A/N : Yoo Ra dan Min Ah itu adalah orang yang sama.This story is mine,enjoy^^
***
Kenapa harus ada pertemanan di
dunia ini?
***
Di siang yang cerah itu,Luhan meletakkan nampan berisi makan siangnya di depan perempuan cantik yang beberapa bulan ini menjadi teman baiknya.Ia tersenyum hangat pada perempuan berambut panjang yang memiliki nama Seo Yoo Ra itu.
" kau hanya membeli roti sosis dan segelas ice moccacino? " Luhan bertanya heran.
Yoo Ra mengangguk santai sambil menggigit rotinya.
Luhan berdecak sambil menarik roti dan ice moccacino milik Yoo Ra.Ia mendorong nampan yang berisi makan siangnya ke depan perempuan itu.
" makanlah makananku,kau tidak sadar kalau kau membutuhkan daging? Park seonsaengnim 'kan sudah bilang kalau kau harus banyak makan. " ujar Luhan.
Yoo Ra menggeleng.
" kenapa aku harus mendengarkan ucapan seorang guru sejarah? dia bukan ahli gizi atau guru ipa " Tangan Yoo Ra terulur menarik kembali roti sosis dan ice moccacino-nya.Kembali melahap makanan kesukaannya dan menyeruput minuman terlezat versi-nya.
" hft,bisa kau dengar nasihat orang lain? aku 'kan ingin kau tumbuh sehat,Yoo Ra " ucap Luhan sambil menggembungkan pipinya.Sekarang ia terlihat kesal karena ucapannya yang di abaikan begitu saja oleh Yoo Ra.
" cih,kau terlihat seperti Ayah-ku " cibir Yoo Ra.
Luhan semakin menekuk wajahnya.Ia menarik nampannya lalu menyendokkan sereal ke dalam mulutnya.
" Hei Lu " panggil Yoo Ra.
Luhan mengangkat kepalanya dan menatap Yoo Ra dengan kernyitan di dahi.
Yoo Ra hanya tersenyum manis.
" senang bisa berteman denganmu "
Luhan terkekeh.
" kita sudah berteman lebih dari tiga bulan,kenapa baru mengucapkannya sekarang? Kau terlambat sekali "
***
" wajahmu terlihat serius sekali,apa ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu? "
Yoo Ra menggeleng menjawab pertanyaan Luhan.Ia memiringkan kepalanya menatap Luhan dengan dahi yang berlipat.
" aku sedang mencari bahan tulisan untuk cerpenku yang baru,tapi sampai sekarang aku belum menemukan sesuatu yang menarik untuk ku jadikan bahan tulisan " ujarnya.
" mudah saja,kau minta cerita menarik dari teman-teman perempuanmu tentang pengalaman cinta mereka,bagaimana? Ide-ku cemerlang bukan? " Luhan tersenyum lebar dengan rasa percaya diri yang mencapai langit.
Yoo Ra memutar bola matanya malas.Seketika ingin sekali memasukkan Luhan ke bak sampah depan kelas mereka.
" kau lupa? temanku hanya satu,Lu "
Luhan hanya dapat meringis,tangan kanannya menggaruk pipinya sambil ikut berpikir.
" aku di kejar deadline,Shi seonsaengnim mengatakan padaku minggu depan harus ada cerita baru karena siswa-siswi yang lain mengirimkan protes lewat kotak komentar " keluh Yoo Ra.Ia menelungkupkan kepalanya di atas meja.
Menghabiskan waktu sore di sekolah bersama Luhan adalah rutinitas Yoo Ra.Dan hari ini ia dan Luhan menghabiskan sore dengan duduk di kelas ditemani laptop yang terbuka lebar di hadapan mereka.
Luhan menatap prihatin Yoo Ra,ia merasa ikut pusing dengan hanya mendengar keluh kesahnya.Tangannya terulur untuk menutup laptop milik Yoo Ra.
" kenapa kau menutup laptopnya? " Yoo Ra bertanya heran saat tubuhnya kembali menegak.
" ada hal yang ingin ku tanyakan "
" apa? "
Luhan terlihat ragu,ia menatap Yoo Ra dalam.
" aku ingin tau bagaimana cerita tentang Min Ah dan temannya di mulai "
Yoo Ra terdiam selama beberapa detik,otaknya otomatis berputar mengingat kejadian yang berawal manis itu.Kejadian yang berujung pada rasa sakit yang tidak akan pernah Yoo Ra lupakan.
" a—aku tidak memaksa,kalau kau memang tidak ingin menceritakannya aku tidak apa-apa,aku akan menekan rasa penasaranku tentang in— " ocehan Luhan terhenti saat ia melihat senyuman tipis di bibir Yoo Ra.
" ku rasa aku baik-baik saja,jadi kau bisa mendengar bagaimana cerita tentang Min Ah dan temannya di mulai " ujarnya lembut.
Yoo Ra menatap keluar jendela dengan pandangan menerawang,senyuman tipis masih terlukis di bibirnya.
" semuanya berawal saat Min Ah baru saja pindah dari Amerika dan bersekolah di sini… "
-
16 Juni 2009
Seoul Junior High School.
Perempuan cantik berambut panjang dengan warna hitam pekat itu berjalan linglung di sepanjang koridor sekolah.Kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri mencari kelas yang Jang ssaem maksud.
" ah ini dia! " serunya saat matanya menangkap tulisan bercat putih di atas pintu.
1-A.
Ia melangkahkan kakinya memasuki ruang kelas itu,tawa yang tadinya memenuhi ruangan seketika diam saat dirinya berada di tengah-tengah ruangan.Seluruh pasang mata itu kini menatapnya,memperhatikan dirinya dari ujung kepala sampai ujung kaki.
Ah,kenapa mereka menatapku seperti itu? Batinnya mulai berbicara.Panik,takut,bingung semua bercampur menjadi satu.Menghasilkan debaran jantung yang luar biasa kencang dan keringat dingin di pelipisnya.
" Hei,siniii!~ " seseorang perempuan bertumbuh kurus yang berada di pojok kanan melambaikan tangannya.Tersenyum lebar sambil mengisyaratkan Seo Yoo Ra untuk berjalan menghampirinya.
Yoo Ra tersenyum tipis lalu melangkahkan kakinya ke arah perempuan manis itu.
" hai,aku Jung Ju Ri,kau duduklah denganku " ujarnya ramah dengan tangan yang terulur.
Yoo Ra tersenyum membalas uluran tangan perempuan cantik bernama Ju Ri itu.
" i'm Seo Yoo Ra,nice to meet you "
Ju Ri menutup mulutnya dengan mata membulat.
" omo! Jadi kau murid pindahan dari Amerika itu?! " serunya.
Yoo Ra menggangguk.
" yeah,begitulah "
Mereka berdua lalu mendudukkan diri di kursi.Mulai mengobrol dari hal sepele seperti alamat rumah sampai hobi mereka.
" aku juga! aku juga suka membaca novel fantasi,wah kita banyak kesamaan ya,kurasa kita benar-benar cocok jadi teman " Ju Ri berkata dengan heboh.
Yoo Ra yang baru menginjakkan kakinya di Seoul pun merasa senang memiliki teman di hari pertamanya bersekolah.
***
" kau pernah coba makanan Korea apa saja? " tanya Ju Ri saat ia dan Yoo Ra berada di kantin.Mereka berdua berhenti di depan counter sambil melihat daftar menu,di dekapan mereka sudah terdapat nampan yang siap menampung makan siang mereka.
Yoo Ra menyatukan alisnya,mengingat makanan Korea apa saja yang pernah di cobanya.
" ramyun? "
" hahahahahaahahaahahahahahaha "
Tawa Ju Ri meledak mendengar jawaban yang diberikan Yoo Ra,bahkan beberapa murid yang antri di belakang mereka mengutuk perempuan itu.
Ju Ri mengelap air mata yang berada di ujung matanya.Efek tertawa terlalu kencang.
" Bibi,aku pesan samgyupsal dua dan lemon tea nya juga dua ya! " serunya pada Bibi kantin.
Ju Ri menatap Yoo Ra dengan senyuman penuh arti.
" siang ini kau akan merasakan lezatnya makanan Korea "
***
Sepatu hak tinggi itu memasuki kelas dengan bunyi-nya yang berirama.Kelas menjadi sunyi ketika guru perempuan berperawakan tinggi dengan garis wajah yang tegas itu menjadi penyebabnya.
" selamat siang semuanya,perkenalkan saya Bang seonsaengnim "
Semua murid membuka mulutnya saat mendengar guru itu berbicara dalam bahasa Korea Joseon.
" oh my god—jangan bilang kalau dia— " gumam Yoo Ra panik.
Ju Ri mengagguk mantap.Ia menatap Yoo Ra sambil tersenyum penuh arti.
" yep! dia guru mata pelajaran Sejarah Korea "
***
-
Yoo Ra menarik nafas panjang lalu menghembuskannya secara perlahan.
" setelah itu semua berjalan lancar,Min Ah dan temannya—ahh ralat Min Ah dan bukan temannya itu selalu bersama-sama.Semua berjalan biasa dan terhitung menyenangkan untuk dua minggu pertama "
Luhan menatap sisi wajah Yoo Ra yang tersenyum saat menceritakan luka lamanya.Otaknya ikut berimajinasi,ia seperti memutar film di otaknya sendiri.
" sampai Min Ah merasa semua berubah "
Sekarang,senyuman itu tidak lagi sama.Luhan tau ini lah saat dimana luka itu kembali terbuka lebar.
-
" hei,aku baru tau kalau ternyata Myeongdong itu suka mengadakan festival.Kemarin aku kesana bersama Mom dan Dad.Aku melihat banyaaakkkkk sekali pernak-pernik lucu,aku membelinya satu— "
" tidak menurutku biasa saja,pernak-perniknya juga banyak di jual di mana saja "
Yoo Ra memudarkan senyum di bibirnya,niat awalnya yang ingin menunjukkan gelang couple yang ia beli pun ia urungkan.Ia memasukkan kembali gelang couple itu ke dalam saku blazer-nya.
Ju Ri lebih pendiam sekarang.
Atau mungkin bisa di bilang pendiam hanya kepada Yoo Ra saja.Saat teman-teman yang lain mengajaknya berbicara perempuan itu menyahuti dan jangan lupakan senyuman lebar dan tawa lepasnya.
Semua berbanding tiga ratus enam puluh derajat saat perempuan kurus itu berbicara dengan Yoo Ra.Wajahnya datar dan sama sekali tidak ada senyum,bahkan matanya hanya menatap malas padanya.
Hati Yoo Ra terasa tersentil,tapi ia mencoba memaklumi,mungkin perasaannya tidak bisa di katakan baik untuk saat ini (khususnya pada Yoo Ra).
" nanti saat tugas kelompok kita mengerjakan di mana? Oh,bagaimana kalau di rumah mu saja? Aku belum pernah— "
Ju Ri menaikkan satu alisnya saat Yoo Ra berbicara mengenai tugas kelompok yang baru saja di berikan Lee ssaem pada kelas mereka.
" memang kita satu kelompok? aku tidak ingat kalau aku mengajakmu,aku hanya mengajak Hae Ri,Ah Ra,dan Ri Ah. " jawabnya dingin.Ia menggemblok tasnya dan berjalan keluar kelas.
Yoo Ra hanya dapat mematung di kursinya.Kenapa? Kenapa Ju Ri bersikap seperti itu padanya?
***
Di suatu siang di minggu ke empat Yoo Ra berada di sekolah barunya,ia mulai merasa semua memang benar-benar tidak menyukainya(kecuali satu anak perempuan yang duduk di tengah yang selalu tersenyum padanya saat mereka berpapasan).Mereka mulai mengabaikan Yoo Ra,tidak pernah menjawab pertanyaannya bahkan Ju Ri pindah tempat duduk dan memilih duduk di pojok depan.
Jauh darinya.
Yoo Ra berjalan sendiri menuju toilet,ia merasa sakit perut karena terlalu sering mengkonsumsi ramyun pedas-satu-satunya makanan Korea yang Yoo Ra tau-.
" aku merasa tidak nyaman anak itu masuk ke kelas kita "
Saat Yoo Ra barus saja ingin meraih knop pintu telinganya menangkap suara yang sangat ia kenal.
Itu Lee Ri Ah teman semeja Ju Ri yang sekarang.
" sesungguhnya aku juga,dia merepotkan "
Sekarang sebuah suara lain tertangkap gendang telinganya.Yoo Ra sangat-amat-hapal siapa pemilik suara ini.
Perempuan yang dulu sangat baik padanya.
Jung Ju Ri.
Terdengar suara tawa kecil dari Ri Ah.
" lalu kenapa dulu kau selalu bersamanya? Seperti ada perekat yang tembus pandang di antara kalian "
" tidak tau,ku pikir dia asik,apalagi dia berasal dari Amerika.Terdengar keren jika aku berteman dengan seseorang yang berasal dari negara itu,tapi ternyata tidak,dia merepotkan.Dia banyak tanya,dia sering menarik perhatian orang karena menggunakan bahasa inggris yang membuatku malu.Hhaahh—intinya aku malas dengannya "
Sekarang hati Yoo Ra serasa mencelos dari tempatnya.Ia yakin telinganya masih normal,ia yakin ia tidak sedang bermimpi karena ia tidak tertidur sambil duduk di kloset.
Ini kenyataan.
" ini memalukan,kelas kita mendapat nilai rata-rata Sejarah Korea paling buruk hanya karena anak itu,aku benar-benar tidak mengerti kenapa kepala sekolah menerimanya,apa dia memberikan uang pelicin? "
Mereka berdua lalu tergelak bersama lalu setelah itu terdengar bunyi langkah sepatu dan pintu yang tertutup.
Yoo Ra masih terdiam di posisinya,tangannya masih memegang knop pintu,air matanya mengalir begitu saja.Semua percakapan antara Ri Ah dan Ju Ri terngiang di telinganya.
Mulai saat itu,Yoo Ra tau,ia akan selalu sendiri.
Tidak ada orang yang akan duduk di sampingnya.
Tidak ada orang yang akan makan siang dengannya.
Tidak ada orang yang akan menemaninya ke toilet.
Tidak ada orang yang akan bersamanya karena tidak ada orang yang akan menjadi temannya.
***
-
Rintik air hujan mulai menuruni jendela,membuat jalurnya sendiri di jendela itu.Menjadikan pemandangan menarik di sepasang mata indah milik Yoo Ra.
Ia tidak perlu menangis,karena hujan sudah mewakilinya.
" aku tidak ingat tanggal,bulan,menit dan detik saat aku mendengar percakapan menyakitkan itu. " Yoo Ra tertawa kecil. " Tapi bodohnya aku malah mengingat semua kata-kata mereka "
" Dan tentu saja perasaan menyakitkan itu,perasaan yang membuatku masuk rumah sakit karena kekurangan cairan,for your info,aku tidak makan dan minum selama empat setengah hari "
Sebuah sentuhan hangat terasa di pundaknya,ia menoleh menatap Luhan dengan senyuman di bibirnya.
" aku baik-baik saja,Lu " ucapnya pelan saat ia menangkap pandangan khawatir di mata Luhan.
Luhan menelan ludahnya,melihat senyuman di wajah Yoo Ra malah membuat hatinya merasa tidak karuan,Luhan hanya berharap perempuan itu mau mengeluarkan semua rasa sakitnya.
" saat itu ada ribuan kata 'kenapa?' di otakku.Kenapa mereka begitu membenciku? Kenapa mereka meninggalkanku? Kenapa mereka tidak pernah mengganggapku? Kenapa— "
Yoo Ra berhenti,ia menghirup napas,sekedar memastikan bahwa di sekelilingnya masih terdapat oksigen.
Yoo Ra menatap Luhan dalam.
" kenapa harus ada pertemanan di dunia ini? "
Tes.
Air mata itu akhirnya mengalir mulus di sepasang pipi tirus milik Yoo Ra.
" aku tidak mengerti,maksudku—kenapa semua orang membutuhkan teman seperti mereka membutuhkan oksigen untuk hidup? Seperti mereka membutuhkan tempat tinggal untuk berteduh,seperti mereka tidak akan pernah bisa hidup tanpa teman.Kenapa teman itu penting kalau pada kenyataannya teman dapat membuat kita menangis? "
Untuk beberapa waktu mereka sama-sama terdiam,tenggelam dalam pikiran masing-masing.Luhan tersenyum lembut,tangannya terulur untuk menghapus air mata Yoo Ra.
" karena kau butuh teman untuk melengkapi hidupmu,kau butuh teman untuk selalu berjalan di sampingmu,kau butuh teman untuk berbagi,kau butuh teman untuk bersandar,kau butuh teman untuk menuntunmu saat kau kehilangan arah,kau butuh teman— "
" untuk menggenggam tanganmu saat kau merasa kehilangan seluruh kekuatan dalam hatimu "
Yoo Ra tersenyum lembut pada Luhan.
Luhan menggenggam tangan Yoo Ra erat,menatapnya sambil tersenyum manis.
" kekuatanmu akan kembali setelah ini,Yoo Ra. "
END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar