Laman

Rabu, 26 Februari 2014

A Lost Memory ( Chapter 8 )

Luhan menghela nafasnya berkali-kali.Percuma,Hye Soo tidak akan terbujuk dengan alasan kenapa ia meminta yeoja itu pergi menjauh.Luhan meraih ponselnya yang tergeletak di sampingnya dan mengetikkan sesuatu.

To: Kim Hye Soo (1-A)
23:14
Besok aku akan menjeputmu untuk makan siang.

Setelah menekan tombol send.Luhan mengetikkan beberapa nomor dan menghubungi seseorang.

" annyeonghaseyo..omoni,apa aku mengganggumu? "

***

Luhan berdiri menatap dirinya sendiri di depan cermin besar di kamarnya.Menghela nafas berkali-kali,entah ia merasa ia adalah namja yang jahat dan tidak berperasaan.Namja pembohong,dan mempunyai kepribadian ganda.Tapi,salahkah ia bila ia hanya ingin tetap bersama saudaranya? Egois-kah? Luhan menggeleng.Tidak,mungkin.

" Hyung,sampai kapan kau akan berdiri di depan cermin,percuma..tubuhmu tidak akan berubah tinggi " seru Sehun yang duduk di atas kasur Luhan.

Sehun mengerti perasaan hyung-nya sekarang.Sebenarnya ia jenuh melihat Luhan yang seperti ini.Luhan yang selalu takut kehilangan seseorang yang sama pentingnya bagi hidup Sehun.Tapi..ayolah..Luhan yang sekarang,bukan Luhan yang se-ceria dulu.Sekarang,ia terlihat lebih dingin dan selalu serius.Dan Sehun tidak suka itu.

" apa aku bisa melakukan ini? hhh " desah Luhan pelan.Ia menundukkan kepalanya.

" cepat berangkat,kau ingin mengajaknya makan siang bukan makan malam,hyung "

***

Alis Jongin terangkat satu melihat rumahnya yang begitu sepi.Hanya ada pelayan di rumah ini.Sejak bangun tidur Jongin berada di kamar dan baru keluar setelah mandi.Ia menuruni anak tangga dengan kepala yang ia julurkan ke ruang tamu,berharap ada siluet Ibu-nya sedang membaca majalah.

" Ahjumma..Oemma,apa dia pergi? " tanya Jongin pada Bibi Lee-ketua pelayan di rumah Jongin-

Bibi Lee mengangguk " Nde,Nonya Kim bilang beliau ada janji makan siang dengan temannya " jawab Bibi Lee sopan.

" apa tuan lapar? "

" ahh tidak..aku ingin ke luar saja "

***

Jongin menengok ke kanan dan ke kiri.Biasanya Kyungsoo akan muncul ketika ia sudah duduk manis di tempat biasa-kursi panjang yang langsung menghadap air mancur,taman Sungai Han-.Bodohnya lagi,Jongin tidak pernah menanyakan nomor ponsel atau alamat rumah Kyungsoo.

" Huuuffftttt "

Satu-satunya orang yang dapat mengerti dirinya saat ini adalah Kyungsoo,tapi kemana dia? Apa terjadi sesuatu dengannya? Jongin jadi teringat dengan wajah Kyungsoo yang semakin lama semakin memucat.Bahkan,Kyungsoo mengatakan bahwa dirinya memang kurang baik.

" Ohh..ayolah,Kyungsoo,jangan membuatku khawatir " gumam Jongin.Bibirnya bergumam tidak jelas sedari tadi.Jari-jarinya saling bertaut di atas paha-nya.Berharap namja itu datang dan tersenyum menunjukkan heart shape lips-nya.

" mianhe..Jongin-ah,aku tidak bisa muncul dengan keadaanku yang seperti ini..jeongmal mianhe "

***

Hening..

Tidak ada yang berbicara sama sekali.Semua sibuk dengan pikiran masing-masing.Bola mata Hye Soo seakan tidak bisa di gerakkan dan terus menatap ke kolong meja makan.Punggungnya terasa berat untuk di tegakkan.Semenjak melihat wanita itu,kepala Hye Soo langsung tertunduk,bibirnya mengatup rapat-rapat.Setelah 4 tahun..apa wanita ini akan memintanya untuk pergi juga? Sejahat itukah mereka?

" tolong..Hye Soo-ya " ucap Nyonya Kim tiba-tiba.

Hye Soo langsung mengangkat kepalanya menatap wanita tua ini bingung.

Nonya Kim menggenggam tangan Hye Soo erat,menatapnya dengan tatapan memohon.Terlihat jelas air mata yang mulai menggenangi pelupuk wanita berusia 40-an ini.

" kau tau..aku sangat tersiksa saat melihat Jongin seperti mayat hidup.Dia tidak merespon apa yang aku katakan,badannya kurus,bahkan ia menghabiskan waktunya dengan duduk di depan jendela kamarnya.Setelah kepergiannya,Jongin mengalami kecelakaan itu,dia hilang ingatan,dia menjadi orang yang dingin dan berbicara seperlunya setiap hari.Aku sangat tersiksa..rasanya seperti melihat patung berjalan di sudut kamar.Kau menyukai Jongin sejak dulu,kau sangat mengenalnya,dan kau juga tau betapa aku sangat menyayanginya.Ku mohon..jangan katakan apapun padanya,cukup simpan ini semua dalam pikiranmu.Tidak,kalau perlu hapus semua ini dalam pikiranmu,lupakan Jongin,jauhi dia..jauhi kami..Hye Soo-ya.. " Nyonya Kim terisak,ia menangis.

Sebagai seorang anak yang tentunya memiliki ibu.Hye Soo merasa bersalah telah membuat wanita ini menangis.Dulu,Nyonya Kim bukanlah wanita yang rapuh seperti sekarang ini.Ia terlihat kuat dengan jiwa ke-ibu-an-nya yang seperti bidadari layaknya di sebuah film.Masih jelas di ingatan Hye Soo,Nyonya Kim yang selalu meledeknya karena ia tau Hye Soo sangat menyukai Jongin.Nyonya Kim yang selalu tertawa dan tersenyum dengan hangat.

" Oppa..dia masih hidup,dia koma setelah penyakit itu menyerangnya,menyerang seluruh sarafnya.Dia berbohong,dia tidak pergi,dia tetap tinggal,dia hanya tidak ingin membuat Jongin menangis melihat keadaannya yang menyedihkan.Oppa tidak bisa jauh dari Jongin,oppa harus segera bertemu Jongin.Aku tidak mau melihatnya makin menderita..aku..tidak bisa " ujar Hye Soo.

Ia melepaskan genggaman tangan Nyonya Kim secara tiba-tiba.Ia tidak peduli,ini sudah lebih dari cukup untuk menyiksanya.Ia tak mau kehilangan orang yang amat sangat ia sayangi.Ini sudah cukup..

" Mianheyo,omoni,mungkin aku terlihat tidak sopan.Aku tidak masalah jika aku harus pergi dari Jongin Oppa.Tapi tidak dengan Oppa-ku,aku tidak bisa membawanya pergi dari Jongin Oppa.Omoni tau mereka sangat dekat? Omoni juga mengenal baik sikap Oppa-ku,dia yang selalu melindungi Jongin,menjaga Jongin,apa itu tidak bisa membuat hatimu terbuka? Sebegitu besarkah Omoni ingin kami pergi dari hidup Jongin Oppa? Kalau iya,aku benar-benar tidak menyangka,Omoni yang dulu ku kenal seperti Ibu Bidadari-ku sekarang berubah menjadi seperti ini.. "

Nyonya Kim hanya bisa memejamkan matanya sambil menutup telinganya.Berharap semua yang ia dengar itu hanya angin yang berhembus dan tidak berpengaruh apapun.Ia harus tetap pada pendiriannya,tidak peduli gadis kecil yang sudah ia anggap sebagai anaknya ini membencinya atau tidak,ia hanya ingin Jongin tidak seperti dulu.

" aku pergi,Jongin menungguku dirumah " pamit Nyonya Kim dingin lalu berjalan keluar Çafè.

Hye Soo hanya menghela nafas,ia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan.

" jangan menangis...jangan menangiss " gumamnya pelan.

Ia beranjak dari kursinya dan menemui Luhan yang memang menunggu mereka berdua di luar.

" kau ingin pulang? " tanya Luhan menatap Hye Soo khawatir.Mata Hye Soo memerah menahan air mata,dan itu membuat Luhan yakin kalau ia sedang tidak baik-baik saja.

" tidak,aku ingin menemui seseorang " jawab Hye Soo datar lalu berjalan meninggalkan Luhan tanpa berpamitan.

Luhan menarik lengan Hye Soo,ia tidak mau Hye Soo menangis di tengah jalan atau nekat berjalan di tengah rel kereta.

" aku akan mengantarmu..ku mohon "

***

Luhan memarkirkan mobilnya di rumah sakit yang ditunjukkan Hye Soo.Mungkin ia tak tau pasti untuk apa Hye Soo kesini.Tapi,menurut pemikirannya Hye Soo sering kesini untuk mengunjungi 'Oppa'-nya itu.

" gomawoyo "

Hye Soo turun dari mobil Luhan dan masuk ke dalam gedung ber-cat biru putih itu.Luhan hanya terdiam memandang punggung Hye Soo yang perlahan menghilang,sebenarnya ia ingin melihat sosok yang mereka bilang dekat dengan Jongin,tapi lebih baik tidak.Ia tidak mau melihat bukti lebih banyak lagi.Melihat Hye Soo menangis,itu sudah cukup membuktikan bahwa ia memang namja jahat tak berperasaan.

***

" Ya! kau tau?! Kalau saja aku bukan seorang murid yang teladan,sudah ku pukul kepala botak guru itu.Memangnya dia pikir otak kita itu apa?! Otak seorang hebat seperti Einstein,huh?! " gerutu Sehun.

Ya.Sehun terlihat frustasi akibat nilai ulangan Matematika-nya yang bisa dikatakan tiarap.Dia mendapat nilai 3.Dan itu membuatnya menjadi bulan-bulanan Kwon Songsaenim yang terkenal perfeksionis terhadap nilai-nilai muridnya.

Berbeda dengan Jongin yang terlihat cekikikan melihat tingkah Sehun,yaa..mungkin bisa dibilang kali ini nilai Jongin tidak begitu buruk.Setidaknya 6 sudah cukup membuat anak ini tertawa dan menelan makanan dengan mudah tanpa wajah yang tertekuk.

" Itu semua salahmu,kau tidak pernah membuka matamu ketika ada guru yang menerangkan,belajar sebelum ulangan pun tidak.Bahkan kau menyumpal telingamu ketika aku mengajarimu.Jadi,terimalah akibatnya..ku pastikan Oemma dan Appa akan melarangmu membeli Bubble Tea! " kesal Luhan sambil memasukkan Ramyun-nya kedalam mulut.

Sehun mendelik kesal " Hyung! Aiisshh..seharusnya kau menghiburku! Apa mengatakan ' kerja bagus,Sehunnie,kau sudah berusaha' itu sulit bagimu?! Bahkan,temanku akan mendapatkan pelukan dari Ibu-nya "

" aku bukan Ibu-mu! "

Jongin tidak bisa menghentikan tawa-nya melihat kedua kakak-beradik itu terus beradu mulut.Tapi,di dalam hatinya..ia tidak sabar ingin cepat-cepat pulang.Ia harus menunjukkan nilainya pada Kyungsoo.

" Jongin-ah! Kau di panggil Lee Songsaenim ke ruangan-nya " seru seorang murid yanh tiba-tiba datang ke meja mereka.

Jongin menatap Sehun dan Luhan yang kini berhenti bertengkar dan menatapnya.

" aku akan segera kembali "

***

" Kyungsoo-ya! Kyungsoo-ya! "

Kyungsoo menoleh ke arah sumber suara yang sudah sangat ia rindukan.Tersenyum lebar saat mengetahui orang itu juga tersenyum lebar,senyuman yang selama ini ia tunggu.

" hhh..hhh..hhh.. "

Jongin menghempaskan punggungya pada sandaran kursi.Mengatur nafasnya sebelum memulai bercerita.

" aku punya kabar gembira! " serunya dengan senyuman yang masih mengembang.

Kyungsoo tersenyum menunggu kelanjutan kabar gembira yang ingin Jongin sampaikan.

" jeng..jenggggggg!!! "

Kyungsoo membulatkan matanya melihat selembar kertas hasil ulangan yang ditunjukkan Jongin padanya.

" aku dapat nilai  6! " seru Jongin memunculkan matanya di balik kertas.
" 6?! Kau dapat 6?! " seru Kyungsoo.

Jongin mengangguk masih dengan senyuman-nya.

" bagaimana? aku hebat bukan? "
" kau hebat! dan lebih hebat lagi,kalau nilai 6 ini terbalik "
" itu akan kau lihat di ulanganku minggu depan,dan aku yakin kabar gembiraku yang satu ini akan membuatmu benar-benar bangga padaku "

Jongin tersenyum penuh arti,seperti mempermainkan Kyungsoo yang tersenyum seperti orang bodoh menunggu kabar itu.

" kau tau..tanggal 12 Januari tahun depan,ada drama musikal dari sekolahku.Dan Lee Songsaenim menunjukku untuk menyiapkan koreografi-nya.Aku jadi koreografer Kyungsoo-yaaaaaa!!!!!! "

Jongin memeluk tubuh mungil Kyungsoo sebagai tanda gembiranya.Rasanya nyaman memeluk namja di depannya ini.Rasa bahagia-nya berlipat-lipat ganda.

Kyungsoo tersenyum membentuk heart shape lips di bibirnya,bisakah semua kembali seperti semula lagi? 12? Itu hari ulangtahunnya? Apa Tuhan akan memberi waktu sepanjang itu?

" kau harus datang..kau harus datang,kau harus melihatku menari "

" iya..pasti..aku..pasti..datang,Jongin "

TBC

Jumat, 14 Februari 2014

A Lost Memory ( Chapter 7 )

Cast :
- Kim Jongin
- Do Kyungsoo
- Xi Luhan
- Oh Sehun
- Kim Hye Soo (OC)

***

" Oppa...apa kabar? Kau pasti baik,tidurmu nyenyak sekali.Kapan kau akan membuka matamu? Kau tau? Aku membutuhkanmu sekarang,aku rindu pundakmu yang selalu ada untukku,saat kau membelai rambutku,menasihatiku dengan suara lembutmu,aku rindu padamu yang selalu menenangkanku atas sikapnya yang kasar.Oppa..bangunlah.. " bisik Hye Soo.Air matanya menetes ia menggenggam tangan itu erat lalu menidurkan kepalanya disamping tubuh yang terbaring itu.

***

" Hey! " tegur Jongin sambil duduk di samping Kyungsoo yang menunduk.Jongin menatapnya heran,ia menyadari ada sesuatu yang tak beres.Ada air yang jatuh dari matanya,Kyungsoo menangis.

" gwenchanha? apa terjadi sesuatu? " tanya Jongin pelan.Ia menyentuh pundak Kyungsoo.

Kyungsoo menghapus air matanya dan berusaha menegakkan punggungnya.Lalu tersenyum menunjukkan heart shape lips-nya.Tentu saja Jongin tau itu hanya palsu,senyuman palsu.

" kau bohong,ada apa? katakanlah,aku akan mendengarkanmu " ucap Jongin.

Kyungsoo menggeleng " nan gwenchanha "
" kita teman kan? bukankah teman itu saling berbagi,jika kau sedih bagi-lah kesedihan itu padaku,itu akan membuat perasaanmu lebih baik " tutur Jongin.
" kau percaya sesuatu yang tidak mungkin akan menjadi mungkin? Maksudku,kata-kata nothing is impossible? " tanya Kyungsoo.Matanya menatap lurus ke arah air mancur.

Jongin mengangguk " Yap! Aku mempercayainya,semua pasti mungkin jika Tuhan sudah menetapkan itu "

" walaupun semua orang mengatakan tidak ada harapan? apa kau tetap percaya? "

" buat apa memperdulikan kata orang,sudah ku bilang itu semua kehendak Tuhan,kalau Tuhan mentakdirkan-ku untuk tidak mengingat masa lalu-ku,sekeras apapun aku berusaha,itu tidak akan berhasil,aku tetap akan kehilangan ingatanku " ujar Jongin.Sakit memang,tapi sekarang ia sudah pasrah.Ia tak mau membuat orang tua-nya dan kedua saudaranya menangis karena dirinya lagi.Mungkin memang benar,ini yang terbaik untuknya.

" aku berharap,Tuhan merubah sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin itu untukku "

" maksudmu? "

" tidak,bukan apa-apa "

Jongin mengangguk-anggukkan kepalanya,walaupun ia masih tidak mengerti maksud perkataan Kyungsoo tadi.

" ku perhatikan,muka mu pucat,kau sakit? " tanya Jongin.Entah ia merasa mata-nya sedikit bermasalah,ia merasa wajah Kyungsoo semakin lama semakin pucat.
" hmm..aku sedang tidak baik "

***

Jongin memasukkan sepedanya ke garasi rumah.Setelah seharian ia bermain dengan Kyungsoo,tubuhnya terasa lelah dan seakan meminta untuk istirahat.

" Sehunnie? Luhan Hyung? " kaget Jongin ketika melihat dua ber-saudara itu sedang bermain playstasion di kamarnya.

" kau sudah pulang? mianhe kami memainkan playstaion-mu,anak ini memaksaku memainkannya " ucap Luhan merasa tak enak.Ia segera berdiri dan menghampiri Jongin yang ada di depan pintu,meninggalkan Sehun yang seakan tidak menyadari bahwa pemiliknya sudah pulang.

" Ya! Hyung! Kenapa kau seperti ini? Bahkan kalau kalian tidur di kamar ku pun aku tidak masalah,kalian kan saudaraku " seru  Jongin.

" kau dengar hyung? Sudah ku bilang Jongin tidak akan marah,lagipula jika kita hanya duduk disini sampai Jongin pulang kau tidak berpikir aku akan berlumut,huh? " sahut Sehun yang pandangannya masih terarah dengan game sepak bola-nya.

" Ya! Kau ini! " Seru Luhan kesal.

Jongin menghampiri Sehun dan meraih stick playstation yang terletak di samping Sehun.

" ayo kita main,kalau kau kalah,kau harus memijat badanku " tantang Jongin.
" baiklah,kalau aku menang kau harus membelikanku Bubble Tea,bagaimana? "
" oke!"

Luhan tersenyum menatap dua adiknya itu.Ia bahagia melihat mereka berdua saling menyayangi satu sama lain.Tapi ia juga takut,rasa sayang yang besar itu akan membuat mereka  jauh lebih sakit saat berpisah suatu saat nanti.

" Luhan " panggil Nyonya Kim lembut dari belakangnya.Luhan menengok dan tersenyum sopan.
" Nde? "
" ada yang ingin Omoni bicarakan denganmu "

***

Jongin melangkahkan kaki-nya di koridor sekolah sambil bersiul riang.Setelah dua minggu lebih ia tak pergi sekolah,akhirnya ia dapat menginjakkan kakinya lagi di sekolahnya ini.

" YA! KAU INI! "

PLAK!

" kenapa kau diam saja?! ayo bangun! "

Jongin memundurkan langkahnya ketika mendengar suara-suara teriakan itu dari lorong sekolah.Ia membelalakkan matanya ketika melihat yeoja berbadan kecil sedang di kerubungi oleh 3 orang yeoja yang sepertinya satu angkatan dengannya.

" Jung Eun Shi,Go Ah Yi,Kim Min Soo! " teriak Jongin kesal.Mereka ber-3 menoleh dan tersentak ketika melihat Jongin yang terlihat sangat marah.Terlebih lagi Jongin terlihat terkejut saat melihat yeoja yang sedang mereka siksa adalah Kim Hye Soo.

Dengan langkah-langkah panjang Jongin menghampiri mereka dan mendorong Jung Eun Shi yang masih menjambak rambut Hye Soo.

" Ya! Kau berani menjambaknya di depanku?! " bentaknya sambil mencengkram kerah Eun Shi.Ia tidak memperdulikan teriakan dari dua teman Eun Shi.

" ya! Lepaskan dia! Kau bisa terkena skors karena melukainya! Kami akan melaporkanmu ke guru BP! " teriak Min Soo diikuti anggukan dari Ah Yi.
Jongin langsung mendorong tubuh Eun Shi kasar hingga ia terduduk di lantai sambil terbatuk-batuk.

" cepat pergi! karena sebentar lagi kalian akan di liburkan selama satu minggu! " desis Jongin tajam sambil memghampiri Hye Soo yang terlihat terdiam.

Mereka ber-3 berlari meninggalkan Jongin dan Hye Soo.Jongin berjongkok di depan Hye Soo,menatap wajahnya,ada luka memar di pipinya dan darah di sudut bibirnya.Hye Soo tak bereaksi,mungkin ia takut,mungkin ia ingin menangis,tapi Jongin tau ia sedang menahan itu semua.
Jongin berpindah tempat dan ikut duduk disamping Hye Soo.

" kau boleh menangis di pundakku sekarang "

Hye Soo menatap Jongin ragu.

" aku tidak akan memintamu mencuci baju ku setelah ini " ucap Jongin sambil tersenyum.

Perlahan Hye Soo menyenderkan bahu-nya di pundak Jongin.Memejamkan matanya,dan mulai terisak.Makin lama isakan itu menjadi sebuah tangisan yang sangat memilukan di telinga Jongin.Ia tak tau pasti kenapa yeoja di sampingnya ini terlihat begitu menyedihkan,apa ini semua ada hubungannya dengan Luhan atau dirinya?

" Oppa..kenapa kau tidak membuka matamu? Aku...hiks..aku.. ini sudah tahun ke-4,tapi kenapa kau tidak menggerakkan jarimu? Oppa..apa yang harus ku lakukan? Hiks..hiks..aku..harus..menyelamatkanmu bagaimanapun caranya..aku..aku..membutuhkanmu..aku..merindukanmu..Oppa..dia memperdulikanku sekarang..apa..kau senang? Hiks..hiks..Oppa..bisakah aku melihat senyumanmu lagi? Hanya satu kali lagi dan aku tidak akan menyusahkanmu dengan sikapku...Oppa..hanya membuka matamu dan katakan kau baik-baik saja..Oppa aku membutuhkanmu untuk mengatakan yang sebenarnya pada namja itu....Op..pa..hiks...aku merindukanmu "

Jongin hanya memejamkan matanya mendengarkan segala keluh kesah Hye Soo.Siapa Oppa yang ia maksud? Siapa namja yang ia maksud? 4 tahun? Tidak membuka mata? Memberitahu kebenaran? Jongin hanya menyimpan rapat semua itu dalam benaknya tanpa berani bertanya sekalipun.

***

" kau kenapa? "

Jongin tersentak saat Kyungsoo dengan tiba-tiba berada disampingnya.Mereka sedang berada tempat biasa -taman Sungai Han-

" apa kau pikir orang yang memejamkan matanya selama 4 tahun itu mati? Atau koma? " tanya Jongin tiba-tiba membuat Kyungsoo membulatkan matanya.

" mak..maksudmu? "

" temanku..dia mengatakan seseorang tidak membuka matanya selama 4 tahun.Aku tidak yakin dengan apa yang dia maksud,tapi ku pikir itu koma " ujar Jongin.

" seseorang yang sedang koma berarti dia sedang berada diantara hidup atau mati,dia hidup tapi seperti orang yang sudah mati " ucap Kyungsoo.

" tapi orang yang sedang koma 4 tahun,aku tidak yakin dia akan selamat..4 tahun..mungkin mencabut nyawanya itu lebih baik,karena 4 tahun membiarkannya berada diantara hidup dan mati,itu sama saja dengan menyiksanya "

Jongin mengedarkan pandangannya menatap orang yang sedang bermain atau sekedar mengambil gambar di taman ini.Sedangkan Kyungsoo,ia hanya diam sambil menundukkan kepalanya.

" kau benar..ini sangat menyiksa.. " lirih Kyungsoo.

***

-

Jongin merengut ketika namja bertubuh mungil itu datang menghampirinya bersama seorang gadis kecil yang menurutnya telah menyita perhatian hyung-nya itu.

" Hyung! Kau mengajaknya makan siang bersama kita,huh?! " bisik Jongin.
" wae? kau tidak suka? " balas namja itu.
" nde,aku tidak suka! " tandasnya masih berbisik.
" sebaiknya kau harus membiasakan diri untuk makan bersamanya,karena mulai saat ini aku akan terus mengajaknya "
" Hyungg! " seru Jongin.Kali ini suaranya meninggi.Membuat semua orang termasuk Hye Soo tersentak.Hye Soo hanya menatap mereka bingung dan takut.

" Hye Soo-ya,sepertinya Jongin tidak mau makan bersama kita siang ini,dia bilang dia ingin sendiri saja " ucap namja itu sambil berdiri.
Jongin membelalakkan matanya,tak percaya jika hyung-nya ini lebih memilih Hye Soo daripada dirinya.

" aa..ani,aku..tidak mengatakan itu,duduklah hyung,kita harus segera makan "

Jongin menarik lengan namja itu hingga ia duduk kembali.Namja itu tersenyum licik sementara Jongin terus mengumpat dalam hatinya.Ia menatap Hye Soo tajam,berharap gadis kecil itu mengerti kalau ia amat sangat tidak menyukainya.

-

***

Luhan menatap Hye Soo yang sedang duduk terdiam di hadapannya.Yeoja itu menunduk dan menutup mulutnya rapat-rapat.

" angkatlah wajahmu " perintah Luhan lembut.

Hye Soo tak bergerak,ia sama sekali tak mengangkat wajahnya bahkan menjawab perintah Luhan.

Luhan yang tak sabaran langsung berjongkok dan mengangkat dagu Hye Soo pelan.Ia dapat melihat wajah pucat Hye Soo sekarang,luka lebam di wajahnya serta bekas darah kering di sudut bibirnya.Sudah di tebak ini karenanya,karena ia mengaku berpacaran dengan Hye Soo.

" gwenchanha? " tanya Luhan khawatir.
" gwenchanhayo,kau tidak perlu khawatir " jawab Hye Soo seadanya.Nada bicaranya terdengar lemas dan serak.
Luhan memegang dahi Hye Soo dan membandingkannya dengan dahinya.

" kau demam,aku akan mengantarkanmu pulang " Luhan menarik lembut tangan Hye Soo.

" aku ingin mengakhiri semuanya " lirih Hye Soo.

Luhan menghentikan langkahnya dan menatap Hye Soo yang kini sudah menatapnya.Hye Soo melepaskan genggaman Luhan pelan.

" aku lelah..aku ingin mengakhiri semuanya " ulangnya.
" Hye Soo-ya.. "
" Dia..tidak membuka matanya selama 4 tahun,dokter menyerah,dia tidak mungkin bisa selamat tanpa orang yang penting baginya di sisinya.Dan aku..juga akan mati..bila dia mati.. "

TBC

Senin, 10 Februari 2014

A Lost Memory ( Chapter 6 )

Cast :
- Kim Jongin
- Do Kyungsoo
- Xi Luhan
- Oh Sehun
- Kim Hye Soo (OC)

***

Hye Soo melangkahkan kaki-nya menuju koridor sekolah.Langkahnya terhenti ketika seseorang menghadang jalannya.Ia tersenyum manis ke arah Hye Soo.Hye Soo tak membalas senyuman manis itu,ia menatapnya malas.Memutar badannya dan mencoba menghindar dari namja itu.
" Hye Soo-ya! " seru Luhan menahan lengan Hye Soo.
Hye Soo menghempaskan tangan Luhan kasar lalu berbalik menatap mata Luhan tajam.
" apa?! Oppa mau apa lagi?! " serunya bergetar.Air mata itu kembali menetes.
" kau menepati janjimu? " tanya Luhan pelan.Sebenarnya membuat seorang yeoja menangis adalah pantangan bagi Luhan,tapi kali ini ia harus tega membuat yeoja imut ini menangis.Demi saudaranya.
" jika aku mengatakan 'iya' apa kau senang?! "
Luhan menunduk bersalah.Ia tak bisa menatap yeoja yang sedang menangis di depannya.
" mianhe Hye Soo-ya..jeongmall mianhe..kau tau aku melakukan ini karena-- "
" kau boleh tersenyum senang sekarang " potong Hye Soo cepat.
Luhan mendongakkan kepalanya dilihatnya yeoja itu menghapus air mata yang berusaha ia hentikan.Luhan hendak menghapus air mata itu sebagai permintaan maafnya karena air mata itu akibat ulahnya.Tapi,tangan lentik Hye Soo langsung menepisnya.
" jangan sentuh aku! " desisnya tajam lalu berlari meninggalkan Luhan yang terdiam memandang punggungnya yang perlahan menjauh.
Luhan menoleh ke samping kanan-kiri ia sedikit menghela nafas karena tidak ada murid yang melihat ini.Ia lalu berbalik dan berjalan menuju kelasnya.

" Hahahaha..ini akan menjadi berita baruuuuu!!! "

***

" Oh Luhan namja tampan kelas 3-A membuat Kim Hye Soo kelas 1-A menangis. "

Begitulah berita yang terpampang di mading beserta foto-foto yang membuktikan kalau berita ini bukan hanya gosip belaka.Semua murid terlihat berkumpul dan saling berjinjit untuk melihat foto itu.Yeoja-yeoja yang merupakan fans Luhan pun terlihat kesal.Apalagi di foto itu terlihat jelas Luhan menahan Hye Soo,menghapus air mata-nya dan berbicara dengan ekspresi bersalah.Terlihat jelas seperti pasangan kekasih yang bertengkar.

" apa yang harus ku lakukan?! semua berita itu sudah menyebar kemanapun,bahkan ramai di situs internet " Luhan mengacak rambutnya frustasi.Kesal karena kejadian tadi pagi itu dengan cepat menyebar kemanapun.Kesal karena ia menjadi namja tertampan di sekolahnya.Dan yang pasti,bukan hanya dia yang akan mendapat masalah besar tapi Hye Soo pasti dia akan mejadi bulan-bulanan yeoja-yeoja yang sedang marah itu.

Sehun terlihat kesal karena hyung-nya hanya mengucapkan itu berulang kali tanpa bertindak.Dengan ponsel yang ada di tangannya Sehun mencoba mengklarifikasi-kan masalah ini melalui situs SNS atas nama Luhan.

" Sehunnie..aku harus bagaimana? Apa aku harus menemui mereka semua dan menjelaskan masalahnya? Atau tetap bersembunyi disini? Aku bingung harus melakukan apa..ini akan menjadi masalah besar " Luhan berdiri dari bangku reot tak terawat dan berjalan mondar mandir.Saat ini mereka bersembunyi di atap sekolah yang memang di gunakan untuk barang-barang sekolah yang sudah rusak.
" Ya hyung! Ini semua salahmu sendiri! Sudah ku bilang jangan temui yeoja itu lagi.Dia pasti menurutimu,tapi memang kau saja yang keras kepala! Ini sudah menjadi masalah besar bukan akan menjadi masalah besar,arrayo?! " bentak Sehun kesal.
Luhan terduduk menundukkan kepalanya dalam-dalam,ia menyesal,ia hanya takut kalau sesuatu terjadi pada saudaranya,hanya itu.
" kau akui saja kalau kalian berpacaran " ucap Sehun pasrah.Ia menjatuhkan dirinya disamping Luhan.
" Mwo?! Ya! Shireo!! Aku bahkan tidak menyukainya sama sekali! " tolak Luhan mentah-mentah.
Sehun ingin sekali menjitak kepala Luhan,ia mengurungkan niatnya karena ia masih mempunyai rasa hormat pada hyung-nya itu.
" lalu kau ingin menjelaskan apa pada fans-fans fanatik mu itu,huh?! Mengatakan bahwa kau memintanya menjauhi Jongin hanya karena kau takut Jongin seperti dulu?! Begitu?! Kalau iya,sama saja kita membiarkan Jongin membenci kita..kau tidak memikirkan itu? " Sehun menatap kedua bola mata Luhan dalam-dalam.Ia tau ini kejam,memaksakan sesuatu sesuai kehendaknya.Tapi ini adalah satu-satunya cara agar Luhan dapat keluar dari masalah ini secepatnya.

Luhan berdiri dan menghela nafas panjang.
" Kajja! Kita harus menemui Hye Soo dan menyelesaikan ini semua "

***

" Hahahahahahahahahaha " Jongin tertawa kencang di kamar rawatnya seorang diri.Di tangannya terdapat ponsel.Ya,ia tertawa karena berita itu.Berita bahwa Luhan membuat Hye Soo menangis.

" aku memang berpacaran dengan Hye Soo dan kami terlibat suatu masalah.Tadi pagi,aku menghampirinya dan meminta maaf padanya.Tapi dia tidak mau mendengar penjelasanku dan pergi begitu saja.Aku akan menyelesaikan masalah ini secepatnya,tolong jangan campuri urusan kami.Terimakasih. "

Jongin membaca status yang Luhan tulis di akun SNS-nya.Ia tak bisa menahan tawanya lebih lama lagi.Luhan terlihat seperti seorang artis yang terlibat skandal,ia tau ketampanan dan kebaikan hati-nya yang membuatnya terkenal terutama dikalangan yeoja-yeoja.Ini bukan pertama kalinya Luhan terlibat masalah yang sama,ini sudah ke-7 kalinya.Tapi,baru kali ini Luhan mengakui kalau ia mempunyai pacar.

" aaakkhh! " Jongin memegang kepalanya dan spontan menjatuhkan ponselnya.Ia memejamkan mata-nya kuat-kuat ada sekelebat memori terputar disana.

-

" ini dari fans-mu " ucap namja bertubuh mungil itu sambil menyerahkan coklat.
Jongin yang sedang menyantap makanannya hanya melirik coklat itu sekilas dan melanjutkan makan siangnya.
" kau tidak mau? " tanya namja itu.
" kalau hyung mau,ambil saja,aku tidak mau gendut " jawab Jongin santai.
" Jongin-ah jangan bersikap seperti ini,dia menyukaimu sejak lama,bersikaplah baik padanya,setidaknya menerima coklat ini " ujar namja itu,ia mendorong coklat itu kedepan Jongin.
" Shireo! Dia saja yang keras kepala,aku sudah beribu-ribu kali mengatakan padanya,aku tidak menyukainya,aku sudah menyuruhnya berhenti mengikutiku,hyung "

Mereka berdua seketika menoleh ke belakang,melihat seorang gadis kecil yang sesegukan di balik tembok.Ia langsung berlari menuju taman.

" minta maaf padanya " suruh namja itu.Ia terlihat kesal karena Jongin selalu bersikap seenaknya pada gadis kecil imut itu.
" mwo?! Shireo! Aku tidak bersalah,hyung! " seru Jongin.
" kalau kau tidak mau meminta maaf,jangan harap kau bisa memanggilku hyung lagi.Karena aku tidak mau mempunyai dongsaeng pengecut sepertimu. " tegasnya.
Jongin mendengus kesal dan berlari menyusul gadis kecil tadi.Benar,gadis kecil itu duduk manis di taman sekolah.Ia membungkuk sambil menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.Punggungnya naik turun,ia pasti menangis.

" Yaa! Coklat ini enak sekali..eeemmmm " Jongin melahap coklat itu sambil berjalan menghampirinya.Jongin lalu duduk disamping gadis kecil itu.Sedikit merasa bersalah telah membuatnya menangis.

" kau membeli coklat ini dimana? ini enak sekali " Jongin mencoba mencairkan suasana dengan pertanyaan konyol.
Gadis kecil itu mengusap air matanya,ia masih sesegukan walaupun air matanya sudah tidak terlihat lagi.

" Oppa bilang,Oppa tidak menyukainya " ujarnya.
Jongin menghentikan mulutnya yang sudah membuka dan ingin menggigit coklat itu lagi.Ia memutar bola matanya,tertawa garing lalu memukul bahu gadis kecil itu pelan.

" Yaa! Ak..aku hanya bercanda.Just kidding,oke? Jangan kau anggap serius,hehehe " ucapnya sambil tersenyum kikuk.
" bola matamu ke kiri,itu berarti kau berbohong..iisshh " cibirnya.
" apa itu menjadi masalah sekarang?! Yang terpenting aku memakannya..ini semua ku lakukan karena hyung-ku,arra?! " seru Jongin.
Gadis kecil itu menunduk,terlihat sedang merutuki dirinya sendiri.

Jongin yang sadar akan bicaranya yang terlalu kasar lalu mengacak rambutnya kesal.Ia kesal karena mulutnya terlalu jujur dan tidak bisa di ajak bekerja sama.

" mianhe.. " lirih Jongin.
Gadis kecil itu menengok menatap Jongin.Jongin tersenyum manis.
" mianhe.. "
" ohh..gwenchanhayo..aku salah,aku tidak tau Oppa bosan dengan coklat itu..dan mungkin denganku juga.. " balasnya.Ia tersenyum sekarang.
" ani..aku hanya tidak suka kau menghabiskan uang hanya untuk membeli coklat ini,menurutku lebih baik kau menabung dan berhenti membelikanku coklat,oke? " Jongin tersenyum manis sekali lagi ketika gadis kecil itu mengangguk.
" namamu siapa? "
" Hye Soo..Kim Hye Soo "

-

Jongin membuka matanya,nafasnya tersengal-sengal.Iya ingat siapa gadis yang sangat perhatian dengannya.Kim Hye Soo..orang yang menyukainya dulu.

***

" kau harus pulang denganku! " Luhan menarik lengan Hye Soo yang terus berjalan tanpa memperdulikannya.
" Appo! Lepaskan! " teriak Hye Soo.Ia melihat kesekelilingnya.Semua yeoja menatapnya dengan tatapan seolah-olah ingin menerkamnya.
" Shireo! Aku bisa pulang sendiri! " Ia terus memberontak berusaha melepaskan cengkraman tangan Luhan.
" kau sadar?! Mereka mungkin akan mencelakakanmu! " bisik Luhan.
" ini salah Oppa! Aku tidak meminta Oppa mengatakan hal bodoh seperti itu.Kau tau aku tidak menyukaimu,huh?! " balasnya.
" aku sudah terlanjur mengakui kalau kita berpacaran,ku mohon,pulanglah denganku " Luhan berlutut di hadapan Hye Soo membuat semua yeoja berteriak histeris.
Hye Soo menghentakkan kakinya kesal.Ia dalam masalah besar sekarang.

" demi Tuhan! Aku membeci ini! " gerutunya lalu berjalan mendahului Luhan.Luhan tersenyum licik,sambil berjalan menyusul Hye Soo.

***

Sehun dan Luhan merebahkan tubuhnya di sofa kamar rawat Jongin.Mereka baru saja tiba setelah mengantarkan Hye Soo pulang dengan selamat sampai rumahnya.

" kalian kenapa? terlihat sangat lelah " tanya Jongin khawatir.
" kami baru saja mengantar yeojachingu Luhan hyung sampai rumahnya karena takut fans-fans nya melakukan sesuatu " jawab Sehun yang langsung mendapat pelototan mata Luhan.

" hahahaha..tenanglah hyung,aku sudah mengetahuinya,semua foto dan beritamu aku tau " ujar Jongin.Ia tertawa sejadi-jadinya bersama Sehun.Tak memperdulikan wajah Luhan yang terlihat sangat kesal.

" Yaaaaaa!! Berhentiii!!! " teriak Luhan kesal.Bukannya berhenti,mereka berdua semakin mengencangkan tawa.

" tapi,apa yang membuatmu bertengkar,kau selingkuh,hyung? " tanya Jongin penasaran.
" apa kau pikir aku akan seperti itu,huh?! " seru Luhan.
Jongin menggelengkan kepalanya pelan,ia tau Luhan bukan tipe orang yang akan membuat seorang yeoja menangis.

" kami bertengkar karena aku cemburu pada seseorang " ujar Luhan.Bohong,tentu saja ini bohong.Kebohongan yang akan membuat Jongin berhenti bertanya.Dan pastinya percaya.Dalam hatinya Luhan benar-benar meminta maaf,sungguh ia ingin berhenti membohongi Jongin,ia tak mau Jongin akan benar-benar membecinya suatu saat nanti.

***

Hari ini Jongin keluar dari rumah sakit.Luhan dan Sehun tidak ikut mengantarnya pulang karena mereka harus pergi ke sekolah.Dan Jongin memaklumi itu.

" Oemma..aku ingin ke taman Sungai Han " ucap Jongin pada Oemmanya yang sedang duduk membaca majalah di ruang tamu.
Nyonya Kim menatap anak-nya itu,sama sekali tak berekspresi.Ia tak tega menolak permintaan anaknya.
" baiklah..apa perlu Oemma ikut? " tawar Nyonya Kim lembut.
Jongin menggeleng " aku akan naik sepeda,aku pergi " pamitnya sambil membungkuk hormat dan berlalu meninggalkan Oemma-nya.Ia sadar,sikapnya telah salah.Tak sepantasnya ia bersikap dingin pada Ibu yang telah mengandung dan melahirkannya ke dunia ini.

Jongin mengambil sepedanya di garasi dan menaikinya lalu melaju menuju taman Sungai Han.Pukul 4 sore,ia sudah janji akan bertemu Kyungsoo disana.

TBC

Selasa, 04 Februari 2014

A Lost Memory ( Chapter 5 )

Cast :
- Kim Jongin
- Do Kyungsoo
- Xi Luhan
- oh Sehun
- Kim Hye Soo (OC)

***

Luhan tersenyum lebar,matanya berbinar saat melihat seseorang yang ia khawatirkan selama beberapa hari ini membuka matanya.
Jongin mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan ber-cat putih ini.Ia terlihat bingung.
" kau ada di rumah sakit " ucap Luhan sambil tersenyum lembut.
" kau baik-baik saja? " tanya Luhan kemudian.
Jongin mengangguk lemah,di bibirnya terlukis sebuah senyuman kecil.
" nan gwenchanha,apa aku sudah lama berada di sini? "
" hmm..kau sudah tidak sadar selama 4 hari,aku dan Sehun sangat mengkhawatirkanmu "
" mianheyo,hyung.Kau dan Sehun pasti sangat lelah karena menjagaku disini. " Jongin terlihat sangat bersalah.
" ani..kau tidak perlu meminta maaf,kami menjagamu karena kami sangat menyayangimu..jadi ku mohon,jangan seperti ini lagi.. " mohon Luhan.Nada bicaranya terdengar sedang menahan tangis.Ia semakin mengeratkan genggaman tangannya pada Jongin,ketakutan itu lebih besar sekarang.
Jongin menatap Luhan dengan perasaan yang amat sangat menyesal,ia sudah membuat orang yang sudah ia anggap sebagai hyung-nya sendiri seperti ini.Ia berjanji,ia tidak akan membuat Luhan ataupun Sehun menangis karenanya.

***

Tenggorokan Sehun terasa sangat sejuk saat segelas Bubble Tea ia habiskan.Ia sengaja membeli 4 gelas Bubble Tea.Untuk Luhan satu,dan sisanya akan ia habiskan sendiri.
Tangannya merogoh kantung plastik putih berisi 3 gelas Bubble Tea dan mengambilnya satu.Menancapkan sedotan dan mulai menyeruputnya.
Langkah Sehun terhenti saat dihadapannya sudah berdiri yeoja berwajah imut.Yeoja itu memasang ekspresi terkejut,sama sepertinya.

" Hye Soo-ya kau disini? " tanya Sehun.Yeoja itu terlihat berpenampilan berantakan,ia seperti belum mandi selama beberapa hari.Ya,itu yang ada di pikiran Sehun pertama kali.
" ohh? Nde.. " jawab Hye Soo seadanya.Ia terlihat gugup.Ia tak mungkin langsung pergi begitu saja,ia sudah terlanjur bertemu Sehun.
" siapa yang sakit? kau? "
" bukan..tapi saudaraku,aku permisi,ada yang harus ku lakukan.Annyeong " Pamit Hye Soo terburu-buru.Ia langsung berlari secepat mungkin dari Sehun.Ia tak mau di tanya hal-hal yang macam-macam.Dan yang pasti,ia tak mau sesuatu yang ia simpan rapat-rapat terbongkar karena tak sengaja mengucapkannya.
" dia aneh sekali.. "

***

" Jongin-ah! " pekik Sehun langsung berhambur ke arah Jongin.Ia memeluk tubuh Jongin yang sedang duduk bersandar pada bantal.
" Ya! Kenapa kau baru sadar sekarang? Apa kau tidak tau aku sangat sangat sangat mengkhawatirkanmu? Aku takut terjadi sesuatu padamu " Isak Sehun di pundak Jongin.Jongin tersenyum lembut lalu menepuk-nepuk punggung Sehun pelan,menenangkan saudaranya ini.
Sehun melepaskan pelukannya dan mengelap air matanya dengan lengan baju.
" mianhe Sehunnie..aku tidak akan membuatmu khawatir lagi " balas Jongin dengan suaranya yang masih terdengar serak.Seulas senyuman masih terukir di bibir Jongin.
Sehun meraih kantung plastik yang ia letakkan di meja kecil di samping ranjang Jongin secara spontan tadi.
" ini hyung,aku membelikanmu Bubble Tea,aku tau kau haus " Sehun menyodorkan Bubble Tea ke depan wajah Luhan.
Luhan tersenyum sambil meraih Bubble Tea itu lalu menancapkan sedotan dan menyeruputnya lalu berujar " sudah ku bilang,aku tidak mau "
" ck..tidak mau,tapi kau terus menyedotnya,hyung " cibir Sehun.
" Ya! Ini karena sayang-sayang membuang minuman..isshh " Luhan melakukan pembelaan lalu membuang gelas Bubble Tea yang sudah kosong ke tempat sampah kecil yang berada di sudut ruangan.
" Jongin-ah,ini ada satu lagi,kau mau? " tawar Sehun polos.Ia menyodorkan gelas Bubble Tea.

PLETAK!

" Hyung! Kenapa kau memukulku?! " seru Sehun sambil mengusap-usap kepalanya yang sakit akibat jitakan Luhan.
Luhan mengambil Bubble Tea itu dari tangan Sehun,menancapkan sedotan dan menyeruputnya.
" kau ingin Jongin pingsan,huh?! bahkan belum sampai 1 jam dia sadar " Luhan berjalan ke sofa dan duduk disana sambil menikmati Bubble Tea-nya.
" Ya! Hyung..itu milikkuuuuuuuuu!!!!!! "

***

Luhan dan Sehun memutuskan untuk pulang ke rumah malam ini.Bukan,bukan karena mereka yang ingin pulang.Tapi,Jongin yang memaksa mereka untuk pulang.Dan,terpaksa mereka berdua harus pulang.
" Hyung,tadi aku bertemu Hye Soo " ucap Sehun memecah keheningan.
Luhan tersentak dan spontan berhenti.
Sehun ikut berhenti,dan menatap Luhan bingung. " kau kenapa hyung? "
Luhan terdiam,ia menatap aspal yang ia pijak.Matanya tak berkedip sama sekali,membuat Sehun harus mengguncang-guncangkan tubuhnya.
" apa yang kau pikirkan,hyung? " Sehun memegang kedua bahu Luhan dan menatap matanya.
" Kau..bertemu dengannya? Dimana? Kapan? Apa yang dia katakan? " cecar Luhan.Ia terlihat panik.Keringat mulai terlihat di dahinya.
" Ya! Tenanglah hyung,sebenarnya apa yang kau pikirkan? " Sehun mengulang pertanyaannya lagi.
" Jawab saja pertanyaanku!! " seru Luhan emosi.
Perlahan Sehun menurunkan tangannya dari kedua bahu Luhan dan termundur satu langkah.Ada apa dengan Luhan? Apa yang sebenarnya terjadi?
" aku bertemu dengannya di depan rumah sakit,saat aku kembali dari kedai Bubble Tea.Kami berpapasan,dan penampilannya terlihat tidak beraturan " ujar Sehun.
" hyung " Sehun menyentuh pundak Luhan pelan.Ia takut Luhan akan berteriak seperti tadi.
" apa yang dia lakukan? dia menjenguk seseorang? atau dia sakit? " Luhan kembali memburu Sehun dengan pertanyaan dan ekspresi wajah panik.
" dia hanya bilang saudaranya sedang sakit,itu saja..dan dia langsung berlari pergi "
Sehun tak mengerti apa yang sedang Luhan pikirkan.Ia seperti orang panik,bukan..bukan panik tapi ketakutan.
" hyung,jangan memikirkan yang tidak-tidak,aku yakin,dia akan menuruti permintaanmu " Sehun berusaha menghibur.
" aku tidak yakin,bagaimana kalau tidak? apa yang harus ku lakukan,Sehunnie? " Luhan menggigit bibir bawahnya.
" hyung..jangan seperti ini,ku mohon.. "

***

Jongin menghela nafasnya berkali-kali.Ia bosan di kurung di ruangan serba putih ini.Sudah hampir seminggu kegiatannya hanya,menonton tv atau bermain playstasion yang orang tuanya bawakan dari rumah.Walaupun Luhan dan Sehun rutin mengunjunginya tapi tetap saja ia merasa jenuh.Ia hanya bisa menatap ke luar jendela ruang rawatnya yang memang menghadap langsung ke taman rumah sakit.Ia juga ingin kesana..

" apa kabar Kyungsoo? Sudah lama aku tidak bertemu dengannya..hhaaahhh..aku rindu pada mata bulat itu " gumam Jongin.Ia duduk di kursi roda sambil menatap taman rumah sakit.

Kreeekkkk

Jongin menoleh saat pintu ruang rawatnya perlahan terbuka.Terlihat seorang yeoja memunculkan matanya dari balik pintu.

" Ohh? Hye Soo-ya? " Jongin mengerutkan dahinya.
Gadis itu tersenyum malu lalu membungkukkan badannya memberi salam.
" Oppa apa kau sudah sehat? Aku membawakan buah ini untukmu " Hye Soo menunjukkan parsel buah dan meletakkannya di atas meja kecil.
" aku baik-baik saja..gomawo " balas Jongin tersenyum manis.
Hye Soo menghampiri Jongin dan sedikit melongokkan kepalanya keluar jendela.
" Oppa sedang melihat mereka? "
Jongin mengangguk " aku ingin keluar,tapi dokter melarangku "
Hye Soo berkacak pinggang " kalau kau hanya melihat,itu tidak seru.Kajja kita keluar! " serunya sambil mendorong kursi roda Jongin.
" Ya! Apa yang kau lakukan?! Nanti dokter memarahiku! Kau juga! " seru Jongin.
" jangan khawatir,aku akan mengatasinya " sahut Hye Soo tersenyum penuh arti.

***

" bagaimana? apa Oppa senang? " tanya Hye Soo ketika mereka telah sampai di taman tanpa di ketahui oleh dokter atau suster.Hye Soo sengaja menyuruh Jongin memakai topi,masker serta kaca mata agar dokter ataupun suster tak mengenalinya.Dan itu berhasil.

Jongin melepaskan kaca mata dan maskernya.Menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya.
" gomawo..karena kau,aku dapat menghirup udara segar lagi,tidak ada bau obat,ataupun ruangan ber cat putih lagi. " ujar Jongin.Pandangannya terarah menatap orang-orang berbaju sama dengannya.Mereka tersenyum,tertawa,bersama keluarga mereka.Rasa nya ia ingin bertukar posisi dengan mereka,ia juga ingin seperti mereka..

Hye Soo mengepalkan tangannya kuat-kuat,sebisa mungkin ia menahan semuanya.Mulutnya sudah terbuka,tapi seperti ada sesuatu yang membuat kerongkongannya tercekat,ia tak bisa mengeluarkan kebenaran itu.
" mianheyo Oppa.. " lirih Hye Soo pelan seperti hembusan angin.Tapi telinga Jongin masih dapat mendengarnya.Ia mendongak menatap Hye Soo.
" untuk apa? "
" aku terlambat membawamu ke sini,pasti kau bosan di dalam ruangan itu setiap hari "
Hye Soo merutuki dirinya sendiri,bukan,bukan ini yang ia maksud.
" Yaa! Kau tidak perlu merasa bersalah,aku justru sangat senang.Gomawo Hye Soo-ya " ujar Jongin lembut sambil tersenyum manis menatapnya.
Hye Soo membalasnya dengan senyuman kecil,mungkin sekarang Jongin berterimakasih padanya.Tapi nanti,saat dia mengetahui semuanya,hal pertama yang akan dia lakukan adalah membencinya.
' mianheyo Oppa..aku membohongimu '

***

Hye Soo mengantarkan Jongin ke kamarnya sebelum Dokter dan Suster-suster menyadari Jongin keluar dari kamar rawatnya.Ia langsung pamit pulang sebelum Orang tua Jongin,Sehun dan Luhan datang.Ia tak mau bertemu mereka.

" Oppa..bisakah kau tidak memberi tau orang tuamu,Sehun Oppa dan juga Luhan Oppa kalau aku menjengukmu? " tanya Hye Soo menyembulkan kepalanya di depan pintu.
" wae? aku bahkan ingin menceritakan ini pada mereka " Jongin menatap Hye Soo bingung di atas ranjangnya.
Hye Soo menggigit bibir bawahnya,ia bingung haru menjawab apa.
Jongin kemudian tersenyum penuh arti " arraseo..aku mengerti,kau tidak usah khawatir "
Hye Soo tersenyum kikuk,ia tak peduli apa yang Jongin pikirkan saat ini.Ia langsung berlari meninggalkan kamar rawat Jongin.Kali ini ia selamat.

Jongin menghela nafas,ia bingung harus melakukan apa.Menyesal karena seharusnya ia meminta Hye Soo untuk menemaninya lebih lama lagi.Bukan,bukan karena ia menyukai hoobae-nya itu,tapi saat ini hanya butuh seorang teman berbicara.

" Jongin-ah "

Jongin mengangkat kepalanya,menoleh ke arah jendela di mana suara itu berasal.Mata-nya membulat.

" Ya! Kyungsoo!! " pekik Jongin dengan senyuman mengembang.
Pria bermata bulat itu melompat ke dalam kamar rawat Jongin -jendela kamar rawat Jongin memang terbuka-

" Waahh..Tuhan cepat sekali mengabulkan do'a-ku " seru Jongin.
Kyungsoo duduk di kursi yang ada di samping ranjang Jongin.
" memangnya kau berdo'a apa? "
" aku berdo'a supaya ada seseorang yang dapat ku ajak bicara,dan kau langsung datang "
Kyungsoo tersenyum " Jinjja? Kalau begitu bicaralah,sekarang aku akan menjadi temanmu "
Jong In tersenyum senang,ia baru saja mengenal Kyungsoo,tapi ia rasa Kyungsoo dapat mengerti dirinya.

" bagaimana kau tau aku disini? "
" sudah ku bilang aku temanmu,mana mungkin temanku sakit aku tidak tau "

TBC