Cast :
- Kim Jongin
- Do Kyungsoo
- Xi Luhan
- Oh Sehun
- Kim Hye Soo (OC)
***
" Oppa...apa kabar? Kau pasti baik,tidurmu nyenyak sekali.Kapan kau akan membuka matamu? Kau tau? Aku membutuhkanmu sekarang,aku rindu pundakmu yang selalu ada untukku,saat kau membelai rambutku,menasihatiku dengan suara lembutmu,aku rindu padamu yang selalu menenangkanku atas sikapnya yang kasar.Oppa..bangunlah.. " bisik Hye Soo.Air matanya menetes ia menggenggam tangan itu erat lalu menidurkan kepalanya disamping tubuh yang terbaring itu.
***
" Hey! " tegur Jongin sambil duduk di samping Kyungsoo yang menunduk.Jongin menatapnya heran,ia menyadari ada sesuatu yang tak beres.Ada air yang jatuh dari matanya,Kyungsoo menangis.
" gwenchanha? apa terjadi sesuatu? " tanya Jongin pelan.Ia menyentuh pundak Kyungsoo.
Kyungsoo menghapus air matanya dan berusaha menegakkan punggungnya.Lalu tersenyum menunjukkan heart shape lips-nya.Tentu saja Jongin tau itu hanya palsu,senyuman palsu.
" kau bohong,ada apa? katakanlah,aku akan mendengarkanmu " ucap Jongin.
Kyungsoo menggeleng " nan gwenchanha "
" kita teman kan? bukankah teman itu saling berbagi,jika kau sedih bagi-lah kesedihan itu padaku,itu akan membuat perasaanmu lebih baik " tutur Jongin.
" kau percaya sesuatu yang tidak mungkin akan menjadi mungkin? Maksudku,kata-kata nothing is impossible? " tanya Kyungsoo.Matanya menatap lurus ke arah air mancur.
Jongin mengangguk " Yap! Aku mempercayainya,semua pasti mungkin jika Tuhan sudah menetapkan itu "
" walaupun semua orang mengatakan tidak ada harapan? apa kau tetap percaya? "
" buat apa memperdulikan kata orang,sudah ku bilang itu semua kehendak Tuhan,kalau Tuhan mentakdirkan-ku untuk tidak mengingat masa lalu-ku,sekeras apapun aku berusaha,itu tidak akan berhasil,aku tetap akan kehilangan ingatanku " ujar Jongin.Sakit memang,tapi sekarang ia sudah pasrah.Ia tak mau membuat orang tua-nya dan kedua saudaranya menangis karena dirinya lagi.Mungkin memang benar,ini yang terbaik untuknya.
" aku berharap,Tuhan merubah sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin itu untukku "
" maksudmu? "
" tidak,bukan apa-apa "
Jongin mengangguk-anggukkan kepalanya,walaupun ia masih tidak mengerti maksud perkataan Kyungsoo tadi.
" ku perhatikan,muka mu pucat,kau sakit? " tanya Jongin.Entah ia merasa mata-nya sedikit bermasalah,ia merasa wajah Kyungsoo semakin lama semakin pucat.
" hmm..aku sedang tidak baik "
***
Jongin memasukkan sepedanya ke garasi rumah.Setelah seharian ia bermain dengan Kyungsoo,tubuhnya terasa lelah dan seakan meminta untuk istirahat.
" Sehunnie? Luhan Hyung? " kaget Jongin ketika melihat dua ber-saudara itu sedang bermain playstasion di kamarnya.
" kau sudah pulang? mianhe kami memainkan playstaion-mu,anak ini memaksaku memainkannya " ucap Luhan merasa tak enak.Ia segera berdiri dan menghampiri Jongin yang ada di depan pintu,meninggalkan Sehun yang seakan tidak menyadari bahwa pemiliknya sudah pulang.
" Ya! Hyung! Kenapa kau seperti ini? Bahkan kalau kalian tidur di kamar ku pun aku tidak masalah,kalian kan saudaraku " seru Jongin.
" kau dengar hyung? Sudah ku bilang Jongin tidak akan marah,lagipula jika kita hanya duduk disini sampai Jongin pulang kau tidak berpikir aku akan berlumut,huh? " sahut Sehun yang pandangannya masih terarah dengan game sepak bola-nya.
" Ya! Kau ini! " Seru Luhan kesal.
Jongin menghampiri Sehun dan meraih stick playstation yang terletak di samping Sehun.
" ayo kita main,kalau kau kalah,kau harus memijat badanku " tantang Jongin.
" baiklah,kalau aku menang kau harus membelikanku Bubble Tea,bagaimana? "
" oke!"
Luhan tersenyum menatap dua adiknya itu.Ia bahagia melihat mereka berdua saling menyayangi satu sama lain.Tapi ia juga takut,rasa sayang yang besar itu akan membuat mereka jauh lebih sakit saat berpisah suatu saat nanti.
" Luhan " panggil Nyonya Kim lembut dari belakangnya.Luhan menengok dan tersenyum sopan.
" Nde? "
" ada yang ingin Omoni bicarakan denganmu "
***
Jongin melangkahkan kaki-nya di koridor sekolah sambil bersiul riang.Setelah dua minggu lebih ia tak pergi sekolah,akhirnya ia dapat menginjakkan kakinya lagi di sekolahnya ini.
" YA! KAU INI! "
PLAK!
" kenapa kau diam saja?! ayo bangun! "
Jongin memundurkan langkahnya ketika mendengar suara-suara teriakan itu dari lorong sekolah.Ia membelalakkan matanya ketika melihat yeoja berbadan kecil sedang di kerubungi oleh 3 orang yeoja yang sepertinya satu angkatan dengannya.
" Jung Eun Shi,Go Ah Yi,Kim Min Soo! " teriak Jongin kesal.Mereka ber-3 menoleh dan tersentak ketika melihat Jongin yang terlihat sangat marah.Terlebih lagi Jongin terlihat terkejut saat melihat yeoja yang sedang mereka siksa adalah Kim Hye Soo.
Dengan langkah-langkah panjang Jongin menghampiri mereka dan mendorong Jung Eun Shi yang masih menjambak rambut Hye Soo.
" Ya! Kau berani menjambaknya di depanku?! " bentaknya sambil mencengkram kerah Eun Shi.Ia tidak memperdulikan teriakan dari dua teman Eun Shi.
" ya! Lepaskan dia! Kau bisa terkena skors karena melukainya! Kami akan melaporkanmu ke guru BP! " teriak Min Soo diikuti anggukan dari Ah Yi.
Jongin langsung mendorong tubuh Eun Shi kasar hingga ia terduduk di lantai sambil terbatuk-batuk.
" cepat pergi! karena sebentar lagi kalian akan di liburkan selama satu minggu! " desis Jongin tajam sambil memghampiri Hye Soo yang terlihat terdiam.
Mereka ber-3 berlari meninggalkan Jongin dan Hye Soo.Jongin berjongkok di depan Hye Soo,menatap wajahnya,ada luka memar di pipinya dan darah di sudut bibirnya.Hye Soo tak bereaksi,mungkin ia takut,mungkin ia ingin menangis,tapi Jongin tau ia sedang menahan itu semua.
Jongin berpindah tempat dan ikut duduk disamping Hye Soo.
" kau boleh menangis di pundakku sekarang "
Hye Soo menatap Jongin ragu.
" aku tidak akan memintamu mencuci baju ku setelah ini " ucap Jongin sambil tersenyum.
Perlahan Hye Soo menyenderkan bahu-nya di pundak Jongin.Memejamkan matanya,dan mulai terisak.Makin lama isakan itu menjadi sebuah tangisan yang sangat memilukan di telinga Jongin.Ia tak tau pasti kenapa yeoja di sampingnya ini terlihat begitu menyedihkan,apa ini semua ada hubungannya dengan Luhan atau dirinya?
" Oppa..kenapa kau tidak membuka matamu? Aku...hiks..aku.. ini sudah tahun ke-4,tapi kenapa kau tidak menggerakkan jarimu? Oppa..apa yang harus ku lakukan? Hiks..hiks..aku..harus..menyelamatkanmu bagaimanapun caranya..aku..aku..membutuhkanmu..aku..merindukanmu..Oppa..dia memperdulikanku sekarang..apa..kau senang? Hiks..hiks..Oppa..bisakah aku melihat senyumanmu lagi? Hanya satu kali lagi dan aku tidak akan menyusahkanmu dengan sikapku...Oppa..hanya membuka matamu dan katakan kau baik-baik saja..Oppa aku membutuhkanmu untuk mengatakan yang sebenarnya pada namja itu....Op..pa..hiks...aku merindukanmu "
Jongin hanya memejamkan matanya mendengarkan segala keluh kesah Hye Soo.Siapa Oppa yang ia maksud? Siapa namja yang ia maksud? 4 tahun? Tidak membuka mata? Memberitahu kebenaran? Jongin hanya menyimpan rapat semua itu dalam benaknya tanpa berani bertanya sekalipun.
***
" kau kenapa? "
Jongin tersentak saat Kyungsoo dengan tiba-tiba berada disampingnya.Mereka sedang berada tempat biasa -taman Sungai Han-
" apa kau pikir orang yang memejamkan matanya selama 4 tahun itu mati? Atau koma? " tanya Jongin tiba-tiba membuat Kyungsoo membulatkan matanya.
" mak..maksudmu? "
" temanku..dia mengatakan seseorang tidak membuka matanya selama 4 tahun.Aku tidak yakin dengan apa yang dia maksud,tapi ku pikir itu koma " ujar Jongin.
" seseorang yang sedang koma berarti dia sedang berada diantara hidup atau mati,dia hidup tapi seperti orang yang sudah mati " ucap Kyungsoo.
" tapi orang yang sedang koma 4 tahun,aku tidak yakin dia akan selamat..4 tahun..mungkin mencabut nyawanya itu lebih baik,karena 4 tahun membiarkannya berada diantara hidup dan mati,itu sama saja dengan menyiksanya "
Jongin mengedarkan pandangannya menatap orang yang sedang bermain atau sekedar mengambil gambar di taman ini.Sedangkan Kyungsoo,ia hanya diam sambil menundukkan kepalanya.
" kau benar..ini sangat menyiksa.. " lirih Kyungsoo.
***
-
Jongin merengut ketika namja bertubuh mungil itu datang menghampirinya bersama seorang gadis kecil yang menurutnya telah menyita perhatian hyung-nya itu.
" Hyung! Kau mengajaknya makan siang bersama kita,huh?! " bisik Jongin.
" wae? kau tidak suka? " balas namja itu.
" nde,aku tidak suka! " tandasnya masih berbisik.
" sebaiknya kau harus membiasakan diri untuk makan bersamanya,karena mulai saat ini aku akan terus mengajaknya "
" Hyungg! " seru Jongin.Kali ini suaranya meninggi.Membuat semua orang termasuk Hye Soo tersentak.Hye Soo hanya menatap mereka bingung dan takut.
" Hye Soo-ya,sepertinya Jongin tidak mau makan bersama kita siang ini,dia bilang dia ingin sendiri saja " ucap namja itu sambil berdiri.
Jongin membelalakkan matanya,tak percaya jika hyung-nya ini lebih memilih Hye Soo daripada dirinya.
" aa..ani,aku..tidak mengatakan itu,duduklah hyung,kita harus segera makan "
Jongin menarik lengan namja itu hingga ia duduk kembali.Namja itu tersenyum licik sementara Jongin terus mengumpat dalam hatinya.Ia menatap Hye Soo tajam,berharap gadis kecil itu mengerti kalau ia amat sangat tidak menyukainya.
-
***
Luhan menatap Hye Soo yang sedang duduk terdiam di hadapannya.Yeoja itu menunduk dan menutup mulutnya rapat-rapat.
" angkatlah wajahmu " perintah Luhan lembut.
Hye Soo tak bergerak,ia sama sekali tak mengangkat wajahnya bahkan menjawab perintah Luhan.
Luhan yang tak sabaran langsung berjongkok dan mengangkat dagu Hye Soo pelan.Ia dapat melihat wajah pucat Hye Soo sekarang,luka lebam di wajahnya serta bekas darah kering di sudut bibirnya.Sudah di tebak ini karenanya,karena ia mengaku berpacaran dengan Hye Soo.
" gwenchanha? " tanya Luhan khawatir.
" gwenchanhayo,kau tidak perlu khawatir " jawab Hye Soo seadanya.Nada bicaranya terdengar lemas dan serak.
Luhan memegang dahi Hye Soo dan membandingkannya dengan dahinya.
" kau demam,aku akan mengantarkanmu pulang " Luhan menarik lembut tangan Hye Soo.
" aku ingin mengakhiri semuanya " lirih Hye Soo.
Luhan menghentikan langkahnya dan menatap Hye Soo yang kini sudah menatapnya.Hye Soo melepaskan genggaman Luhan pelan.
" aku lelah..aku ingin mengakhiri semuanya " ulangnya.
" Hye Soo-ya.. "
" Dia..tidak membuka matanya selama 4 tahun,dokter menyerah,dia tidak mungkin bisa selamat tanpa orang yang penting baginya di sisinya.Dan aku..juga akan mati..bila dia mati.. "
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar