Laman

Selasa, 04 Februari 2014

A Lost Memory ( Chapter 5 )

Cast :
- Kim Jongin
- Do Kyungsoo
- Xi Luhan
- oh Sehun
- Kim Hye Soo (OC)

***

Luhan tersenyum lebar,matanya berbinar saat melihat seseorang yang ia khawatirkan selama beberapa hari ini membuka matanya.
Jongin mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan ber-cat putih ini.Ia terlihat bingung.
" kau ada di rumah sakit " ucap Luhan sambil tersenyum lembut.
" kau baik-baik saja? " tanya Luhan kemudian.
Jongin mengangguk lemah,di bibirnya terlukis sebuah senyuman kecil.
" nan gwenchanha,apa aku sudah lama berada di sini? "
" hmm..kau sudah tidak sadar selama 4 hari,aku dan Sehun sangat mengkhawatirkanmu "
" mianheyo,hyung.Kau dan Sehun pasti sangat lelah karena menjagaku disini. " Jongin terlihat sangat bersalah.
" ani..kau tidak perlu meminta maaf,kami menjagamu karena kami sangat menyayangimu..jadi ku mohon,jangan seperti ini lagi.. " mohon Luhan.Nada bicaranya terdengar sedang menahan tangis.Ia semakin mengeratkan genggaman tangannya pada Jongin,ketakutan itu lebih besar sekarang.
Jongin menatap Luhan dengan perasaan yang amat sangat menyesal,ia sudah membuat orang yang sudah ia anggap sebagai hyung-nya sendiri seperti ini.Ia berjanji,ia tidak akan membuat Luhan ataupun Sehun menangis karenanya.

***

Tenggorokan Sehun terasa sangat sejuk saat segelas Bubble Tea ia habiskan.Ia sengaja membeli 4 gelas Bubble Tea.Untuk Luhan satu,dan sisanya akan ia habiskan sendiri.
Tangannya merogoh kantung plastik putih berisi 3 gelas Bubble Tea dan mengambilnya satu.Menancapkan sedotan dan mulai menyeruputnya.
Langkah Sehun terhenti saat dihadapannya sudah berdiri yeoja berwajah imut.Yeoja itu memasang ekspresi terkejut,sama sepertinya.

" Hye Soo-ya kau disini? " tanya Sehun.Yeoja itu terlihat berpenampilan berantakan,ia seperti belum mandi selama beberapa hari.Ya,itu yang ada di pikiran Sehun pertama kali.
" ohh? Nde.. " jawab Hye Soo seadanya.Ia terlihat gugup.Ia tak mungkin langsung pergi begitu saja,ia sudah terlanjur bertemu Sehun.
" siapa yang sakit? kau? "
" bukan..tapi saudaraku,aku permisi,ada yang harus ku lakukan.Annyeong " Pamit Hye Soo terburu-buru.Ia langsung berlari secepat mungkin dari Sehun.Ia tak mau di tanya hal-hal yang macam-macam.Dan yang pasti,ia tak mau sesuatu yang ia simpan rapat-rapat terbongkar karena tak sengaja mengucapkannya.
" dia aneh sekali.. "

***

" Jongin-ah! " pekik Sehun langsung berhambur ke arah Jongin.Ia memeluk tubuh Jongin yang sedang duduk bersandar pada bantal.
" Ya! Kenapa kau baru sadar sekarang? Apa kau tidak tau aku sangat sangat sangat mengkhawatirkanmu? Aku takut terjadi sesuatu padamu " Isak Sehun di pundak Jongin.Jongin tersenyum lembut lalu menepuk-nepuk punggung Sehun pelan,menenangkan saudaranya ini.
Sehun melepaskan pelukannya dan mengelap air matanya dengan lengan baju.
" mianhe Sehunnie..aku tidak akan membuatmu khawatir lagi " balas Jongin dengan suaranya yang masih terdengar serak.Seulas senyuman masih terukir di bibir Jongin.
Sehun meraih kantung plastik yang ia letakkan di meja kecil di samping ranjang Jongin secara spontan tadi.
" ini hyung,aku membelikanmu Bubble Tea,aku tau kau haus " Sehun menyodorkan Bubble Tea ke depan wajah Luhan.
Luhan tersenyum sambil meraih Bubble Tea itu lalu menancapkan sedotan dan menyeruputnya lalu berujar " sudah ku bilang,aku tidak mau "
" ck..tidak mau,tapi kau terus menyedotnya,hyung " cibir Sehun.
" Ya! Ini karena sayang-sayang membuang minuman..isshh " Luhan melakukan pembelaan lalu membuang gelas Bubble Tea yang sudah kosong ke tempat sampah kecil yang berada di sudut ruangan.
" Jongin-ah,ini ada satu lagi,kau mau? " tawar Sehun polos.Ia menyodorkan gelas Bubble Tea.

PLETAK!

" Hyung! Kenapa kau memukulku?! " seru Sehun sambil mengusap-usap kepalanya yang sakit akibat jitakan Luhan.
Luhan mengambil Bubble Tea itu dari tangan Sehun,menancapkan sedotan dan menyeruputnya.
" kau ingin Jongin pingsan,huh?! bahkan belum sampai 1 jam dia sadar " Luhan berjalan ke sofa dan duduk disana sambil menikmati Bubble Tea-nya.
" Ya! Hyung..itu milikkuuuuuuuuu!!!!!! "

***

Luhan dan Sehun memutuskan untuk pulang ke rumah malam ini.Bukan,bukan karena mereka yang ingin pulang.Tapi,Jongin yang memaksa mereka untuk pulang.Dan,terpaksa mereka berdua harus pulang.
" Hyung,tadi aku bertemu Hye Soo " ucap Sehun memecah keheningan.
Luhan tersentak dan spontan berhenti.
Sehun ikut berhenti,dan menatap Luhan bingung. " kau kenapa hyung? "
Luhan terdiam,ia menatap aspal yang ia pijak.Matanya tak berkedip sama sekali,membuat Sehun harus mengguncang-guncangkan tubuhnya.
" apa yang kau pikirkan,hyung? " Sehun memegang kedua bahu Luhan dan menatap matanya.
" Kau..bertemu dengannya? Dimana? Kapan? Apa yang dia katakan? " cecar Luhan.Ia terlihat panik.Keringat mulai terlihat di dahinya.
" Ya! Tenanglah hyung,sebenarnya apa yang kau pikirkan? " Sehun mengulang pertanyaannya lagi.
" Jawab saja pertanyaanku!! " seru Luhan emosi.
Perlahan Sehun menurunkan tangannya dari kedua bahu Luhan dan termundur satu langkah.Ada apa dengan Luhan? Apa yang sebenarnya terjadi?
" aku bertemu dengannya di depan rumah sakit,saat aku kembali dari kedai Bubble Tea.Kami berpapasan,dan penampilannya terlihat tidak beraturan " ujar Sehun.
" hyung " Sehun menyentuh pundak Luhan pelan.Ia takut Luhan akan berteriak seperti tadi.
" apa yang dia lakukan? dia menjenguk seseorang? atau dia sakit? " Luhan kembali memburu Sehun dengan pertanyaan dan ekspresi wajah panik.
" dia hanya bilang saudaranya sedang sakit,itu saja..dan dia langsung berlari pergi "
Sehun tak mengerti apa yang sedang Luhan pikirkan.Ia seperti orang panik,bukan..bukan panik tapi ketakutan.
" hyung,jangan memikirkan yang tidak-tidak,aku yakin,dia akan menuruti permintaanmu " Sehun berusaha menghibur.
" aku tidak yakin,bagaimana kalau tidak? apa yang harus ku lakukan,Sehunnie? " Luhan menggigit bibir bawahnya.
" hyung..jangan seperti ini,ku mohon.. "

***

Jongin menghela nafasnya berkali-kali.Ia bosan di kurung di ruangan serba putih ini.Sudah hampir seminggu kegiatannya hanya,menonton tv atau bermain playstasion yang orang tuanya bawakan dari rumah.Walaupun Luhan dan Sehun rutin mengunjunginya tapi tetap saja ia merasa jenuh.Ia hanya bisa menatap ke luar jendela ruang rawatnya yang memang menghadap langsung ke taman rumah sakit.Ia juga ingin kesana..

" apa kabar Kyungsoo? Sudah lama aku tidak bertemu dengannya..hhaaahhh..aku rindu pada mata bulat itu " gumam Jongin.Ia duduk di kursi roda sambil menatap taman rumah sakit.

Kreeekkkk

Jongin menoleh saat pintu ruang rawatnya perlahan terbuka.Terlihat seorang yeoja memunculkan matanya dari balik pintu.

" Ohh? Hye Soo-ya? " Jongin mengerutkan dahinya.
Gadis itu tersenyum malu lalu membungkukkan badannya memberi salam.
" Oppa apa kau sudah sehat? Aku membawakan buah ini untukmu " Hye Soo menunjukkan parsel buah dan meletakkannya di atas meja kecil.
" aku baik-baik saja..gomawo " balas Jongin tersenyum manis.
Hye Soo menghampiri Jongin dan sedikit melongokkan kepalanya keluar jendela.
" Oppa sedang melihat mereka? "
Jongin mengangguk " aku ingin keluar,tapi dokter melarangku "
Hye Soo berkacak pinggang " kalau kau hanya melihat,itu tidak seru.Kajja kita keluar! " serunya sambil mendorong kursi roda Jongin.
" Ya! Apa yang kau lakukan?! Nanti dokter memarahiku! Kau juga! " seru Jongin.
" jangan khawatir,aku akan mengatasinya " sahut Hye Soo tersenyum penuh arti.

***

" bagaimana? apa Oppa senang? " tanya Hye Soo ketika mereka telah sampai di taman tanpa di ketahui oleh dokter atau suster.Hye Soo sengaja menyuruh Jongin memakai topi,masker serta kaca mata agar dokter ataupun suster tak mengenalinya.Dan itu berhasil.

Jongin melepaskan kaca mata dan maskernya.Menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya.
" gomawo..karena kau,aku dapat menghirup udara segar lagi,tidak ada bau obat,ataupun ruangan ber cat putih lagi. " ujar Jongin.Pandangannya terarah menatap orang-orang berbaju sama dengannya.Mereka tersenyum,tertawa,bersama keluarga mereka.Rasa nya ia ingin bertukar posisi dengan mereka,ia juga ingin seperti mereka..

Hye Soo mengepalkan tangannya kuat-kuat,sebisa mungkin ia menahan semuanya.Mulutnya sudah terbuka,tapi seperti ada sesuatu yang membuat kerongkongannya tercekat,ia tak bisa mengeluarkan kebenaran itu.
" mianheyo Oppa.. " lirih Hye Soo pelan seperti hembusan angin.Tapi telinga Jongin masih dapat mendengarnya.Ia mendongak menatap Hye Soo.
" untuk apa? "
" aku terlambat membawamu ke sini,pasti kau bosan di dalam ruangan itu setiap hari "
Hye Soo merutuki dirinya sendiri,bukan,bukan ini yang ia maksud.
" Yaa! Kau tidak perlu merasa bersalah,aku justru sangat senang.Gomawo Hye Soo-ya " ujar Jongin lembut sambil tersenyum manis menatapnya.
Hye Soo membalasnya dengan senyuman kecil,mungkin sekarang Jongin berterimakasih padanya.Tapi nanti,saat dia mengetahui semuanya,hal pertama yang akan dia lakukan adalah membencinya.
' mianheyo Oppa..aku membohongimu '

***

Hye Soo mengantarkan Jongin ke kamarnya sebelum Dokter dan Suster-suster menyadari Jongin keluar dari kamar rawatnya.Ia langsung pamit pulang sebelum Orang tua Jongin,Sehun dan Luhan datang.Ia tak mau bertemu mereka.

" Oppa..bisakah kau tidak memberi tau orang tuamu,Sehun Oppa dan juga Luhan Oppa kalau aku menjengukmu? " tanya Hye Soo menyembulkan kepalanya di depan pintu.
" wae? aku bahkan ingin menceritakan ini pada mereka " Jongin menatap Hye Soo bingung di atas ranjangnya.
Hye Soo menggigit bibir bawahnya,ia bingung haru menjawab apa.
Jongin kemudian tersenyum penuh arti " arraseo..aku mengerti,kau tidak usah khawatir "
Hye Soo tersenyum kikuk,ia tak peduli apa yang Jongin pikirkan saat ini.Ia langsung berlari meninggalkan kamar rawat Jongin.Kali ini ia selamat.

Jongin menghela nafas,ia bingung harus melakukan apa.Menyesal karena seharusnya ia meminta Hye Soo untuk menemaninya lebih lama lagi.Bukan,bukan karena ia menyukai hoobae-nya itu,tapi saat ini hanya butuh seorang teman berbicara.

" Jongin-ah "

Jongin mengangkat kepalanya,menoleh ke arah jendela di mana suara itu berasal.Mata-nya membulat.

" Ya! Kyungsoo!! " pekik Jongin dengan senyuman mengembang.
Pria bermata bulat itu melompat ke dalam kamar rawat Jongin -jendela kamar rawat Jongin memang terbuka-

" Waahh..Tuhan cepat sekali mengabulkan do'a-ku " seru Jongin.
Kyungsoo duduk di kursi yang ada di samping ranjang Jongin.
" memangnya kau berdo'a apa? "
" aku berdo'a supaya ada seseorang yang dapat ku ajak bicara,dan kau langsung datang "
Kyungsoo tersenyum " Jinjja? Kalau begitu bicaralah,sekarang aku akan menjadi temanmu "
Jong In tersenyum senang,ia baru saja mengenal Kyungsoo,tapi ia rasa Kyungsoo dapat mengerti dirinya.

" bagaimana kau tau aku disini? "
" sudah ku bilang aku temanmu,mana mungkin temanku sakit aku tidak tau "

TBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar