juga tersenyum lebar,senyuman yang selama ini ia tunggu.

" hhh..hhh..hhh.. "

Jongin menghempaskan punggungya pada sandaran kursi.Mengatur nafasnya sebelum memulai bercerita.

" aku punya kabar gembira! " serunya dengan senyuman yang masih mengembang.

Kyungsoo tersenyum menunggu kelanjutan kabar gembira yang ingin Jongin sampaikan.

" jeng..jenggggggg!!! "

Kyungsoo membulatkan matanya melihat selembar kertas hasil ulangan yang ditunjukkan Jongin padanya.

" aku dapat nilai  6! " seru Jongin memunculkan matanya di balik kertas.
" 6?! Kau dapat 6?! " seru Kyungsoo.

Jongin mengangguk masih dengan senyuman-nya.

" bagaimana? aku hebat bukan? "
" kau hebat! dan lebih hebat lagi,kalau nilai 6 ini terbalik "
" itu akan kau lihat di ulanganku minggu depan,dan aku yakin kabar gembiraku yang satu ini akan membuatmu benar-benar bangga padaku "

Jongin tersenyum penuh arti,seperti mempermainkan Kyungsoo yang tersenyum seperti orang bodoh menunggu kabar itu.

" kau tau..tanggal 12 Januari tahun depan,ada drama musikal dari sekolahku.Dan Lee Songsaenim menunjukku untuk menyiapkan koreografi-nya.Aku jadi koreografer Kyungsoo-yaaaaaa!!!!!! "

Jongin memeluk tubuh mungil Kyungsoo sebagai tanda gembiranya.Rasanya nyaman memeluk namja di depannya ini.Rasa bahagia-nya berlipat-lipat ganda.

Kyungsoo tersenyum membentuk heart shape lips di bibirnya,bisakah semua kembali seperti semula lagi? 12? Itu hari ulangtahunnya? Apa Tuhan akan memberi waktu sepanjang itu?

" kau harus datang..kau harus datang,kau harus melihatku menari "

" iya..pasti..aku..pasti..datang,Jongin "

TBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar