(A/N : yang jelas ini kelanjutan dari pasangan Sehun-Eun Hyun.Happy reading,enjoy^^)
***
" aku tidak yakin denganmu,dengan kita "
***
Terdengar suara langkah kaki cepat yang memecah kesunyian jalanan kompleks malam itu.Kaki jenjang yang di bungkus flat shoes berwarna biru langit yang menjadi alasannya.Perempuan itu memakai almamater kedokterannya lengkap dengan tas yang berisi perlatan medisnya.
Dengan ekspresi wajah yang benar-benar menyeramkan ia terus berjalan cepat menghindari laki-laki jangkung yang terus berusaha menjangkaunya.
" Eun hyun-ah,tunggu! "
Dokter muda itu menggembungkan pipinya kesal saat laki-laki jangkung bernama Oh Sehun itu berhasil meraih lengannya.
" dengar,aku minta maaf soal ini,aku benar-benar tidak bermaksud seperti apa yang kau pikirkan,sungguh! " ujarnya dengan nada penekanan yang kentara.
" tidak bermaksud seperti apa yang aku pikirkan? Memangnya kau tau aku berpikir apa? " tanya Eun Hyun sarkatis.
Sehun menelan ludahnya,tatapan tajam yang ditujukan Eun Hyun padanya benar-benar membuatnya seperti kutu yang terpitas.
" aku memang tidak pandai,tapi aku tau kalau kau sedang marah padaku,terutama soal itu " ucap Sehun pelan.
" soal itu? kau bahkan tidak berani menyebutnya,Tuan Penari "
Sehun mengetuk-ngetukkan sepatu sneakers abu-abu-nya ke aspal jalan,matanya bergerak menunjukkan bahwa sekarang ini laki-laki yang baru berumur 21 tahun itu sedang memutar otaknya.
" aku tidak tau kenapa,tapi sikapmu membuatku malas denganmu untuk saat ini dan mungkin untuk beberapa minggu ke depan " ucap Eun Hyun santai.
" ap—apa? beberapa minggu ke depan?! " Sehun berjengit kaget.Mungkin ia akan bernapas lega jika Eun Hyun mengatakan beberapa detik atau beberapa menit ke depan.
Tapi ini?! Beberapa minggu?!
Sehun menggelengkan kepalanya kuat-kuat,pertanda bahwa ia menolak kata-kata Eun Hyun barusan.
" Eun Hyun manis,dengar aku,aku tau aku salah dalam masalah ini,aku tau itu.Aku benar-benar minta maaf dan aku berjanji akan menyelesaikan masalah ini,malam ini juga " ucap Sehun bersikeras.
Eun Hyun tertawa sinis.
" sudah ku bilang,bahkan kau tidak berani menyebut kesalahan mu sendiri,kenapa? apa kau membenarkan ucapan Ibu-mu? "
" tidak semua yang Ibu ku katakan itu benar,jadi— "
" tidak semua? Berarti sebagian besar ucapan Ibu-mu itu benar? " Lagi-lagi Eun Hyun bertanya dengan nada sinis yang membuat Sehun makin menciut.
Ia merasa seperti kain pel bekas yang berada di sudut ruang janitor sekolahnya.
Mereka berdua sama-sama diam dengan Eun Hyun yang masih menatap Sehun menunggu jawaban yang akan di keluarkannya dan Sehun yang menunduk—masih dengan sepatu yang ia ketuk-ketukan ke aspal—
" yasudahlah,lupakan masalah kau yang tidak pernah memberitahu Ibu-mu tentang hubungan kita,lupakan perkataan Ibu-mu yang mengatakan kalau sikap luar biasa senangmu tigabulan terakhir ini karena mantanmu yang bernama Ah Ra itu.Aku harus ke rumah sakit,sampai jumpa beberapa minggu ke depan,Sehun "
Eun Hyun berbalik badan lalu melangkahkan kakinya menjauh dari Sehun,sementara itu,dari jarak beberapa meter di belakangnya Sehun hanya dapat memandang punggung perempuan yang resmi menjadi kekasihnya selama tigabulan ini dalam diam.
***
" hari ini aku ingin izin bekerja setengah hari "
Yixing mengernyit heran mendengar ucapan anak buah kesayangannya itu.
" ada masalah apa? " tanyanya.
" aku ada masalah dengan Eun Hyun.Ini masalah hidup dan mati,hyung " jawab Sehun lesu.
Yixing tertawa kecil.Laki-laki di hadapannya ini benar-benar payah soal perempuan,batinnya.
" kau mau aku potong gajimu? "
Sehun membulatkan matanya,kemudian menggeleng.
" jangan,hyung! Ku mohon,kau juga tau 'kan arti penting gaji itu bagiku? Yaaa—ku mohon,izinkan aku keluar dari sini saat makan siang dan jangan potong gajiku " Sehun memelas seperti anak kucing yang minta dikasihani.
" dasar anak kecil,aku hanya bercanda.Baiklah,kau boleh keluar saat makan siang " ujar Yixing lalu tergelak.
" sungguh?! kau tidak akan memotong gajiku 'kan hyung?! " serunya dengan mata berbinar,Sehun meraih tangan Yixing dan menggenggamnya erat.
" aku janji akan mengajakmu ke Yanggu dan melihat pemandangan indah disana " ujarnya dengan nada penuh haru.
Yixing melepas tangan Sehun dengan risih lalu mengayunkan tangannya ke depan.
" aku tunggu janjimu itu,cepat sana pergi dan jangan pasang wajah sok imut mu itu,Sehun "
Sehun hanya meringis lalu bangkit dari kursi,membungkuk sebentar dan keluar dari kantor Yixing.
" mengajakku ke Yanggu? Memang dia punya uang banyak? Ckckck dasar an—ASTAGA SEHUN KAU MENGAGETKANKU!! "
Yixing hampir terjungkal dari kursinya saat melihat kepala Sehun yang tiba-tiba muncul dari balik pintu.Sehun melebarkan senyumannya.
" hyung,boleh aku pergi sekarang? ada yang harus ku lakukan "
Yixing mendengus lalu mengangguk.
" sekali lagi kau melakukan hal seperti tadi aku akan memotong gajimu,sungguh " kesalnya.
" hehehe,maaf hyung,kalau begitu sampai jumpaa " pamitnya lalu menutup pintu.
Yixing menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah Sehun,ia meraih ponselnya dan berniat menelepon Ibu-nya.Mata Yixing membulat melihat jam yang tertera di layar ponselnya.Ia menghela nafas pasrah lalu menelungkupkan kepalanya di atas meja.
" astaga…kenapa aku mengizinkan anak buahku pergi padahal dia baru saja datang,Oh Sehun anak itu benar-benar… "
***
Sehun tersenyum membayangkan rencananya kali ini akan berhasil.Saat ini ia sedang duduk menunggu pesanan sup rumput laut kesukaan Eun Hyun.Membayangkan Eun Hyun yang akan melahap sarapan sup rumput laut darinya.
Pasti dia sangat lelah,batinnya.
" Tuan,ini pesanan anda " ucap Bibi Pelayan yang datang menghampiri Sehun dengan kantung plastik berisi sup rumput laut.
Sehun mengambil kantung plastik itu dan menyerahkan beberapa lembar won pada Bibi Pelayan.
" terimakasih " ucapnya lalu berbalik dan berjalan menuju pintu keluar.
" Tuan! "
Sehun menoleh saat mendengar Bibi Pelayang memanggilnya.
" ya? " sahutnya masih dengan senyuman lebar.
" uangnya kelebihan! "
" ambil saja kembaliannya "
Sehun kembali melanjutkan jalannya,ia tidak peduli lagipula dua hari lagi ia akan menerima gaji danYixing tidak akan memotong gajinya.
Yaa—setidaknya harus ada yang mengingatkan Sehun kalau hari ini ia sama sekali tidak bekerja,jadi laki-laki itu tidak perlu se-yakin itu dan melebihkan uangnya.
***
" permisi,apa Dokter Cho ada di ruangannya? " tanya Sehun ramah kepada penjaga resepsionis.
" Dokter Cho? Yang perempuan atau yang laki-laki? " tanya penjaga resepsionis itu.
Sehun menepuk jidatnya pelan,lupa kalau dokter yang bermarga Cho tidak hanya satu di rumah sakit sebesar ini.
" Perempuan,Dokter Cho Eun Hyun,dia pacarku "
Penjaga resepsionis itu merubah raut wajahnya mungkin sedikit kecewa mengetahui laki-laki tampan di depannya ini adalah pacar dokter muda yang tadi pagi juga di cari oleh seorang laki-laki yang tidak kalah tampan dengan Sehun.
" tidak tau,cari saja sendiri " ucapnya cuek lalu kembali duduk dan berkutat dengan data-data yang ada di hadapannya.
Sehun mengernyit heran,biasanya ia akan langsung marah-marah tapi berhubung mood-nya sedang baik ia tidak peduli dan kembali melanjutkan perjalannya.
Tujuan pertamanya adalah; ruang kerja Eun Hyun.
" eoh? anda bukannya pacar Dokter Cho? " seorang suster betubuh gempal menginterupsi langkah Sehun.
Sehun mengangguk.
" kau lihat dimana dia? "
" oh iya,tadi Dokter Cho pergi keluar bersama pasien pertamanya,sepertinya mereka sarapan di restoran seberang "
" pasien per—apa? " tanya Sehun tergagap.
" pasien pertama,laki-laki yang tampan itu.Kim Jongin. "
Rahang Sehun mengatup keras,seketika mood-nya langsung berubah drastis.
Si Jongin itu,benar-benar mood breaker untuk Sehun setelah kata potong gaji.
***
Jongin tersenyum manis setelah mendengar keluh kesah yang di keluarkan sahabat perempuan di hadapannya ini.Entah,sebagian dari hatinya merasa senang melihat kekesalan Eun Hyun pada Sehun yang sepertinya kali ini dapat membuat hubungan mereka terancam berakhir dan itu berarti ia masih memiliki kesempatan untuk mendapatkan Eun Hyun.Sedangkan,disisi lain ia juga tidak tega melihat Eun Hyun sedih dan merasa kesal dengan sikap Sehun.
Tapi,apapun perasaan yang di rasakannya,Kim Jongin harus terlihat berkarisma di depan Eun Hyun.Dan tentu saja harus terlihat lebih dewasa dari si Sehun yang menyebalkan itu.
" tenangkan pikiranmu,pikirkan baik-baik dan jangan betindak gegabah atau kau akan menyesal " ujarnya lembut.
Eun Hyun menghela nafas,bebannya terasa lebih ringan setelah meluapkan semua keluh kesahnya pada Jongin.
" maka dari itu aku meminta Sehun untuk tidak menemuiku beberapa minggu ini,kau tau? melihat Sehun aku merasa seperti pasien penderita darah tinggi yang melihat daging kambing "
Jongin tergelak,lebih tepatnya ia menertawakan dirinya sendiri.
Pasien darah tinggi yang melihat daging kambing? Itu berarti Eun Hyun menginginkan Sehun tapi ia tau kalau Sehun itu akan membuatnya sakit.Jadi Eun Hyun merasa kesal,ia suka Sehun tapi disisi lain Sehun itu menyebalkan.
Ckckck,si Jongin yang malang,hatinya membatin duka.
" lalu aku harus melakukan apa untukmu? " tanya Jongin.
Setidaknya Jongin harus membuat Eun Hyun tersenyum dulu,karena dengan begitu ia juga akan tersenyum.
" temani aku kemanapun hari ini "
Jongin mengangguk mantap dengan senyuman manisnya,ia menatap ke arah jendela besar di belakang Eun Hyun dan mendapati Sehun beridiri di sana.Laki-laki itu menatap Jongin dengan tajam sedang Jongin hanya dapat menarik satu sudut bibirnya.
***
Si Jongin itu memang suka menindas yang lemah.
Kyuhyun hampir saja menyiram Sehun dengan sup rumput laut yang di santapnya kalau saja ia tidak ingat rasa supnya yang enak.Telinganya panas mendengar Sehun yang terus berkata seperti itu.Mengoceh tidak jelas tentang Jongin ini dan Jongin itu.
" jadi kau merasa dirimu lemah dan Jongin kuat? " tanya Kyuhyun setelah menghabiskan sup-nya.
Sehun menggeleng spontan.
" tentu saja tidak! Hyung! Aku ini korban kelicikannya! " serunya.Sekarang Sehun terlihat seperti Ibu-ibu yang melapor ke polisi karena dompetnya yang di copet.
" kalau begitu tunjukkan " ucap Kyuhyun dengan nada serius.
Kyuhyun menatap Sehun dalam,kali ini ia harus mencampuri urusan mereka.
Kyuhyun tidak suka melihat Eun Hyun menangis lagi.
" Sehun dengar,kau adalah pilihan adikku,aku dan orang tuaku.Kalau kau bersikap seperti ini,lemah dan selalu mengeluh kami jadi meragukan pilihan kami sendiri.Kami meragukanmu,Sehun. " ujar Kyuhyun.
" hyung— "
" tunjukkan kalau kau memang pantas,yakinkan pilihan kami kembali,atau kami akan berpihak pada Jongin "
***
Eun Hyun melangkahkan kakinya memasuki rumah sakit.Kekesalannya pada Sehun makin bertambah saat mengetahui laki-laki itu bahkan tidak menghubunginya tiga hari ini.
Tolong catat,tidak menghubunginya.
Eun Hyun berjalan melewati meja resepsionis dan bernapas lega karena tidak mendapati suster penjaga resepsionis yang selalu menatap sinis padanya.
Kembali ke Sehun,Eun Hyun sudah menyiapkan beribu kata-kata jika ia dan Sehun bertemu.Dan beribu kata-kata itu akan berujung pada keputusan yang sudah ia pikirkan matang-matang.
Intinya,semua tergantung dengan sikap Sehun.
" Hai "
Panjang umur.Sehun kini berdiri dari kursi ruang tunggu dan tersenyum lebar menyapanya.Eun Hyun diam tidak membalas,hanya menatap laki-laki itu dari ujung kepala sampai ujung kaki.
" aku ingin berbicara denganmu " ucap Eun Hyun dingin.
***
Sehun dan Eun Hyun kini duduk di taman rumah sakit.Tempat dimana mereka biasa menghabiskan waktu bersama saat makan siang.
" aku tidak akan memaksamu "
Sehun menoleh dan menatap Eun Hyun dengan kernyitan di dahi.Tidak mengerti maksud dari ucapan perempuan itu.
" kita baru tiga bulan,sebelum semuanya terlambat,sebelum kita saling merasa tersakiti,lebih baik kita selesai,Sehun " ujar Eun Hyun dengan mata yang menatap Sehun dalam.
" Sehun,dengar " Eun Hyun menginterupsi Sehun yang baru saja ingin berbicara.
" aku-ragu-padamu " ucapnya dengan penekanan di setiap kata.
" sikapmu padaku membuatku ragu kalau kau tidak benar-benar menyukaiku,aku takut kau hanya salah menafsirkan rasa itu karena kita berteman sejak kecil.Aku ragu kalau kau hanya salah paham,dan sebelum kita semakin jauh lebih baik kita selesaikan sekarang. "
Mereka berdua saling menatap lama sekali,Eun Hyun sedang berusaha menahan air matanya.Meyakinkan dirinya bahwa ia dan Sehun memang tidak harus terikat dalam suatu hubungan serius kalau pada dasarnya persahabatan malah membuat mereka saling melempar senyum dan tertawa.
Sementara Sehun,ia sadar ia laki-laki dan menangis pada saat ini bukanlah saat yang tepat.
Ingat,kau tidak boleh lemah,Sehun,seru batinnya.
" aku benar-benar menyukaimu,Cho Eun Hyun. " ujar Sehun tegas.
Eun Hyun menggeleng.
" aku tidak yakin denganmu,dengan kita " balas Eun Hyun.
" tapi aku yakin,denganmu,dengan kita.Eun Hyun,aku menyukaimu " ujar Sehun.
Eun Hyun mengerjap beberapa kali,belum pernah ia mendengar nada suara Sehun yang selembut ini.
Sehun menarik napas panjang,ia mengenggam tangan Eun Hyun.
" aku memang Oh Sehun si laki-laki bodoh,aku memang Oh Sehun si laki-laki manja,aku memang Oh Sehun si laki-laki lemah,aku memang Oh Sehun si laki-laki plin-plan,aku memang Oh Sehun si laki-laki menyebalkan.Aku memang Oh Sehun—si laki-laki dengan segudang sifat buruk yang sering membuat kesal bahkan menangis. "
Sehun berhenti sebentar,kemudian kembali membuka mulut dan berkata, " tapi jangan pernah lupakan satu hal,kalau aku memang Oh Sehun yang menyukai Cho Eun Hyun " tuturnya di akhiri dengan senyuman manis.
Demi apapun Eun Hyun ingin sekali memukul kepala Sehun karena telah berani membuat hatinya kembali mencair.
Dasar Oh Sehun,si mulut besar.
Sehun mengeluarkan sesuatu dari dalam kantungnya.Sebuah miniatur kotak p3k muncul dari sana.Ia membuka kotak itu dan—
" aku mau kita lebih serius dari ini " ujarnya.
Ada cincin emas putih yang cantik di dalam sana.Eun Hyun menatap Sehun dan cincin itu bergantian.
Sehun tersenyum lalu menarik tangan kiri Eun Hyun dan memasang cincin itu di jari manisnya.Mencium punggung tangan Eun Hyun untuk beberapa waktu dan menatapnya dengan pandangan teduh.
" aku sudah bilang pada keluargaku,dan Ibu menyuruhku untuk segera melamarmu karena Ibu akut kau di ambil orang,Ibu ingin kau menjadi menantunya,menjadi Nyonya Oh " ujarnya.
" bagaimana? Kau mau? "
Eun Hyun terlihat berpikir,ia memasang ekspresi ragu yang membuat Sehun seketika was-was.
" Oh Eun Hyun? " tanya Eun Hyun pelan.
Sehun mengangguk mantap.
" Oh Sehun dan Oh Eun Hyun "
" baiklah,kedengarannya bagus juga " ucap Eun Hyun dengan senyum lebar.
Mata Sehun berbinar,mulutnya tersenyum sangat lebar,terlihat seperti idiot malah.
" sungguh?! "
" aku sungguhan "
Sehun memeluk Eun Hyun erat.
" terimakasih,aku tau pengorbananku tidak akan sia-sia " ujarnya penuh haru.
" pengorbanan? " Eun Hyun melepas pelukan Sehun dan mengernyit.
Eun Hyun penasaran pengorbanan seperti apa yang Sehun lakukan.
" Yixing hyung memotong gajiku,padahal aku sengaja mengumpulkan gajiku untuk membeli cincin yang sudah ku pesan ini.Dia menyuruhku bekerja full selama tiga hari kalau aku ingin mendapatkan gaji sempurna beserta uang tambahan.Jadi aku langsung menyanggupinya,aku tidak mau membuatmu kecewa dan aku mau kau tau kalau aku benar-benar menyukaimu "
Sehun mengakhiri ceritanya,ia tersenyum manis membuat tangan Eun Hyun terulur dan mencubit pipinya.
" Ya! Aku juga menyukaimu,bodoh! Maka dari itu aku marah karena kau tidak memberitahu tentang kita pada Ibu-mu "
Sehun merengut sambil mengusap pipinya.
" sekarang aku sudah memberitahu semuanya "
Eun Hyun mengangguk.Ia mengangkat tangan kirinya dan memperhatikan cincin yang melingkar di tangannya.
" sekarang aku tinggal menunggu pembuktian selanjutnya " Ia menatap Sehun " kelanjutan dari cincin ini " ujarnya.
Sehun langsung mengangguk cepat.
" kau mau kita mengadakan resepsi di mana? Bulan madu? Oh! Ibu punya langganan butik keren! Kita pesan disana saja ya? Oiya,bagaimana dengan foto pernikahannya? Kita harus mulai membuat undangan! "
Sehun seketika berceloteh heboh,bahkan Eun Hyun saja yang perempuan hanya dapat memutar bola mata.
" hei jelek! Kumpulkan dulu gajimu! " serunya.
Sehun berhenti mengoceh dan menatap Eun Hyun kaget.
" jangan banyak bicara kalau kau belum punya uang sendiri,cih dasar " Eun Hyun mencibir lalu berdiri dan meninggalkan Sehun yang masih tercengang.
Mengumpulkan gaji?
Apa itu artinya ia harus melakukan kerja full lagi?
Oh,ya ampun.
END